Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sophika Umaya
"Homeostasis protein berperan penting dalam memperlambat proses malnutrisi dan dalam mempertahankan massa bebas lemak pasien kanker. Kehilangan signifikan massa bebas lemak terutama massa otot skelet akan mengurangi mobilitas fisik, kapasitas fungsional, dan skor kualitas hidup pasien kanker. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara asupan protein dengan massa bebas lemak dan kapasitas fungsional pada pasien kanker paru di poli onkologi RS Persahabatan Jakarta. Didapatkan 52 subjek laki-laki dengan rerata usia 55,63 6,77 tahun. Jenis dan stadium kanker yang terbanyak ditemukan adalah adenokarsinoma 63,5, stadium IV 65,4. Status nutrisi kurang berdasarkan IMT ditemui pada 21,2 subjek, dan berdasarkan kadar albumin serum didapatkan 30,8 subjek dengan hipoalbuminemia. Lebih dari 50 subjek dengan asupan energi dan protein dibawah rekomendasi asupan untuk pasien kanker. Pada pemeriksaan komposisi tubuh didapatkan rerata massa bebas lemak 47,20 6,28 kg, dengan 48,1 indeks massa bebas lemak rendah, massa otot rerata 44,74 5,98 kg dengan 40,4 massa otot tergolong kurang. Nilai kapasitas fungsional skala Karnofsky.

The homeostasis of protein plays an important role in decreasing the process of malnutrition and in maintaining fat free mass in cancer patients. The significant loss of fat free mass, especially skeletal muscle mass could decrease physical activity, functional capacity, and quality of life of cancer patients. This was a cross sectional study aimed to investigate the correlation of protein intake, fat free mass and functional capacity in lung cancer patients in the Oncology Unit of Persahabatan Hospital Jakarta. Obtained 52 male subjects with a mean age of 55,63 6,77 years old. The most cancers type were adenocarcinoma 63,5 and most of subjects were at stage IV 65,4 . Nutritional status of the subjects 21,2 were in undernutrition based on body mass index parameter, and 30,8 of the subjects were in hypoalbuminemia. More than 50 of the subjects had low energy and protein intake. The mean of fat free mass was at 47,20 6,28 kg, that 48,1 of fat free mass index were in low categorized, and 40,4 of muscle mass were also in small categorized, that the mean was at 44,74 5,98 kg. Functional capacity Karnofsky scale of the subjects 26,9 showed less than 70. The data showed that the subjects had nutrition problems. This study showed positive and significant correlations between protein intake with fat free mass index r 0,379, p "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Gabriela Widyakarin T.K.
"Latar Belakang: Indeks massa bebas lemak (IMBL) merupakan salah satu marker komposisi tubuh yang mudah dan relatif murah untuk dilakukan serta berhubungan dengan kapasitas fungsional pascaoperasi. Kurangnya asupan, peningkatan inflamasi serta status cairan pada pasien kanker gastrointestinal yang menjalani operasi dapat menyebabkan perubahan IMBL yang mungkin berperan terhadap kapasitas fungsional pascaoperasi. Kekuatan genggam tangan merupakan salah satu marker kapasitas fungsional yang mudah, murah dan cepat dapat dilakukan pada pasien kanker gastrointestinal pascaoperasi. Hingga saat ini belum banyak penelitian yang menilai korelasi antara perubahan indeks massa bebas lemak dengan perubahan kekuatan genggam tangan pada pasien kanker gastrointestinal yang menjalani operasi.
Metode: Studi potong lintang ini melibatkan pasien kanker gastrointestinal dewasa yang akan menjalani pembedahan elektif di salah satu RS tersier di Indonesia. Dilakukan pengukuran IMBL dan kekuatan genggam tangan pascaoperasi pada pascaoperasi hari ke-5 (POD-5) sedangkan data praoperasi diambil dari data rekam medik. Penilaian perubahan IMBL dan kekuatan genggam tangan dilakukan menggunakan excel, dan pengolahan data secara statistik dilakukan menggunakan SPSS 20.
Hasil: Dari total 32 subjek yang direkrut, tidak terdapat drop out. Didapatkan nilai rerata delta IMBL adalah 1,41,9 kg/m2 dengan nilai tengah delta kekuatan genggam tangan adalah –2,1(–7,5)–10) kg. Terdapat peningkatan persentase pasien yang memiliki IMBL normal pada pascaoperasi dari 69% menjadi 84%. Data karakteristik didapatkan rerata peningkatan TBW sebesar 3,1±4,3% pascaoperasi. Hasil analisis statistik korelasi delta IMBL dan delta kekuatan genggam tangan menggunakan Spearman menghasilkan korelasi sedang negatif dengan koefisien korelasi (r) –0,437 dengan nilai p=0,012.
Kesimpulan: IMBL dan kekuatan genggam tangan merupakan marker komposisi tubuh dan kapasitas fungsional yang cukup baik, relatif murah dan mudah dilakukan pada pasien kanker gastrointestinal pascaoperasi. Banyak faktor yang memengaruhi IMBL pascaoperasi antara lain massa otot dan status cairan tubuh, penilaian IMBL pascaoperasi memerlukan pertimbangan marker lainnya yang juga dapat memengaruhi kekuatan genggam tangan pascaoperasi.

Background: Fat-free mass index (FFMI) is an accessible and relatively cost- effective body composition marker that correlates with post-operative functional capacity. Insufficient intake, increased inflammation, and fluid status in gastrointestinal cancer patients undergoing surgery can lead to FFMI changes that may affect post-operative functional capacity. Handgrip strength serves as an accessible, cost-effective, and rapid marker of functional capacity for post- operative gastrointestinal cancer patients. Currently, there is limited research examining the correlation between changes in fat-free mass index and handgrip strength in gastrointestinal cancer patients undergoing surgery.
Methods: This cross-sectional study involved adult gastrointestinal cancer patients scheduled for elective surgery at a tertiary hospital in Indonesia. FFMI and handgrip strength measurements were taken on post-operative day 5 (POD-5), while pre-operative data was collected from medical records. Changes in FFMI and handgrip strength were assessed using Excel, and statistical analysis was performed using SPSS 20.
Results: Of the 32 recruited subjects, there were no dropouts. The mean FFMI delta was 1.4±1.9 kg/m2, with a median handgrip strength delta of –2.1(–7.5)–10) kg. There was an increase in the percentage of patients with normal FFMI post- operation from 69% to 84%. Characteristic data showed a mean total body water (TBW) increase of 3.1±4.3% post-operation. Statistical analysis of the correlation between FFMI delta and handgrip strength delta using Spearman's test showed a moderate negative correlation with a correlation coefficient (r) of –0.437 and p- value=0.012.
Conclusion: FFMI and handgrip strength are reliable, relatively cost-effective, and easily implemented markers of body composition and functional capacity in post-operative gastrointestinal cancer patients. Multiple factors influence post- operative FFMI, including muscle mass and body fluid status. Post-operative FFMI assessment requires consideration of other markers that may also affect post-operative handgrip strength.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wella Angelia
"Tumor sistem saraf pusat (SSP) dapat menurunkan massa otot dan massa bebas lemak akibat defisit neurologis yang terjadi serta efek sistemik karena keganasan. Penurunan massa bebas lemak dan massa otot dengan inflamasi saling memengaruhi serta dikaitkan dengan prognosis yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi indeks massa bebas lemak (FFMI) dengan indeks inflamasi imun sistemik (SII) pada pasien tumor SSP. Studi ini merupakan studi potong lintang pada pasien dewasa dengan diagnosis tumor SSP di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengukuran FFMI menggunakan bio impedance analysis (BIA). Nilai SII didapatkan dari hasil pemeriksaan laboratorium darah perifer lengkap. Terdapat 74 pasien tumor SSP dengan mayoritas perempuan (59,5%) dan lokasi tersering adalah tumor di otak (79,7%). Proporsi jenis tumor primer maupun sekunder adalah sama (50%). Median indeks massa tubuh (IMT) yaitu 22,85 kg/m2 (11,99–37,60 kg/m2) dengan kategori IMT terbanyak adalah berat badan normal (33,8%). Rerata FFMI yaitu 16,05±3,12 kg/m2 dengan 51,4% pasien memiliki FFMI yang rendah. Median SII sebesar 1140,9 (103,6–8745,6). Tidak didapatkan korelasi antara FFMI dengan SII pada pasien tumor SSP. Pada analisis tambahan didapatkan korelasi negatif bermakna antara FFMI dengan SII pada wanita (r=- 0,351; p=0,019), sebaliknya pada pria tidak ditemukan adanya korelasi (r=-0,096; p=0,613).

Central nervous system (CNS) tumors can reduce muscle mass and fat-free mass due to neurological deficits and systemic effects of malignancy. Decreased fat-free mass and muscle mass with inflammation are mutually influential and associated with poor prognosis. This study aimed to determine the correlation between fat-free mass index (FFMI) and systemic immune inflammation index (SII) in patients with CNS tumors. This is a cross-sectional study of CNS tumors adult patients at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. FFMI measurements were obtained using bioimpedance analysis (BIA). SII values obtained from complete peripheral blood laboratory examination results. There were 74 patients with CNS tumors, with the majority being female (59.5%), and the most common location was brain tumors (79.7%). The proportion of primary and secondary tumor types was equal (50%). The median body mass index (BMI) was 22.85 kg/m2 (11.99– 37.60 kg/m2), with the majority falling under the normal weight category (33.8%). The mean FFMI was 16.05±3.12 kg/m2, with 51.4% of patients having a low FFMI. The median SII was 1140.9 (103.6–8745.6). There was no correlation between FFMI and SII in patients with CNS tumors. In additional analysis, a significant negative correlation was found between FFMI and SII in women (r=-0.351; p=0.019), whereas in men, no correlation was found (r=-0.096; p=0.613)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library