Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Musthofa Zainudin
"ABSTRAK
Hiu adalah predator tingkat atas di ekosistem laut, sehingga hiu mempunyai peranan penting sebagai hewan pengontrol populasi di ekosistem laut. Status sumberdaya hiu di dunia terancam punah akibat kelebihan tangkap (overfishing). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa status, peluang dan tantangan pengelolaan hiu di Indonesia berbasis ekosistem. Penelitian menggunakan metode kualitatif, pembahasan secara deskriptif dan didukung dengan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia adalah Negara terbesar penghasil hiu di dunia. Sebagian besar produk perikanan hiu di Indonesia di hasilkan dari hasil tangkapan sampingan (72 %), dan hanya 28 % perikanan dihasilkan sebagai target tangkapan Utama. Saat ini sumberdaya perikanan hiu di Indonesia mengalami penurunan, dengan penurunan CPUE hingga 26-50% dibanding dengan hasil tangkapan 10 tahun yang lalu. Dari hasil penilaian performa indikator EBFM, hasil performa per domain perikanan hiu Indonesia adalah sebagai berikut : domain sumber daya ikan adalah buruk; domain habitat dan ekosistem adalah sedang; domain aspek teknis dan alat tangkap ikan adalah buruk; domain sosial adalah sedang; domain ekonomi adalah sedang; dan domain kelembagaan adalah sedang. Hingga saat ini belum ada peraturan perundangan yang mengatur spesifik perikanan hiu di Indonesia. Namun, instrument kebijakan yang dimiliki Indonesia saat ini sudah cukup untuk membuat pengelolaan hiu. Pengelolaan hiu berbasis ekosistem dapat menjadi landasan terbaik saat ini di Indonesia.

ABSTRACT
As high-trophic level predators, sharks play important role in marine ecosystem, especially in controlling fish population. In recent years, the status of worldwide shark stock is overfished and nearly extinct. In that regard, this research aims to analyse status, opportunities and threats of ecosystem-based fisheries management for sharks in Indonesia. The method used is qualitative one; the data and finding are provided in descriptions supported by purposive sampling. The result shows that Indonesia is one of the biggest global shark producers. In Indonesia sharks are mostly captured as bycatch (72%), only 28% considered as target species. Nowadays, Indonesian shark stock decreases, it is indicated through downward CPUE from 26% to 50% if compared catch in the last 10 years. Through outcomes of EBFM performance indicator assessment, the performance of Indonesian shark fisheries classified per domain can be concluded as follows: fish stock domain is low, habitat and ecosystem domains are medium, technical aspects and fishing gears domain are low, social domain is medium, economical domain is medium and institutional domain is medium. Up to now, Indonesia doesn?t have laws in place which specifically regulate shark fisheries. Yet, the existing policy instruments are quite sufficient to manage shark fishing in Indonesia. In summary, ecosystem-based fisheries management is the best current method, tool and arrangement that can be directly incorporated into the policy instruments to develop proper management system for shark fisheries in Indonesia.
"
2011
T30219
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suseno
"

Abstrak

Hiu merupakan salah satu kelompok hewan laut yang terancam keberadaan. Hiu yang tertangkap dan didaratkan di PPN Prigi salah satunya adalah hiu kejen (Carcharhinus falciformis). Tujuan penelitian adalah 1) menganalisis perikanan hiu kejen yang didaratkan di PPN Prigi; 2) menyusun strategi pengelolaan perikanan hiu kejen yang bertanggung jawab. Penelitian ini menggunakan metode analisis struktur ukuran panjang, hubungan panjang berat, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, CPUE, MSY, ekologi, ekonomi, kelembagaan dan A'WOT. Hasil tangkapan maksimum lestari di perairan Teluk Prigi sebesar 9.934 kg/tahun. Jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan ditangkap (total allowable catch) adalah sebanyak 7.947 kg/tahun.  Penangkapan hiu telah membawa dampak secara ekonomis dan ekologis, yang berdasarkan kedua aspek tersebut penangkapan hiu membawa kerugian bagi nelayan. Hasil tangkapan hiu kejen memiliki kisaran panjang total hiu betina 61-162 cm dan jantan 76-189 cm. Pola pertumbuhan tubuh adalah alometrik negatif. Perbandingan jumlah hiu yang tertangkap adalah 0,45:1. Hiu yang didaratkan di PPN Prigi sebagian besar belum mengalami matang gonad (97%). Berdasarkan analisis alternatif strategi pengelolaan yang dapat dilakukan berdasarkan skala prioritas adalah 1) penguatan peran lembaga-lembaga dalam pengawasan pemanfaatan hiu, (2) penetapan pengaturan penangkapan hiu untuk menghindari overfishing, illegal, unreported, dan unregulated fishing, (3) peningkatan sistem monitoring, controlling, survailance tangkapan hiu.


Abstract

Sharks are a group of marine animals that its existence is threatened. Kejen shark (Carcharhinus falciformis) is one of the various types of sharks that are caught and landed on it. The aims of study are 1) analyzing the fisheries of Kejen shark that landed at Prigi fishing port; 2) developing responsible kejen shark resource management strategies. This study uses a long-size analysis method, long weight relationships, sex ratio, gonadal maturity, CPUE, MSY, ecological, economic, institutional and A'WOT. Maximum sustainable catch is insulated by Prigi Bay at 8.619 kg/year and the total allowable catch is 6,895 kg/year. The capture continuously to have an impact on economics and ecology, which are based on those two aspects are carrying losses for fishermen. The catch has a total length range of approximately 61-162 cm for female sharks and 76-189 cm for male sharks. The pattern growth is negative allometric. The ratio of the number of sharks captured is 0.45: 1. The sharks that landed at Prigi fishing port are mostly not from mature gonads (97%). Alternative analysis as a management strategy can be carried out based on priority scales including (1) strengthening the role of institutions in monitoring shark utilization, (2) regulation of shark fishing arrangements to avoid over-fishing, illegal, unreported, and unregulated fishing, (3) improving monitoring systems, controlling, surveillance of shark catches.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Marsidy
"Ikan hiu merupakan top predator dalam rantai makanan di laut, sehingga penangkapan ikan hiu secara ekstraktif dikhawatirkan menimbulkan ancaman kelangkaan ikan. Tujuan penelitian ini adalah (a) mendeskripsikan teknologi penangkapan ikan hiu yang digunakan nelayan Indramayu; (b) menganalisis pertumbuhan ikan hiu yang tertangkap; (c) mengkaji kecenderungan CPUE hiu; dan (d) menentukan sejumlah pilihan aksi pengelolaan berkelanjutan perikanan hiu. Penelitian ini menggunakan metode analisis hubungan panjang bobot ikan, analisis pertumbuhan, analisis CPUE, analisis ekonomi dan A'WOT. Analisis teknik mengungkapkan bahwa penangkapan hiu oleh nelayan Indramayu menggunakan gillnet millenium yang merupakan alat tangkap modifikasi dari jaring insang. Analisis pertumbuhan menghasilkan korelasi antara panjang dan bobot hiu per jenis bersifat allometrik negatif, yang artinya pertumbuhan panjang ikan hiu lebih dominan dibandingkan dengan bobotnya. Analisis CPUE mengungkapkan bahwa trendnya selalu meningkat, dimana musim puncak bulan November - Februari, musim sedang bulan Maret - Juli, dan musim paceklik bulan Agustus - Oktober. Sementara analisis A'WOT menghasilkan strategi peningkatan produksi tangkapan utama, optimalisasi armada penangkapan ikan dalam mendukung industrialisasi dan minapolitan, serta peningkatan fasilitas dan pelayanan PPI Karangsong.

Sharks are the top predators in the marine food chain, so that extractively shark fishing is feared to cause the threat scarcity of fish. The purposes of this study are (a) describe the technology of fishing shark that is used in Indramayu; (b) analyze the growth of sharks that were caught; (c) examine the trend of CPUE of sharks; and (d) determine a number options for actions of shark fishing sustainability management. Technical analysis reveal that shark fishing by Indramayu's fishermen that use millennium gillnet which is a modification fishing gear of gillnet. Growth analysis produces a correlation between the length and weight of the sharks that is negative allometric, which means the growth in length of sharks is more dominant than the grow thin weight. CPUE analysis reveal that the trend always increase, where the top season on November to February, the medium season on March to July, and the lack season on August to October. While the A'WOT analysis increasing of main fishing,the optimization of the fishing vessel to support industrialization and minapolitan, and increasing of facility and services in the PPI Karangsong.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Suharsono Sulaiman
"ABSTRAK
Tantangan untuk memastikan terpeliharanya kelestarian hiu di Samudera Hindia adalah isu utama pengelolaan sumber daya ikan, meskipun eksploitasi penangkapan masih terjadi. Untuk itu, strategi pengelolaan perikanan yang tepat perlu disusun. Tujuan riset adalah menganalisis keragaan perikanan hiu di Samudera Hindia berdasarkan data nelayan Cilacap, menganalisis kondisi sosial ekonomi nelayan hiu, merinci rantai pemasaran hiu, dan merekomendasikan strategi pengelolaan perikanan hiu agar berkelanjutan. Riset dilaksanakan di Cilacap dengan pendekatan kuantitatif, dengan analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil riset menunjukan bahwa: (i) Hiu adalah hasil tangkapan sampingan (HTS) pancing rawai tuna (8,8%), jaring insang hanyut (9,66%), dan jaring insang tetap (9,41%), dan ikan target utama pancing rawai hiu. Hiu biru dan hiu tikus adalah hiu yang banyak tertangkap (73%), dengan puncak penangkapan bulan Agustus. Sebagian besar hiu tikus yang tertangkap adalah hiu dewasa, dan sebagian besar hiu mako yang tertangkap adalah hiu yang belum dewasa; (ii) Nelayan hiu di Cilacap didominasi lulusan SD (70,8%) dan berusia sekitar 46-55 tahun (44,2%). Nelayan pancing rawai tuna dan jaring insang tidak termasuk masyarakat miskin. Sebagian besar nelayan menolak campur tangan pemerintah untuk mengelola sumber daya ikan melalui penetapan regulasi baru; (iii) Alur perdagangan hiu di Cilacap dimulai dari nelayan yang menjual hiu langsung tanpa lelang kepada pedagang pengepul untuk selanjutnya diproses menjadi beberapa komoditas yang dipasarkan lokal dan ekspor, dan (iv) Penetapan daerah penangkapan, penetapan jumlah dan ukuran perahu penangkapan ikan, serta penetapan jenis dan ukuran alat tangkap adalah pilihan strategi pengelolaan perikanan hiu dengan tingkat keberhasilan yang paling tinggi. Upaya pelatihan keterampilan baru bagi nelayan juga diperlukan agar tercipta sumber pendapatan lain, sehingga ketergantungan nelayan pada penangkapan ikan dapat dikurangi.

ABSTRACT
The challenge of ensuring the preservation of sharks in the Indian Ocean is a key issue in the management of shark resources in Indonesia. Therefore, an appropriate fisheries management strategies need to be developed. The research aims to analyze the performance of shark fishery in the Indian Ocean based on Cilacap fisheries data, analyze the socio-economic conditions of shark fishermen, analyze the shark marketing chain, and recommend the shark fisheries management strategy to be sustainable. The research was conducted in Cilacap with a quantitative approach, quantitative and qualitative mixed data collection, also qualitative descriptive and quantitative descriptive analysis. The results showed those: (i) shark is by-catch as well as the target. The thesher sharks (Alopias pelagicus and Alopias superciliosus) and also blue shark (Prionace glauca) are the dominant sharks caught (73%), with the peak of capture on August. Most of the thesher Sharks caught are adult, and most of the mako sharks (Isurus paucus and Isurus oxyrhincus) are immature; (ii) Research is conducted in Cilacap with quantitative approach, with quantitative and qualitative descriptive data analysis. The results showed that: (i) Sharks were by-catch of tuna longline (8.8%), drift gillnets (9.66%), and bottom gillnets (9.41%), and main target of shark longline. The thesher sharks (Alopias pelagicus and Alopias superciliosus) and also blue shark (Prionace glauca) are the dominant sharks caught (73%), with the peak of capture on August. Most of the caught thesher sharks are adult, and most of the mako sharks are immature; (ii) the shark fisherman in Cilacap dominated primary school graduates (70.8%) and aged around 46-55 years (44.2%). The fishermen of tuna longline and gillnets are not among the poor. Most of them refuse government intervention to manage fish resources through the establishment of new regulations; (iii) the flows of shark trade begins from fishermen selling directly to the collecting traders, then processed for locall and export marketed; and (iv) determination of fishing grounds, the number and size of fishing boats, and establishing the types and sizes of fishing gear are the alternative management strategy with the highest success rate. New skills training for fishermen is also needed in order to create other sources of income, so the dependence on fishing can be reduced."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
T50181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Ahmad Mukharror
"Pariwisata penyelaman hiu di Indonesia telah berkembang dengan pesat sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penghasilan dari pariwisata hiu peringkat empat di dunia. Pengelolaan pariwisata hiu yang baik dapat menyediakan dukungan kepada kehidupan komunitas lokal masyarakat pesisir serta memberi manfaat bagi upaya konservasi. Oleh karena itu, studi perilaku hiu dibutuhkan untuk mempelajari interaksi yang bertanggung-jawab antara hiu karang dan manusia dalam konteks pariwisata hiu dan konservasi. Penelitian ini mengkaji ciri-ciri individu hiu yang khas dan mengevaluasi perilaku agonis hiu karang pada saat interaksi dengan manusia dengan perlakuan pemberian umpan makanan, perlakuan pemberian medan magnet, dan perlakuan pengenalan diri dengan cermin. Penelitian perilaku hiu karang dilakukan dengan metode diver operated video di timur laut pulau Mitita, Kabupaten Pulau Morotai dan dilakukan dengan teknik observasi dan pengukuran panjang tubuh hiu antara Februari 2013 hingga September 2019. Hasil penelitian menunjukkan hiu karang sirip hitam dapat diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri individu yang khas dan menunjukkan perbedaan perilaku agonis pada saat berinteraksi dengan manusia sesuai usia hiu dan jenis kelamin hiu. Identifikasi hiu karang sirip hitam di Morotai dapat sebagai alat bantu kegiatan konservasi hiu oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Perilaku hiu karang sirip hitam pada saat berinteraksi dengan manusia digunakan pengaman pada aktifitas penyelaman wisata hiu. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui secara lebih rinci perilaku-perilaku hiu yang baru ditemukan

Shark watching tourism in Indonesia has been growing vastly and put Indonesia as rank four in the list of countries that economically benefitting from shark tourism. Responsible shark diving management provides supports for local coastal community and gives benefit to the conservation efforts. Hence, shark behavior study is required to examine the responsible interaction between sharks and human underwater in the context of shark tourism and conservation. This research analyses the natural marking identification of blacktip reef shark individuals and evaluates the agonistic behaviors of shark during shark-human interactions based on their characteristics when they are treated with hand feeding, magnet exposure, and mirror self recognition. This research employs diver underwater video method in north eastward Mitita island, in Morotai Island Regency and conducted with behavior observation and shark total length measurement techniques from February 2013 to September 2019. Research results showed that blacktip reef shark can be identified using their individual natural markings and poses set of agonistic behaviors during interaction with human based on their ages and sex. Identification of blacktip reef shark in Morotai can be utilized to assist conservation activities by local government and public. Shark behavior knowledge can be used to improve safety precaution during shark diving activities. However, further detailed study is needed to evaluate newly found behavior of this blacktip reef sharks."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vindi Khoirunnisa
"Hiu biru merupakan hewan yang berstatus hampir terancam (near threatened) menurut IUCN. Hiu biru sering dijadikan tangkapan sampingan dan diperdagangkan secara global. Hampir seluruh tubuhnya dapat dijual, salah satunya daging dalam bentuk utuh atau olahan. Konsumsi daging hiu biru dalam jangka panjang dapat berbahaya bagi kesehatan. Produk olahan filet ikan tanpa label terdeteksi mengandung spesies hiu biru. Identifikasi produk olahan filet tersebut dilakukan dengan metode molekular dengan penanda inti ataupun mitokondria. Identifikasi dengan metode molekular dapat digunakan juga untuk kegiatan konservasi seperti deteksi populasi suatu organisme. Penelitian ini bertujuan untuk deteksi asal-usul keberadaan populasi hiu menggunakan penanda sitokrom b dan daerah kontrol dari daging filet yang diproduksi toko ritel. 112 sampel diambil secara acak dari toko ritel Jabodetabek kemudian metode yang dilakukan yaitu proses PCR dengan penanda daerah kontrol (CR) dan sitokrom b (Cyt b), hasil amplifikasi akan divisualisasikan ke dalam jaring haplotipe dan mencocokannya dengan data haplotipe dari GenBank. Berhasil teramplifikasi 26 sampel dengan kedua penanda dan 3 di antaranya merupakan sampel yang mislabeling. Jaring haplotipe berhasil terbentuk dengan 8 haplotipe pada penanda Cyt b dengan 7 situs nukleotida polimorfisme dan 14 haplotipe pada penanda CR dengan 12 situs nukleotida polimorfisme. Dua sampel memiliki sekuen yang mirip dengan sekuen referensi yang berasal dari Samudra Hindia, 10 berasal dari Samudra Pasifik, dan 14 sampel mirip dengan sekuen yang berasal dari Samudra Atlantik.

The blue shark is an animal that is near threatened according to the IUCN. Blue sharks are often used as bycatch and traded globally. Almost all of his body can be sold, one of which is meat in whole or processed form. Long-term consumption of blue shark meat can be harmful to health. Unlabeled processed fish fillets were detected to contain blue shark species. The identification of the processed filet products was carried out by molecular methods with nucleus or mitochondrial markers. Identification by molecular methods can also be used for conservation activities such as detection of the population of an organism. This study aims to detect the origin of the shark population using cytochrome b markers and control areas of fillet meat produced by retail stores. 112 samples were taken randomly from Jabodetabek retail stores, then the method used was the PCR process with control area markers (CR) and cytochrome b (Cyt b), the amplification results were visualized into a haplotype net and matched with haplotype data from GenBank. 26 samples were successfully amplified with both markers and 3 of them were mislabeling samples. The haplotype net was successfully formed with 8 haplotypes on the Cyt b marker with 7 polymorphism nucleotide sites and 14 haplotypes on the CR marker with 12 polymorphic nucleotide sites. Two of the samples had sequences similar to the reference sequence originating from the Indian Ocean, 10 from the Pacific Ocean, and 14 samples similar to the sequence originating from the Atlantic Ocean."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Annisa
"Sebagian besar pemanfaatan hiu dan pari di Indonesia masih bersifat ekstraktif. Hal tersebut meningkatkan ancaman terhadap keberadaanya yang ditunjukkan dengan penurunan populasinya. Padahal ada jenis pemanfaatan lain yaitu pemanfaatan nonekstraktif
berupa ekowisata hiu dan pari. Penelitian ini membandingkan nilai ekonomi kegiatan ekowisata hiu dan pari dengan nilai ekonomi yang diberikan oleh kegiatanperikananya, di lokasi target penangkapan yaitu di Meulaboh, Takalar dan Tanjung Luar.
Nilai ekonomi ekstraktif didapatkan dari nilai pasar dengan data Surat Rekomendasi KKP sedangkan non-ekstraktif diberikan dalam bentuk use value melalui metode TCM, dan
non-use value menggunakan CVM. Rasio antara nilai perikanan dengan estimasi nilai rekreasi yaitu 1:33, 1:28 dan 1:2,7 untuk masing-masing lokasi Meulaboh, Takalar, dan Tanjung Luar. Dengan demikian, ekowisata hiu dan pari jelas dapat menjadi alternatif
kegiatan penangkapan hiu dan pari di lokasi-lokasi yang menjadikan mereka sebagai
target penangkapan. Temuan lainnya yaitu estimasi rata-rata nilai konservasi dari
keberadaan hiu dan pari yang sebanyak Rp. 105.403/orang.

Most of the use of sharks and rays in Indonesia is still largely extractive. Those situation
increased the threat to their existence as indicated by the decline in their population. This
study compares the economic value of sharks and rays ecotourism with the economic
value from extractive use, in target fishing locations, Meulaboh, Takalar and Tanjung
Luar. The extractive economic value is obtained from the market value using KKP Surat
Rekomendai data, while non-extractive is given the use value through the TCM method,
and non-use value using CVM. The ratio between fishery value and recreation value
estimation is 1:33, 1:28 and 1:2,7 for Meulaboh, Takalar, and Tanjung Luar locations,
respectively. Thus, sharks and rays ecotourism can clearly be an alternative for sharks
and rays fishing activities in locations where they are targeted for capture. Another
finding is the estimated average conservation value of the presence of sharks and rays, is
Rp. 105.403/person.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Sulistyo Budhi
"Seiring terus menipisnya cadangan energi dunia, usaha untuk meningkatkan efisiensi energi semakin marak dilakukan. Terutama pada pengembangan teknologi untuk mereplikasi sifat-sifat yang berada di alam. Struktur kanal pada sisik hiu atau yang lebih dikenal dengan riblet memiliki kemampuan yang sangat baik dalam peningkatan efisiensi energi dengan cara pengurangan hambatan gesek antara permukaan objek dan fluida. Drag reduction akibat Pengembangan tentang riblet ini terus dikembangkan untuk penerapannya pada berbagai kondisi seperti sudu turbin, pesawat terbang, dan lambung kapal. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai proses replikasi struktur riblet pada sisik hiu dalam aplikasinya pada lambung kapal cepat. Proses replikasi menggunakan mold silikon yang dimodifikasi sehingga memiliki struktur riblet negatif sehingga dapat diaplikasikan untuk membuat coating lambung kapal cepat dengan struktur riblet. Dengan coating hasil penelitian ini maka efisiensi kapal akan lebih baik dan energi yang digunakan akan lebih sedikit. Diharapkan nantinya akan diketahui proses produksi yang efektif untuk permukaan struktur riblet secara massal.

Nowadays, the world’s energy supply is decreasing, therefore efforts to optimizeenergy consumption has been received a great attention from researcher to develop a technology to mimic the ability of nature to adapt the enviroment. Scale structure of shark have an ability to optimize energy consumption by decreasing drag between surface and fluids. In this paper, proccess to mimic the ability of shark on sped boat hull is discussed. This replication proccess use silicone rubber mold with negatif riblet structure that can be applied to polyurethane coating in speed boat hull model. The result of riblet replication with this method have a degree of accuracy up to 96,48% and able to reduce total drag of ship hull up to 11.87% with Fr number 0.54. Further research is necessary to adapt the procedure of this proccess for mass production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library