Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Afifah Zahra
"Iklim dapat mempengaruhi siklus hidup, siklus perkembangbiakkan nyamuk, dan dapat berpengaruh terhadap jumlah jentik atau angka bebas jentik, jentik kemudian berkembang menjadi nyamuk dan menularkan virus Dengue kepada manusia. Kepadatan penduduk berhubungan dengan jarak terbang nyamuk yang hanya berkisar 50 meter, maka daerah dengan penduduk padat dapat mempercepat penularan virus Dengue. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan curah hujan), faktor ke padatan vektor (angka ABJ), dan kepadatan penduduk dengan angka incidence rate DBD di Kecamatan Cilandak Tahun 2010-2019. Penelitian ini menggunakan studi ekologi. Jenis data yang diambil adalah data sekunder. Data incidence rate DBD, dan angka ABJ didapatkan dari laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Cilandak. Data mengenai kepadatan penduduk didapatkan dari Badan Pusat Statistik. Data terkait iklim didapat dari BMKG. Hubungan akan dianalisis menggunakan uji pearson product moment. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hanya kepadatan penduduk yang memiliki hubungan yang signifikan dengan IR DBD (p=0,003, r=0,783). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa suhu memiliki hubungan signifikan terhadap IR DBD di Kecamatan Cilandak pada tahun 2011 (p=0,048, r=-0,580) dan 2015 (p=0,020, r=-0,66). Kelembaban memiliki hubungan signifikan dengan IR DBD di Kecamatan Cilandak pada tahun 2015 (p=0,013, r=0,426) dan 2019 (p=0,046, r=0,584). Curah hujan memiliki hubungan signifikan dengan IR DBD di Kecamatan Cilandak pada tahun 2019 (p=0,021, r=0,654). Kepadatan penduduk memiliki hubungan signifikan dengan IR DBD pada tahun 2010 (p=0,003, r=-0,783), 2012 (p=0,010, r=-0,706), 2014 (p=0,10, r=-0,706), 2015 (p=0,001, r=-0,844), 2016, 2017, dan 2019. Secara keseluruhan tahun 2010-2019, curah hujan dan kelembaban memiliki hubungan dengan IR DBD di Kecamatan Cilandak (p=0,029, r=0,685). Untuk mengurangi IR DBD disarankan untuk tetap melakukan kegiatan PSN, meningkatkan jumlah jumantik mandiri, dan meningkatkan penggunaan lavitrap.

Climate can affect the life cycle, the breeding cycle of mosquitoes, and can affect the number of larvae or larvae-free numbers, larvae then develop into mosquitoes and transmit the dengue virus to humans. Population density is related to mosquito flying distances that are only around 50 meters, so areas with dense population can accelerate the transmission of the dengue virus. This study aims to analyze the relationship between climate factors (air temperature, humidity, and rainfall), vector density factors (ABJ figures), and population density with DHF incidence rate in Cilandak District in 2010-2019. This research uses ecological studies. The type of data taken is secondary data. DHF incidence rate data, and ABJ figures were obtained from the annual report of the Cilandak District Health Center. Data on population density was obtained from the Central Statistics Agency. Climate related data obtained from BMKG. Relationships will be analyzed using the Pearson product moment test. The results of the bivariate analysis showed that in 2010 only population density had a significant relationship with IR DHF (p = 0.003, r = 0.783). The results of the bivariate analysis showed that temperature had a significant relationship with DHF IR in Cilandak District in 2011 (p = 0.048, r = -0.580) and 2015 (p = 0.020, r = -0.66). Humidity has a significant relationship with IR DHF in Cilandak District in 2015 (p = 0.013, r = 0.426) and 2019 (p = 0.046, r = 0.584). Rainfall has a significant relationship with IR DHF in Cilandak District in 2019 (p = 0.021, r = 0.654). Population density has a significant relationship with IR DHF in 2010 (p = 0.003, r = -0.783), 2012 (p = 0.010, r = -0.706), 2014 (p = 0.10, r = -0.706), 2015 ( p = 0.001, r = -0.844), 2016, 2017 and 2019. Overall in 2010-2019, rainfall and humidity have a relationship with IR DHF in Cilandak District (p = 0.029, r = 0.685). To reduce the DHF IR it is advisable to keep doing PSN activities, increase the number of independent jumantik, and increase the use of lavitrap."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggariwati
"ABSTRAK
Awal tahun 2019 terjadi peningkatan insiden DBD di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Data 2014-2015 menunjukkan DKI Jakarta selalu memiliki IR DBD di atas
angka Nasional. Pola peningkatan IR DBD di DKI Jakarta sangat bervariasi antar
Kelurahan, beberapa Kelurahan mengalami peningkatan kasus sangat tinggi sementara
Kelurahan lain justru turun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan peningkatan IR DBD per Kelurahan periode Januari-Mei 2019.
Jenis penelitian observasional analitik dengan disain cross sectional. Hasil penelitian
mendapatkan model fit multivariat memuat 3 variabel yang mempengaruhi peningkatan
IR DBD per Kelurahan, yakni Angka Bebas Jentik (ABJ) dengan nilai Prevalens Rasio
(PR) 1,66 (95% CI= 1,14-2,41), IR DBD sebelumnya, PR 0,60 (95% CI = 0,42-0,86)
dan proporsi umur 6-17 tahun PR sebesar 1,52 (95% CI= 1,06-2,16). Untuk mencegah
peningkatan IR DBD tingkat Kelurahan maka ABJ perlu ditingkatkan minimal 90-95%
dan dipertahankan bagi yang telah mencapai ≥ 95% melalui upaya pokok pengendalian
vektor DBD yakni dengan melaksanakan kegiatan PSN 3 M Plus dan Gerakan 1 Rumah
1 Jumantik (G1R1J), pihak Sekolah perlu dilibatkan dalam gerakan PSN ini sebab
proporsi usia Sekolah SD sd SMA yang tinggi berperan dalam peningkatan IR DBD,
Dinas Kesehatan beserta jajarannya perlu memberikan feed back pelaporan DBD kepada
masyarakat dan lintas sektor di tingkat Kelurahan secara rutin agar masyarakat dan aparat
Kelurahan senantiasa waspada terhadap potensi peningkatan kasus DBD di wilayahnya,
untuk menjaga kualitas PE DBD hendaknya senantiasa mendapat pembinaan dari Dinkes
dan Sudinkes.

ABSTRACT
Beginning 2019 year the incidence of dengue was increase in almost all of regions in
Indonesia. Data from 2014 to 2015 shows that DKI Jakarta always has a DHF incidence
rate above the national rate. The pattern of increasing DHF IR in DKI Jakarta varies
greatly among urban villages, some urban villages have experienced very high increase
in cases while other urban villages have actually declined. This study aims to determine
the factors associated with an increase in DHF Incidence Rate by urban village in the
period January to May 2019. This research is an analytic observational type with cross
sectional design. The results get a multivariate fit model containing 3 variables that affect
the increase in DHF per village, namely larvae free rate (ABJ) with a Prevalence Ratio
(PR) 1.66 (95% CI = 1.14-2.41), DHF Incidence Rate previously, PR was 0.60 (95% CI
= 0.42-0.86) and the proportion of ages 6-17 years of PR was 1.52 (95% CI = 1.06-
2.16). To prevent an increase in DHF at the Village level, the ABJ needs to be increased
by at least 90-95% and maintained for those who have reached ≥ 95% through the main
efforts to control the DHF vector, namely by carrying out the activities of the PSN 3M
Plus and Movement 1 House 1 Larva Monitor (G1R1J), parties Schools need to be
involved in this PSN movement because a high proportion of elementary school age to
senior high school plays a role in increasing DHF Incidence Rate, the Health Office and
its staff need to provide DBD reporting back to the community and cross-sectoral at the
urban village level regularly so that the community and village's officials are always on
the lookout for the potential increase in dengue cases in their region, to maintain the
quality of DHF Epidemiological Investigation should always receive guidance from the
Public Health Office of DKI Jakarta Provincial."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library