Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Novita
"Perilaku pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target Renstra Depkes 2005-2009 sebesar 80%. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 prosentase anak dibawah usia 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif adalah 39,8%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu, faktor pelayanan kesehatan, immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok Tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder Praktikum Kesmas Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2008 dengan disain cross sectional. Sampel berjumlah 406 terdiri dari ibu yang mempunyai baduta terakhir usia 6-23 bulan dan merupakan anak kandung. Cara pengambilan sampel dengan multi stages stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan metode chi square bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di wilayah Puskesmas Pancoran Mas adalah sebesar 20,4%, masih jauh dari target Renstra Depkes 2005-2009 yaitu sebesar 80%. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara immediate breastfeeding dan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif, serta tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik ibu, pengetahuan ibu, riwayat ANC, tempat bersalin dan penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
Perlu dilakukan pelatihan konseling menyusui bagi petugas kesehatan khususnya bidan yang ada di wilayah Puskesmas Pancoran Mas, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang ASI eksklusif, meningkatkan tatalaksana rumah sakit yang mendukung keberhasilan menyusui, memonitor praktek immediate breastfeeding, pemberian ASI eksklusif dan praktek tetap melanjutkan ASI sampai usia dua tahun."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Widjajanto
Malang: UB Press, 2012
616.152 EDI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikbal
"ABSTRAK
Latar belakang : Keberhasilan gigi tiruan dukungan implan sangat ditentukan oleh stabilitas awal (primary stability) pada saat pemasangan, sehingga terjadi
osseointegrasi. Stabilitas tersebut dipengaruhi oleh beban oklusal yang diterima melalui restorasi sementara. Beban oklusal yang diterima implant pada , dapat secara langsung pada saat implantasi (immediateloading) atau setelah terjadi osseointegrasi (delayed loading). Masih banyak kontroversi mengenai pengaruh besar beban pada stabilitas implan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian seberapa besar pengaruh kontak oklusal pada restorasi terhadap stabilitas implan yang dipasang secara immediate loading.
Metode : Pada tiga ekor Macacafascicularis, dilakukan pemasangan Sembilan implant gigi. Segera setelah implant ditanam pada tulang, restorasi sementara dipasang pada implant dengan kontak ingan, normal dan tanpa kontak. Nilai stabilitas implant diukur menggunakan Ostell ISQ segera setelah pemasangan implan, bulan pertama dan
kedua setelah pemasangan implan.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna dari nilai
stabilitas implan (p<0,05) antara kelompok kontak oklusal normal dengan tanpa
kontak; dan kontak oklusal normal dengan kontak ringan. Namun tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,05)pada kenaikan nilai stabilitas implan yang terjadi antara periode baseline, bulan pertama dan bulan kedua pada seluruh kelompok kontak oklusal.
Simpulan: Terdapat pengaruh kontak oklusal restorasi sementara pada implan yang dipasang secara immediateloading terhadap stabilitas implan dan kontak oklusal yang menghasilkan nilai stabilitas paling besar setelah pemasangan implan adalah restorasi tanpa kontak.

ABSTRACT
Introduction: successful of dental implant were determined by primary stability when placement. The stability were influnced by occlusal loading thriugh provisional restoration. There are two types of loading protocol that usually used, immediate and delayed loading. But there are still controversies about the influence of occlusal loading on implant's stability. Therefore, it was necessary to study the influence of immediate loading to implant's stability.
Method: Nine dental implants were placed on the mandibular of three Macacafascicularis. Provisional restorations with various occlusal contacts (no contact, light, and normal contact) were placed to the implant. Implant stability was measured using the Ostell ISQ three times, immediately (baseline), first month and second month after implant placement.
Result: Implant stability between implant with no occlusal contact and normal contact and also light occlusal and normal occlusal contact were found significantly different (p<0,05). However, there was no significant increased (p>0,05) found on implant stability measured at baseline, first and second month after implant placement for all occlusal contact groups.
Conclusion: There were influence of immediate loading to implant's stability and provisional restoration of implant without occlusal contact showed highest implant good stability result.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lebuan, C. H. Adeline
"Program Pembangunan Nasional di bidang kesehatan 2010 adalah meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dari setiap individu untuk mencapai manusia yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak berada di dalam kandungan ibu sampai dengan kontak pertama saat bayi dilahirkan. Sentuhan psikososial pertama kali diberikan oleh ibu pada saat bayi lahir dan ini merupakan critical point bagi tumbuh. kembang individu selanjutnya. Sentuhan psikososial tersebut dapat berwujud kontak dini antara ibu dan bayi dan pemberian immediate breas feeding, dan hal ini harus difasilitasi oleh petugas kesehatan.
Petugas kesehatan akan memfasilitasi hal tersebut dengan baik apabila petugas memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan dalam penerapan ASI eksklusif dan immediate breastfeeding khususnya. Tetapi apabila pengetahuan petugas kurang maka akan bersikap tidak suportif terhadap ASI dan permasalahannya, karena pengetahuan petugas akan mempengaruhi ibu dalam mengambil keputusan untuk menyusui atau tidak menyusui bayinya. Dan wawancara dengan petugas dan pengamatan data sekunder dari rekam medik di rumah sakit X, pelaksanaannya dari 69 persalinan normal ada 17,39 % yang immediate breasfeeding dan diasumsikan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan petugas. Juga peneliti tertarik untuk diteliti, karena belum ada penelitian ini di rumah sakit X.
Penelitian deskriptif kuantitatif ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan gambaran fakor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan petugas tentang immediate breastfeeding di Rumah Sakit X tahun 2004. Sedangkan rancangan penelitiannya dilakukan studi cross sectional dengan total populasi sebanyak 51 petugas kesehatan yang bekerja di ruang persalinan yang terdiri dari 5 orang berpendidikan SPR, 23 orang berpendidikan SPK dan 21 orang berpendidikan DM Kebidanan dan 2 orang berpendidikan DIII Keperawatan. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, disamping itu juga diambil data sekunder dari rekam medik di Rumah Sakit X tahun 2004. Pengolahan dan analisis data dikerjakan dengan menggunakan komputer. Analisis dilakukan secara univariat melalui analisis persentase dan secara bivariat melalui uji statistic Chi Square untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan dependen.
Dari hasil penelitian didapatkan data sebagai berikut : 76,47% responden berada pada rentang umur 30-49 tahun, 45,09% responden berpendidikan SPK dan 41,8% , berpendidikan DIII Kebidanan, dengan rentang masa kerja selama 1 sampai 34 tahun bekerja sebagai petugas kesehatan, 66,67 % terpapar aktif terhadap informasi tentang immediate breasfeeding dan 47% memiliki pengetahuan yang baik tentang immediate breastfeeding. Dari hasil analisa bivariat terdapat satu variabel yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan variabel dependen yaitu variabel pendidikan terhadap pengetahuan petugas tentang immediate breasfeeding. Sedangkan variabel independen lainnya tidak menunjukan hubungan yang bermakna dengan variabel dependen.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa 52.90% responden memiliki pengetahuan yang kurang baik, tentang immediate breasfeeding. Juga didapatkan bahwa petugas kesehatan dengan yang berpendidikan pendidikan DIII mempunyai pengetahuan tentang immediate breasfeeding lebih baik dibandingkan dengan SPR-SPK.
Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini untuk Rumah Sakit X adanya kebijakan dari pimpinan keperawatan tentang pelayanan persalinan yang terkait dengan immediate breastfeeding juga agar diadakan pelatihan berkala, forum informasi yang ada agar diselipkan artikel-artikel tentang ASI untuk menambah wawasan keilmuan petugas kesehatan. Saran untuk petugas kesehatan agar mau membuka wawasan dengan membaca, berdiskusi dengan pakar ASI. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dikombinasi dengan penelitian kualitatif.
Daftar Bacaan : 61 (1980-2004)

Factors Related to Knowledge on Immediate Breastfeeding among Health Workers in Hospital X Jakarta Year 2004National health development program 2010 plans to improve health status optimally targeted to every individual to be high quality human being. The first investment to achieve quality human being starts from fetal until the first touch after born. This first psychosocial touch by mother is a critical point to the future development of the newborn. One form of the first touch is through immediate breastfeeding which should be facilitated by health workers.
Health workers will facilitate immediate breastfeeding if they have sufficient knowledge, proper attitude, and adequate skill in exclusive breastfeeding and immediate breastfeeding. Health worker's knowledge will influence mother's decision to breastfeed or not. Preliminary interview with health workers in Hospital X and secondary data shows that out of 69 normal births, there were 17.39% mothers who provided immediate breastfeeding and this finding led to the assumption of health worker's lack of knowledge regarding this matter. This kind of study has never been conducted in Hospital X.
This quantitative descriptive study aimed at describing factors related to knowledge on immediate breastfeeding among health workers in Hospital X Jakarta year 2004. Design of the study was cross sectional with total population of 51 health workers who worked in delivery room consisted of 5 workers with SPR education, 23 with SPK education, 21 with Midwifery Diploma, and 2 with Nursing Diploma. Primary data were obtained through questionnaire, while secondary data came from medical record. Analyses were conducted in univariate (percentage analysis) and bivariate (chi-square) methods.
The study shows that 76.47 respondents were in the age range of 30-49 years old, 45.09% had Nursing School educational background and 41.8% had Midwifery Diploma with length of work ranged of 1-34 years, 66.67% actively exposed to information on immediate breastfeeding and 47% had good knowledge on immediate breastfeeding. Bivariate analysis reveals that only education variable showed significant statistical relationship with worker's knowledge on immediate breastfeeding.
This study concludes that 52.09% respondents had poor knowledge on immediate breastfeeding. Workers with diploma education possessed better knowledge on immediate breastfeeding compared to those with other lower educational background (SPR and SPK).
It is recommended to Hospital X to endorse policy related to immediate breastfeeding in birth, and maternal and neonatal care. Trainings should be conducted routinely and provide information on immediate breastfeeding and exclusive breastfeeding to improve worker's knowledge. It is recommended to health workers to open their knowledge horizon with reading and discussion with experts. Next study should incorporate qualitative study.
References: 61 (1980-2004).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Sylvia Riadina Dewi
"Skripsi ini mendeskripsikan tentang penggunaan partikel -이/-가 /-i/-ga/ dan -은/-는 /-eun/-neun/ dalam bahasa tulis Korea oleh penutur asli, Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, kuantitaif, dan pendekatan studi kepustakaan. Analisis akan dimulai dengan pengambilan acak lima puluh kalimat yang diambil dari surat kabar bahasa Korea, cerpen, dan teks terjemahan kemudian dianalisis dengan immediate constituent analysis dan hasil analisis dimasukkan ke dalam tabel olah. Hasil penelitian menunjukkan partikel -이/-가 /-i/-ga/ menjadi penanda fungsi subjek dan pelengkap dalam kalimat sedangkan partikel -은/-는 /-eun/-neun/ bisa menjadi penanda fungsi subjek dan topik, penanda topik non subjek, objek, dan pelengkap kalimat.
The thesis describes the use of particle -이/-가 /-i/-ga/ and -은/-는 /-eun/-neun/ in a sentence and the application of real use in written language. This research is qualitative, quantitative, and descriptive. The data were collected by taking fifty random sentences from Korean newspaper, short stories, translation novel and then analyze with immediate constituent analysis and put the result into table. The result show particle -이/-가 /-i/-ga/ was found as subject and complement marker of the sentence. Particle -은/-는 /-eun/-neun/ was found as subject and topic, topic marker non subject, object, and complement marker."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miou Yamamoto
"ABSTRACT
This study aimed to examine the dynamic change in bone metabolism by immediate loading in several sites around implants using high-resolution Na18F-PET scan. Two titanium implants ( 1.2 mm) were inserted parallel to each other in the right tibiae of Wistar rats (n = 4). The left tibia was set as control side. One day after insertion, closed coil springs of 4.0 N were attached to the expose superior portions of the implants to apply a continuous mechanical stress. The rats with fluorine-18 (18F) ion (5 mCi/rat) intravenously injected were scanned by PET scanner at 4, 7, 14, 28 days after load application. Round region of interests (ROIs) were set around the distal implant of the right tibia (loaded side) and same site (control) of the left tibia. Furthermore, four rectangular ROIs were set at the superior and inferior parts of traction side (mesial) and opposite side (distal) of the distal implant. Longitudinal dynamic changes in bone metabolism were evaluated by examination of the accumulation count of 18F ion at each ROI. The uptake values of ROIs (loaded side) initially increased until 7 days, and they gradually decreased from the peak level to the pre-loading level despite a static force being applied to the implants. In cancellous bone, the uptake values at the superior part of traction side and inferior part of opposite side showed significantly high value compared with those at other parts. In conclusion, immediate loading to the implant initially enhanced bone metabolism around it, especially at the part with compressive stress. Peri-implant bone metabolism varies according to different loading conditions."
Tokyo: Springer, 2018
ODO 106:3 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Mega Larasati
"Kebencian berbasis kelompok memiliki appraisal bahwa outgroup berwatak jahat dan sengaja menyakiti ingroup, memicu kecenderungan bertindak yang destruktif. Appraisal ini dipengaruhi oleh faktor jangka panjang yang terikat konteks. Mayoritas studi terdahulu berlatar konteks konflik intens berkepanjangan, padahal kebencian dapat terjadi dalam konteks politik karena peran ideologi. Di Indonesia, terjadi polarisasi antara ideologi agamis (mendukung kebijakan berbasis Syariat Islam) vs. sekuler. Partai Komunis Indonesia (PKI) telah lama dibenci karena dipersepsikan jahat dan anti-Islam. Penelitian ini bertujuan menyelidiki prediktor kebencian berbasis kelompok terhadap PKI melalui survei pada 217 WNI muslim. Menurut hipotesis ekstremisme ideologi, ekstremisme ideologi dicirikan oleh persepsi dunia yang kaku dan memicu intoleransi terhadap kelompok yang berseberangan. Peneliti menguji pengaruh ekstremisme ideologi (ideologi agamis), absolutisme moral (gaya kognitif hitam-putih), dan keyakinan konspirasi. Peneliti juga mengeksplorasi perbedaan interaksi antarvariabel dalam memprediksi kebencian chronic (sentimen jangka panjang) dan immediate (emosi intens jangka pendek). Berdasarkan analisis PLS-SEM, ketiga prediktor memprediksi kedua jenis kebencian. Keyakinan konspirasi memediasi pengaruh ideologi agamis, yang kemudian memediasi pengaruh absolutisme moral terhadap kebencian. Chronic hatred memediasi pengaruh ketiga prediktor terhadap immediate hatred. Chronic hatred diprediksi terutama oleh keyakinan konspirasi (dengan maupun tanpa ideologi agamis), sementara immediate hatred terutama oleh ideologi agamis pada individu dengan keyakinan konspirasi dan absolutisme moral sedang-tinggi. Persepsi ancaman dari PKI diduga lebih relevan dan mendesak bagi penganut ideologi agamis. Penelitian selanjutnya perlu menginvestigasi lebih jauh kebencian berbasis kelompok yang nyata dalam konteks politik.

Group-based hatred contains appraisal that the outgroup is evil and intentionally hurts the ingroup, causing destructive action tendencies. This appraisal is affected by long-term factors that are context-specific. Previous studies mostly focused on intractable conflict, although hatred can also occur within political context because of ideology. In Indonesia, polarization emerges between religious vs. secular ideology. Indonesian Communist Party (PKI) has long been hated since it is perceived as evil and anti-Islam. This study aimed to investigate the predictors of group-based hatred against PKI through a survey toward 217 Moslem citizens. According to ideological extremism hypothesis, ideological extremism is characterized by rigid perception of the world and causes intolerance against perceived opposing groups. We examined the role of ideological extremism (religious ideology), moral absolutism (black-or-white cognitive style), and conspiracy belief. We further explored the difference between chronic (long-term sentiment) and immediate (short-term intense emotion) hatred in terms of interactions among predictors. According to PLS-SEM, all three variables predicted both types of hatred. Conspiracy belief mediated religious ideology, which mediated the influence of moral absolutism on hatred. Chronic hatred mediated the influence of predictors on immediate hatred. Chronic hatred was predicted especially by conspiracy belief (with or without the influence of religious ideology). Immediate hatred was predicted especially by religious ideology among individuals with low-moderate score of conspiracy belief and moral absolutism. Perceived threat from PKI is thus more relevant and urgent to the religious ideology adherents. Future studies should further investigate the evident group-based hatred in politics."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library