Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Didi Lazuardi
"ABSTRAK
Hipertensi sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan prevalensinya di Indonesia cukup tinggi 31,7 . Press needle PN pada titik PC6, MA-IC 7 dan MA_TF 1 diketahui dapat menurunkan tekanan darah, tetapi belum ada penelitian khusus terhadap penderita hipertensi esensial. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek PN pada titik PC6, MA-IC 7 dan MA_TF 1 terhadap tekanan darah dan skor kualitas hidup dari pasien hipertensi esensial. Disain penelitian adalah uji klinis acak tersamar ganda dengan kontrol. Melibatkan 52 pasien hipertensi yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok kasus mendapatkan terapi PN dikombinasi dengan obat antihipertensi dan kelompok kontrol mendapatkan terapi PN plasebo dikombinasi dengan obat antihipertensi. kemudian pada kedua kelompok dilakukan penilaian perubahan tekanan darah dan kualitas hidup SF-36 . Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah sistolik 30 menit dan 3 hari setelah perlakuan p0,05 , peningkatan skor SF-36 komponen MH, SF, BP dan GH 3 hari setelah perlakuan p0,05 pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terapi PN dikombinasi dengan obat antihipertensi lebih efektif menurunkan tekanan darah dan meningkatkan skor kualitas hidup pada pasien hipertensi esensial dibandingkan dengan terapi PN plasebo dikombinasi dengan obat antihipertensi.

ABSTRACT
Hypertension is commonly seen in Daily Practice and its prevalence in Indonesia is fairly high 31.7 . Press needle PN on PC6, MA IC 7 and MA TF 1 points is known to reduce Blood Pressure, but yet there has not been any research specially for essential hypertension. This study aims to determine the press needle Effects on PC6, MA IC 7 and MA TF 1 points to Blood Pressure And Quality of Life Score of essential hypertension patients. The study design is a randomized double blind clinical trials with Control, involving 52 hypertension randomly assigned to two groups. Treatment groups get the press needle therapy combined with antihypertensive drugs and The control group who get the press needle placebo therapy combined with antihypertensive drugs. Then the two groups evaluated for Blood Pressure And Quality of Life SF 36 . The results showed a decrease in systolic blood pressure of 30 minutes and 3 days after treatment p 0.05 , improvement of the SF 36 component scores MH, SF, BP and GH 3 days after treatment p 0.05 in the treatment group compared to the control group. It can be concluded that the PN therapy in combination with antihypertensive drugs more effectively reduce blood pressure and improve the quality of life scores in patients with essential hypertension compared with placebo PN therapy in combination with antihypertensive drugs."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindarsih Notowidjojo
"Riskesdas 2007 dan 2013 menyebutkan penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun mengonsumsi garam harian cukup tinggi. Riskesdas 2013 dan 2018. menunjukkan prevalensi hipertensi meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%. Indonesia merupakan salah satu penghasil rumput laut merah, Euchema cottonii terbesar di dunia, tapi belum ada penelitian potensi rumput laut ini sebagai pengganti garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek mengganti garam biasa dengan garam rumput laut Euchema cottonii dengan kandungan Na lebih rendah dari garam biasa dalam usaha menurunkan tekanan darah pada subyek hipertensi esensial derajat 1. Tahap pertama penelitian ini adalah pembuatan garam rumput laut (GRL) yang aman dan memiliki rasa asin garam biasa (GB), dilakukan di unit produksi makanan di rumah sakit, dari Desember 2016 sampai Maret 2017.
Hasil uji sensori oleh 9 panelis digunakan untuk menentukan konsentrasi garam rumput laut yang dipakai pada penelitian tahap dua. Penelitian tahap kedua adalah uji klinis dengan pembanding secara acak tersamar ganda. Subyek diwawancara dengan food frequency questionnaire, dilakukan uji cita rasa GRL dengan konsentrasi yang telah ditetapkan tahap pertama dibandingkan dengan GB. Subyek diukur antropometri, tekanan darah, angiotensin II plasma, CRP serum, gula darah puasa, serum kreatinin, urin lengkap, serta kadar Na, K dan kreatinin dalam urin 24 jam. Subyek dievaluasi keluhan, dan diukur tekanan darahnya setiap minggu selama empat minggu. Rumput laut dari Saumlaki, Maluku dipilih berdasarkan analisis keamanan dari cemaran logam, kapang dan bakteri. Uji cita rasa asin oleh panelis mendapatkan garam rumput laut (GRL), yaitu komposisi bubuk garam rumput laut dan bubuk garam biasa dengan rasio 1:1, mempunyai rasa asin yang tidak berbeda bermakna dengan garam biasa (GB) (p=0.332).
Analisis mineral menunjukkan GRL mengandung kadar Na lebih rendah dan kadar K lebih besar daripada GB. Uji klinis pada 62 subyek dilakukan di rumah sakit dan tiga puskesmas di Jakarta dari Desember 2017 hingga Desember 2019. Setelah empat minggu perlakuan, ditemukan perbedaan penurunan secara bermakna tekanan darah sistolik (p=0.004) dari subyek kelompok GRL (Δ-15,3±9,7) dibandingkan kelompok GB (Δ-8,0±9,2). Demikian pula perbedaan penurunan tekanan darah diastolik terjadi secara bermakna (p=0.005) pada kelompok GRL (median Δ-8,0; 20-(-24)) dibandingkan kelompok GB (Δ-2,2±6,8). Tidak ada perbedaan bermakna perubahan kadar angiotensin II plasma, Na dan K urin 24 jam pada kedua kelompok GRL dan GB. Kesimpulan: GRL yang rendah Na dan tinggi K aman digunakan dan bermanfaat sebagai pengganti garam biasa bagi penderita hipertensi esensial derajat 1 usia 25-59 tahun tanpa memengaruhi kadar angiotensin II plasma, Natrium dan Kalium urin.

Basic Health Research 2007 and 2013, Indonesian population aged over 10 years consume high daily salt. Basic Health Research 2013 and 2018 showed hypertension' prevalence in Indonesian adults increased from 25.8% to 34.1%. Indonesia is one of the biggest producers of red seaweed, Euchema cottonii in the world, but there is no research about the potential of this seaweed as a substitute for salt. Aim of this study to evaluate the effect of replacing ordinary salt with seaweed salt of Euchema cottonii with lower Na content than ordinary salt in an effort to lower blood pressure in subjects with grade 1 essential hypertension. The first phase of the study was to produce seaweed salt (GRL) which is safe and has a salty taste of ordinary salt (GB), it was carried out in the food production unit at the hospital, from December 2016 to March 2017.
The sensory test results by 9 panelists were used to determine concentration of GRL used in phase two. The second stage of the study was a double blind randomized comparison clinical trial. Subjects were interviewed with a food frequency questionnaire, and a salty sensory test of GRL compared to GB was conducted. Anthropometry, blood pressure, plasma angiotensin II, serum CRP, fasting blood sugar, serum creatinine, complete urine examination and levels of Na, K and creatinine in 24 hours urine were measured. Subjects were evaluated for complaints, and their blood pressure were measured every week for four weeks. Seaweed from Saumlaki, Maluku was selected based on a safety analysis: metal, mold and bacterial contamination. The salty taste test by the panelists obtained GRL, composition of seaweed powder and ordinary salt powder with a ratio of 1:1, and has a salty taste that was not significantly different from GB (p=0.332).
Mineral analysis found that GRL contains lower Na levels with higher K levels than GB. Clinical trials on 62 subjects were conducted at one hospital and three health centers in Jakarta from December 2017 to December 2019. After four weeks of treatment, it was found that there was a significant difference in the decrease of systolic blood pressure (p=0.004) from GRL group's subjects ((Δ-15,3±9,7) compared to GB group's subjects (Δ-8,0±9,2). There was also a significant difference in the decrease of diastolic blood pressure (p=0.005) from GRL group's subjects (median Δ-8,0; 20-(-24)) compared to GB group's subjects (Δ-2,2±6,8). There was significant difference in changes in plasma angiotensin II levels, Na and K from 24 hours urine in both GRL and GB groups. Conclusion: GRL which is low in Na and high in K is safe to use and is useful as a substitute for GB for patients with grade 1 essential hypertension aged 25-59 years without affecting plasma angiotensin II, urinary Na and K.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Afifah Sholeha
"Hipertensi Esensial adalah salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi yang cukup tinggi dan terus meningkat di Indonesia hingga mencapai sebesar 34,11% pada tahun 2018. Peningkatan tertinggi dialami oleh Provinsi DKI Jakarta dengan peningkatan sebesar 13,4% menjadi 33,4%. Tahun 2019, prevalensi Hipertensi di DKI Jakarta terus meningkat hingga mencapai 35%. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara tingkat polusi udara dan factor lingkungan dengan kejadian hipertensi esensial di Jakarta Pusat pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan data konsentrasi polutan udara dan kejadian hipertensi esensial setiap minggunya pada tahun 2019 di Jakarta Pusat. Hasil studi menunjukkan hubungan yang signifikan antara variabel konsentrasi SO2 dengan kejadian hipertensi dengan korelasi yang cukup kuat (P-value = 0,005; r = 0,421). Sedangkan variabel lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan Hipertensi esensial adalanya konsentrasi PM2,5 (P-value = 0,241; r = 0,185), Konsentrasi NO2 (P-value = 0,087; r = 0,087), Suhu (P-value = 0,653; r = 0,072), dan Kelembaban (P-value = 0,416; r = -0,129). Kemudian, tren menunjukkan bahwa penderita hipertensi esensial di Jakarta Pusat tahun 2019 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, sebagian besar berasal dari kelompok usia dewasa, memiliki IMT lebih dari 25 (Obesitas), tidak merokok dan mengonsumsi alcohol, serta cukup dalam melakukan aktifitas fisik harian.

Essential hypertension is a non-communicable disease with a relatively high incidence and continues to increase in Indonesia reaching 34.11% in 2018. The largest increase was recorded in DKI Jakarta province with an increase from 13.4 % to 33.4%. In 2019, the rate of hypertension in DKI Jakarta continued to increase, reaching 35%. This study aimed to determine the correlation between air pollution levels and environmental factors with baseline hypertension rates in Central Jakarta in 2019. This study used an ecological time-series study design using an analysis unit in the form of weekly data from air concentrations and the incidence of essential hypertension every week in 2019 in Central Jakarta. Data were analyzed using univariate and bivariate (Spearman and Pearson correlation test).. The results showed that there was a significant relationship between the varying concentration of SO2 and the rate of hypertension (P value = 0.005; r = 0.421). Meanwhile, other variables that did not have a significant relationship with baseline hypertension were PM2.5 concentration (P-value = 0.241; r = 0.185), NO2 concentration (P-value = 0.087; r = 0.087), temperature (P value = 0.653; r = 0.072) and humidity (P value = 0.416; r = 0.129). Subsequently, trends showed that baseline hypertensive patients in central Jakarta in 2019 were more men, mostly of the adult age group, with a BMI over 25 (Obesity), non-smokers, and drinkers of alcohol, and are sufficient n daily physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library