Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Karina Febyana
"Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh dari penambahan agen ikatan silang terhadap ketahanan air perekat Polivinil Asetat (PVAc). Proses pencampuran agen ikatan silang dengan perekat Polivinil Asetat dilakukan dalam jangka waktu 30 menit hingga 1 jam pada suhu ruang (25-30°C). Agen ikatan silang yang ditambahkan dalam proses ini antara lain aluminium klorida, glioksal, dan boraks dengan konsentrasi sebanyak 1, 3, dan 5 wt%. Melalui uji ketahanan terhadap air, diperoleh jenis agen ikatan silang glioksal dengan komposisi 5 wt% yang paling tahan terhadap air dengan kuat tarik perekat sebesar 98.000 N/m2 setelah direndam selama 8 jam. Selain itu, didukung dengan penambahan densitas dan viskositas yaitu 1,45 gr/cc dan 17,78 mPa.s. Nilai pH yang diperoleh dari pencampuran glioksal dengan perekat polivinil asetat tidak mengalami perubahan signifikan karena kedua bahan sama-sama memiliki pH asam. Selain itu, tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil FTIR karena ikatan silang terbentuk secara fisik, namun keberadaan glioksal dapat dilihat dengan adanya penurunan gugus fungsi C-O pada PVAc yang sudah ditambahkan glioksal. Selain itu, PVAc murni yang digunakan pada pencampuran dengan agen ikatan silang sudah melewati reaksi polimerisasi yang sempurna dengan nilai kandungan padatan 50,66%.
A study has been achieved to see the effect of the addition of a cross-linking agent on the water resistance of polyvinyl acetate (PVAc) adhesives. The mixing process of crosslinking agent with Polyvinyl Acetate adhesive is carried out within a period of 30 minutes to 1 hour at room temperature (25-30°C). Crosslinking agents added in this process include aluminium chloride, glyoxal, and borax with concentrations of 1, 3, and 5 wt%. Through the water resistance test, it was found that the type of glyoxal crosslinking agent with a composition of 5 wt% was the most resistant to water with a strong adhesive pull of 98,000 N/m2 after being soaked for 8 hours. It is supported by the addition of density and viscosity, namely 1,45 gr/cc and 17.78 mPa.s. The pH value does not change significantly because both materials have an acidic pH. There was no significant change in FTIR results because crosslinking was formed physically, but the presence of glyoxal can be seen by a decrease in the C-O functional group in PVAc that has been added glyoxal. The pure PVAc used with cross-linked agents has gone through a complete polymerization reaction with a solids content value of 50.66%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rivansyah Ikhwani Mulawarman
" Penggunaan zat pewarna secara luas dalam industri tekstil dan farmasi telah menyebabkan pencemaran air yang serius, yang membahayakan ekosistem dan makhluk hidup. Untuk mengatasi permasalahan ini, penelitian ini mengeksplorasi penggunaan nanofiltrasi pelarut organik (OSN) dalam menghilangkan zat pewarna dari air limbah menggunakan membran graphene oxide (GO) yang dimodifikasi dengan serbuk melamin–asam fitat (M-PhA). Melamin dipilih karena stabilitas kimianya dan sifatnya yang ramah lingkungan, sementara asam fitat memiliki enam gugus fosfat bermuatan negatif yang dapat berinteraksi baik dengan molekul pewarna. Kombinasi keduanya menghasilkan karakteristik zwitterionik pada membran, sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menolak zat pewarna kationik maupun anionik. Membran GO-M-PhA ini dibuat melalui metode filtrasi berbantuan tekanan dengan menggunakan serbuk M-PhA sebanyak 10–40 mg yang didispersikan dalam larutan GO 10 ppm, kemudian dikeringkan secara termal pada suhu 90 °C selama 6 jam. Di antara variasi yang diuji, membran GO-M-PhA-30 menunjukkan kinerja terbaik, dengan tingkat penolakan sebesar 99,94% untuk methyl green (MG), 98,97% untuk congo red (CR), dan 99,79% untuk pendimetalin (PM), serta permeansi etanol dan air yang tinggi. Membran ini juga mempertahankan tingkat penolakan CR yang tinggi di berbagai jenis pelarut dan menunjukkan performa stabil selama tiga hari pemisahan berkelanjutan berbasis tekanan, sehingga mengonfirmasi kemampuan antifouling yang sangat baik, durabilitas tinggi, serta potensi besar untuk aplikasi OSN tingkat lanjut.
The widespread use of dyes in the textile and pharmaceutical industries has led to serious water pollution, harming both ecosystems and living organisms. To address this issue, this study explores the use of organic solvent nanofiltration (OSN) to remove dyes from wastewater using graphene oxide (GO) membranes modified with melamine–phytic acid (M-PhA) powder. Melamine was chosen for its chemical stability and eco-friendly properties, while phytic acid offers six negatively charged phosphate groups that interact well with dye molecules. Together, they create zwitterionic characteristics in the membrane, improving its ability to reject both cationic and anionic dyes. The resulting GO-M-PhA membranes were fabricated via pressure-assisted filtration using varying amounts of M-PhA powder (10–40 mg) dispersed in a 10 ppm GO solution, then thermally crosslinked at 90 °C for 6 hours. Among them, the GO-M-PhA-30 membrane showed the best performance, achieving rejection rates of 99.94% for methyl green (MG), 98.97% for congo red (CR), and 99.79% for pendimethalin (PM), with strong ethanol and water permeance. It also maintained high rejection for CR across different solvents and demonstrated stable performance over three days of continuous pressure-driven separation, confirming its excellent antifouling ability, durability, and potential for advanced OSN applications."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library