Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yahya Ayyash
"Perdebatan teologis dalam sejarah Islam terjadi akibat perbedaan pendekatan dalam memahami sifat Allah, yakni antara metode literal Ahli Hadīts dan pendekatan takwil Ahli Kalām. Ibnu Taimiyyah melalui kitab al-ʿAqīdah al-Wāsiṭiyyah memberikan kaidah dalam memahami sifat Allah yang berlandaskan Al-Qur'an dan sunah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji maksud ayat-ayat sifat, menganalisis metodologi Ibnu Taimiyyah dalam memahaminya, serta melakukan analisis semantik terhadap ayat-ayat tersebut. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research) dengan pendekatan analisis semantik Toshihiko Izutsu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman mengenai sifat Allah hanya dapat diperoleh melalui wahyu, dengan pendekatan tekstual (itsbāt) tanpa adanya unsur taḥrīf (penyelewengan), taʿṭīl (penolakan), takyīf (pembagaimanaan), ataupun tamtsīl (penyerupaan). Serta, teori semantik Izutsu dapat diselaraskan dengan metodologi Ibnu Taimiyyah dalam memaknai ayat-ayat sifat, baik dari aspek leksikal maupun hubungan maknanya secara relasional.

Theological debates in Islamic history arose due to differing approaches to understanding the attributes of Allah, particularly between the literalist method of Ahl al-Hadīth and the manipulative distortion (ta’wīl) of Ahl al-Kalam. Ibn Taymiyyah, through his work al-ʿAqīdah al-Wāsiṭiyyah provides principles for understanding Allah’s attributes based on the Qur’an and Sunnah. This study aims to examine the meaning of the verses concerning Allah’s attributes, analyze Ibn Taymiyyah’s methodology in interpreting them, and conduct a semantic analysis of these verses. The research employs a qualitative library method using Toshihiko Izutsu’s semantic analysis approach. The finding reveals that understanding Allah’s attributes can only be achieved through revelation, employing a textual (ithbāt) approach without any distortion (taḥrīf), negation (taʿṭīl), mentioning how it is (takyīf), or resembling (tamthīl). Additionally, Izutsu’s semantic theory aligns with Ibn Taymiyyah’s methodology in interpreting the verses on Allah’s attributes regarding lexical meaning and relational meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library