"
ABSTRAKTeh hijau dikenal sebagai sumber antioksidan. (-)-epigalokatekingalat (EGCG)
merupakan antioksidan terbanyak yang terkandung dalam teh hijau yang telah
terbukti memodulasi jalur biokimia kulit. Niosom merupakan sistem pembawa
alternatif pengganti liposom yang memiliki kekurangan dari segi biaya dan
stabilitas. Formulasi niosom dilakukan untuk menstabilkan zat aktif yang tidak
stabil. Formulasi niosom yang dibuat terdiri dari empat formulasi dengan
perbandingan molar surfaktan-kolesterol berbeda-beda, yaitu 3:1, 2:1, 1:1, dan
0,5:1. Formulasi niosom dilakukan menggunakan metode hidrasi lapis tipis.
Suspensi niosom yang dihasilkan kemudian dilakukan sejumlah karakterisasi
meliputi ukuran dan distribusi partikel, lamelaritas, efisiensi enkapsulasi, dan
potensial zeta. Niosom yang telah diuji kemudian dibuat sediaan gel menggunakan
HPMC sebagai gelling agent. Gel niosom yang dihasilkan kemudian dilakukan
sejumlah evaluasi meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji stabilitas, dan
uji aktivitas antioksidan dengan DPPH. Karakterisasi niosom menunjukkan
perbandingan molar surfaktan-kolesterol 3:1 memiliki efisiensi enkapsulasi yang
terbaik namun mengalami pemisahan setelah 7 hari. Evaluasi sediaan gel niosom
menggunakan formula F3 menunjukkan gel stabil, tidak menunjukkan perubahan fisik
ABSTRACTGreen tea has been known as a source of antioxidant. (-)-epigallocatechin gallate
(EGCG), which is the most abundant antioxidant contained in green tea, has been
shown to modulate biochemical pathways of skin. Niosom is an alternative to
liposome drug vehicle systems which has disadvantages including cost and
stability. Niosome was prepared for enhance stability of drug. Niosomal
formulations were prepared in four different molar ratios of surfactant-cholesterol,
i.e. 3:1 (F1), 2:1 (F2), 1:1 (F3), and 0.5:1 (F4). Niosomal formulations were
prepared using thin layer method. Niosomal suspensions were evaluated including
particle size and distribution, lamellarity, encapsulation efficiency, and zeta
potential. Niosomal suspension, which had been evaluated, then incorporated into
gel using HPMC as gelling agent. Niosomal gel was evaluated including
organoleptic, pH, viscosity, stability, and antioxidant activity using DPPH.
Evaluation of niosomal suspensions showed that F1 has best encapsulation
efficiency but experienced separation after 7 days. Evaluation of niosomal gel
(using F3) showed stable formulation without changes"