Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghearani Febdiastri
Abstrak :
Industri manufaktur terus berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi pendukung industri ini. Teknologi pendukung yang biasa disebut dengan sistem CAD/CAM ini mempermudah suatu proses pemodelan dan simulasi manufaktur sehingga pengerjaan suatu produk dapat dilakukan dengan bentuk yang rumit sekalipun. Impeller mempunyai karakteristik bentuk yang rumit, sehingga dalam pemesinannya membutuhkan analisa dari berbagai aspek. Hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini. Pemodelan dibuat berdasarkan impeller yang banyak diproduksi industri pada umumnya. Pembuatan model impeller dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu non-twisted dan twisted blade. Dari pemodelan tersebut dibuat suatu metode yang dapat mendeskripsikan pergerakan pahat dengan 3 dan 5-axis. Penelitian ini mencoba mencari metode proses pemesinan yang dapat digunakan dalam pembuatan impeller. Pemilihan metode dilakukan berulang - ulang dengan hasil yang berbeda - beda hingga menghasilkan impeller dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Pembuatan template untuk pemodelan, dan metode yang digunakan pada proses pemesinan yang digunakan pada penelitian ini bersifat general, jadi bisa digunakan pada berbagai jenis impeller. ......Manufacture industry grows along with the raising of it's back up technology. Manufacturing technology, which used to call CAD/CAM, made all process of modelling and manufacturing simulation is able to do, even for a complicated shape characteristic. Since impeller has a complicated shape characteristic, it needs every aspect to analize the machining process. It is become a basic state of mind of making this research. Modeling of impeller was made according to some product that already produce widely in industry. Impeller modelling can be divide into two types of impeller. It is non-twisted, and twisted impeller. From those model, a machining process that describe tool path generation of 3 and 5-axis machining can be made. This research tries to search a methods of machining the impeller. Machining simulation repeatly done with a different result to produce a high precision impeller. Template for modelling and machining methods on this research is general, hope it can be used to different kind of impeller.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Sunarto
Abstrak :
Pompa air merupakan alat konversi energi, yaitu konversi energi mekanis menjadi energi fluida. Energi mekanis dihasilkan oleh motor listrik dalam hal ini berupa daya pores yang diubah oleh sudut sudut impeller menjadi energi fluida berupa tinggi tekan dan kecepatan sehingga mampu memindahkan atau mengalirkan fluida. Unjuk kerja pompa adalah kemampuan pampa yang ditunjukkan dengan besarnya tinggi tekan, kapasitas dan effisiensi Pengujian pompa dengan impeller sudu sejajar dan sudu zig zag ditamhah variasi sudut laluan /utup casing adalah dimaksudkan untuk mengelahui unjuk ketja terbaik dari semua variasi diatas rerhadap pompa air jenis turbin. Hasil pengujian memmjukkan bahwa Fidak terdapat pcrbedaan yang signifikan dengan pembahan impeller dari sudu sejajar menjadi sudu zig zag sedangkan effisiensi tertinggi sampai 16 % dan kapasitas yang besar diperoleh ji/r.a menggunakan Jutup casing dengan sudut laluan (J,$'. Tinggi tekan tertinggi hingga 31 mll20 dapat dicapai dengan menggunakan rump casing dengcm sudut laluan r'.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S37305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Ady Nugraha
Abstrak :
Parameter proses dalam sirkuit flotasi terus dimodifikasi agar bisa diketahui titik optimal operasi. Evaluasi penggunaan titik penambahan SIBX dan konsumsi energi dalam mesin flotasi merupakan suatu upaya optimalisasi untuk meningkatkan recovery dalam suatu proses separasi. Penelitian ini diharapkan mampu untuk dapat memaksimalkan kegunaan peralatan dalam mesin flotasi sekaligus dengan mencari efek titik penambahan SIBX dan kecepatan impeller terhadap recovery tembaga dan emas. Dalam percobaannya, penulis menggunakan lima tipe kecepatan impeller dan empat titik penambahan SIBX. Dari variasi percobaan tersebut, harus dilakukan 20 test kinetika flotasi yang dilakukan selama 8 menit dan akan menghasilkan 4 konsentrat dan tailing, lalu dicari berat dan kandungan masing-masingnya. Sehingga bisa didapat grafik hubungan recovery dan waktu. Kecenderungannya dengan tiap variasi kecepatan impeller, SIBX yang menghasilkan kecepatan recovery yang terbaik baik pada tembaga maupun emas yaitu pada 0 min, 2 min, 4 min dan yang terburuk 6 min. Kecepatan recovery tembaga hanya dipengaruhi oleh sifat dan jumlah partikel hidrofobik. Sedangkan pada emas, kecepatan impeller juga membawa pengaruh. Nilai recovery akhir tembaga pada tiap percobaan menunjukkan nilai yang sama yaitu rata-rata sekitar 94%. Nilai recovery akhir emas pada tiap percobaan variasi titik penambahan SIBX menunjukkan nilai yang beragam pada tiap kecepatan impeller.
Process parameters in the flotation circuit continues to be modified in order to know the optimal operating point. Evaluation of the use of SIBX addition point and energy consumption in the flotation machine optimization is an attempt to improve recovery in the separation process. This research is expected to be able to maximize the use of the equipment in the flotation machines and finding the effect of SIBX addition point and the impeller speed towards the recovery of copper and gold. In the experiments, the authors vary the impeller speed and the SIBX addition points. The impeller speed is varied into five different speed. While the SIBX addition point into four different point. From the variation of the experiment, the test must be done within 20 flotation kinetics. Those test were performed for 8 minutes and will generate 4 concentrates and tailings, and then measure the weight and content of each. So that, the graphs which defines the relationship between recovery and time can be attained. Of all the speed variations used in the impeller, the best kinetic recovery comes from the addition of SBX in the 0 min, 2 min and 4 min. While the worst comes from the addition in the 6 min. Copper kinetic recovery is only affected by the nature and amount of hydrophobic particles. While in gold, the result is also affected by impeller speed. Copper recovery at each end of the experiment showed the same value that is an average of about 94%. On the other side, the gold recovery shows the dependency upon the impeller speed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57051
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazrul Rahman
Abstrak :
Bio-oil fraksi non-oksigenat memiliki kandungan alkena yang tinggi hal tersebut menyebabkan tingginya ignition delay time dan nilai kalor yang rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar diesel komersial. Reaksi hidrogenasi diperlukan sebagai upgrading Bio-oil fraksi non-oksigenat agar dapat memiliki karakteristik mendekati bahan bakar diesel komersial. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efek kecepatan putar impeller tipe flat blade turbine terhadap karakteristik biofuel produk upgrading Bio-oil fraksi non-oksigenat. Parameter yang dinilai mencakup kandungan ikatan rangkap, branching index, viskositas dan nilai kalor. Investigasi dilakukan terhadap kecepatan putar pengaduk reaksi hidrogenasi pada 200 s.d. 500 rpm dengan rentang 100 rpm. Kemudian dianalisis dengan menggunakan metode FTIR, GC-MS, H-NMR, dan viskometer. Penggunaan self-inducing impeller diharapkan dapat menghemat penggunaan gas hidrogen. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penggunaan self-inducing impeller berhasil mengkonveksi gas hidrogen ke dalam fasa liquid namun tanpa memerlukan suplai hidrogen yang kontinu sehingga penggunaannya lebih hemat. Peningkatan kecepatan putar pengaduk pada reaksi hidrogenasi menyebabkan peningkatan tingkat hidrogenasi Bio-oil untuk range 200 s.d. 400 rpm dan sedikit penurunan pada kecepatan putar 500 rpm karena terbentuknya vortex kearah posisi impeller. Biofuel pada kecepatan putar 400 rpm yang paling mendekati diesel komersial ditinjau dari HHV dan viskositas. Berdasarkan parameter branching index maka biofuel pada kecepatan putar 200 rpm yang paling mendekati diesel komersial. ......Bio-oil non-oxygenate fraction has a high alkene content which causes high ignition delay time and low heating value when compared to commercial diesel fuel. Hydrogenation reaction is needed as upgrading process for non-oxygenate fraction Bio-oil in order to have the characteristics close to commercial diesel fuel. The purpose of this study is to determine the effect of the rotating speed of the flat blade turbine type impeller on the biofuel characteristics from upgrading process. The parameters assessed include the double bond content, branching index, viscosity and heat value. Investigations were carried out on the rotational speed of the hydrogenation reaction stirrer at 200 s.d. 500 rpm with a range of 100 rpm. Then analyzed using FTIR, GC-MS, H-NMR, and viscometer methods. The use of self-inducing impeller is expected to save the use of hydrogen gas. From the results of the study it was found that the use of self-inducing impeller succeeded in converting hydrogen gas into the liquid phase but without the need for a continuous supply of hydrogen so that it is more efficient. Increasing the stirring speed of the stirrer in the hydrogenation reaction causes an increase in the extent of hydrogenation for the range of 200 s.d. 400 rpm and a slight decrease in the rotational speed of 500 rpm due to the formation of vortex towards the impeller position. Biofuel at a rotational speed of 400 rpm which is most close to commercial diesel when viewed from HHV and viscosity. Based on the branching index parameters the biofuel at the rotational speed of 200 rpm which is the closest to commercial diesel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Yoandi
Abstrak :
Bio-oil hasil produksi dari ko-pirolisis biomassa tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin karena sifat-sifatnya yang asam, korosif dan tidak stabil. Pada penelitian ini, bio-oil fraksi non-oksigenat akan di-upgrade untuk menghasilkan diesel menggunakan metode hidrogenasi untuk mengeliminasi ikatan rangkap pada bio-oil untuk meningkatkan kestabilannya. Hidrogenasi bio-oil dilakukan secara semi-batch menggunakan gas-entrainment impelleryang me-resirkulasi gas hidrogen pada reaktor untuk meningkatkan kontak antara hidrogen, bio-oil dan katalis Ni/Al2O3serta menghemat kebutuhan hidrogen. Dengan begitu, transfer hidrogen ke bio-oil terjadi secara konvektif akibat perbedaan tekanan dan dibawa oleh aliran bio-oil. Hidrogenasi dilakukan pada suhu 184°C dengan kecepatan putar pengaduk 400 rpm. Penelitian ini mempelajari pengaruh dari tekanan pada reaksi hidrogenasi terhadap karakteristik biofuel yang dihasilkan. Tekanan hidrogenasi divariasikan pada nilai 4, 6, 8, dan 10 barg. Peningkatan tekanan menyebabkan peningkatan transfer massa hidrogen secara konvektif sehingga tingkat hidrogenasi juga meningkat. Ikatan rangkap pada biofuel pada tekanan 6 barg sudah hampir seluruhnya terhidrogenasi. Peningkatan tekanan lebih lanjut tidak akan menurunkan jumlah alkena secara signifikan dan akan mengurangi jumlah sikloalkana. Hidrogenasi bio-oil juga berakibat pada peningkatan branching index (BI), HHV dan viskositas kinematik. Peningkatan tekanan hidrogenasi meningkatkan branching index dari biofuel dan berada di rentang 0.78 sampai 0.98. Nilai ini jauh dari BI dari bahan bakar diesel komersial (0.40). Nilai HHV dari biofuel mendekati nilai HHV dari bahan bakar komersial. Peningkatan tekanan hidrogenasi sampai 6 barg akan menurunkan viskositas kinematik biofuel, dan peningkatan lebih lanjut akan meningkatkan viskositasnya. Pada tekanan hidrogenasi 6 barg, viskositas kinematik dari biofuelnya adalah 3.02 cSt.
Bio-oil produced from the co-pyrolysis of biomass cannot be used directly as an engine fuel due to its acidic, corrosive and unstable nature. In this research, non-oxygenate bio-oil will be upgraded to produce diesel using hydrogenation to eliminate double bonds which will stabilize the fuel. Hydrogenation is done by semi-batch using gas-entrainment impeller to recirculate hydrogen gas to improve contact of hydrogen, bio-oil, and Ni/Al2O3 catalyst, as well as reducing the hydrogen consumption. Hydrogenation is done at a temperature of 184°C with an impeller speed of 600 rpm. It allows the convection of hydrogen due to pressure difference and is brought by the flow of bio-oil. Hydrogenation is conducted at 184°C with a stirring speed of 400 rpm. This research studies the effect of pressure of the hydrogenation reaction on the biofuel characteristics. Pressure will be varied at 4, 6, 8, and 10 barg. Increase in pressure causes the increase of hydrogen transfer through convection and hence the hydrogenation degree also increases. Double bonds in biofuel are mostly eliminated at hydrogenation pressure of 6 barg. Further increase in pressure does not significantly decrease the double bonds and will decrease the cycloalkane. Hydrogenation of bio-oil also increases the branching index (BI), HHV and kinematic viscosity. Increase in hydrogenation pressure increases the branching index to 0.78 to 0.98, significantly higher than commercial diesel (0.40). The HHV values of the biofuel are similar to the commercial fuel. Increase in hydrogenation pressure up to 6 barg decreases the kinematic viscosity of biofuel, while further increase of pressure will increase its kinematic viscosity. At 6 barg hydrogenation pressure, the kinematic viscosity of biofuel is 3.02 cSt.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book describes recently developed research methods used to study complex problems in fluid engineering, especially optical flow measurement, flow visualization and numerical methods. It includes a wealth of diagrams and images, and the content is presented in a step-by-step manner from beginning to end, helping readers grasp the central points of the book. The book also presents a number of practical cases, illustrating how the research methods covered can be concretely implemented. Lastly, the book offers a valuable point of departure for pursuing further research.
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509240
eBooks  Universitas Indonesia Library