Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Camelia Nevrina Larasati
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30500
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Aprilia Inggri Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Gelatin merupakan salah satu jenis protein yang diperoleh dari kolagen alami yang terdapat dalam kulit dan tulang hewan. Gelatin yang paling banyak digunakan ialah gelatin babi. Penggunaan gelatin dengan bahan baku hewan babi pada produk makanan dan farmasi seringkali menyebabkan alergi, selain juga tidak diperbolehkan dalam agama islam, sehingga perlu dilakukan analisis kandungan didalam makanan olahan agar aman untuk dikonsumsi. Salah satu analisis yang dapat digunakan ialah metode imunosensor, salah satunya Enzyme-Linked Immunosorbent Assay ELISA yang memiliki tingkat sensitifias yang tinggi, mampu menguji sampel yang tidak murni, dan mampu mengikat secara selektif antigen yang dikehendaki. Metode ini memerlukan antibodi anti-gelatin babi untuk mendeteksi gelatin babi sehingga dilakukan produksi antibodi poliklonal antigen gelatin babi menggunakan hewan uji kelinci. Pada penelitian ini produksi antibodi poliklonal gelatin babi dilakukan dari antigen gelatin babi dengan mengekstraksi gelatin dari kulit babi. Rendemen yang dihasilkan sebesar 20,52 dan dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR serta dianalisis dengan SDS PAGE dihasilkan bahwa gelatin babi memiliki 5 pita pemisahan dan gelatin dapat dijadikan sebagai antigen. Antibodi poliklonal antigen gelatin babi dapat diproduksi dengan hewan uji kelinci dan antibodi yang diperoleh pada hari ke 65 dilakukan pemurnian IgG. Antibodi yang dipurifikasi tersebut dapat dijadikan sebagai konjugat sensor pada imunosensor berbasis ELISA dengan konsentrasi IgG sebesar 0,289 mg/mL.
ABSTRACT
Gelatin is one type of protein derived from natural collagen found in the skin and animal bones. The most widely used gelatin is pork gelatin. The use of gelatin with raw materials of pigs on food and pharmaceutical products often causes allergies, as well as not allowed in Islam, so it is necessary to analyze the content in processed foods to be safe for consumption. One of the analysis that can be used is immunosensor method, one of them is Enzyme Linked Immunosorbent Assay ELISA which has high sensitivity level, able to test impure samples, and able to selectively bind antigen desired. This method requires a pig anti gelatin antibody to detect pig gelatin so that the production of polyclonal antibody of pig gelatin antigen using rabbit test animals. In this study the production of polyclonal antigen pig gelatin carried out from pig gelatin antigen by extracting gelatin from pig skin. The yield of gelatin 20.52 and characterized by UV Vis and FTIR spectrophotometers and analyzed by SDS PAGE was found that pig gelatin has 5 separation bands and gelatin can be used as antigen. Polyclonal antibodies of antigen porcine gelatin can be produced with rabbit test animals and antibodies obtained on the 65th day of IgG purification. The purified antibodies can be used as conjugate sensors on immunosensors based ELISA with a concentration of IgG of 0.289 mg mL.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50459
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Annisa Fatimah
Abstrak :
Pengembangan biosensor berbasis antibodi (immunosensor) telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Pada penelitian ini akan dikembangkan immunosensor menggunakan nanopartikel emas, sebagai template, yang dipadukan dengan teknik pelapisan bertahap (layer by layer) dengan polielekrolit membentuk nanokapsul. Nanokapsul ini peka terhadap antibodi (anti-insulin) sebagai lapisan terluar melalui adsorpsi elektrostatik. Nanokapsul yang dihasilkan digunakan untuk melakukan sandwich immunoassay untuk mendeteksi insulin.
Penelitian ini membahas keefektifan metode assay dengan pemecahan inti dan tanpa pemecahan inti nanokapsul pada immunosensor yang dilakukan dengan teknik ASV, serta mengetahui ada tidaknya interaksi antara nanopartikel dengan protein yang dilakukan dengan spektrofotometer UV-Visible. Terjadinya perubahan absorbansi dan panjang gelombang pada spektrum menunjukkan adanya interaksi nanopartikel dengan protein. Nanopartikel lebih peka dengan protein dalam hal ini antibodi anti-insulin sebagai lapisan terluar melalui adsorpsi elektrostatik.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa konsentrasi Au hasil immunoassay tanpa pemecahan inti adalah sebesar 29,74 μM - 29,81μM, sedangkan konsentrasi Au hasil immunoassay dengan pemecahan inti adalah sebesar 31,50 μM - 47,46 μM.
......Development of biosensor based antibody (immunosensor) has grown in recent years. This research will develope immunosensor using gold nanoparticles as a template which is combined with layer by layer techniques to form polyelectrolyte nanocapsules. These are sensitive to antibody (anti-insulin) as the outer layer through electrostatic adsorption. Nanocapsules which are produced is used to make a sandwich immunoassay to detect insulin.
This study discusses the effectiveness of the method of assay by core solution and without core solution of nanocapsule on immunosensor that was done by using ASV and determine whether there is interaction between the nanoparticles with the protein that was done by UV-Visible spectrophotometer, and also determine whether there is interaction between the nanoparticles with protein. UV-Visible spectrophotometer is used to characterize it. The change of absorbance and wavelength on the spectrum show the existence of nanoparticle interaction with proteins. Nanoparticles are more sensitive to the proteins ( anti-insulin antibody as the outer layer) through electrostatic adsorption.
The results of this study are immunoassay without core solution give concentration of Au amounted to 29.74 μM - 29.82 μM, whereas immunoassay with core solution give concentration of Au amounted to 31.50μM - 47.46 μM.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S30703
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library