Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widodo
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis dampak implementasi PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) atas impairment kredit terhadap industri perbankan. PSAK ini adalah standar akuntansi yang mengatur pengakuan dan pengukuran serta penyajian dan pengungkpan instrumen keuangan, salah satunya adalah kredit yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. penelitian ini mengambil sepuluh sampel industri perbankan yang listed di BEI pada tahun 2010 dan 2011. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyisihan kerugian kredit yang dicadangkan setelah implementasi PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) lebih kecil daripada sebelum implementasi PSAK tersebut. Dampaknya adalah menurunkan beban operasional dan selanjutnya meningkatkan laba industri perbankan. ...... This thesis discusses the impact of PSAK 50 dan 55 (revised 2006) of impairment loan in banking industry. This PSAK is accounting standard that managed recognition and measurement, and presentation and dislosure of financial instrument, for example are loan classified as loan and receivables. this research is quantitative research, with descriptive design, took ten samples of banking industry listed on BEI in 2010 and 2011. This research showed that allowance impairment of loans after implementation PSAK 50 dan 55 (revisi 2006) smaller than before implementation of that PSAK. The impact is decreasing operating expeses, and increasing earnings of banking industry.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Mendes Kiik
Abstrak :
ABSTRAK
Gangguan keseimbangan tubuh merupakan salah masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia. Masalah ini dapat mengakibatkan jatuh dan cedera bila tidak dicegah. Model intervensi cegah gangguan keseimbangan tubuh (Cegat lansia) merupakan bentuk intervensi keperawatan komunitas yang dapat mempertahankan keseimbangan tubuh lansia. Penulisan bertujuan memberikan gambaraan pelaksanaan model intervensi keperawatan komunitas “cegat lansia” untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dalam pelayanan keperawatan komunitas melalui integrasi teori dan model community as partner, family center nursing, konsekuensi fungsional dan fungsi manajemen pada kelompok lansia dengan gangguan keseimbangan di Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Hasil intervensi menunjukkan model intervensi cegat lansia berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keseimbangan tubuh (p=0,000), pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,000) dan keterampilan (p=0,000). Model intervensi ini dapat meningkatkan keseimbangan tubuh pada lansia di komunitas. Hal ini memberi peluang bagi perawat kesehatan komunitas dalam pengembangan intervensi promotif dan preventif. Model intervensi ini aman, mudah, efektif dan murah bagi lansia di komunitas.
ABSTRACT
Balance impairment is one of health problem among older adults. This problem can lead to falls and injuries if not prevented. The intervention model to prevent balance impairment (as known as cegat lansia) is a community nursing intervention to maintain the postural balance among older adults. This report aimed to provide an overview of the implementation of nursing intervention and services project through the integration of the community as partner, family center nursing, functional concequences, and management function among older adults with balance impairment in Srengseng Sawah South Jakarta. The results of intervention showed cegat lansia intervention have a significant effect in improving the postural balance (p = 0.000), knowledge (p = 0.000), attitude (p = 0.000) and skills (p = 0.000). It concludes that the intervention model can improve postural balance among older adults in the community. That gives an opportunity for community health nurses to develop promotive and preventive interventions. It concludes that this intervention model for older adults is safe, easy, effective and inexpensive to older adults in the community.
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sigiro, Vindina Rettha Arianingrum
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang. Infeksi Cytomegalovirus (CMV) kongenital merupakan faktor non genetik yang paling sering menjadi penyebab terjadinya ketulian sensorineural pada bayi dan anak. Infeksi CMV dapat memberikan tanda dan gejala namun dapat juga tidak memberikan gejala pada yang terinfeksi. Ketulian akibat infeksi CMV kongenital tidak memiliki konfigurasi patognomik sehingga penelitian terhadap infeksi CMV kongenital pada pendengaran masih sangat diperlukan. Pengetahuan tentang ketulian akibat infeksi CMV kongenital di negara-negara luar yang semakin berkembang membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran gangguan pendengaran anak dengan infeksi CMV kongenital di Indonesia, khususnya RS Cipto Mangunkusumo. Tujuan. Mengetahui gambaran gangguan pendengaran pada anak usia 0-5 tahun yang mengalami infeksi CMV kongenital berdasarkan pemeriksaan DPOAE dan BERA click. Metode. Penelitian cross sectional ini dilakukan di RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan November 2015-Mei 2016 pada 27 subjek anak usia 0-5 tahun yang telah didiagnosa terinfeksi CMV kongenital. Hasil. Gambaran gangguan fungsi pendengaran pada subjek anak usia 0-5 tahun dengan infeksi CMV kongenital berdasarkan pemeriksaan DPOAE dan BERA click pada unit telinga adalah tuli sensorineural sebanyak 58,0%. Didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik (p = 0,002) antara keterlambatan tumbuh kembang dengan terjadinya tuli sensorineural. Keterlambatan tumbuh kembang memiliki risiko 6,57 (CI 95%; 1,88 – 22,87) kali lebih besar dibandingkan pasien dengan tumbuh kembang normal untuk mengalami gangguan pendengaran sensorineural.
ABSTRACT
Background. Congenital cytomegalovirus (CMV) infection is a non genetical factor that is most commonly found asthe etiology of sensorineural hearing loss in infants and children. CMV does not always cause signs and symptoms.Hearing loss caused by CMV infection does not have a patognomonic configuration hence further research is needed. The development on the knowledge on hearing loss caused by congenital CMV infection in foreign countriesis the reason the author decide to investigate on the profile of hearing impairment in children with congenital CMV infection in Indonesia, especially in Cipto Mangunkusumo Hospital. Purpose. To know the profile of hearing impairment in children age 0-5 years old with congenital CMV infection based on DPOAE and BERA click. Methods.This cross-sectional study was conducted in Cipto Mangunkusum Hospital since November 2015-May 2016 in 27 subjects, children age 0-5 years old with congenital CMV infection. Results.Hearing impairment in subjects children age 0-5 years old with congenital CMV inefection, based on DPOAE and BERA click on ear unitsis 58,0% with sensorineural hearing loss. There is a significant relationship (p=0,002) between developmental delay and the incidence of sensorineural hearing loss. Developmental delay has a 6,57 times (CI 95%; 1,88 – 22,87) higher the risk for subjects to experience sensorineural hearing loss compared to normal development.;
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prihandriyo Sri Hijranti
Abstrak :
Mild Cognitive Impairment (MCI) adalah masa transisi antara masa menua normal dan masa demensia, namun tidak didapatkan gangguan kemampuan menjalankan aktivitas sehari-hari. MCI dapat diidentifikasi dengan deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan Hipertensi dengan kejadian MCI pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung Kota Depok. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional menggunakan Instrumen MoCA-Ina tervalidasi. Responden dalam penelitian ini berusia 60 tahun keatas non-demensia dan non-depresi. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis multivariat menggunakan cox regression. Hasil analisis data diperoleh prevalensi MCI sebesar 46,8% dan lansia dengan hipertensi sebesar 68,9%. Selain itu, hasil multivariat menunjukkan bahwa lansia dengan hipertensi kemungkinan berisiko 1,7 kali (PR= 1,70; 95% CI 1,077-2,699) mengalami kejadian MCI dibandingkan lansia normotensi setelah dikontrol variabel lain. Usaha untuk deteksi dini dengan skrining pada orang hipertensi dapat membantu dalam menjaring kasus MCI pada lansia. ......Mild cognitive impairment (MCI) described as a transition phase between healthy cognitive aging and dementia but that does not interfere with activities of daily life. MCI can be detected early in the health facility. The objective of this study was to identified the association between hypertension in elderly and MCI in Cipayung Health center, Depok City. This is a cross sectional study, utilized the primary data from the early detection using validated Montreal Cognitive test for Indonesia (MoCA-Ina). Participant of this study was non demented and non-depressed elderly people age more than 60 years old. The data analysis was performed with stratification and cox regression multivariate analysis. The results of study showed the prevalence of MCI is 46,8% and Elderly with hypertension is 68,9%. The result of multivariable analysis showed that elderly people with hypertension probably had 1,7 risk to get MCI with PR=1,705 (95% CI 1,077 - 2,699) than elderly with normotension after adjusted with other variable. For the purpose of early detection of dementia, screening should be taken seriously as a possible pre-stage of MCI in elderly.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48400
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Afriani
Abstrak :
ABSTRAK
Stroke menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan otak sehingga menimbulkan gangguan fungsi neurologis dan fungsi kognitif yang dapat meningkatkan risiko jatuh. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan gangguan kognitif dengan risiko jatuh pada pasien stroke. Desain penelitian adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 68 pasien stroke di Sumatera Barat, yang didapatkan dengan teknik consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara data primer didapatkan melalui pemeriksaan dan penilaian langsung pada responden, sedangkan data sekunder didapatkan dari rekam medis responden. Analisis hasil penelitian menggunakan Chi-square, Pooled T-test, dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gangguan kognitif dengan risiko jatuh pada pasien stroke p=0,000 , usia p=0,000 , lama menderita stroke p=0,044 , IMT p=0,000 , keseimbangan fungsional p=0,000 , lokasi lesi p=0,001 , kekuatan otot ekstremitas bawah p=0,000 dan latihan atau aktivitas fisik p=0,006 dengan ? =0,05. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan deteksi dini risiko jatuh pada pasien stroke yang mengalami gangguan kognitif secara rutin. Kata Kunci: gangguan kognitif, risiko jatuh, stroke
ABSTRACT
Stroke causes to the brain tissue damage resulting in impaired neurology functions and cognitive functions that may increase the risk of falls. This study aims to determine the relationship of cognitive impairment with the risk of falling in stroke patients. The study design was cross sectional analytic with a total sample of 68 stroke patients in West Sumatera, obtained with consecutive sampling. Data collection methods by primary data obtained through direct examination and assessment on the respondents, while secondary data obtained from the respondent s medical records. Analysis of research results using Chi square, Pooled T test, and multiple logistic regression. The results showed a relationship between cognitive impairment and risk of falling in stroke patients p 0,000 , age p 0,000 , stroke length p 0.044 , BMI p 0,000 , functional balance p 0,000 , location of lesions p 0.001 , lower extremity muscle strength p 0,000 and exercise or physical activity p 0.006 with 0.05. This study recommends nurses to perform early detection the risk of falling in stroke patients with of cognitive impairment on a regular basis. Keywords cognitive impairment, fall risk, stroke
2018
T51376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pratignyowati
Abstrak :
Bising merupakan sumber bahaya ditempat kerja, bila tidak ditangani dengan baik. Bising selain menyebabkan penyakit akibat kerja juga dapat menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya mendatangkan derita bagi tenaga kerja dan keluarganya tapi juga merugikan perusahaan serta lingkungan sekitarnya. PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Perusahaan BUMN dibawah Departemen Perhubungan sebagai pengelola 10 (sepuluh) Bandara di wilayah Barat Indonesia, dimana bising merupakan suatu hal yang sehari-hari dihadapi oleh petugas AMC sebagai petugas operasi dilini depart dalam pelayanan jasa kebandarudaraan. Sebagai Bandara bertaraf Internasional selain hares mengikuti peraturan-peraturan ICAO (International Civil Aviation Organization) harus menerapkan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku secara nasional guna melindungi tenaga kerja, orang lain disekitar Bandara, lingkungan kerja, asset perusahaan umumnya serta keselamatan penerbangan khususnya. Penelitian yang dilakukan adalah dengan diskriptif Analitik dengan pendekatan cross sectional berdasarkan data primer dan sekunder dari 79 petugas AMC dari PT (Persero) Angkasa Pura II tahun 2004 dan didapatkan hasil 22 petugas AMC menderita Noise Induced Hearing Loss (NIHL). Dengan menggunakan slat audiometer dan sound level meter. ...... Noise is a source of danger in the workplace if it does not manage properly. The noise, besides it can cause sick it also can cause an accident and creating sorrow to the employee or his family. Consequently decreased performance and increased compensation pay will became the burden for the company. PT. Angkasa Pura II (Ltd) is a State Company under Transportation Department, consist of 10 airports in west Indonesia where the noise is one of the problem faces by AMC officers as the frontline officers of airport services. As an international airport, besides must comply to existing ICAO (International Civil Aviation Organization) International regulations, it also must apply standards on work safety and health nationally adopted to protect its employees, the people around, company assets in general and especially flying safety. The observation undergone is a descriptive - analytically with cross - sector approach, based on primary and secondary data from 79 AMC officers of PT (Persero) Angkasa Pura H in 2004 i.e through observation and sound level meter, result 22 AMC officers suffering from noise induced hearing loss (NHL).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Ridoni Fardeni
Abstrak :
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis relevansi nilai dari komponen goodwill sebelum berlakunya PSAK 22 (Revisi 2010) (yaitu amortisasi dan penurunan nilai) dan setelah berlakunya PSAK 22 (Revisi 2010) (yaitu penurunan nilai goodwill yang diuji secara periodik). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel, dengan sampel 149 perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2013. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa amortisasi goodwill tidak memiliki relevansi nilai, sedangkan relevansi penurunan nilai goodwill terhadap harga pasar saham tidak meningkat setelah berlakunya PSAK 22 (Revisi 2010). Secara umum, penelitian ini menyimpulkan bahwa komponen goodwill setelah berlakunya PSAK 22 (Revisi 2010) tidak lebih relevan dibandingkan dengan sebelum berlakunya PSAK 22 (Revisi 2010).
ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the value relevance of goodwill component prior to the effective implementation of PSAK 22 (Revised 2010) (including amortization and impairment) and after the effective implementation of PSAK 22 (Revised 2010) (including impairment test of goodwill periodically). The method used in this research is regression using panel data, with sample of 149 companies listed on Indonesia Stock Exchange during the years of 2008-2013. The regression results indicate that the amortization of goodwill has no value relevance, whereas value relevance of goodwill impairment in association to market price is not increase after the effective implementation of PSAK 22 (Revised 2010). In general, this study concludes that goodwill component after the periods of effective implementation of PSAK 22 (Revised 2010) is not more value relevance compared to the periods prior to effective implementation of PSAK 22 (Revised 2010).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primus Mitaran
Abstrak :
Gangguan pendengaran akibat bising masih menjadi masalah kesehatan baik di dunia maupun Indonesia. Data WHO 2005 melaporkan bahwa 278 juta 4.2 penduduk dunia mengalami gangguan pendengaran, 50 di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tingkat kebisingan di pelabuhan udara El Tari Kupang tahun 2010 mencapai 92,2 dB pada pagi hari dan 95,2 dB pada siang hari. Pada tahun 2011 tingkat kebisingan di area apron atau area udara mencapai rata-rata 90,48dB dengan interval 74,5-120 dB dan di area terminal rata-rata 89,2 dB. Pada tahun 2013 mencapai 91,5 dB di area apron dan 97,2 dB di ruangan check in, di ruangan keberangkatan mencapai 97 dB Data Tahunan KKP Kupang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran pada pekerja di pelabuhan udara El Tari Kupang. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi cross sectional analitik. Populasi studi pada penelitian ini adalah pekerja berjenis kelamin laki-laki yang bekerja pada perusahaan ground handling di pelabuhan udara El Tari Kupang tahun 2016. Hasil penelitian menemukan prevalensi gangguan pendengaran sensorineural pada pekerja di pelabuhan udara El tari Kupang sebesar 39,5. Hasil estimasi risiko menemukan PR=1,80: 95 CI 1,01-3,19 artinya risiko gangguan pendengaran sensorineural pada pekerja ground handling yang terpapar tingkat kebisingan > 85 dBA 1,80 kali dibandingkan dengan pekerja ground handling yang terpapar tingkat kebisingan le; 85 dBA selama 8 jam TWA sehari di pelabuhan udara El Tari Kupang. Kesimpulan: ada perbedaan risiko kejadian gangguan pendengaran antara pekerja yang terpapar tingkat kebisingan > 85 dBA dengan pekerja yang terpapar tingkat kebisingan le; 85 dBA selama 8 jam TWA sehari. Upaya pencegahan penting dilakukan yaitu mewajibkan semua pekerja menggunakan APD ear plug atau ear muff terutama yang bekerja di area apron pelabuhan udara El Tari Kupang. ......Noise induced hearing impairment remained a health issue in Indonesia and the world. WHO 2005 reported 278 million 4.2 of the world population suffered from hearing impairment, 50 of them lives in South East Asia including Indonesia. In 2010, the noise level in El Tari airport of Kupang reached 92.2 dB in the morning and 95.2 dB in the noon time. In 2011, the noise level within the apron area or the air area reach the average of 90.48 dB with the interval of 74.5 ndash 120 dB and within the terminal area it reached the average of 89.2 dB. In 2013 the figure reached 91.5 dB within the apron area and 97.2 dB within the check in area, while within the departure area it reached 97 dB. Kupang Port Health Office, Annual Reports. This research aims to find out the relationship between the noise level and the noise induced hearing impairment amongst the workers of El Tari airport in Kupang. The research applied cross sectional analytical design study. The study population of this research is male workers who works for the ground handling companies of El Tari airport in Kupang in 2016. The research found that the prevalence of sensorineural hearing impairment within the workers of El Tari airport in Kupang is 39.5. The risk estimation result showed PR 1,80 95 CI 1,01 3,19. It means that the risk of suffering from sensorineural hearing impairment within the ground handling workers with the noise level exposure of more than 85 dB is 1.80 times compared to those with less or equal to 85 dBA noise level exposure for 8 TWA hours a day in the airport. Conclusion there is a difference in the risk of suffering from sensorineural hearing impairment between the workers exposed to more than 85 dBA noise level and those exposed to less or equal to 85 dBA noise level per 8 TWA hours a day. It is crucial to take prevention efforts as in obliged the workers especially those working within the apron area of El Tari airport to use self protection devices ear plug or ear muff during their working hours within the apron area.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47209
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviar Armien
Abstrak :
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis uji penurunan nilai yang dilakukan di industri minyak dan gas bumi. Penelitian ini merupakan analisis studi kasus pada PT Medco Energi Internasional, Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aset minyak dan gas bumi serta aset eksplorasi dan evaluasi mengalami penurunan nilai paling besar, termasuk aset yang ada di UPK Tarakan. Dalam perhitungan uji penurunan nilai, ICP sangat mempengaruhi nilai terpulihkan aset. Uji penurunan nilai dihitung dengan metode bagi hasil dan selisihnya diakui sebagai rugi penurunan nilai aset minyak dan gas bumi. Pengungkapan penurunan nilai aset lebih diprioritaskan untuk aset minyak dan gas bumi serta aset eksplorasi dan evaluasi.
This study analyses impairment test performed in oil and gas industry. This is a case study at PT Medco Energi Internasional, Tbk. The result shows oil and gas properties and exploration and evaluation asset is the biggest impaired asset, including assets in CGU Tarakan. In impairment test calculation, ICP strongly affects the recoverable amount of asset. Impairment test is calculated using production sharing method and the difference is recognized as loss on impairment of oil and gas properties. Disclosure of impairment is prioritized for oil and gas properties and exploration and evaluation asset.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>