Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Goh, Beng Lan
"Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan yang melakukan kajian ulang tentang hubungan-hubungan antara pusat dan periferi, memunculkan pandangan baru yang melihat hubungan keduanya sebagai hubungan yang saling terkait dan tergantung. Pandangan yang mematahkan pemikiran tentang hubungan keduanya sebagai hubungan bersifat hirarkis dan satu arah itu memungkinkan berkembangnya konseptualisasi global dan lokal sebagai proses yang berkelanjutan, tanpa mengutamakan yang satu di atas yang lain. Perkembangan ini memiliki implikasi yang signifikan pada studi tentang masyarakat-masyarakat nonbarat, karena pemikiran-pemikiran itu membuka ruang teoretis yang mengakui nonbarat sebagai pencipta teori dan pengetahuan, daripada hanya sebagai perangkat-perangkat respons terhadap bentuk-bentuk universal. Dalam usaha untuk bertumpu pada orientasi itu, berbagai penelitian masa kini pada masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara telah mengemukakan perlunya meninggalkan perspektif berorientasi barat dan kapitalisme. Sebaliknya, fokus perhatian ditujukan pada hal-hal khusus tentang ekonomi, kebudayaan, dan kebutuhan-kebutuhan nasional yang menjadi prioritas masyarakat dan kebudayaan itu sendiri. Berkembang minat perhatian yang semakin besar pada sejarah lokal, kebudayaan, dan struktur-struktur sosial, serta kaitannya dengan kekuatan-kekuatan nasional dan global. Kajian ini bertujuan untuk memahami pandangan yang berbeda tentang rasionalitas dan kapitalisme dalam upaya mereproduksi, menerjemahkan, dan mengubah bentuk-bentuk barat/eksternal. Tulisan ini mendiskusikan debat yang muncul dari pendekatan-pendekatan baru tersebut untuk mengkaji ulang lokal dan global sebagai kategori-kategori yang simultan dan saling terkait, yang menjadikan apa yang lokal dan spesifik itu juga sebagai yang global dan komparatif."
Lengkap +
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rumbai: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, 2017
020 JPB
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Kemas Ridwan Kurniawan
"Makalah ini menelaah pentingnya hibriditas sosial-budaya dalam proses perkembangan arsitektur dan kota melalui perspektif kolonialisme dan multikulturalisme. Sebagai hasil interaksi dinamis selama berabad-abad antara beberapa kelompok etnis termasuk Melayu, Cina, dan Eropa, Muntok yang menjadi ibukota pulau Bangka sebelum abad ke-20 menawarkan ragam bentuk bangunan dan pola kota yang unik. Jangkauan makalah ini memfokuskan pada perpotongan antara sejarah kolonial dan hibriditas itu sendiri, yaitu melalui representasi material budaya. Metode riset dilakukan melalui kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif, termasuk wawancara, koleksi data dan analisis tipologi. Hibriditas menjadi alat kritikal untuk mengungkapkan proses dinamis pada arsitektur dan kota. Riset ini menemukan bahwa arsitektur hibrid tidak hanya tentang keberadaan aspek-aspek fisik dari bangunan, tapi juga paling penting adalah integrasi dan hubungan dialektikal antara materialitas dan proses sosial-budaya di belakangnya.

This paper concerns the importance of socio-cultural hybridity in the process of architecture and urban development. It confronts spatial particularity occurring between the discourses of colonialism and multiculturalism. As a result of centuries of dynamic interaction amongst several ethnic groups including Malay, Chinese and European, Muntok as the colonial capital town of Bangka Island before 20thcentury offers various architectural edifices and urban forms. The scope of this paper focuses on the intersection between colonial history and hybridity itself and the research analyses its material represent through architecture and urban form. The methods of the research are conducted through a combination of a qualitative and a quantitative approach involving direct interviews, data collection, and typological analysis. Hybridity becomes a critical tool to reveal the dynamic process of architecture and urbanism. The research found that hybrid architecture is not only about the existence of physical aspects of buildings, but also most importantly about the integration and dialectical relationship between its materiality and the socio-cultural processes that lie behind it."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bian Pamungkas
"ABSTRACT
This paper discusses about reggae music as an emerging resistance music in west sumatera like Ranah Raster. Characteristic of music and work of this group is to hybridize with elements of local music, that is existence of elements of malay tradition. With this mixing on the type of reggae music Ranch raster, so consciously or unconsciously a nationalism awakens to them. That has become a reason in the oration of their work Ranah Raster also conveyed their ideology of peace and invited reggae lovers to reject mental repression that led to the stupidity ofsociety. The approach taken is musicology and hybrid."
Lengkap +
Pekanbaru: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, 2017
020 JPB 4:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annissa Ayu Maharani
"Skripsi ini membahas kemunculan musik Indorock yang dikaitkan dengan peristiwa repatriasi orang-orang Indo ke Belanda akibat peristiwa dekolonisasi. Penelitian ini akan memakai metode kualitatif deksriptif yang bertumpu pada teori identitas budaya Stuart Hall. Dalam proses penyesuaian terhadap kondisi kebudayaan yang baru, orang Indo menciptakan sebuah jenis musik baru yang dinamakan musik Indorock. Musik Indorock akan dikaitkan dengan proses pencarian identitas orang Indo sebagai pendatang baru di tengah masyarakat multikultural Belanda.

This undergraduate thesis examines the emergence of Indorock music pertaining to the Indo’ repatriation to the Netherlands due to decolonisation. It will use a descriptive qualitative research method based on Stuart Hall’s identity theory. During the process of adaptation with a new culture, the Indo created a new genre of music called Indorock. This music will be associated with the quest of identity by the Indo as newcomers within the multicultural society of the Dutch."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazan, Haim
"Summary:
One of the major characteristics of our contemporary culture is a positive, almost banal, view of the transgression and disruption of cultural boundaries. Strangers, migrants and nomads are celebrated in our postmodern world of hybrids and cyborgs."
Cambridge Polity : Polity Press, 2015
303.482 HAZ a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Rafdi Pasha
"Tiang utama masjid merupakan salah satu komponen yang terdapat pada masjid kuno dan berfungsi sebagai media penopang atap bangunan. Khusus di Jawa tiang utama masjid memiliki konsep yang disebut dengan saka guru, saka guru merupakan gagasan yang diprakarsai oleh para walisanga, selain itu saka guru merupakan tiang utama yang menjadi penopang atap pada bangunan tradisional adat Jawa Joglo . Artikel ini akan membahas mengenai konsep resistensi dan hibriditas yang terdapat pada komponen tiang utama masjid kuno di Jakarta dengan rentang abad XV-XIX, metode yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis komperatif dan analisis difusi. Analisis komperatif merupakan analisis dengan melakukan perbandingan terhadap komponen bentuk, pola keletakan dan ragam hias tiang utama masjid kuno Jakarta selanjutnya menggunakan analisis difusi yaitu analisis terhadap hasil perbandingan dari komponen-komponen yang telah ditentukan bentuk, pola keletakan dan ragam hias dengan tujuan untuk mengetahui identitas budaya tiang utama masjid kuno Jakarta dari unsur-unsur tersebut. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa resistensi tiang utama masjid kuno Jakarta terdapat pada unsur pola keletakan tiang, sedangkan hibriditas terdapat pada komponen bentuk dan ragam hias tiang utama masjid kuno Jakarta.

The main pillar of the mosque is one of the components of the old mosque and serves as a media of the cantilever roofs. Specialized in Java, the main pillar of the mosque has a concept called saka saka guru, guru is an idea initiated by the walisanga, besides saka teacher is the main pillar that became the underpinning of roof on building Javanese traditional Joglo . This article will discuss the concept of resistance and hibriditas contained on the components of the main pillar of the ancient mosques in Jakarta with the span of centuries XV XIX, the methods used in this study is the analysis of comparative and analysis of diffusion. Analysis comparative is analysis by doing a comparison against the component shapes, pattern and pattern position the main pillar of the ancient mosque Jakarta next using diffusion analysis i.e. analysis of the results of the comparison of the components shape, pattern and pattern position with the purpose to find out the main pillars of the cultural identity of the ancient mosque Jakarta from the elements. The results of this study showed that the resistance is the main pillar of the ancient mosque of Jakarta is present on the element pattern of position pole, while hibriditas is found in the component shapes and motif is the main pillar of the ancient mosque in Jakarta."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stenly Raranta
"Penelitian ini membahas bentuk tinggalan budaya hibrid yang dilihat dari gaya ornamen bangunan pada masjid kuno yang ada di Jakarta Barat abad XVIII, yaitu Masjid Angke, Masjid An-Nawier, Masjid Kampung Baru, Masjid Al-Masyur, dan Masjid Kebon Jeruk. Selain itu juga dilakukan analisis terhadap unsur-unsur budaya apa saja yang terkandung dari tiap-tiap masjid. Kajian terhadap masjid-masjid kuno yang ada di Jakarta sudah banyak dilakukan oleh para peneliti dengan berbagai kajian. Namun masih terdapat banyak peluang untuk para peneliti yang ingin meneliti masjid kuno di Jakarta dengan menggunakan berbegai tema seperti kajian Hibriditas ini. Oleh karena itu kajian ini menitik beratkan pada bentuk hibriditas budaya yang terkandung pada kelima masjid kuno yang ada di Jakarta Barat pada abad XVIII. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengunakan metode penelitian arkeologi Sharer dan Ashmore yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, dan publikasi. Hasil kajian memperlihatkan kehadiran pengaruh gaya budaya lokal (Betawi, Bali, Jawa) dan budaya Asing (Cina, Kolonial, Arab) pada bagian Jendela, Bentuk Atap, Denah Soko Guru dan Mimbar ke lima Mesjid. Selain itu, hasil analisis menunjukkan budaya hybrid pada bagian Jendela dari kelima masjid kuno di Jakarta Barat yang menggunakan Jenis teralis (Kolonial) yang di padukan dengan kayu ulir (Betawi) yang mengisi celah teralis tersebut. 

This study discusses the hybrid cultural heritage seen from the style of building ornaments in ancient mosques in West Jakarta XVIII century, namely the Angke Mosque, An-Nawier Mosque, Kampung Baru Mosque, Al-Masyur Mosque, and Kebon Jeruk Mosque. In addition, an analysis of what cultural elements are contained in each mosque. Studies of ancient mosques in Jakarta have been carried out by researchers with various studies. But there are still many opportunities for researchers who want to examine ancient mosques in Jakarta using a variety of themes such as this Hybridity study. Therefore, this study focuses on the form of cultural hybridity contained in the five ancient mosques in West Jakarta in the XVIII century. The method used in this study uses the Sharer and Ashmore archaeological research methods, namely formulation, implementation, data collection, data collection, data processing, analysis, interpretation, and publication. The results of the study show the presence of the influence of local cultural styles (Betawi, Balinese, Javanese) and Foreign cultures (Chinese, Colonial, Arabic) on the Window, Roof Form, Soko Guru Plan and the Five Mimbars of the Mosque. In addition, the results of the analysis show a hybrid culture in the Window of the five ancient mosques in West Jakarta that uses a Trellis (Colonial) type that is mixed with threaded wood (Betawi) that fills the trellis gap.

 

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stella Zavera Monica
"[ABSTRAK
Tesis ini berbicara mengenai negosiasi perantau Minangkabau asal Kabupaten
Agam yang lahir dan besar di Jakarta sebagai generasi kedua, terhadap identitas
Minangkabau mereka. Keterkaitan antara latar belakang orangtua yang masih
membawa kebudayaan dari Sumatera Barat, dengan faktor Jakarta sebagai kota
kosmopolitan, membawa pengaruh-pengaruh dan dampak terhadap identitas
mereka sebagai masyarakat Minangkabau. Negosiasi sosial perantau
Minangkabau generasi kedua ini tidak hanya terhadap hibriditas di Jakarta, tapi
juga menciptakan identitas baru atas hibriditas budaya Minangkabau di Jakarta itu
sendiri. Hibriditas ini salah satunya bisa dilihat dalam adat pernikahan yang sudah
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan dan finansial. Keterbatasan
melakukan prosesi yang sama dengan di Sumatera Barat, disebabkan perbedaan
pola masyarakat dan lingkungan yang mempengaruhi.

ABSTRACT
This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam
Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their
identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is
affected by the interrelationship between the background of their parents who are
still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the
social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the
second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in
Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in
Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced
by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in
doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the
differences in the pattern of society and the environmental concern.;This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam
Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their
identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is
affected by the interrelationship between the background of their parents who are
still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the
social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the
second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in
Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in
Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced
by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in
doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the
differences in the pattern of society and the environmental concern., This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam
Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their
identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is
affected by the interrelationship between the background of their parents who are
still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the
social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the
second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in
Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in
Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced
by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in
doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the
differences in the pattern of society and the environmental concern.]"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Gartika Murti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perkembangan karakter dan proses hibriditas pada tokoh utama dalam roman Mooie Meisjesmond. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan perkembangan karakter tokoh utama pada masa pubertasnya dan mengidentifikasi proses hibriditas yang dialaminya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yang diuraikan secara deskriptif. Teori yang digunakan ialah teori tokoh dan penokohan serta konsep hibriditas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tokoh utama digambarkan sebagai tokoh bulat yang mengalami perkembagan karakter dan sedang dalam proses mencari identitas hibridnya.

ABSTRACT
This thesis discusses the character development and the hybridity process of the main character in the novel Mooie Meisjesmond. The purpose of this study is to explain the development characters and to identify the hybridity process which are experienced by the main character. The method used in this research is study literature which described descriptively. The theories used are the theory of character and characterization also hybridity concept. The result showed that the main character is described as round character and in the process of searching for a hybrid identity."
Lengkap +
2016
S66093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>