Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
Carroll, Noel
New York: Routledge, 1990
809.916 CAR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Stine, R.L.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 1993
808.838 738 STI s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Coates, paul
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1991
791.430 943 COA g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Harris, Robert
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009
808.838 HAR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Stine, R.L.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 2018
813.54 STI g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Stine, R.L.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 2019
813.54 STI g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Stine, R.L.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 2019
813.54 STI g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Stine, R.L
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 2018
813.54 STI g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Harison
"Misogini adalah fenomena yang hidup dalam budaya patriarki. Misoginisme menjadi mapan karena adanya sosialisasi dan legitimasi dari berbagai institusi yang ada seperti institusi kenegaraan, pranata sosial dan institusi media massa. Penggambaran perempuan sebagai sosok yang negatif di media massa adalah salah satu bentuk dari misoginisme. Bertolak pada latar belakang tersebut, penulis mengkaji bagaimana media massa merepresentasikan nilai-nilai misoginisme. Lebih khusus lagi bagaimana film horor Indonesia menggambarkan nilai-nilai misoginisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivis serta menggunakan metode analisis semiotika Pierce. Melalui analisis teks maka dapat disimpulkan bahwa penggambaran perempuan dalam film Kuntilanak sangat misoginik. Perempuan bukan saja lemah, tapi juga digambarkan sebagai sumber malapetaka dan identik dengan setan atau hantu. Hasil penelitian menyarankan di masa mendatang produksi sebuah film hendaknya memperhatikan aspek-aspek tentang kesetaraan gender sehingga sebuah film tidak lagi menjadi media sosialisasi nilai-nilai misoginisme.
Misogyny is a phenomenon lives in patriarchy. The values are established because it is legitimated and being socialized by institutions such as government, social institution and mass media. That's why women are portrayed as a negative figure in mass media. Starting at that background, researcher is reviewed how mass media represents this misogyny values. Specifically, how Indonesian horror movie represents the misogynism values. This research uses qualitative approach with constructivist paradigm and Pearce's semiotic for analysis method.. Through text analysis, it can be drawn a conclusion that the representation of women in the movie of Kuntilanak is misogynic. Women are not only weak but source of misfortune and identical with devil or ghost. The result of this research suggests that in the future, production of film/film makers should aware about gender equality so that there is no movie that being a delivery medium of misogynism values."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Stine, R.L.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama , 2018
813.54 STI g
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library