Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutasuhut, Saskia Fenna Sari
"Mahasiswa yang berpacaran memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami pemerkosaan dalam hubungan berpacaran. Penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa dianggap dapat menjadi faktor pendukung pemerkosaan, dengan religiositas sebagai faktor yang menginternalisasi penerimaan tersebut. Selama ini ditemukan hubungan yang tidak konsisten antara religiositas dan penerimaan mitos pemerkosaan. Ideologi tentang peran gender yang diyakini individu diduga dapat memperkuat atau melemahkan hubungan keduanya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan religiusitas dengan penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa yang berpacaran, serta pengaruh ideologi peran gender yang memengaruhinya. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa laki-laki dan perempuan yang sedang menjalin hubungan berpacaran di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan mitos perkosaan dan religiositas pada mahasiswa yang berpacaran sebesar 0,309 pada los 0,01 p=0,00 two-tail dan ideologi perangender berperan sebagai moderator.

Dating college student has greater chance to experience rape in their relationship. Acceptance to rape myths has been considered as one factor that endorse rape,with religiosity as the factor that internalized acceptance. For recent times, some in consistencies has been found in the study of correlation between religiosity and rape myth acceptance. Ideology of gender role that ones have believe in are expected to increase or decrease correlation between them. The purpose of this study is to examine the relationship between rape myth acceptance and religiosity, as well as how gender role ideology could affect the relationship. This study is conducted to male and female college students in Jabodetabek region. Result founds signifancy between rape myth acceptance and religiosity as 0,309on los 0,01 p 0,00 two tail and effects of gender role ideology as moderator in between."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ella Nazerinatul Fauziyah
"Masyarakat Jawa percaya apabila seseorang melanggar ajaran gugon tuhon, maka dia harus menghadapi konsekuensinya. Gugon tuhon telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari; sehingga, penting untuk digali bagaimana keterkaitannya dengan relasi kekuasaan dan ideologi dominan. Makalah proyek akhir ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana makna diproduksi atau dikodekan dan dikonsumsi atau didekodekan dalam gugon tuhon “asli” dan dari teks-teks gugon tuhon dalam Serat Gugon tuhon (1911), yang digunakan sebagai korpus utama dalam penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tekstual dan etnografi terutama FGD (Focus Group Discussion). Penelitian ini mengeksplorasi kontestasi terhadap ideologi patriarki dominan pada produksi makna dalam kaitannya dengan kepantasan bersikap, peran domestik, dan hubungan romantis, baik dalam teks “asli” maupun interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gugon tuhon mengonstruksi bagaimana perempuan diposisikan dalam masyarakat, pasif dan tunduk pada laki-laki serta dibatasi dalam ruang domestik dengan aturan-aturan tertentu. Namun, ada beberapa ambiguitas dan pemaknaan berlapis dalam penelitian mengungkap bagaimana makna dikonstruksi dan direkonstruksi secara dinamis dari teks asli ke teks interpretasi. Dalam proses konsumsi dan decoding, temuan menunjukkan bahwa responden menerima, menegosiasikan, atau menentang makna dominan yang ditawarkan teks.
......Javanese people believe that violating teaching in gugon tuhon, will bring some consequences. Gugon tuhon has been embedded in everyday lives; therefore, exploring how it is associated with power relations and dominant ideology is significant. This mini thesis aims to explore how meaning is produced (encoded) and consumed (decoded) in the “original” gugon tuhon and gugon tuhon texts in Serat Gugon Tuhon (1911), which are used as the main corpus of the research. The method of analysis is textual analysis and ethnography, mainly FGD. This research explores contestation toward dominant patriarchal ideology in the production of meaning concerning the appropriateness of attitudes, domestic roles, and romantic relationship, both in “original” text and interpretation. Research findings show that gugon tuhon constructs how women are positioned in society, passive and submissive towards men and restricted in domestic space with spesific rules. However, there are some ambiguities and multiple layers of meanings as the research uncovers how meaning is dynamically constructed and reconstructed from the original saying to interpretation texts. In the process of consumption and decoding, findings show that respondents affirm, negotiate or contest the meanings offered by texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pratama Siantoro
"ABSTRAK
Hubungan antara keyakinan terhadap legitimizing myths, seperti ideologi peran gender, dan orientasi dominasi sosial pada anggota kelompok subordinat, seperti perempuan, berbeda dari anggota kelompok dominan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara ideologi peran gender dan orientasi dominasi sosial pada mahasiswi, serta peran keterpaparan pendidikan tinggi terhadap hubungan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi peran gender tradisional berhubungan dengan orientasi dominasi sosial yang tinggi, sedangkan idelogi peran gender egaliter berhubungan dengan orientasi dominasi sosial yang rendah, r (120) = 0.184, p < 0.05. Selain itu, keterpaparan pendidikan tinggi tidak memoderasi hubungan kedua variabel tersebut, F (11, 101) = 1.51, p = 0.139. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan tinggi kurang dapat berfungsi sebagai faktor pendobrak hierarki gender.

ABSTRACT
The relationship between belief in legitimizing myths, such as gender role ideology, and social dominance orientation in subordinates, such as females, are different from dominants. This research was conducted to investigate the relationship between gender role ideology and social dominance orientation in female college students, also the role of higher educational exposure to that relationship. The result showed that traditional gender role ideology is related to higher social dominance orientation, and egalitarian gender role ideology is related to lower social dominance orientation, r (120) = 0.184, p < 0.05. Furthermore, higher educational exposure does not moderate the relationship between those two variables, F (11, 101) = 1.51, p = 0.139. These results implied that higher education is less able to be functioned as a gender hierarchy-attenuating factor."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library