Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harahap, Muhammad Fridho Damora
"Kurkumin merupakan senyawa yang dilaporkan memiliki aktivitas sebagai senyawa antiinflamasi. Namun, stabilitas dan aktivitasnya belum sesuai harapan sebagai agen terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa derivat Mannich dari kurkumin dan meningkatkan aktivitas antiinflamasi dari senyawa ini. Salah satu metode yang dilakukan adalah pengubahan gugus keton menjadi cincin pirazol. Pengubahan gugus ini dilaporkan dapat meningkatkan aktivitas kurkumin. Aktivitas senyawa diharapkan meningkat dengan menambahkan dietilamin sebagai basa mannich, untuk meningkatkan aktivitas antiinflamasi. Pereaksian ini dilakukan dengan merefluks kurkumin pirazol dengan formaldehida dan dietilamin dalam asetonitril selama 5 jam. Endapan yang didapat kemudian dicek dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak metanol:kloroform 2:1.
Pemurnian dilakukan dengan kromatografi kolom 1:20 dengan fase gerak yang sama. Rendemen senyawa murni yang didapat sebesar 88,47. Karakterisasi senyawa dilakukan dengan spektrofotometri IR, 1H-NMR, 13C-NMR, dan HRMS. Aktivitas antiinflamasi senyawa sintesis didapat dengan mengukur turbiditas denaturasi albumin telur ayam. Senyawa hasil sintesis, Kurkumin pirazol basa Mannich dietilamin IC50 = 2258,02 ?M memiliki aktivitas 1,18 kali lebih baik dibandingkan kurkumin IC50 = 2670,042 ?M , 1,46 kali lebih baik dibandingkan kurkumin pirazol IC50 = 3310,098 ?M , dan 3,53 kali lebih baik dari standar natrium diklofenak IC50 = 7979,818 ?M.
......Curcumin is a compound that has been reported to have anti inflammatory activity. However, the reported stability and activity are still inadequate to make it as a therapeutical agent. This research goals are to obtain Mannich derivate compound of curcumin, and to increase its anti inflammatory activity. One method that has been developed is the rearrangement of ketone group into pyrazole ring. This rearrangement has been reported to increase the activity of curcumin. This method is developed further by substituting diethylamine to increase the anti inflammatory activity. Substitution of the Mannich base was done by refluxing curcumin pyrazole with formaldehyde and diethylamine in acetonitrile for 5 hours. The sediment that obtained was checked by thin layer chromatography with methanol chloroform 2 1 as its eluent.
Purification of the sediment was done by column chromatography 1 20 with the same eluent. The yield of purified product was 88,47 . The characterization of the new compound was done by infrared spectrophotometry, 1H NMR, 13C NMR, and HRMS. Anti inflammatory in vitro test of the new compound was done by quantitating the turbidity of hen egg rsquo s albumin denaturation. The synthesized compound, curcumin pyrazole with diethylamine as Mannich Base IC50 2258,02 M , has an activity which 1,18 times better than curcumin IC50 2670,042 M , 1,46 times better than curcumin pyrazole IC50 3310,098 M , and 3,53 times better than the standard, sodium diclofenac IC50 7979,818 M. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendar Nugrahadi Priambodo
"ABSTRAK
Latar Belakang. Uji biomekanik konstruksi instrumentasi posterior untuk koreksi
skoliosis diperlukan untuk menilai reliabilitas dan performa instrumentasi. Studi
biomekanik terkini telah memvalidasi tulang buatan merupakan pengganti yang
cocok. Densitas sekrup yang rendah dapat mencapai hasil koreksi yang baik tanpa
komplikasi. Penelitian ini membandingkan biomekanik model konstruksi tiga
instrumentasi posterior yaitu : Sekrup Pedikel Bilateral (SPB), sekrup pedikel
pada ujung proksimal, apex, ujung distal end sisi konkaf (PAD), dan PAD
ditambah kawat sublaminar pada sisi konkaf (PAD+SW).
Metode. Tiga kelompok model tulang belakang scoliosis Lenke I Synbone®
dipasang instrumentasi posterior konfigurasi SPB, PAD, PAD+SW dengan
masing masing 5 buah sampel. Setiap kelompok dilakukan uji static test dengan
diberikan gaya aksial secara gradual 50N, 100N, 150N, 200N dengan alat
Tensilon® AMD RTF-1310 buatan Jepang dengan pencatat dial indicator
Mitutoyo buatan Jepang, lalu diukur pergeseran seluruh segmen yang terpasang
instrumentasi posterior secara keseluruhan. Kekakuan yang ditandai dengan loaddisplacment
di ukur dan dianalisa.
Hasil. Kelompok SPB sebagai standar emas menunjukan pergeseran paling kecil,
diikuti dengan PAD+SW dan PAD. Didapatkan perbedaan yang bermakna dalam
hal pergeseran antara kelompok SPB, PAD dan PAD+SW pada gaya 50N
(p<0.001), 100N (p<0.001), dan 200N (p<0.001), dan tidak bermakna pad agaya
150N (p=0.086). Didapatkan pula perbedaan yang bermakna dalam hal kekakuan
antara kelompok SPB, PAD dan PAD+SW pada gaya 50N (p=0.002), 100N
(p<0.001), dan 200N (p<0.001), dan gaya 150N (p<0.001).
Simpulan. Pada uji biomekanik dengan static test menunjukan terdapat hubungan
yang signifikan antara displacement dan kekakuan pada instrumentasi posterior.
Kelompok SPB memberikan hasil paling kaku dibanding PAD+SW dan PAD.
Densitas sekrup pedikel yang rendah berakibat berkurangnya kekakuan dari
instrumentasi posterior. Penambahan kawat sublaminar dapat secara signifikan
meningkatkan kekuatan.

ABSTRACT
Introduction. Biomechanical construction test of posterior instrumentation for
scoliosis correction is needed to evaluate the reliability and instrumentation
performance. Latest biomechanical testings have validated bone model as a
suitable substitute. Low sekrup pedikel density can correct without significant
complication. This study compared biomechanics of three posterior
instrumentations: Bilateral pedicle screw (BPS), pedicle screw on proximal end,
apex, distal end concave side (PAD), and PAD with sublaminar wire at the
concave side (PAD+SW).
Method. Three groups of vertebral model of Scoliosis Lenke I Synbone® is
equipped with configurations of 15 samples posterior instrumentations divided
into three groups of BPS, PAD, PAD+SAW. Each of the static test is given axial
force gradually from 50N, 100N, 150N, and 200N using Tensilon® AMD RTF-
1310 from Japan, with dial indicator Mitutoyo, Japan,. Total displacement were
measured for each groups. Stiffness were also analyzed using load-displacement
ratio.
Result. BPS as the current gold standard showed minimal displacement, followed
by BPS, PAD and PAD+SAW for 50N (p<0.001), 100N (p<0.001), and 200N
(p<0.001) force, and was not significant for 150N (p=0.086). There was also
significant difference between the stiffness of BPS, PAD and PAD+SW for 50N
(p=0.002), 100N (p<0.001), 150N (p<0.001) and 200N (p<0.001)
Consclusion. For biomechanical testing with static test, type of posterior
intrumentations showed significance relationship with displacement and stiffness.
BPS groups were more rigid compared to PAD+SW and PAD. Low density of
sekrup pedikel resulted in the decrease of stiffness and posterior instrumentation.
Kawat sublaminar addition significantly added the strength."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ersal Rasyid Saharso
"Latar Belakang: Ekstrak mangga memiliki efek anti kanker kolorektal, namun kemang (Mangifera kemanga) sebagai kerabat dari mangga belum banyak diteliti dan diduga memiliki efek yang serupa.
Tujuan: Mengetahui kandungan golongan senyawa yang terdapat dalam ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksan biji kemang serta menguji efek sitotoksisitasnya terhadap sel kanker kolorektal HT-29
Metode: Biji kemang diekstraksi menggunakan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan. Dilaksanakan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis untuk mengetahui kandungan fitokimia yang terdapat di dalam ketiga ekstrak tersebut. Uji MTT dilaksanakan pada ketiga ekstrak yang diuji terhadap sel HT-29 untuk mengetahui efek anti kanker sampel dengan mengukur nilai IC50
Hasil: Ekstrak etanol biji kemang memiliki senyawa fitokimia flavonoid, triterpenoid, tanin, dan alkaloid, namun ekstrak etil asetat hanya memiliki senyawa triterpenoid dan tanin sementara ekstrak n-heksan hanya memiliki senyawa tanin. Uji kromatografi lapis tipis dengan eluen non-polar menunjukkan dua titik dengan Rf 0,42 dan 0,82 pada ekstrak etanol; lima titik dengan Rf 0,25, 0,39, 0,75, 0,86, dan 0,95 pada ekstrak etil asetat; dan dua titik dengan Rf 0,71 dan 0,89 pada ekstrak n-heksan. Uji MTT mendapatkan nilai IC50 terhadap sel HT-29 dari ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksan secara berturut-turut adalah 28,645, 0,1858, dan 11,1363 ppm.
Diskusi: Kandungan fitokimia dalam ekstrak biji kemang memiliki efek anti kanker terhadap sel kanker kolorektal. Aktivitas anti kanker dari ekstrak etil asetat lebih baik dibandingkan dengan ekstrak etanol dan n-heksan biji kemang.
......
Background: Mango extract has been shown to have anticancer effects against colorectal cancer, however kemang (Mangifera kemanga), a relative of mango, which has not been widely studied is thought to have a similar effect.
Objective: To identify the compounds contained in the ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extract of kemang seed and examine its cytotoxic effect to HT-29 colorectal cancer cells.
Methods: Kemang seed was extracted using ethanol, ethyl acetate, and n-hexane solvents. Phytochemical test and thin-layer chromatography were carried out to determine the phytochemical contents contained in the extracts. An MTT test using the three extracts was done to determine the anticancer effect of the sample by measuring IC50 value.
Results:. The ethanol extract of kemang seed contained flavonoid, triterpenoid, tannin, and alkaloid phytochemical compounds, however the ethyl acetate extract only contains triterpenoid and tannin compounds while the n-hexane extract only contains tannin compounds. Thin-layer chromatography test with non-polar eluent showed two spots with Rf of 0,42 and 0,82 in ethanol extract; five spots with Rf of 0,25, 0,39, 0,75, 0,86, and 0,95 in ethyl acetate extract; and two spots with Rf of 0,71 and 0,89 in n-hexane extract. The IC50 value of the ethanol, ethyl acetate, and n-hexane extracts on HT-29 cells respectively are 28,645, 0,1858, and 11,1363 ppm.
Discussion: The phytochemical contents in kemang seed has anticancer effect on colorectal cancer cells. Anticancer activity of ethyl acetate extract is better than that of ethanol or n-hexane kemang seed extract"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library