Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldhy Setiadi
"
ABSTRAK
Batik Teluki/Jupri adalah batik dengan motif burung-burung kecil yang berpadu dengan sulur-suluran daun dan memiliki warna khas merah tua atau yang biasa disebut juga warna merah laseman. Batik yang hampir seluruh permukaan kainnya dipenuhi titik-titik atau cocoan ini sudah dibuat sejak 200 tahun yang lalu di Cirebon, tepatnya di Trusmi, sebuah desa yang hampir seluruh penduduknya membuat batik. Sebagai sebuah kegiatan yang turun-temurun, pembuatan batik Teluki/Jupri ini sangat unik, karena bukan dibuat untuk dipakai atau dikonsumsi oleh orang Cirebon sendiri seperti batik-batik yang dibuat di Cirebon pada umumnya, tetapi dibuat untuk dipasarkan ke Palembang, lebih khusus lagi ke Kayu Agung. Di Kayu Agung batik bermotif burung yang di tempat asalnya sendiri tidak begitu popular ini ternyata mengalami perubahan nilai menjadi benda yang eksklusif. Batik Teluki/Jupri menjadi semacam simbol status, karena yang memiliki batik tersebut pada umumnya adalah orang-orang kaya. Selain itu, batik ini dijadikan sebagai mas kawin dalam upacara pernikahan dan diwariskan secara turun-temurun dan seorang ibu kepada anak perempuannya ketika akan menikah. Pada dasarnya tahapan penelitian mengenai batik Teluki/Jupri ini adalah observasi, deskripsi, dan eksplanasi, tetapi pada tiap tahapan tersebut dilakukan analisis yang konteksnya terus meluas termasuk dengan melakukan studi etnoarkeologi, sehingga akhirnya tujuan penelitian ini dapat dicapai.
"
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafli Ahmad Giffari
"Benteng pada abad ke-20 memiliki karakteristik tertentu untuk menyesuaikan dengan strategi peperangan yang diterapkan pada masa ini. Pada tahun 1900 proyek Kustbatterij Kedoeng-Tjowek atau Benteng Kedung Cowek dibangun sebagai upaya pertahanan pesisir Kota Surabaya oleh bangsa kolonial Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fungsi setiap bangunan yang terdapat pada kompleks militer Benteng Kedung Cowek menggunakan tinjauan komponen berdasarkan ketersediaan dan kategorisasinya. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa setiap bangunan memiliki fungsi spesifik masing-masing yang berkaitan dengan konsep panoptikon untuk menerapkan nilai pengawasan (surveilans) dalam sistem pertahanannya
......The fortress in the 20th century has certain characteristics to match the war strategy that is applied at this time. In 1900 the Kustbatterij Kedoeng-Tjowek project or Kedung Cowek fortress was built as a coastal defense for the city of Surabaya by the Dutch colonial. This study aims to identify the function of each building contained in the Kedung Cowek fort military area using a component review by their availability and categorization. Based on the analysis results it is known that each building has a specific function related to the concept of Panopticon to apply the value of surveillance in its defense system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library