Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Gusti Ayu Rai Sawitri
"Pola pekarangan masyarakat desa Pakraman di Bali, didasari atas konsep Tri Hita Karana. Konsep tersebut mengatur ruang pekarangan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan sang pencipta (Parahyangan), manusia (Pawongan) dan lingkungan (Palemahan). Penelitian ekologi pekarangan dilakukan di desa Pakraman, Buleleng Bali bertujuan untuk mengetahui kekayaan dan keanekaragaman serta menggali informasi mengenai potensi pemanfaatan spesies tanaman pekarangan.
Penelitian ini mencakup keanekaragaman, persepsi dan pengetahuan pemanfaatan spesies tanaman pekarangan pada tiga lokasi altitude (h) yaitu daerah altitude rendah (h≤500 m dpl), altitude menengah (500
Hasil penelitian menunjukkan jumlah spesies yang ditemukan sebanyak 304 spesies dari 229 genus dan termasuk dalam 95 famili. Kekayaan spesies di daerah rendah sebanyak 227 spesies, menengah 202 spesies dan tinggi 156 spesies. Hasil perhitungan indeks keanekaragaman spesies (H?) Shannon-Wiener pada 3 kategori altitude menunjukkan penurunan keanekaragaman seriring dengan peningkatan ketinggian. Hasil analisis dengan Local User's Value Index (LUVI) diperoleh 9 kategori guna dari keseluruhan lokasi penelitian yaitu bahan makanan, hiasan atau ornamen, ritual, peneduh atau perindang, obat-obatan, penulak bala (mitos), sumber penghasilan, menyama braya (sosial) dan pewarna, namun ditemukan perbedaan persepsi fungsi pekarangan bagi masyarakat pada tiap daerah ketinggian. Spesies tanaman dengan nilai kepentingan budaya (ICS-Index of Cultural Significance tertinggi adalah nyuh biasa (Cocos nucifera) sebesar 156 dengan 14 jumlah pemanfaatan.

Balinese homegarden at Pakraman villagers in Bali, is based on the concept of Tri Hita Karana (THK). The concept of managing the yard space to create a harmonious relationship with the creator (Parahyangan), human (Pawongan) and the environment (Palemahan). Ecological research conducted in the village Pakraman homegarden, Buleleng Bali aims to find and explore the richness and diversity of plants spescies and also to get information about the potential use of plants species.
This study includes diversity, perceptions and knowledge utilization homegarden plant species in three locations height (h) that is a low area (h ≤500 m asl), medium (500 < h <1000 m above sea level) and high (h ≥1000 m asl) to further grouped by extents (a) is a small yard (a ≤300 m2), medium (300
The results showed the number of species found as many as 304 species from 229 genera and included in 95 families. Lower species richness in the area as much as 227 species, 202 species of medium height and 156 species. Results of calculation of the index of species diversity (H ') Shannon-Wiener at 3 height categories showed a decline diversity with increased height. Results of the analysis by the Local User's Value Index (LUVI) gained 9 categories in order of overall research sites are foodstuffs, ornaments, ritual, shade, drugs, penulak bala (myth), source of income, menyama braya (social) and dyes, but found differences in the perception of the homegarden functions for society at every altitude. Plant species named nyuh biasa (Cocos nucifera) has highest Index of Cultural Significance (ICS) value of 156 in 14 types of utilization."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T43640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giskar Yudistira
"Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) bertujuan menurunkan kerawanan pangan dengan mendorong kelompok masyarakat desa dan kelurahan menanam bahan pangan di halaman rumah masing-masing. Sejak tahun 2017 hingga 2021, jumlah KRPL terus mengalami peningkatan. Namun sejak tahun 2020 tingkat kerawanan pangan juga meningkat. Pada penelitian ini, diperhitungkan variasi jumlah KRPL yang ditumbuhkan sejak tahun 2017 hingga tahun 2021 untuk mengestimasi peran KRPL terhadap kerawanan pangan. Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis data panel dengan metode Fixed Effect dalam memperkirakan besaran dan signifikansi hubungan antara KRPL dengan kerawanan pangan. Hasil estimasi menunjukkan KRPL berperan signifikan terhadap penurunan tingkat kerawanan pangan setelah satu tahun, terutama di wilayah Jawa dan Bali. Rekomendasi yang diberikan dalam penelitian ini adalah dalam intervensi kerawanan pangan, KRPL perlu dibarengi dengan kebijakan lain terutama program penanggulangan kemiskinan setidaknya untuk kabupaten/kota dengan kategori kerawanan pangan “tinggi” dan “sangat tinggi”.

The Government’s Home Garden Areas (KRPL) program aims to decrease food insecurity by encouraging rural and urban communities to grow their own food ingredients in their backyards. The number of KRPLs has steadily increased between 2017 and 2021. However, the level of food insecurity has risen since 2020. Variations in the number KRPLs grew from 2017 to 2021 were considered in this study to estimate the effect of KRPLs on food insecurity. The significance and magnitude of the relationship between KRPLs and food insecurity were estimated using this study's panel data analysis techniques with the Fixed Effect method. According to the estimation results, KRPLs significantly reduce food insecurity after one year, particularly in the Java and Bali regions. This study recommends that KRPL be accompanied by other policies, particularly poverty reduction programs in food insecurity interventions, at least in regencies/municipalities with "high" and "very high" food insecurity categories."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library