Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soekarni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bersifat eksploratoris, bertujuan mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa melanggar peraturan lalu - lintas dan hubungan (asosiasi ) antara variabel bebas (independent) dengan variabel tergantung (dependent).

Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini terdiri dari identitas mahasiswa yang digunakan sebagai responden, sedangkan variabel tergantung ( dependent variable) terdiri dari sikap dan perilaku melanggar ketentuan lalu - lintas.

pengumpulan data dilakukan dengan tennik studi dokumentasi dan angket. Tehnik studi dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang pelanggaran dan kecelakaan, pelaku dan kecelakaan, peraturan lalu lintas, sedangkan angket dipergunakan untuk memperoleh data tentang sikap dan perilaku mahasiswa melanggar ketentuan lalu lintas.

populasi penelitian ini mencakup seluruh mahasiswa Fakultas Hukum UNS yang memakai sepeda motor. Adapun sampel dalam penelitian ini di tentukan dengan tehnik purposive, dan mahasiswa Fakultas Hukum UNS yang ke kampus berkendaraan sepeda motor pada tanggal 2 april 1984, sebanyak 100 (seratus) orang.

Duta yang sudah terkumpul dianalisa dengan tehnik prosentase dan statistik melalui tabulasi silang.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa ;

A. Faktor-faktor yang pokok maupun yang kurang pokok yang langsung maupun yang tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku mahasiswa melanggar ketentuan lalu lintas.

1. pelanggaran ketentuan lalu lintrs tidak ada hubungannya dengan faktor usia. 2. pelanggaran ketentuan lalu lintas ada hubungannya dengan faktor jenis kelamin. 3. Pelanggaran ketentuan lalu lintas kurang ada hubungannya dengan faktor pengetahuan seseorang tentang peraturan tertentu. 4. Pelanggaran ketentuan lalu lintas tidak ada hubungannya dengan faktor sikap seseorang terhadap peraturan tertentu. 5. Pelanggaran ketencuan lalu lintas meskipun kurang berarti ada hubungannya dengan faktor aktivitas seseorang daian organisasi kemasyarakatan. 6. pelonggaran ketentuan lalu lintas ada hubungannya dengan faktor tingkat ekonomi keluarga 7. pelanggaran ketentuan lalu lintas ada hubungannya dengan faktor perilaku melanggar ketentuan yang berlaku dengan alasan keperluan mendesak, tidak tahu ada aturan dan tidak ada petugas yang mengawasi.

B. Masalah-masalah yang ada sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan ; 1. Peraturannya apakah telah dibuat sedemikian rupa dengan memperhitungkan pelaksanaannya atau tidak. 2. syarat-syarat untuk pelaksanaannya yang bersangkutan dengan perspektif organisasi dan perspektif individual: a. perspektif organisasi meliputi pengelolaan :

1) . Sumber daya manusia seperti : polisi ,jaksa, hakim, panitera. 2 ) . Sumber daya fisik seperti : gedung, jalan jembatan, perlengkapan, kendaraan. 3 ) . Sumber daya keuangan seperti ; belanja Negara dan sumber-sumber lain. 4 ) . Sumber daya selebihnya yang dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi dalam usahanya mencapai tujuannya. b. perspektif individual meliputi : 1 ) . Apakah perundang-undangan itu telah diketahui oleh warga masyarakat. 2 ) . Apakah perundang-undangan itu sesuai dengan nilai-nilai sosial budaya dari warga masyarakat yang dikenai peraturan itu.

Peneliti menyarankan bahwa :

1. Perlu adanya peraturan lalu lintas yang sederhana, lengkap, komunikatif dan operasional dengan penentuan sanksi yang bervariasi antara lain berkaitan dengan ; Siapa yang melanggar, motivasi pelanggaran dan lingkungan sosialnya (tampaknya ada pejabat dan anak orang kaya dalam kenyataan pembayaran sanjcsi denda tidak merupakan hal yang memberatkan atau tidak dirasakan sebagai nestapa atau derita) . Misalnya: ada ketentuan untuk sopir atau pengemudi yang baik mendapatkan sanksi yang positif antara lain; memperoleh kemudahan dalam mendapatkan perpanjangan SIM dan STNK dengan kri teria apa yang dinamakan pengemudi yang baik atau pengemudi teladan.

2. Mengingat perbandingan yang tidak seimbang antara jumlah polisi dengan warga masyarakat dan mengingat pula sikap budaya masyarakat yang masih lebih menganggap polisi sebagai pejabat hukum perlu dipertimbangkan adanya ;

a. penambahan personel polisi yang memadai.

b. Adanya pendidikan polisi yang memungkinkan cara kerja polisi tidak hanya sebagai petugas, tetapi juga sebagai pengelola sumber daya yang dapat dipergunakan untuk membantu tugas-tugas kepolisian

c. Adanya pembinaan disiplin berlalu lintas dengan menyiapkan tenaga-tenaga pembantu polisi secukupnya.

d. Perlu adanya penambahan kursus-kursus pengetahuan, seminar-seminar peninjauan ke negara lain (luar negeri) untuk bahan perbandingan dalam menangani masalah lalu lintas.

e. Penyediaan dan peningkatan sumber daya fisik dan sumber daya keuangan ataupun sumber daya lainnya, untuk menggerakkan organisasi penegakan hukum untuk mencapai tujuannya.

f. Perlunya meningkatkan penyuluhan hukum, sehingga Undang-undang Lalu Lintas baik formil maupun materiil benar-benar diketahui dan dihayati oleh warga masyarakat, hingga sopan santun berlalu lintas merupakan kebutuhan setiap warga masyarakat.

g. Media komunikasi antara lain: dengan memperbanyak, mencetak, menjual buku peraturan lalu lintas kepada murid-murid sekolah, mahasiswa, pengemudi, atau kepada mereka yang akan memperoleh SIM.

Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Zahroh
Abstrak :
ABSTRAK
Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari memajukan kesejahteraan umum. Dalam pelaksanaannya permasalahan lalu lintas masih sering terjadi, salah satunya kemacetan. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur bahwa permasalahan lalu lintas dapat diselesaikan dengan manajemen dan rekayasa lalu lintas, yang terdiri dari beberapa kegiatan, salah satunya pengaturan. Pengaturan tersebut merupakan aspek penting dalam memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam skripsi ini dibahas mengenai dua poin penting, yaitu pelaksanaan fungsi hukum administrasi negara dan hubungan antar tingkat dalam pemerintahan. Dalam penelitian ini penulis mengambil contoh pelaksanaan manajemen dan rekayasa di DKI Jakarta dan Kawasan Puncak Kabupaten Bogor. Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normative dan penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaan fungsi hukum administrasi negara dan hubungan antar tingkat pemerintahan dalam pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas.
ABSTRACT
Traffic has a strategic role in supporting the national development and integration as part of the efforts to improve the public welfare. However, traffic problems still frequently occur, and one of it is congestion. Law Number 22 Year 2009 concerning Road Traffic and Transportation set that the traffic problems can be resolved by traffic management and engineering, which covers several activities, such as arrangement. The arrangement which contain the determination on the policy on road, is important to ensure legal certainty and legal protection for the public. Regarding to the matters, this research discusses about two main points, which are the state administration law function and the relationship between levels of government. In this research, the author take the example of the implementation of traffic management and engineering in Jakarta and Puncak area of Bogor Regency. This research form method is normative. This research also use literature research method. From this research, it can be concluded that there are still many problems regarding to the state administration law function and the relationship between levels of government in the implementation of traffic management and engineering.
2017
S66324
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Hedwin Hanggara
Abstrak :
ABSTRAK
Kondisi penegakan hukum lalu lintas yang belum maksimal hampir terjadi diberbagai wilayah di Indonesia, termasuk juga di wilayah polres Tangerang Selatan.Sebagai salah satu daerah penyangga ibukota Jakarta, Tangerang Selatanmenghadapi masalah yang cukup komplek dalam penegakan hukum lalu lintas, baikyang terkait infrastruktur sarana dan prasarana maupun kondisi sosial masyarakat.Peran sumber daya manusia dalam suatu lembaga ataupun organisasi sangatlahpenting. Sehingga bisa mewujudkan Kamtibmas yang maksimal pada wilayahPolres Tangerang Selatan. Perubahan lingkungan yang begitu cepat tentunyamenuntut pengelolaan sumber daya manusia secara baik antara pemahaman sistemataupun sumber daya manusianya. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif dan pemilihan narasumber dengan teknik purposive sampling. Lokasipenelitian di Satlantas Polres Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa pertama, implementasi penegakan hukum lalu lintas di wilayah PolresTangerang Selatan ditandai dengan pelanggaran lalu lintas yang terus meningkat,Kemacetan Lalu Lintas yang belum teratasi, tingginya tingkat kecelakankeselamatan Lalu Lintas, dan rendahnya kepatuhan hukum masyarakat sehinggaImplemetasi terhadap penegakan hukum lalu lintas belum bisa optimal. Kedua,Strategi manajemen sumber daya manusia dalam penegakan hukum lalu lintas diSatlantas Polres Tangerang Selatan dilakukan dengan strategi Engineering,Education, Enforcement, Encouragement, Emergency Preparedness and Response
ABSTRACT
Traffic law enforcement conditions that have not been maximized almost occur invarious regions in Indonesia, including also in the Tangerang Selatan district policestation. As one of the buffer zones of the capital city of Jakarta, Tangerang Selatanfaces a fairly complex problem in traffic law enforcement, both related toinfrastructure of facilities and infrastructure as well as social conditions of thecommunity. The role of human resources in an institution or organization is veryimportant. So that can realize the maximum Kamtibmas in Polres TangerangSelatan. Such rapid changes in the environment necessitate the proper managementof human resources between the understanding of the system and its humanresources. This study used a qualitative approach and the selection of resourcepersons with purposive sampling technique. Research location at Satlantas PolresTangerang Selatan. The results showed that first, the implementation of traffic lawenforcement in Tangerang Selatan Police area was marked by increasing trafficviolation, unresolved Traffic Jam, high level of accident safety of Traffic, and lowcompliance of public law so that Implemetasi to law enforcement ago cross can notbe optimal. Second, Human Resource Management Strategy in traffic lawenforcement in Satlantas Polres Tangerang Selatan is done by strategy Engineering,Education, Enforcement, Encouragement, Emergency Preparedness and Response
2018
T52185
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library