Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Nursita Angesti
"Air merupakan zat gizi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Kekurangan cairan tubuh dapat menimbulkan kondisi dehidrasi sehingga menyebabkan penurunan performa fisik, kognitif dan mental termasuk tingkat konsentrasi. Kondisi dehidrasi tidak hanya terjadi pada anak-anak dan dewasa, tetapi juga pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan status gizi dan faktor lainnya dengan status hidrasi pada remaja di 3 SMA di Kota Bekasi tahun 2013. Data yang dikumpulkan meliputi status hidrasi, status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku).
Status hidrasi diukur menggunakan grafik warna urin, status gizi dengan antropometri, dan asupan air dengan food recall 2x24 jam. Pengetahuan air dan dehidrasi, kebiasaan minum, aktivitas fisik dan karakteristik responden (jenis kelain, usia, jumlah uang saku) diukur menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan dari 153 total responden terdapat 62,7% remaja yang mengalami dehidrasi. Faktor yang berhubungan secara bermakna adalah status gizi, pengetahuan air dan dehidrasi, asupan air, kebiasaan minum, jenis kelamin, dan usia. Proporsi remaja yang mengalami dehidrasi lebih tinggi pada remaja yang memiliki status gizi lebih, berpengetahuan air dan dehidrasi yang rendah, memiliki asupan air yang rendah, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 16 tahun. Diperlukan perhatian atau upaya lebih untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik mengenai gizi seimbang termasuk pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh.

Water is an important nutrient required for the body. Loss of water can lead dehydration and decrased physical, mental, and cognitive performance. Dehydration not only occurs in childresn and elderly, but also in adolescents. The study was a cross sectional design to determine the relation between of nutritional status and other factors to hydration status of 3 senior high school?s student at Bekasi 2013. Data include hydration status, nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money).
Hydration status was measured by urine color graph, nutritional status by anthropometri, and water intake by 2x24 hours food recall. Knowledge of water and dehydration, drinking habits, physical activity, and characteristic of subjects (sex, age and amount of pocket money) was measured by questionnare.
With 153 subjects this study showed 62,7% of adolescents are dehydration. Factor associated are nutritional status, knowledge of water and dehydration, water intake, drinking habits, sex and age. However, dehydration higher at overnutrition adolescents, low level of knowledge, low of water intake, bad habit of drinking, male, and 16 years old. Required more attention and effort to improve knowledge and practical about nutrition balanced included the important fluid balance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Thifali
"Dehidrasi pada atlet dapat menyebabkan penurunan performa fisik dan mental pada atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hidrasi pada atlet berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan pada atlet berusia 10-19 tahun dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,1% responden mengalami dehidrasi. Terdapat perbedaan status hidrasi yang signifikan berdasarkan jenis kelamin (OR = 6,1; 95% CI 1,93-19,08), asupan air (p-value= 0,004), jenis minuman yang dikonsumsi selama latihan (OR = 3,11; 95%CI 1,125-8,604), dan luas permukaan tubuh (p-value= 0,044). Oleh sebab itu, memperhatikan asupan air selama latihan bagi atlet perlu dilakukan terutama bagi atlet laki-laki yang memiliki peluang lebih besar untuk mengalami dehidrasi.

Dehydration in athletes led to decrease their physical and mental performance. The aim of this study was to determine differences in hydration status of athletes based on the factors related to dehydration. This study conducted on athletes aged 10-19 with cross sectional study design. The results showed 37% of respondents dehydrated. There was the significant differences in hydration status by sex (OR = 6,1; 95% CI 1,93-19,08), fluid intake (p-value= 0,004), types of beverages that consumed during exercise (OR = 3,11; 95%CI 1,125-8,604), and body surface area (p-value= 0,044). Thus ensuring adequate fluids intake as needed during exercise is important especially for male athletes that have greater probabilities to experience dehydration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Utami Ambarsari
"ABSTRAK
Status hidrasi merupakan komponen yang berperan penting dalam menjaga fungsi sistem tubuh. Memori merupakan salah satu domain fungsi kognitif otak yang dimiliki oleh manusia. Daya ingat memungkinkan manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan optimal. Penelitian ini menggunakan metode analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 152 siswa yang ditentukan dengan teknik simple random sampling. Pengukuran status hidrasi diperoleh dari penghitungan berat jenis urin menggunakan urinometer. Sedangkan pengukuran memori dilakukan dengan instrumen Everyday Memory Questionnaire (EMQ). Penelitian ini menggunakan uji T tidak berpasangan atau uji T independen untuk mengidentifikasi hubungan antara status hidrasi dan memori. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata skor daya ingat pada kelompok siswa yang tidak mengalami dehidrasi dengan kelompok siswa yang mengalami dehidrasi (p = 0,003; t = 3,040). Oleh karena itu keseimbangan hidrasi harus dijaga agar memori dapat bekerja secara maksimal.
ABSTRACT
Hydration status is a component that plays an important role in maintaining the function of the body's systems. Memory is one of the cognitive function domains of the brain owned by humans. Memory enables humans to be able to perform daily activities optimally. This study used a comparative analytic method with a cross sectional approach. The number of samples in this study were 152 students who were determined by simple random sampling technique. Measurement of hydration status was obtained from calculating the specific gravity of urine using a urinometer. Meanwhile, memory measurements were carried out using the Everyday Memory Questionnaire (EMQ) instrument. This study used an unpaired T test or an independent T test to identify an association between hydration status and memory. The results of the research that have been conducted indicate that there is a significant difference between the mean memory score of the group of students who are not dehydrated and the group of students who are dehydrated (p = 0.003; t = 3.040). Therefore, the balance of hydration must be maintained so that the memory can work optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Hanisa
"Edukasi tentang hidrasi penting untuk meningkatkan asupan air dan memperbaiki status hidrasi. Kami bertujuan untuk melihat perbedaan pada skor Pengetahuan,Sikap dan Perilaku PSP pengasuh, total asupan air dan status hidrasi anak prasekolah setelah 4 minggu intervensi. Penelitian acak kelompok terkontrol membandingkan kelompok edukasi gizi dasar kontrol,N=47, edukasi hidrasi pada guru dan orang tua P1,N=44 , dan pada guru P2,N=52 . Total asupan air diukur menggunakan repeated 24h-Recall, PSP diidentifikasi dengan kuesioner terstruktur dan status hidrasi ditentukan melalui berat jenis urin. Setelah intervensi, skor pengetahuan dan total PSP pengasuh memiliki perbedaan yang signifikan antar kelompok kontrol dan P1; dan kelompok kontrol dan P2.

Hydration education is important to increase water intake and improve hydration status. We aimed to assess the differences on caregiver rsquo s Knowledge,Attitude and Practice KAP, total water intake and hydration status of preschool children after 4 weeks. A cluster randomized controlled trial was conducted comparing basic nutrition education control,N 47 , hydration education to teacher and parents INT1,N 44 and to teachers INT2,N 52 groups. Total water intake was assessed by repeated 24h Recall, the KAP was identified by structured questionnaire and hydration status was determined by Urine Specific Gravity. After intervention, knowledge and total KAP scores were significantly different between control and INT1 and control and INT2 groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani Eka Puspita Sari
"Latar belakang dan tujuan: Sekitar 41% penduduk dewasa di Kalimantan tidak memenuhi rekomendasi asupan cairan harian. Asupan cairan yang tidak mencukupi dapat menyebabkan dehidrasi. Penduduk dewasa laki-laki memiliki angka kepatuhan lebih rendah dibanding wanita dalam memenuhi asupan cairan. Hambatan terbesar dalam memenuhi asupan cairan adalah lupa untuk minum. Aplikasi seluler Hidrasiku yang disertai dengan pengingat, diharapkan bermanfaat dalam memenuhi asupan cairan harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi hidrasiku dengan pengingat terhadap kecukupan asupan cairan harian dan status hidrasi penduduk dewasa di Kota Bontang.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental pada 106 subjek laki-laki sehat, berusia 19-64 tahun, memiliki ponsel pintar, dan tinggal di Kota Bontang. Subjek dialokasikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Kedua kelompok menggunakan aplikasi, dengan kelompok perlakuan mengaktifkan fitur pengingat sementara kelompok kontrol tidak. Saat perlakuan, kedua kelompok diminta menggunakan aplikasi selama empat minggu, dan memeriksa warna urinenya setiap minggunya. Kecukupan asupan cairan harian dan status hidrasi dinilai sebelum dan sesudah perlakuan.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan pada kedua kelompok meliputi usia, status gizi, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, asupan cairan, dan warna urine. Kecukupan asupan cairan harian dan status hidrasi kedua kelompok sebanding pada pemeriksaan awal. Pada akhir perlakuan, terdapat perbedaan bermakna pada kecukupan asupan cairan harian (90,2% vs 63,0%, p<0,05). Akan tetapi, tidak terdapat perbedaan bermakna pada status hidrasi euhidrasi (87,8% vs 73,9%, p>0,05).
Kesimpulan: Penggunaan aplikasi Hidrasiku selama empat minggu dengan fitur pengingat berpengaruh terhadap kecukupan asupan cairan harian. Akan tetapi, tidak berpengaruh pada status hidrasi.

Background and objectives: About 41% adults in Kalimantan have inadequate total fluid intake (TFI). Inadequate TFI may cause dehydration. Men were chosen because of TFI adequacy were lower than women. Highest barrier for achieving TFI was forgetting to drink. Hidrasiku with reminder is expected to be useful to achieve TFI and may affect hydration status. This study aims to determine the effect of the Hidrasiku with reminder on the TFI adequacy and hydration status among adults in Bontang.
Methods: This study was a quasi-experimental study on 106 healthy men, aged 19- 64 years, owning a smartphone and living in Bontang. Subjects were allocated into two groups, intervention and control. Both groups used Hidrasiku, with the intervention group activated the reminder while the control group didn’t. Both groups were asked to use Hidrasiku for four weeks and assess the urine colour weekly. Adequacy of TFI and hydration status were assessed before-after intervention.
Results: There were no differences in the two groups including age, nutritional status, education level, physical activity, fluid intake, and urine color. Adequacy of TFI and hydration status of the two groups were comparable before intervention. At the end of intervention, there was significant difference in the TFI adequacy (90,2% vs 63,0%, p<0,05). Meanwhile no significant difference on hydration status (87,8% vs 73,9%, p>0,05).
Conclusion: Hidrasiku with reminder has effect on the adequacy of TFI and no effect on hydration status.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Edward
"Latar Belakang. 10% nelayan mengalami dehidrasi, sehingga berefek pada gangguan sekeresi metabolit seperti asam urat. Nelayan merupakan pekerjaan yang rentan terkena pajanan tekanan panas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas suplementasi air kelapa kemasan dalam mengembalikan status hidrasi dan penurunan kadar asam urat pada nelayan. Metode. Desain penelitian ini adalah true experimental, comparison pre intervention-post intervention control group terhadap 2 kelompok perlakuan menggunakan randomisasi. Kelompok suplementasi air kelapa kemasan (n=20) dan kelompok suplementasi air mineral (n=20). Sebelum melaut para subjek dilakukan pemeriksaan berat jenis urin dan kadar asam urat darah. Kemudian setiap subjek diberikan cairan rehidrasi yang terdiri dari cairan intervensi (500 ml) dan cairan dasar (2000 ml). Segera setelah kembali melaut para nelayan kembali diperiksa asam urat, berat jenis urine, aktivitas fisik dan food recall 24 jam. Hasil. Tidak terdapat perbedaan rerata berat jenis urine post intervensi antara kelompok suplementasi air kelapa kemasan (1.009+0.007) dan kelompok air mineral (1.007+0.006) dengan nilai p=0.298. Tidak terdapat perbedaan rerata kadar asam urat post intervensi antara kelompok suplementasi air kelapa kemasan (3.52+1.15) dan kelompok air mineral (3.53+0.82) dengan nilai p=0.991. Simpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna antar suplementasi air kelapa kemasan dan air mineral dalam mengembalikan status hidrasi dan menurunkan kadar asam urat.

Background. 10% among fishermen got dehydration and can also cause shifting in uric acid excretion. This study want to know effectiveness of packaged coconut water supplementation in restoring hydration status and decrease blood uric acid levels compared to mineral water at fishermen. Methods. This study design was true experimental, comparison of postintervention for control and intervention group. 40 Fishermen were dividing into 2 treatment groups by randomization. The packaged coconut water group (n=20) and mineral water group (n=20). Before departing to sea, subjects must collect urine & blood sample for urine specific gravity (USG) and blood uric acid (UA), after that each subject was given rehydration fluid which contain supplemental (500ml) and basic needs fluids (2000ml). Immediately after returning from sea the fishermen were re-examined for UA & USG, also physical activity, and 24-hour food recall. Result. There are no significant mean different of urine specific gravity after intervention between packaged coconut water group (1,009+0.007) and mineral water group (1,007+0.006) with p value=0.298. There was no significant mean different of uric acid levels after intervention between packaged coconut water group (3.52+1.15) and mineral water group (3.53+0.82) with p value =0.991. The p value after intervention in both group showed a value of p>0.05. Conclusion. There were no significant differences between groups of packaged coconut water and mineral water to restore hydration status and reduce uric acid levels."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library