Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuli Ana Wati
"Cakupan imunisasi BIAS di Kota Tangerang lebih rendah dari target nasional yang telah ditetapkan hanya sebesar 90,84%. Kelengkapan status imunisasi BIAS pada anak salah satunya dipengaruhi oleh kepatuhan ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan apa yang berhubungan dengan kepatuhan ibu dalam mengimunisasikan anak usia sekolah di Kota Tangerang dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang). Penelitian ini menggunakan 300 responden yang dipilih dengan metode snowballing sampling dengan tehnik pengumpulan data menggunakan wawancara.
Penelitian ini menemukan hasil sebanyak 73% anak usia sekolah telah mendapatkan imunisasi ulangan lengkap dan yang mempengaruhi kepatuhan ibu adalah: tingkat pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dukungan petugas, dan riwayat KIPI. Hanya 40% suami yang menyatakan bahwa anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi lengkap. Dukungan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh. Perlunya meningkatkan peran tenaga kesehatan dan kerjasama lintas sektoral dalam meningkatkan cakupan imunisasi dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama suami melalui penyuluhan tentang manfaat imunisasi.

Low immunization coverage of School-Based Immunization for School-Aged Childrenin Tangerang Regency at 2014 amounted only 90.84 % this case affecting by mother awreness.The goal of this research is to find out one of the determinant factor that is related to mother’s awareness to Complete-Booster school Immunization Status toward Children in Tangerang Regency with Cross sectional as the research design. This study used 300 respondents selected by snowballing sampling method with data collection techniques using interviews.
This study found the results amountedonly 73% had been immunized and the most influence factors associated with mother’s awareness are: level of education, knowledge, husband support, Healthy personnel support, and history of KIPI. Only 40% husband says that their children must have complete their status immunization for school age children. Husband’s Support is the most influent factor. Support Need to enhance healthy personnel and cross sector coordination in improving immunization coverage by increasing knowledge of the community, especially for the husband through counseling about the benefits of immunization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofa Khasani
"Difteri termasuk penyebab utama kematian anak di Indonesia. Cakupan imunisasi difteri yang tinggi diperlukan dalam penurunan kematian anak. Penelitian cross sectional ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi difteri pada anak sekolah (DT) di dua provinsi. Sampel penelitian adalah seluruh anak umur 6-8 tahun yang menjadi sampel dalam Asesmen Cakupan Imunisasi Campak Dosis Kedua dan Imunisasi Anak Sekolah di Dua Provinsi di Indonesia Tahun 2017. Analisis multivariat digunakan untuk melihat hubungan faktor predisposing, enabling, need, reinforcing dengan imunisasi DT anak.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan imunisasi yaitu predisposing : sikap terhadap pelayanan POR=1,736 (95%CI 1,227-2,456) dan sikap terhadap isu imunisasi haram POR=1,61 (95%CI 1,075-2,411); need : persepsi perlunya imunisasi bayi balita POR=1,683 (95%CI 0,968-2,925) dan persepsi kebutuhan imunisasi anak sekolah POR=2,152 (95%CI 1,065- 4,384); serta reinforcing : dukungan sekolah POR=1,571 (95%CI 1,060-2,33).
Dalam penelitian ini faktor enabling belum mampu memprediksi pemberian imunisasi DT anak. Faktor yang paling berhubungan dengan imunisasi DT anak adalah persepsi kebutuhan imunisasi anak sekolah. Semua faktor yang berhubungan dengan outcome pada penelitian ini memiliki peran penting dalam imunisasi DT anak sekolah sehingga pemerintah diharapkan dapat meggalakkan sosialisasi adanya media KIE atau situs resmi tentang imunisasi pada anak sekolah yang dikelola oleh pemerintah.

Diphtheria was a major cause of child mortality in Indonesia. The high diphtheria immunization coverage was needed in reducing the child mortality. This cross sectional study aimed to identify factors associated with diphtheria immunization for school children (DT). Sample was all children aged 6-8 years in the Assessment of Second Dose Measles Immunization and Immunization for School Children in Two Provinces in Indonesia 2017. Multivariate analysis was used to examine the predisposing, enabling, need, reinforcing factors associated with the immunization.
The results showed that factors associated with the immunization were predisposing:attitudes toward immunization services POR=1,736(95%CI 1,227-2,456) and attitudes towards the issue that immunization is forbiden POR=1,61(95%CI 1,075-2,411); need:perception of the need of immunization for infants and under five children POR=1,683(95%CI 0,968- 2,925) and perceptions of the need of school children immunization POR=2,152(95%CI 1,065-4,384); reinforcing:school support POR=1,571(95%CI 1,060-2,33).
The enabling factor had not been able to predict the immunization status in this study. The dominant factor was the perception of the need of school children immunization. All related factors in this study had important role in school children immunization so the government was expected to promote the dissemination of communication, information and education media or official sites on school children immunization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Rizka Wardhani
"Latar belakang: Kota Depok mengalami kenaikan 110 kasus kanker serviks pada 2021-2022. Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Program imunisasi HPV di Indonesia terintegrasi dengan imunisasi sekolah. Cakupan HPV nasional pada 2021 adalah 78,5% pada dosis 1 dan 60,6% pada dosis 2 dan data cakupan terakhir Kota Depok tahun 2023 adalah 85,3% (di bawah target 90%). Cakupan imunisasi bergantung pada peran orang tua sebagai pemegang keputusan imunisasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mencari determinan status imunisasi HPV anak terutama dari aspek orang tua dan mendapatkan informasi alasan anak tidak menerima vaksin. Metode: Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik cluster random sampling. Studi ini melakukan analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Cakupan imunisasi HPV pada populasi sampel 79,2%. Dua alasan terbanyak mengapa anak tidak vaksin adalah tidak mendapatkan informasi dari sekolah (41,5%) serta anak sakit atau tidak masuk sekolah (26,8%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa persepsi hambatan orang tua yang rendah (OR 3,57; 95% CI: 1,69-7,51) dan orang tua yang mendapatkan cukup dukungan informasi dari penyedia layanan (OR 2,86; 95% CI 1,14-7,22) memiliki odds yang lebih besar untuk mendapatkan imunisasi HPV. Kesimpulan: Banyaknya orang tua/wali yang tidak mendapatkan informasi dari sekolah dan anak tidak hadir saat jadwal imunisasi, menyiratkan perlu adanya evaluasi prosedur penyampaian informasi serta tindakan proaktif dalam menghubungi orang tua/wali dari anak yang melewatkan imunisasi secara berulang.

Background: Depok City experienced an increase of 110 cervical cancer cases in 2021-2022. Most cases of cervical cancer are caused by human papillomavirus (HPV) infection. The HPV immunization program in Indonesia is integrated with school immunization. The national HPV coverage in 2021 is 78.5% at dose 1 and 60.6% at dose 2 and the latest coverage data for Depok City in 2023 is 85.3% (below the 90% target). Immunization coverage depends on the role of parents as decision makers for child immunization. This study aims to find the determinants of children's HPV immunization status, especially from the parents' aspect and get information on the reasons why children do not receive the vaccine. Methods: The study design used was cross sectional with cluster random sampling technique. This study conducted univariate analysis using frequency distribution and bivariate analysis using logistic regression. Results: HPV immunization coverage in the sample population was 79.2%. The top two reasons for not vaccinating children were lack of information from the school (41.5%) and sickness or absence from school (26.8%). Bivariate analysis showed that low perceived parental barriers (OR 3.57; 95% CI: 1.69-7.51) and parents who received enough information support from providers (OR 2.86; 95% CI 1.14-7.22) had greater odds of HPV immunization. Conclusions: The high number of uninformed parents/guardians from schools and missed immunizations implies the need to evaluate information delivery procedures and proactively contact parents/guardians of recurrent missed immunizations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library