Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudi Bambang Trisilo
"ABSTRAK
Minimum required rate of return atau cost of capital penting karena menentukan diterima atau tidaknya investasi modal dalam perusahaan, yang sekaligus akan berpengaruh terhadap pengeluaran investasi agregat suatu perekonomian.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM ) sering digunakan sebagai project screening rates. Hal ini dilakukan oleh manajer karena kepentingan pemegang saham atau pemilik perusahaan diutamakan. Dengan menggunakan CAPM sebagai alat mengukur cost of capital, berarti manajer berusaha menetapkan besarnya opportunity cost suatu proyek investasi modal bila dibandingkan dengan investasi yang risikonya sama di pasar modal. Selain CAPM, Arbitrage Pricing Theory (APT) dapat juga digunakan untuk menderivasi required rate of return suatu proyek investasi.
Beberapa pengujian menemukan APT menjelaskan lebih baik terhadap return sekuritas dibanding CAPM. Tetapi beberapa studi yang lain menemukan tidak ada perbedaan antara kedua model. Tidak ada konsensus tentang mana yang lebih baik antara CAPM dan APT.
Sementara perbedaan pendapat tentang CAPM dan APT berlangsung, beberapa pakar ekonomi keuangan mengajukan model alternatif. Antara lain Wei {1988) dan Breeden (1989). Apabila beberapa pakar mempertentangkan, sebaliknya Wei (1988) justru mengajukan model yang mengintegrasikan CAPM dan APT. Breeden {1989) mengajukan suatu model yang merupakan pengembangan dari CAPM, yaitu CAPM yang berorientasi konsumsi, dalam hal ini risiko sekuritas diukur dengan sensitivitas sekuritas terhadap perubahan konsumsi investor.
Dengan mempertimbangkan (1) masih adanya kontroversi diantara para pakar ekonomi keuangan tentang keunggulan APT dibanding CAPM , dan (2) saran beberapa peneliti sebelumnya tentang perlunya terus diadakan perbaikan dalam pembentukan model agar diperoleh model yang lebih sempurna, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas CAPM Berorientasi Konsumsi, serta Teori Gabungan CAPM-APT di BEJ.
Hipotesa kerja penelitian ini adalah : (1) Ada pengaruh yang positip dari variabel konsumsi agregat terhadap tingkat return saham di BEJ, (2) Ada pengaruh yang positip dari variabel ekonomi makro (tingkat inflasi harapan, tingkat inflasi tak diharapkan, perubahan harga minyak ekspor) dan tingkat return portfolio pasar terhadap tingkat return saham di Bursa Efek Jakarta.
Populasi penelitian ini adalah 210 perusahaan yang listing di BEJ per bulan Nopember 1994. Rencana sampling adalah sebagai berikut :
Pengujian validitas CAPM berorientasi konsumsi menggunakan data triwulanan IHSI dan Pengeluaran konsumsi rumahtangga atas dasar harga konstan. Sampel berjumlah 27 emiten yang listing di BEJ antara tahun 1977 - 1889. Periode yang digunakan adalah triwulan I-1983 hingga triwulan IV-1991.
Pengujian validitas CAPM, APT dan Teori gabungan CAPM-APT menggunakan data bulanan Indeks Harga Saham Individual, Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Harga Konsumen Gabungan, Suku Bunga Deposito Berjangka satu bulanan kelompok Bank Pemerintah, Harga Minyak Ekspor. Sampel berjumlah 20 emiten yang paling aktif tahun 1992 dilibat dari total volume perdagangan saham. Periode yang digunakan adalah bulan Agustus 1991 hingga Desember 1993 (kecuali untuk CAPM hingga bulan September 1994).
Analisis dalam penelitian ini merupakan analisis data sekunder. Statistik yang digunakan adalah statistik uji t, dan statistik uji F, statistik uji D-W.
Data-data return saham diperoleh dari Perpustakaan BAPEPAM dan PISO (Public Information Services Office), sedangkan data faktor sistematik diperoleh dari publikasi Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia dan Nota Keuangan & RAPBN.
Pengolahan data dilakukan dalam dua tahap, sebagai berikut : (1) Regresi Time-Series Tahap Pertama (First Pass Regression) digunakan untuk menghitung taksiran Beta saham tiap emiten sampel dan kemudian menggunakan Regresi Cross Section Tahap Kedua (Second Pass Regression) dalam menghitung koefisien konsumsi agregat dan koefisien variabel ekonomi makro, serta portfolio pasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : koefisien beta pada model CAPM, APT, maupun Teori Gabungan CAPM-APT tidak ada yang signifikan. Sementara itu, koefisien beta Konsumsi signifikan (t-stat = 3,94) dan positip. Artinya beta konsumsi berpengaruh positip terhadap return saham di BEJ selama periode 1983-1991. Namun secara teoritis nilai beta konsumsi yang seharusnya di bawah satu, karena menunjukkan arah suatu garis, di dalam penelitian ini angkanya di atas satu.
Karena koefisien beta untuk model CAPM, APT maupun Teori Gabungan CAPM-APT tidak ada yang signifikan, maka artinya selama periode Agustus 1991 hingga Desember 1993, faktor sistematik seperti inflasi harapan, inflasi tak diharapkan, perubahan harga minyak ekspor, dan portfolio pasar tidak berpengaruh terhadap return saham emiten sampel di Bursa Efek Jakarta.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan bidang investasi, khususnya dalam menentukan besarnya cost of capital atau minimum required rate of return suatu proyek investasi modal. Penelitian yang masih perlu dilakukan sebagai komplemen terhadap penelitian ini adalah pengujian terhadap model alternatif yang lain.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azumah Putri Amuna
"ABSTRACT
Penelitian ini akan mengkaji secara komprehensif mengenai Analisis Pengaruh Ramadan terhadap Determinan Inflasi Indonesia dengan periode dari 2009-2016. Peninjauan determinan ini akan dibahas berdasarkan dua sudut pandang yakni dari sisi penawaran dan sisi permintaan. Data dari dua sisi ini kemudian dilihat bagaimana keduanya membentuk inflasi pada Indeks Harga Produsen IHP dan Indeks Harga Konsumen IHK , yang akan menjadi bahan analisa untuk melihat pengaruh Ramadan terhadap determinan tersebut dengan menggunakan metode VAR dan ARMA. Temuan dalam penelitian ini menghasilkan bahwa determinan inflasi IHP dapat lebih dijelaskan dengan oil price dan food price, serta nilai IHP sebelumnya. Sedangkan determinan inflasi IHK lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor dari sisi permintaan. Berkaitan dengan pengaruh Ramadan, Ramadan signifikan berpengaruh terhadap peningkatan harga pangan global dan IHK terutama pada harga konsumen yang berkaitan dengan barang pokok seperti bahan makanan, minuman dan makanan olahan, serta sandang. Dengan demikian Ramadan lebih berpengaruh terhadap IHK, sehingga mencerminkan lonjakan harga terjadi pada tingkat eceran.

ABSTRACT
This research will comprehensively examine with regards to the analysis of Ramadan rsquo s impact towards Indonesia rsquo s inflation determinants for the period between 2009 and 2016. These determinants of inflation will be further two different perspectives, which are cost push inflation and demand pull inflation. This will be followed by examining how the two sides cost push and demand pull inflation may shape inflation on Producer Price Index PPI and Consumer Price Index CPI , which will then be used as the analytical tools to assess the impact of Ramadan towards the determinants of inflation using methods of VAR and ARMA. Findings from this research suggests that the determinants of inflation in PPI can be explained by the fluctuations in oil price and food price, as well as the previous PPI rsquo s value. On the other hand, CPI rsquo s determinants of inflation is explained by factors arising from the demand pull inflation. Pertaining to the impact of Ramadan , Ramadan is evident to be significant towards the rise in global food price and CPI, mainly for consumer rsquo s prices that deals with primary goods such as food ingredients, drinks, processed foods and clothing. In conclusion, Ramadan has greater impact towards CPI, which is reflected in the price spike at a retail level. "
2017
S68001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hidayat
"Penelitian ini menganalisa pengaruh harga bahan bakar minyak Eceran dan Industri (premium dan solar) terhadap indeks harga kelompok komoditi pembentuk indeks harga konsumen (IHK) dan pengaruh antar indeks harga tujuh kelompok komoditi tersebut. Dengan menggunakan Vector Autoregression - Vector Error Correction Model (VAR-VECM) untuk melihat pengaruh kejutan dan kontribusi tiap-tiap variabel terhadap respon dan variabilitas variabel lainnya pada periode bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Berdasarkan analisa impulse respon, harga bahan bakar minyak berpengaruh terhadap indeks harga kelompok komoditi pembentuk indeks harga konsumen (IHK). Pengaruhnya positif terhadap IHK rata-rata sebesar 1,263%. Hal ini bermakna bahwa harga bahan bakar minyak premium eceran berpengaruh positif mendorong meningkatnya IHK rata-rata sebesar 1,263%. Pengaruh terbesar berasal dari kejutan harga bahan bakar minyak premium eceran yang mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 1,052%. Kejutan harga bahan bakar minyak industri secara kumulatif mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 0,370%. Hal ini bermakna bahwa harga bahan bakar minyak industri berpengaruh positif mendorong meningkatnya IHK rata-rata sebesar 0,370%. Pengaruh terbesar berasal dari kejutan harga bahan bakar minyak solar yang mendapat respon indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 0,297 %. Berdasarkan analisa Variance Decomposition, kontribusi harga bahan bakar minyak industri kepada varian indeks harga kelompok komoditi rata-rata sebesar 7,82%. Kontribusi variabel harga bahan bakar minyak eceran lebih berperan dalam varian indeks harga kelompok komoditi dibandingkan harga bahan bakar minyak industri yaitu rata-rata sebesar 23,55%.

This study analyzed the influence of retail and industrial fuel prices (gasoline and diesel fuel) to the commodity group price index of forming index consumer price index (CPI) and the effect of inter seven commodity groups price index. Using Vector Autoregression - Vector Error Correction Model (VARVECM to see the impact of shocks and the contribution of each variable to The response and variance of the other variables in the period January 2004 until December 2008. Based on Impulse Response Analysis, the result is fuel prices influence the price index of commodity groups to forming the consumer price index (CPI). The influence is positive averaged 1,263 on the CPI. This means that retail premium fuel prices encourage positive average increase of CPI 1,263% . The biggest influence comes from the premium oil price shock, which received responses the commodity groups price index average 1,052. Respond of commodities price index to industrial gasoline prices shocks average 0.370%. This means that industry fuel prices have encouraged positive CPI increased an average of 0.370%. The biggest influence comes from the premium oil price shock, which received responses the commodity groups price index average 0.297%. Based on Variance Decomposition Analysis, the contribution of industrial fuel prices to variance of commodity group price index average 7.82%. The contribution of retail fuel prices a greater role in changing the variance of the commodity group price index compared to the industry in fuel prices which averaged 23.55%."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga, deposito
mudharabah dan variabel makroekonomi (II-IK dan Indeks Produksi Industri)
terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah perbankan syariah Indonesia
periode Januari 2006 sampai Desember 2011 dengan metode Vector
Autoregressive.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat bagi hasil hanya dipengaruhi secara
signifikan oleh besaran deposito mudharabah. Dari hasil uji kausalitas dinyatakan
bahwa deposito mudharabah menyebabkan (granger cause) tingkat bagi hasil,
hubungan antara deposito mudharabah dan tingkat bagi hasil tersebut hanya satu
arah, sedangkan pada variabel lainnya tidak terlihat adanya hubungan, baik satu
arah maupun dua arah (timbal balik). Pada analisis Impulse Response ditemukan
bahwa adanya guncangan (shock) pada variabel lain secara garis besar akan
direspons oleh tingkat bagi hasil dan akan kembali menjadi stabil setelah beberapa
periode.
"
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nurhasanah Ridha
"Penelitian ini meneliti sejumlah faktor penentu penerimaan Investasi Asing Langsung di Indonesia, yang meliputi Produk Domestik Bruto, Keterbukaan Ekonomi, Indeks Harga Konsumen, Jumlah Uang Beredar, Indeks Harga Saham Gabungan serta Pajak. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan Produk Domestik Bruto (GDP), dan Indeks Harga Konsumen (CPI) memberikan hubungan yang positif terhadap Investasi Asing Langsung sedangkan pada variabel Keterbukaan Ekonomi (EO), Jumlah Uang Beredar (M2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Pajak (Tax) memiliki hubungan yang negatif menggunakan Vector Error Correction Model.
Dari hasil estimasi VECM, ditemukan pula hasil bahwa Keterbukaan Ekonomi adalah satu-satunya variabel yang memiliki hubungan dalam bentuk negatif pada model keseimbangan jangka pendek. Hasil lain ditunjukkan oleh uji Kausalitas Granger bahwa hubungan kausal dua arah terdapat pada variabel Investasi Asing Langsung terhadap Indeks Harga Konsumen, Investasi Asing Langsung terhadap Produk Domestik Bruto dan Investasi Asing Langsung terhadap Jumlah Uang Beredar.

Foreign Direct Investment has a significant role in the Indonesian economy as a positive influence to encourage economic growth in Indonesia. This study examines a number of determinants of Foreign Direct Investment in Indonesia, which includes Gross Domestic Product, Economic Openness, the Consumer Price Index, Money Supply, Composite Stock Price Index as well as taxes. This study shows that the increase in the Gross Domestic Product (GDP), Consumer Price Index (CPI) gave a positive relation to Foreign Direct Investment, while the variable Economic Openness (EO), Money Supply (M2), Jakarta Composite Index (IHSG) and Taxes (Tax) have a negative relation to Foreign Direct Investment using Vector Error Correction Model (VECM).
From the estimation, VECM also found that Economic Openness is the sole result that shows the negative relation in Foreign Direct Investment short-term equilibrium model. Other results as indicated by Granger Causality test that there is a causal relation both directions at variable Foreign Direct Investment to the Consumer Price Index, Foreign Direct Investment to GDP and Foreign Direct Investment to the Money Supply.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65609
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library