Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzia
"Manusia memiliki kebutuhan untuk menghuni. Namun, dalam menghuni suatu hunian di kota besar yang padat penduduk, beberapa masyarakat terutama yang memiliki penghasilan rendah memilih untuk menghuni di rumah susun yang seringkali memiliki unit dengan ukuran kecil. Dalam kegiatan menghuni, furnitur hadir sebagai objek yang dibutuhkan manusia untuk dapat digunakan dalam beraktivitas. Furnitur dalam menempati ruang, terutama pada kondisi besaran ruang hunian rumah susun yang terbatas, memiliki peran terhadap pencahayaan yang terjadi pada suatu ruang. Dengan adanya kajian teori dan analisis studi kasus terhadap unit rumah susun, penulisan ini akan melihat bagaimana karakteristik dari furnitur dalam menempati ruang dan bagaimana ia digunakan manusia dalam beraktivitas pada ruang hunian. Studi dilakukan pada hunian rumah susun di daerah DKI Jakarta dan ditemukan bahwa furnitur pada unit memiliki peran dalam seberapa besar ia dapat meneruskan pencahayaan pada ruangan.

Humans have a need to inhabit. However, when living in a large densely populated city, some people, especially those with low incomes, choose to live in flats which often have small units. In dwelling activities, furniture is present as an object that humans need to be able to use it in their activities. Furniture in occupying space, especially in conditions of limited residential space, has a role in the lighting that occurs in a room. With the theoretical study and case study analysis of apartment units, writing this will look at how the characteristics of furniture occupy space and how it is used by humans in their activities in residential spaces. The study was conducted on residential flats in the DKI Jakarta area and it was found that the furniture in the unit has a role in how much it can transmit lighting to the room."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afni Fadhila
"Eye strain, atau asthenopia, merupakan suatu kondisi di mana mata mengalami ketegangan akibat terlalu sering digunakan dalam waktu yang lama, terutama pada aktivitas yang melibatkan penggunaan komputer. NIOSH menyebutkan bahwa sekitar 75 – 90% pengguna komputer yang menghabiskan waktu selama tiga jam atau lebih mengeluhkan gangguan penglihatan. Sebuah studi oleh Kowalska et al (2011) terhadap pekerja kantoran yang menggunakan komputer secara intens menyebutkan bahwa prevalensi eye strain pada pekerja wanita sebesar 50,7% dan pada pria sebesar 32,6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pencahayaan, reflektansi, dan kekontrasan area kerja terhadap keluhan eye strain pada karyawan office di PT. X. Penelitian dilakukan dari April – Juni 2023 dengan total sampel sebanyak 134 orang secara simple random sampling. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross- sectional serta pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yang diadopsi dari Haeny (2009) dan Ramadhani (2012), dan pengukuran langsung menggunakan lux meter. Adapun variabel independen yang diteliti yaitu tingkat pencahayaan, reflektansi, kekontrasan area kerja, durasi kerja, usia, gangguan penglihatan, dan riwayat gangguan kesehatan mata sedangkan variabel dependennya yaitu keluhan eye strain. Hasil uji analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 113 orang karyawan (84,3%) mengalami keluhan eye strain dengan gejala yang paling sering dirasakan yaitu terasa tegang di bagian leher dan bahu (43,3%) dan gejala yang paling jarang dirasakan yaitu terasa nyeri di bagian kelopak mata (8,2%). Sementara, dari hasil uji analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pencahayaan (p-value = 0,000), reflektansi (p-value = 0,001), kontras area kerja (p-value = 0,027), durasi kerja (p-value = 0,000), dan usia (p-value = 0,022), namun tidak terdapat hubungan antara gangguan penglihatan (p-value = 0,749) dan riwayat gangguan kesehatan mata (p- value = 0,918) terhadap keluhan eye strain.

Eye strain, or asthenopia, is a condition where the eyes are strained due to prolonged overuse, especially in computer-based activities. NIOSH states that about 75 - 90% of computer users who spend three hours or more complaining of visual impairment. A study by Kowalska et al (2011) on office workers who use computers intensely stated that the prevalence of eye strain in female workers was 50,7% and in men was 32,6%. This study aims to determine the relationship between illuminance, reflectance, and work area contrast on eye strain complaints in office employees at PT. X. This research was conducted from April - June 2023 with a total sample of 134 employees by simple random sampling. The design used in this research is cross-sectional and data collection is carried out by distributing questionnaires, which were adopted from Haeny (2009) and Ramadhani (2012), and direct measurements using a lux meter. The independent variables included illuminance, reflectance, work area contrast, work duration, age, visual impairment, and history of eye health problems related to eye strain complaints as the dependent variable in this research. Results showed that there were 113 employees (84,3%) complaining of eye strain with the most common symptom felt by them was tension in the neck and shoulders (43,3%) and the least common symptom was pain in the eyelids (8,2%). While, the results of bivariate analysis showed that there was a relationship between illuminance (p-value = 0,000), reflectance (p-value = 0,001), work area contrast (p-value = 0,027), work duration (p-value = 0,000), and age (p-value = 0,022), but there was no relationship between visual impairment (p-value = 0,749) and history of eye health problems (p-value = 0,918) to eye strain complaints."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahnaf Tsany Abdul
"Penerangan dalam sebuah bangunan dapat memberikan kenyamanan terutama pada kenyamanan indra penglihatan, sistem penerangan yang baik dapat mengantisipasi beberapa masalah salah satunya masalah kesehatan dan produktivitas dalam ruangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit sistem pencahayaan pada gedung kantor PT. Swijetty dan memberikan langkah mitigasi untuk sistem pencahayaan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran kuat pencahayaan pada sampel gedung dan melakukan simulasi penggantian lampu tanpa mengubah titik lampu menggunakan perangkat lunak DIALux evo. Hasil audit pengukuran menunjukkan kuat pencahayaan memiliki rentang persentase kesesuaian terhadap standar sebesar 25,6% sampai dengan 180,7 %. Penggantian lampu hanya dilakukan pada ruangan dengan kuat pencahayaan yang berada dibawah standar atau berada diatas 120% dari standar SNI 03-6575-2001. Penggantian ruangan dilakukan tanpa mengubah titik lampu dikarenakan tujuan dari penggantian lampu adalah melakukan penghematan dari sektor pencahayaan. Hasil analisis iluminasi cahaya pada penggantian lampu menunjukkan persentase kesesuaian terhadap standar berada pada rentang 101,2% sampai dengan 115,7%. Hasil analisis konsumsi energi dengan dilakukannya penggantian lampu menunjukkan penurunan konsumsi energi dalam setahun sebesar 3.526,094 kWh dari 17.230,619 kWh menjadi 13.704,066 kWh per tahun. Hasil analisis biaya, menunjukkan biaya instalasi lampu pengganti sebesar Rp47.807.000, sedangkan biaya operasional mengalami penurunan sebesar Rp 5.094.811,15 per tahun dari Rp24.893.075,3 menjadi Rp19.798.264,2. Mitigasi untuk mengurangi konsumsi energi dengan biaya yang lebih sedikit dapat dilakukan dengan melakukan penggantian lampu pada tahun pertama.

Lighting in a building can provide comfort, especially on the comfort of the sense of sight; a good lighting system can anticipate several problems, one of which is health and productivity problems in the room. This study aims to audit the lighting system in the office building of PT. Swijetty and provide mitigation measures for lighting systems. This research was conducted by measuring the lighting level on the building sample and simulating lamp replacement without changing the lamp point using the DIALux Evo software. The results of the measurement audit show that the lighting intensity ranges from 25.6% to 180.7%. Lamp replacement is only carried out in rooms with strong lighting below the standard or above 120% of the SNI 03-6575-2001 standard. The replacement of the room is done without changing the light point because the purpose of replacing the lamp is to save on the lighting sector. The analysis of light illumination on lamp replacement showed that the percentage of conformity to the standard was in the range of 101.2% to 115.7%. The results of energy consumption analysis by replacing lamps show a decrease in energy consumption in a year by 3,526.094 kWh from 17,230,619 kWh to 13,704,066 kWh per year. The cost analysis results showed that the replacement lamp installation cost was Rp. 47,807,000, while the operational cost decreased by Rp. 5,094,811.15 per year from Rp. 24,893,075.3 to Rp. 19,798,264.2. Mitigation to reduce energy consumption at a lower cost can be done by replacing the lamps in the first year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Salwa Syafawiyah
"Pada tahun 2018, perkembangan teknologi mobile application meningkatkan trend penggunaan aplikasi Al-Quran berbasis smartphone di Indonesia dimana aplikasi AlQuran dari designer Andi Unpam, Muslim Pro Ltd. dan Seconda Variante menjadi aplikasi Al-Quran terpopuler dalam pasar mobile application Al-Quran Indonesia. Namun di balik tingginya trend penggunaan aplikasi Al-Quran, belum terdapat penelitian yang mengevaluasi keergonomisan dari desain antarmukanya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan suatu rekomendasi desain antarmuka aplikasi Al-Quran berbasis smartphone yang ergonomis kepada para designer aplikasi dengan batasan faktor desain seperti font size, spasi antar ayat serta kombinasi warna ayat dan latar. Untuk menemukan rekomendasi tersebut, dilaksanakan design of experiment pembacaan prototype aplikasi Al-Quran yang merupakan hasil kombinasi faktor desain dari tiga aplikasi Al-Quran Indonesia terpopuler yang digabungkan dengan metode eye-tracking untuk mengidentifikasi desain antarmuka yang menghasilkan kualitas legibility tertinggi pada kondisi terang dan redup. Setelah design of experiment dilaksanakan, kuesioner ECQ Eye Complaint Questionnaire dan QUIS Questionnaire for User Interface Satisfaction disebarkan kepada responden untuk mengidentifikasi kualitas legibility dari prototype aplikasi Al-Quran dari sudut pandang responden. Sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi performance measure waktu membaca, physiological measure/eye-tracking durasi fiksasi, frekuensi saccade dan blink rate serta self-reported measure kuesioner ECQ dan QUIS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prototype desain yang memiliki font size 32 px, spasi antar ayat 1,0 cm dan latar beige serta prototype desain yang memiliki font size 36 px dengan spasi antar ayat dan latar yang sama merupakan desain antarmuka aplikasi Al-Quran yang terbukti ergonomis karena menghasilkan kualitas legibility tertinggi pada kondisi terang dan redup berdasarkan keseluruhan pengolahan data dan panduan literatur legibility sehingga layak untuk dijadikan rekomendasi untuk para designer aplikasi Al-Quran.

In 2018, mobile application technology development is increasing that brings the trend of Quran smartphone based apps use in Indonesia where Quran apps from Andi Unpam, Muslim Pro Ltd. and Seconda Variante designers become the most popular ones in the Quran Indonesia mobile apps market. In spite of Quran mobile apps trend in Indonesia, there has been no research that analyze the ergonomic aspect of their interface designs. Therefore, this study is executed to suggest ergonomic interface design of Quran smartphone based apps to Quran apps designer with the research focus at font size, interline spacing and luminance difference. In order to reach that aim, researcher conduct the experimental design of Quran apps prototype reading out loud task to identify which prototype that brings the best legibility quality both in light and dim condition. After the experimental design was carried out, ECQ and QUIS questionnaires were given to the participants to examine the legibility quality of Quran apps prototype based on participants rsquo point of view. The collected data in this research can be classified into performance measurement reading time, physiological measurement eye tracking fixation duration, saccade frequency and blink rate and self reported measurements Eye Complaint Questionnaire and Questionnaire for User Interface Satisfaction. The result of this research indicates that the prototype design which has font size of 32 px, interline spacing of 1.0 cm and beige background and prototype design that has font size of 36 px with the same interline spacing and background are evidently ergonomic as they have the good legibility quality on bright and dim conditions based on all of data processing and legibility literature guidance so that they are worthy to be suggested as interface design recommendation to apps designer."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library