Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setio Widodo
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28743
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Putri Mayari
Abstrak :
Kartel dalam pengaturan Undang-Undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dinyatakan sebagai salah satu kegiatan yang dilarang. Larangan tersebut berkaitan dengan penetapan harga melalui kartel yang dapat mengakibatkan kerugian kepada konsumen atau masyarakat. Terdapat empat (4) perusahaan importir yang Komisi Pengawas Persaingan Usaha telah duga melakukan penetapan harga melalui kartel, mengganggu stabilitas persaingan usaha yang sehat, yakni PT. Cargill Indonesia, Teluk Intan, Liong Seng, dan Gunung Sewu. Penelitian hukum ini adalah penelitian hukum yuridis normatif yang dilakukan secara deskriptif analitis melalui bahan-bahan kepustakaan dan analisis terhadap kasus. Hasil menunjukkan adanya kegiatan penetapan harga melalui kartel yang dilakukan oleh PT. Cargill Indonesia, Teluk Intan, Liong Seng dan Gunung Sewu, juga menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan yang pemerintah tetapkan justru mendistorsi pasar dan menjadi sarana persaingan usaha tidak sehat.
Cartels in the regulation of Law No. 5 of 1999 concerning The Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition declared as one of the prohibited activities. Such prohibition regarding price fixing through cartels can result in losses to consumers or the public. There are four (4) importers that the Commission for the Supervision of Business Competition has been suspected price fixing through cartels, disrupt the stability of fair competition, namely PT. Cargill Indonesia, Teluk Intan, Liong Seng, and Mount Sewu. This research is normative juridical legal research which conducted by descriptive analysis through literature and an analysis of the case. Results indicate that there are price fixing through cartel activities conducted by PT. Cargill Indonesia, Teluk Intan, Liong Seng and Mount Sewu, also the result showed that the government policies actually could distort markets and set it into a tool of unfair competition.
2016
S62577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ratnasari H.
Abstrak :
Konsumsi kedelai di Indonesia saat ini mencapai 2-2,2 juta ton per tahun dimana pemenuhan kebutuhan akan kedelai tersebut dilakukan dengan mengimpor kedelai dari Amerika Serikat sebesar 1,4 juta ton sedangkan sisanya dipenuhi dengan produksi kedelai domestik. Ketergantungan ini mulai berdampak ketika pasokan kedelai impor terutama dari Amerika Serikat berkurang. Dampak ketergantungan kedelai impor mulai dirasakan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 2007 setelah merosotnya kedelai impor dari Amerika Serikat yang mengakibatkan sepanjang tahun 2007 harga kedelai telah naik lebih dari 100%. Hal ini diperkeruh dengan adanya dugaan praktek kartel yang dilakukan oleh importir kedelai di Indonesia. Masalah yang timbul adalah bagaimana struktur pasar kedelai impor di Indonesia dan apakah ada praktek anti persaingan usaha pada impor kedelai saat ini. Pokok permasalahan tersebut dijawab dengan penelitian yang sifatnya yuridis normatif. Setelah dilakukan penelitian, ternyata struktur pasar kedelai impor Indonesia adalah oligopoli dimana dalam satu pasar hanya terdapat 4 (empat) importir yang menguasai pasar sebesar lebih dari 92%. Keempat importir tersebut adalah PT Gerbang Cahaya Utama, PT Cargill Indonesia, PT Teluk Intan, dan PT Alam Agri Perkasa. Pengusaan pasar sebesar lebih dari 92% oleh keempat importir tersebut tidak melanggar ketentuan pasal 4 ayat 2 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 karena pengusaan pasar sebesar lebih dari 92% tersebut tidak menimbulkan anti persaingan usaha.
Consumption of soybean in Indonesia today reaching 2-2,2 million tons per year which will meet the needs of soybean was conducted by importing soybeans from the United States by 1.4 million tons while the rest are filled with domestic soybean production. This dependence began affecting the supply of soybeans imported from the United States primarily reduced. Dependence on imported soybean impact began to be felt by people in Indonesia since 2007 after declining soybean imports from the United States during 2007 resulted in soybean prices have climbed more than 100%. This diperkeruh with the alleged cartel practices conducted by the importer of soybean in Indonesia. The problem that arises is how the structure of imported soybean markets in Indonesia and if there is anti-competitive business practices on soybean imports at this time. The issue is answered by research normative juridical nature. Having done the research, found the structure of Indonesia's import of soybean market is an oligopoly in a market where there are only 4 (four) importers who dominate the market for more than 92%. Fourth importers are PT Gate Light Utama, PT Cargill Indonesia, PT Teluk Intan, and PT Perkasa Alam Agri. Pengusaan market for more than 92% by the fourth importer does not violate the provisions of Article 4 paragraph 2 of Law No. 5 of 1999 due to market pengusaan for more than 92% will not cause anti-competition business.
2008
S25059
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sartika Adetama
Abstrak :
Kedelai merupakan salah satu komoditas strategis di Indonesia, sehingga mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah permintaan kedelai terus meningkat sebesar 7,22% per tahun, namun tidak dapat diimbangi oleh produksi dalam negeri yang meningkat sebesar 2,08% per tahun. Upaya pemerintah untuk memenuhi permintaan kedelai merupakan awal munculnya kebijakan impor kedelai di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai, dan menganalisis dampak kebijakan bea masuk impor terhadap impor kedelai di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model log linier persamaan simultan, yaitu Ln(QD) = α1 + β1 Ln(HD) + β2 Ln(Y) + β3 Ln(POP) + e, Ln(HD) = α2 + β4 Ln(HI) + e, dan Ln(QS) = Ln(QD). Pendugaan terhadap ketiga model persamaan tersebut akan dilakukan dengan metode Two Stage Least Square (TSLS) dengan menggunakan data sekunder periode 1978-2008. Program komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eviews 4.1. Diperoleh hasil sebagai berikut: Ln (QD) = -107,7512 ? 1,894428 Ln(HD) + 0,463444 Ln(Y) + 10,57280 Ln(POP). Variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai adalah: variabel harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk. Ln(HD) = 10,34644 + 0,191313 Ln(HI) + AR(1) + e ,harga kedelai internasional mempunyai hubungan positif. Ln(IM) = -9,934196 + 2,778652 Ln(QD) - 1,263902 Ln(PD) + 0,349327 Ln(BM) + e, pada persamaan impor kedelai diperoleh bahwa variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap impor kedelai adalah permintaan kedelai dan produksi kedelai. Elastisitas harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk terhadap permintaan kedelai masing-masing adalah sebesar -1,894428 dan 10,57280. Artinya, kebijakan perubahan harga kedelai dalam negeri dan jumlah penduduk akan memberikan dampak yang besar terhadap permintaan kedelai di Indonesia. Elastisitas harga kedelai internasional terhadap harga kedelai dalam negeri sebesar 0,191313 bersifat inelastis. Elastisitas permintaan dan produksi kedelai terhadap impor kedelai adalah 2,778652 dan -1,263902. Nilai R2 pada persamaan permintaan kedelai sebesar 71,06%. Oleh karena itu, perlu penelitian selanjutnya untuk menganalisis permintaan kedelai dengan menggunakan variabel-variabel lain yang tidak digunakan pada penelitian ini.
Soybean is one of the most strategic commodity of Indonesia, which need more attention from the government in national food policy. Present problem is that soybean demand is continue to increase at 7.22% every year, but it can not be matched by domestic local production which increase is only at 2.08% every year. Government's effort to fulfill the soybean demand is the beginning of soybean import policy in Indonesia. The objective of this research is to analyze which factors affecting the soybean demand and the impact of import duty towards soybean import in Indonesia. The model which is used in this research is log linear simultaneous equations model, that are Ln(QD) = α1 + β1 Ln(HD) + β2 Ln(Y) + β3 Ln(POP) + e, Ln(HD) = α2 + β4 Ln(HI) + e and Log QS = Log QD. Fathoming of those equation models will be using Two Stage Least Square (TSLS) method with secondary data in 1978-2008 period. Evies 4.1 is used as the computer program in this research. The result obtained from this research is as follow : Ln (QD) = -107.7512 ? 1.894428 Ln(HD) + 0.463444 Ln(Y) + 10.57280 Ln(POP), Independent variables which affecting the soybean demand significantly are domestic soybean price and the population. Ln(HD) = 10.34644 + 0.191313 Ln(HI) + AR(1) + e, international soybean price has possitive relation. Ln(IM) = -9.934196 + 2.778652 Ln(QD) ? 1.263902 Ln(PD) + 0.349327 Ln(BM) + e. From the soybean import equation, the independent variables which affecting the soybean import significantly are soybean demand and soybean production. The elasticity of domestic soybean price and population towards soybean demand are at -1.894428 and 10.57280, which means any policy modifications in domestic soybean price and population will give a significant impact on soybean demand in Indonesia. The elasticity of international soybean price towards domestic soybean price at 0.191313 is inelastic, which means any policy modifications in international soybean price will not give a significant impact on domestic soybean price. The elasticity of soybean demand and production towards soybean import is at 2.778652 dan -1.263902. The R2 in soybean demand equation is at 71.06% value. Therefore further research is needed to analyze soybean demand using other variables which are not used in this research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T 28028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library