Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gusmansyah
"Konversi gas bumi menjadi hidrokarbon cair setara fraksi tengah minyak
bumi (bensin, solar, dan kerasin) merupakan alternatif menarik untuk
memenuhi kebutuhan produk bahan bakar. Metanol adalah bahan yang baik
untuk proses konversi ini, karena metanol merupakan senyawa monoalkohol
sederhana yang mudah untuk dikonversi untuk membentuk senyawa
hidrokarbon lainnya melalui proses katalitik. Penelitian ini dilakukan untuk
melihat selektifitas dari penggunaan dua katalis asam, yaitu y-alumina dan
zeolit H-ZSM-5, terhadap pengujian konversi metanol menjadi hidrokarbon cair.
Kedua katalis ini ditempatkan bersama di dalam reaktor dengan berat yang
tetap untuk setiap reaksi katalisis, yaitu sebanyak 1 g. Katalis asam y-alumina
disintesis dari gel boehmite yang diperoleh dari campuran larutan aluminium
nitrat dan amonia melalui proses aging dan kalsinasi pada suhu 500 °C selama
24 jam. Sedangkan katalis zeolit ZSM-5 disintesis dari larutan hidrogel dengan
komposisi mol AI20 : 33 Na20 : 100 Si02 : 44 R : 25 H2S04 : 4000 H20,
dimana R adalah zat pengarah TPABr. Sintesis dilakukan pada suhu 180 °C
selama 240 jam yang diikuti dengan tahap pengubahan Na-ZSM-5 menjadi
bentuk H-ZSM-5. Karakterisasi katalis dilakukan dengan analisis secara
difraksi sinar-X dan spektroskopi FT-IR. Proses konversi metanol telah
dilakukan dengan menggunakan variasi suhu reaksi, yaitu pada 200 °, 225 °,
250 °, 275 °, dan 300 °C, dan dengan berbagai fraksi waktu reaksi pada variasi suhu reaksi yang sama terhadap waktu konversi keseluruhan selama satu jam.
Dari analisis kromatografi gas, senyawa-senyawa yang dapat diidentifikasi dari
produk yang dihasilkan adalah sikloheksana dan xilena dengan total %
konversi yang diperoleh berturut-turut sebesar 2,482 %; 17,362 %; 42,550 %;
15,474 %; dan 9,066% untuk reaksi yang dilakukan pada suhu 200 °, 225 °,
250 °, 275 °, dan 300 °C."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasrudin
"Dewasa ini masalah lingkungan khususnya masalah penipisan lapisan ozon dan pemanasan global menjadi perhatian masyarakat dunia. Salah satu sumber masalah linkungan tersebut adalah penggunaan refrigeran buatan manusia (CFC, HCFC, HFC). Untuk itu perlu dicarikan aiternatif refrigeran yang bersahabat dengan lingkungan, salah satunya adalah Hidrokarbon.
Hidrokarbon sebenarnya telah lama digunakan sebagai refrigeran selama beberapa dekade pada system pendingin. Penggunaannya semakin mengingkat dalam enam tahun belakang ini sebagai refrigeran alternatif sebagai pengganti refrigeran buatan manusia tersebut. Berbagai penelitian mengenai hidrokarbonpun telah banyak dilakukan dan sudah banyak pula dipublikasikan hasilnya ke di dunia internasional. Tulisan dalam penelitian ini mencoba memberi gambaran dan penjelasan mengenai kinerja dari tiga buah refrigeran hidrokarbon Indonesia serta refrigeran R-12 sebagai acuan melalui serangkaian pengujian yang dilakukan di Fasilitas Pengujian Tata Udara LTMP-BPPT Serpong. Pengujian ini dilakukan dalam berbagai kondisi temperatur masuk evaporator dengan variasi suhu yang berbeda yaitu -2°C, 0°C, 2°C, 4°C dan 6°C. Kompresor bekerja dengan putaran maksimal 2980 rpm, serta temperatur keluaran kondenser dijaga konstan pada 39°C.
Dari hasil analisa data dan grafik hasil pengujian ketiga refrigeran hidrokarbon tersebut menunjukkan bahwa refrigeran hidrokarbon memiliki unjuk kerja yang lebih baik atau sama dibandingkan dengan R-12, sehingga hidrokarbon dapat dijadikan aiternatif yang dapat menggantikan R-12."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Chronika
"Kebijakan nasionalisasi pada dasarnya merupakan suatu bentuk anomali di tengah trend perkembangan dunia yang menuju pada permbukaan persaingan secara bebas. Skripsi ini meneliti salah satu fenomena nasionalisasi tersebut dalam kasus kebijakan nasionalisasi Bolivia 2006, dengan mempertanyakan ketidakadaan konflik ketika semua perkembangan situasi cenderung mengarahkan pada tendensi pecahnya sebuah konflik diplomatik.
Permasalahan ini akan dijawab dengan menggunakan metode kualitatif, dengan kerangka konsep nasionalisasi, konflik, sektor hidrokarbon dan alur pemikiran bargaining theory sebagai penjelas proses negosiasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa esensi nasionalisasi dan juga faktor kepentingan masing-masing negara pada dasarnya telah menjadi insentif yang mendorong terjadinya kompromi dalam proses tawar-menawar sehingga menyebabkan kerjasama dapat dilanjutkan dan konflik dapat terhindari."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avianaura Hanani
"Bakteri pendegradasi naftalena dapat diisolasi dari lumpur vulkanik yang kaya akan organik bahan seperti hidrokarbon aromatik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi isolat bakteri yang mampu menurunkan naftalena dan mengkarakterisasi penggunaan isolat metode fenotipik dan molekuler. Isolasi isolat bakteri dilakukan dengan menggunakan a metode penyebaran setelah melalui teknik pengayaan di Bushnell-Haas (BH) sedang ditambah dengan bahan bakar diesel 1% (w / v). Bakteri isolat DRK 9.1 diperoleh dari sampel lumpur di Desa Renokenongo, Sidoarjo. Isolat ditanam di Bushnell- Haas medium dengan penambahan ekstrak ragi 0,5% (b / v) dan naphthalene 0,02% (b / v). Penambahan ekstrak ragi diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan hidrokarbon mendegradasi bakteri dan degradasi hidrokarbon. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan Metode Jumlah Lempeng Total dan degradasi naftalena ditentukan kuantitatif dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Hasilnya terungkap isolat DRK 9.1 mampu tumbuh dalam medium dengan penambahan ekstrak ragi 0,5% (b / v) dan 0,02% naftalena (b / v), dengan jumlah sel total meningkat setelah 24 jam dari 2,71 x 109 menjadi 5,61 x 1010 CFU / mL dan menurun setelah 96 jam menjadi 2,83 x1010 CFU / mL. Hasil analisis HPLC mengungkapkan bahwa isolat bakteri DRK 9.1 bisa menurunkan naphthalene hingga 70,42% setelah 24 inkubasi dan 99,59% setelah 96 jam inkubasi. Karakterisasi bakteri dilakukan dengan pengamatan fenotipik, uji biokimia, dan metode molekuler menggunakan gen 16S-rRNA. Hasil dari fenotipik dan karakterisasi biokimia menunjukkan bahwa isolat DRK 9.1 memiliki karakteristik dari bakteri yang menjadi anggota genus Pseudomonas. Isolat menunjukkan Kemiripan 99,64% dengan Pseudomonas aeruginosa JCM5962.

Naphthalene degrading bacteria can be isolated from volcanic mud that is rich in organic materials such as aromatic hydrocarbons. The purpose of this study was to isolate bacterial isolates capable of reducing naphthalene and characterize the use of phenotypic and molecular isolates. Isolation of bacterial isolates was carried out using the spread method after the enrichment technique in Bushnell-Haas (BH) was being added with 1% (w / v) diesel fuel. DRK 9.1 isolate bacteria were obtained from mud samples in Renokenongo Village, Sidoarjo. Isolates were grown in Bushnell-Haas medium with yeast extract 0.5% (w / v) and naphthalene 0.02% (w / v). The addition of yeast extract is needed to increase hydrocarbon growth degrade bacteria and degradation of hydrocarbons. Enumeration was carried out using the Quantity Plate Method and the degradation was determined quantitatively by High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
It was revealed that DRK 9.1 isolate was able to grow in the medium by requiring yeast extract 0.5% (w / v) and 0.02% naphthalene (w / v), with the total cell count increasing after 24 hours from 2.71 x 109 to 5 .61 x 1010 CFU / mL and decreases after 96 hours to 2.83 x1010 CFU / mL. The HPLC analysis results revealed 9.1 DRK bacterial isolates can reduce naphthalene to 70.42% after 24 incubations and 99.59% after 96 hours of incubation. Bacterial characterization was carried out by phenotypic experiments, biochemical tests, and molecular methods using the 16S-rRNA gene. The results of phenotypic and biochemical characterization showed that DRK 9.1 isolate had characteristics of bacteria that belong to the genus Pseudomonas. Isolates showed 99.64% Similarity with Pseudomonas aeruginosa JCM5962.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ilhami
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
T39895
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Kurniawati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T40181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Taufik Ardianto
"Perkembangan sektor transportasi di Indonesia sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi dunia. Oleh karena itu, kebutuhan bahan bakar minyak khususnya bensin terus meningkat di Indonesia sehingga cadangan minyak bumi yang menjadi bahan utama untuk membuat bensin saat ini diekplorasi secara luas yang menyebabkan terjadinya krisis bahan bakar. Untuk mengatasi hal ini diperlukan sumber alternatif untuk menghasilkan bahan bakar minyak tersebut. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal ini adalah pembuatan bensin senyawa turunan dari biomassa yaitu minyak kelapa sawit.
Penelitian ini bermaksud untuk mengembangkan proses perengkahan katalitik untuk memproduksi senyawa hidrokarbon setaraf gasoline dari minyak kelapa sawit dengan mengunakan ZSM-5/Alumina. Reaksi akan dilaksanakan dalam suatu fixed bed reactor yang beroperasi pada tekanan atmosferik. Temperatur reaksi akan dilakukan dari 375 °C sampai dengan 450°C dengan laju alir 10 ml/min.
Penambahan ABE (Aseton, Butanol, dan Etanol) dimaksudkan untuk mengatasi kereaktifan gugus ikatan ester molekul trigliserida agar terjadinya reaksi polycondensation yang mengakibatkan molekul minyak menjadi bertambah besar dapat dihindari dan sebagai menjadi sumber alkil yang akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan dari proses perengkahan katalitik minyak sawit adalah berupa produk gas, produk cair dan air juga terdapat kokas yang menempel pada katalis. Yield senyawa hidrokarbon setaraf fraksi gasoline yang dihasilkan 89.7641 %.
Tanpa memperhitungkan aspek ekonomis, dapat diketahui suatu kondisi optimum dari pembuatan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline, yaitu umpan yang digunakan dengan campuran minyak sawit-ABE dengan perbandingan massa 1 : 1 dan suhu optimal yang didapat adalah 375°C dengan analisa adsorbsi-desorbsi ammonia pada katalis. Keasaman katalis campuran meningkat cukup besar dibandingkan dengan keasaman katalis murni. Reaksi konversi minyak sawit-ABE menjadi gasoline memerlukan keasaman sebagai pemicu reaksi alkilasi dan reaksi perengkahan.

The development of transportation sector in Indonesia is growing very fast along with technolgy development in the world. Because of that, the need for oil fuel especially gasoline keeps growing in Indonesia with the result that crude oil reserves as a main resource to make gasoline is now being explored widely causing the fuel crisis. In order to handle this problem, alternative resorces is needed to produce that oil resources. One of the alternatives to handle this problem is making gasoline derivative compund from biomass, which is crude palm oil.
This research is meant to improve catalytic cracking process to produce hydrocarbon compounds equal with gasoline from crude palm oil using ZSM-5/ alumina. Reaction will be done in fixed bed reactor which operates at atmospheric pressure. Reaction temperature will be done from 375°C until 450°C with volumetric velocity 10 ml/ min.
The addition of ABE (Acetone, Butanol, and Ethanol) is meant to handle ester functional group reactivity triglyceryde molecule for occurance polycondensation reaction which causing oil molecule get larger can be avoided and be the alkyl resource which improving product quality produced. Product that produced from crude palm oil catalytic cracking process forms gas, liquid product and water and also contains coke which adheres to catalyst. The yield of hydrocarbon compound equal to gasoline fraction produced is 89.7641%.
Regardless calculation economical aspect, it can be known an optimum condition of the making hydrocarbon equal gasoline fraction, is the feed used with mixture crude palm oil- ABE using with mass comparison 1 : 1 and optimum temperature 375°C with ammonia adsorption- desorption analysis in catalyst. Acidic characteristic of catalyst mixture increases high enough compared with that of pure catalyst. The conversion reaction crude palm oil- ABE producing gasoline needs acidic characteristic as a trigger of alkylation reaction and catalytic reaction.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"Senyawa aseton dapat dipandang sebagai salah satu model senyawa organik turunan biomasa (renewable material). Senyawa aseton telah dapat dikonversi menjadi hidrokarbon aromatik menggunakan katalis H-ZSM-5 dengan variasi rasio Si/Al (25, 75 dan 100) menggunakan fixed bed reactor bertekanan atmosferik pada suhu diatas 350 oC. Didapatkan bahwa ketiga rasio H-ZSM-5 memiliki kemampuan shape selectivity yang tinggi untuk senyawa aromatik (yield >70%). Perbedaan kinerja katalis terlihat setelah 2 jam reaksi, katalis rasio Si/Al=75 dan 100 lebih rentan mengalami deaktivasi. Sedangkan, ZSM-5 rasio Si/Al=25 masih bertahan dengan konversi 100% & yield diatas 70%. Terbentuknya kokas menyebabkan penurunan keasaman katalis dan luas permukaannya.

Acetone is a organic polar compound which can be produced renewably from biomass through a fermentation process or by catalytic process of a biomassderived liquid. The prospective and sustainable system from a new schematic route can be established, if this product could be transformed into hydrocarbons. That?s why this research is intended to develop a catalytic process for aromatic production from acetone using ZSM-5.Organic acetone could be transformed into aromatic by catalytic reaction using ZSM-5 in fixed-bed reactor at atmospheric. HZSM-5 with Si/Al = 25 was more active and stable than that of Si/Al ratio 75 or 100. The yield of aromatic was obtained higher than 70 wt %. It indicates that the reaction of acetone requires a high acid density and H-ZSM-5 is shape selective catalyst for the aromatic formation due to pore opening (0,56 nm) is very close to the geometrical molecular size of the aromatic. The deactivation by coking caused the decreasing the area surface and the acidity of catalyst."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1284
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Sumiardi
"Konsorsium bakteri lokal (gabungan Salipiger bermudensis DQ 178660, Alterierythrobacter evoxidivorans DQ 304436, Alteromonas macleodii Y 18228 dan Vibrio harveyi DQ 146936) pendegradasi senyawa hidrokarbon kontaminan yang diisolasi dari kawasan eksplorasi minyak Cepu Jawa Tengah diuji kemampuannya dalam merombak senyawa hidrokarbon minyak bumi yang mencemari tanah di kawasan industri Krakatau Steel Cilegon.
Dalam penelitian ini, karakterisasi produksi biosurfaktan yang dihasilkan konsorsium bakteri dilakukan dengan mengevaluasi pola pertumbuhan, analisis tegangan permukaan, analisis tegangan antarmuka, analisis komposisi kimia dan uji aktivitas emulsifikasi. Pengujian selama 30 hari pengamatan meliputi pH, suhu, tekstur tanah empat fraksi (berpasir, liat kasar, liat halus, berdebu), karbon organik, nitrogen organik, rasio karbon/nitrogen organik, fosfor dan kalium serta analisis sampel tanah tercemar hidrokarbon menggunakan Gas Chromatography-Mass Sphectroscopy (GC-MS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biosurfaktan yang dihasilkan konsorsium bakteri memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan air lebih tinggi dibanding dengan bakteri tunggal (51 dynes/cm dari 72 dyns/cm), reduksi nilai tegangan antarmuka air dengan minyak paling tinggi dihasilkan konsorsium bakteri (10 dynes/cm), nilai indeks emulsifikasi (93,75%) paling tinggi dihasilkan oleh konsorsium bakteri. Analisis komposisi kimia biosurfaktan yang dihasilkan konsorsium bakteri menunjukkan bahwa biosurfaktan merupakan senyawa kompleks terdiri dari karbohidrat, protein dan lipid. Setelah 30 hari massa inkubasi, hasil analisis GC-MS menunjukkan bahwa bakteri dan konsorsium bakteri mampu merombak senyawa hidrokarbon tersisa yang mencemari tanah di kawasan PT Krakatau Steel Cilegon Banten.;

Local bacterial consortium (combined of Salipiger bermudensis DQ 178 660, Alterierythrobacter evoxidivorans DQ 304 436, Alteromonas macleodii Y 146 936 and Vibrio harveyi DQ 18228) hydrocarbons degrading contaminants that isolated from oil exploration areas in Cepu Central Java was analyzed for its ability to degrade petroleum hydrocarbons that polluted the soil in industrial area of PT. Krakatau Steel Cilegon.
In this study, characterization of biosurfactant produced by bacterial consortium conducted to evaluate growth patterns, analysis of surface tension, interfacial tension, chemical composition and emulsification activity assay. Analysis for 30 days of observation include pH, temperature, soil texture four fractions (sandy, dusty, rough clayey, smooth clayey), organic carbon, organic nitrogen, the ratio of carbon/nitrogen organic, phosphorus and potassium as well as analysis of hydrocarbon contaminated soil samples using Gas Chromatography -Mass Sphectroscopy (GC-MS).
The results showed that the biosurfactants produced by bacterial consortium have the ability to lower the surface tension of water is higher than with a single bacterium (51 dynes/cm from 72 dyns/cm), the reduction of the highest values ​​of water interfacial tension with oil produced by bacterial consortium (10 dynes/cm ), the highest value of emulsification index (93.75%) produced by bacterial consortium. Analysis of the chemical composition of biosurfactants produced by bacterial consortium showed that biosurfactants are complex compounds composed of carbohydrates, proteins and lipids. After 30 days of incubation time, the results of GC-MS analysis showed that bacteria and bacterial consortium are capable of overhauling the remaining hydrocarbon compounds that polluted the soil in the area of PT Krakatau Steel Cilegon Banten.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
D1437
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>