Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emy Susanty
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1983
S6538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Dewina
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat Martin
"Seiring dengan perkembangan zaman terjadi pergeseran dalam kehidupan bermasyarakat kita. Peran seorang ibu yang dulu hanya sebagai pengatur urusan rumah tangga kini telah bertambah karena semakin banyak ibu yang bekerja di luar rumah. Dengan bekerja di luar rumah maka waktu ibu untuk bertemu dan mengasuh anak berkurang. Terbatasnya waktu pertemuan anak dengan ibunya membawa pengaruh pada perkembangan anak. Hoffman (1989, dalam Berk 1991) menyatakan bahwa ibu bekerja lebih menekankan kemandirian pada anaknya sehingga anak akan mencapai kemandirian yang lebih baik.
Penelitian ini ingin menguji apakah benar bahwa anak yang ibunya bekerja berbeda tingkat kemandiriannya dengan anak yang ibunya tidak bekerja. Subyek penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun yang ibunya bekerja full time, dan anak usia 3-5 tahun yang ibunya tidak bekerja. Subyek diambil yang berusia 3-5 tahun, karena pada usia Ini diharapkan anak sudah melewati tahap autonomy vs shame and doubth. (Erikson 1963).
Kemadirian anak usia 3-5 tahun ini diukur dengan menggunakan kuesioner skala kemandirian yang disusun berdasarkan 4 aspek kemandirian, Aspek-aspek tersebut didapatkan dari berbagai literatur yang didasarkan pada teori Erikson dan Bandura. Ke-4 aspek tersebut adalah self regulation, self control, self efficacy, dan self determination. Dari hasll uji coba diperoleh 44 Item yang valid dan reliabel untuk mewakili aspekaspek kemandirian dengan angka reliabilitas 0.8945. alat tersebut diberikan pada 48 anak-anak usia 3-5 tahun yang ibunya bekerja full time dan 48 anak usia 3-5 tahun yang ibunya tidak bekerja.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis diperoleh hasil yang menunjukkan adanya perbedaan yang siknifikan pada tingkat kemandirian antara anak yang ibunya bekerja full time dangan anak yang ibunya tidak bekerja. Selain itu dari data tambahan juga diperoleh informasi bahwa tidak terdapat perbedaan kemandirian yang signifikan antara anak laki-laki dan perempuan, dan juga pada anak yang anak sulung dan bukan sulung. Tetapi terdapat perbedan kemandirian antara anak yang mempunyai pengasuh dan tidak mempunyai pengasuh, serta anak yang sudah mengikuti pendidikan (pra sekolah) dan anak yang tidak mengikuti pendidikan pra sekolah.
Kami berharap penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah pengetahuan dan memberikan masukan pada ibu yang berkerja dan juga bagi ibu yang tidak bekerja. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dibuat alat yang lebih balk lagi, yaitu yang jumlah itemnya lebih banyak dan seimbang antara yang satu dengan aspek yang lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina S Sulianti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pada saat ini terdapat kecenderungan dalam masyarakat menuntut kemampuan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. Bem (dalam Papalia 2000) menyebutkan anggapan budaya mengenai jender sangat mungkin berubah-ubah. Pembahan-perubahan ini dapat terefleksikan dalam skema jender anak dan nantinya mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Seseorang mungkin saja mempersepsi suatu masalah dari skema yang lainnya bukan hanya dari skema jender saja, namun Bem (dalam Boldizar, 1991) memberikan penekanan bahwa skerna jender menjadi hal yang penting, karena adanya kebiasaan dan ideologi sosial yang membentuk hubungan antara jender dengan tingkah laku, konsep, dan katagori-kategori tertentu berdasarkan jender, masyarakat sendiri menganggap perbedaan berdasarkan jender adalah hal yang penting, dan menggunakan jender sebagai dasar beberapa norma, keanggotaan kelompok, dan pengaturan di institusi-institusi. Bem (dalam Basow, 1992) menekankan bahwa bermula dari menyadari adanya perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan di setiap situasi sehari-hari, anak merangkai sebuah skema berdasarkan jender, sehingga terbentuk identitas jender, yang kemudian ditampilkan melalui tingkah laku-tingkah laku yang dianggapnya sesuai untuk laki-laki atau perempuan. Seorang anak laki-laki tidak selalu harus membentuk identitas jender maskulin, demikian pula seorang anak perempuan tidak selalu harus membentuk identitas jender feminin. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa anak-anak dan remaja yang memiliki identitas jender androgin dun maskulin lebih dapat diterima di lingkungannya, lebih percaya diri, lebih menghargai dirinya, dan lebih populer daripada mereka yang memiliki identitas jender feminin. Dan tampaknya dikaitkan dengan kondisi Zaman saat ini identitas jender androgin lebih tepat untuk dimiliki seorang anak. Di dalam proses pembentukan identitas jender, dipengaruhi oleh faktor internal yaitu perkembangan kognitif fisik, dan psikososial seseorang. Dengan adanya tekanan sosial dan perkembangan kognitif yang berbeda antara anak usia sekolah dan remaja, menyebabkan anak usia sekolah dan remaja berbeda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dheatami
"Perkembangan kognitif anak prasekolah yang terhambat akan berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kehadiran ibu pada masa ini sangat penting bagi anak karena 85% karakter anak dibentuk pada masa prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di TK Kelurahan Harjamukti Depok.
Desain penelitian adalah cross sectional pada150 responden ibu dan anaknya yang berusia 3-6 tahun. Pengambilan sampel dengan teknik cluster sampling. Pola asuh yang diberikan ibu bekerja yaitu demokratis (94,4%) dan permisif (5,6%), sedangkan pada ibu tidak bekerja demokratis (91,0%), permisif (6,4%), dan otoriter (2,6%). Analisis data menggunakan chi-square (α = 0,05) didapatkan hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (P=0,437), sedangkan pada ibu tidak bekerja (P=0,286).
Hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif adalah tidak signifikan. Akan tetapi, setiap ibu harus mengetahui pola asuh yang tepat yang dapat menunjang perkembangan kognitif anak. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat mengedukasi orang tua terkait pola asuh yang tepat bagi perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

Hampered cognitive development of preschool children will have an impact on children's achievement in school. Mother's presence is very important for children because 85% of the children's character is formed in the preschool years. This study aims to determine the relationship of parenting of working mother and unemployed mother with the cognitive development of preschool children in Village Harjamukti Kindergarten Depok.
The study design was cross-sectional in 150 respondents of mothers and their children aged 3-6 years. Sampling used was cluster sampling. Parenting given by the working mothers are authoritative (94.4%) and permissive (5.6%), while parenting given by the unemployed mothers are authoritative (91.0%), permissive (6.4%), and authoritarian (2.6 %). Data analysis used chi-square (α = 0.05) showed obtained relationship of working mother parenting with cognitive development of preschool children (P = 0.437), of while the unemployed mother (P = 0.286).
Relationship of working mother and unemployed mother parenting with cognitive development is not significant. However, every mother should know the appropriate parenting which can support the child's cognitive development. In addition, health care providers can also educate parents about appropriate parenting for the cognitive development of preschoolers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Maulany Aqmarina
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kepuasan pernikahan dan stres pengasuhan pada ibu bekerja dan ibu tidak bekerja dengan anak usia 0-5 tahun. Pengukuran kepuasan pernikahan menggunakan ENRICH Marital Satisfaction EMS Scale, sedangkan stres pengasuhan diukur dengan Parenting Stress Index-Short Form PSI-SF. Sebanyak 227 orang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja dengan anak berusia 0-5 tahun direkrut menjadi partisipan melalui tautan kuesioner daring yang disebarkan kepada komunitas ibu dan melalui institusi pengembangan anak lainnya. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan independent sample t-test dan analysis of variance ANOVA. Didapatkan dua hasil utama dari penelitian ini. Pertama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kepuasan pernikahan ibu bekerja dan ibu tidak bekerja t=-.251, p>.05 . Kedua, terdapat perbedaan yang signifikan antara stres pengasuhan ibu bekerja dan tidak bekerja t=-2.025.

This study was conducted to compare marital satisfaction and parenting stress among employed mother and unemployed mother with 0 5 years old children. Mother rsquo s marital satisfaction was measured with ENRICH Marital Satisfaction Scale, and parenting stress was measured with Parenting Stress Index Short Form PSI SF . 227 employed and unemployed mothers with 0 5 years old children were recruited through online links distributed to young mother communities, and other child development institutions. Independent sample t test and analysis of variance ANOVA were used to analyze data. There were two main results from the current study. First, there was no significant difference in marital satisfaction among employed and unemployed mothers t .251, p .05. Second, the study found significant difference in parenting stress among employed and unemployed mothers t 2.025.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library