Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Suradi
"ABSTRAK
Sudah sejak lama diketahui bahwa Indoor Environment Quality mempunyai
pengaruh yang cukup kuat terhadap produktivitas pegawai. Bahkan dengan
kondisi Indoor Environment Quality yang tidak cukup baik bukan hanya dapat
menurunkan produtiktivitas bahkan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
pegawai. Namun pada kenyataannya sampai sekarang faktor Indoor Environment
Quality masih belum dijadikan pertimbangan bagi para perancang bangunan
kamtor. Bangunan kantor khususnya di Indonesia hanya melihat dari sisi nilai
jual, ukuran, lokasi, dan fasilitas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh Indoor Environment Quality (faktor suhu, pencahayaan, dan
warna dinding ruangan) terhadap human performance dan mencari kombinasi
optimal dari ketiga faktor tersebut sehingga faktor-faktor ini selanjutnya dapat
dipertimbangkan dalam pembangunan sebuah kantor. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa ketiga faktor Indoor Environment Quality (faktor suhu,
pencahayaan, dan warna dinding ruangan) berpengaruh signifikan terhadap human
performance. Kombinasi optimal adalah pada suhu 23.5°C, pencahayaan 500 lux,
dan warna dinding biru. Penelitian ini diharapkan dapat membuat perancang
bangunan kantor khususnya di Indonesia untuk lebih memperhatikan faktor
Indoor Environment Quality (faktor suhu, pencahayaan, dan warna dinding
ruangan)

ABSTRACT
Indoor Environment Quality has been known since decades before, to has strong
influence towards productivity. A poor Indoor Environment Quality will bring
negative impact on workforce health. However, until present time, Indoor
Envirnment Quality factors have not been taken into a serious consideration by
office management or building contractor. Especially in Indonesia, they only
consider about selling price, size, location, and facilitation. Hence, this research
aims to discover the effect of Indoor Environment Quality (thermal, lighting, and
colour layout) on human performance and discover the optimal combinations of
those 3 factors. This research has found out that these 3 factors has a significant
impact on human performance. Furthermore, this research has also discovered the
optimal combination of these 3 factors, which is a combination of temperature of
23.5°C, lighting of 500 lux and blue colour as the layout. This research is aimed to
increase the awareness of office management or Interior designer to take Indoor
Environement Quality factors into their account in designing a productive
workplace environment"
2016
T45752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suwadera
"Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi angka kesakitan, kematian serta menurunkan produktivitas kerja. Angka kesakitan malaria di Indonesia masih cukup tinggi terutama di daerah luar Jawa Bali. Annual malaria incidence (AMI) di Kabupaten Sumba Timur pada tahun 2001 sebesar 342.496 dan AMI untuk Puskesmas Kambaniru pada tahun 2001 sebesar 421.5%o. Balita merupakan kelompok yang rentan terserang penyakit malaria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor risiko lingkungan rumah tangga yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif observasional dengan desain kasus kontrol. Populasi adalah seluruh balita yang tinggal di wilayah Puskesmas Kambanira. Sampel adalah balita yang datang ke puskesmas dan balita disekitar kasus. Sampel seluruhnya sebanyak 372 orang (186 kasus dan 186 kontrol). Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan observasi. Selanjutnya hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji kai kuadrat dan regresi logistik.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian malaria pada derajat kepercayaan 95% analisis statistik meliputi: status gizi (p = 0.013), ternak besar (p = 0.037), konstruksi dinding/lantai rumah (p = 0.000), ventilasi rumah (p = 0.025), dan kebiasaan menggunakan kelambu (p = 0.000). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian malaria adalah umur (p = 0.256), pembagian ruang tidur (p=0.798) dan kebersihan rumah (p = 0.093). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian malaria pada balita adalah status gizi, ternak besar, konstruksi dinding/lantai rumah dan kebiasaan menggunakan kelambu. Analisis dampak potensial (fraksi etiologi) menunjukkan bahwa menggunakan kelambu secara teratur akan memberikan dampak penurunan kejadian malaria sebesar 67.1%, membuat dinding/lantai tertutup rapat sebesar 48.4%, status gizi yang baik sebesar 43.95% dan memelihara ternak di sekitar rumah sebesar 39.1%.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa balita di Puskesmas Kambaniru dengan status gizi kurang, tidak ada ternak besar, kontruksi dinding/lantai berlubang dan tidak biasa menggunakan kelambu akan berisiko lebih besar menderita malaria daripada kondisi yang sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada: 1) Puskesmas Kambaniru agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit malaria dan upaya penanggulangannya seperti pemakaian kelambu, konstruksi rumah anti nyamuk, peningkatan status gizi serta pemeliharaan ternak besar. 2) Dinas kesehatan kabupaten agar menfokuskan penanggulangan penyakit malaria, sesuai dengan analisis dampak potensial serta melakukan survei entomologi. 3) Lintas sektor agar berpartisipasi aktif dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria.

Several Risky Factors of Indoor Environment Associated with Malaria Incidence to Under-Five Years Children (Case Control Study in Kambaniru Public Health Center in East Sumba District 2002)Malaria incidence is one of public health problems influencing morbidity, mortality and reducing working productivity. This incidence is relatively high particularly in areas out side Jawa-Bali islands. Annual malaria incidence in East Sumba in 2001 is 342.496 and AMI for Kambaniru Public Health Center (PHC) in 2001 is 421.5%o. Under-five years children are easily infected to this illness.
The research purpose is to find several risky factors of indoor environment associated with malaria incidence to under-five year?s children. This is quantitative observational research through case control design. The population is all under-five years children in Kambaniru PHC areas. The sample is under-five year?s children checking their health to PHC and under-five year?s children surrounding it. All samples are 372 children (186 cases and 186 control). Data are collected with structured interview and observation. Then, the results are analyzed with chi-square and logistic regression.
Bivariate analysis shows that the variables associated with malaria incidence in 95% confidence coefficient of statistical analysis are nutrition status (p = 0.1013), big cattle (p = 0.037), home wall/floor construction (p = 0.000), indoor ventilation (p = 0.035), and bed net using habit (p = 0.000). On the other hand, the unrelated variables are age (p = 0.256), bedroom separation (p = 0.798) and indoor sanitation (p = 0.093). Multivariate analysis results show that the dominant variables associated with malaria incidence to under-five years children are nutrition status, big cattle, home wall/floor construction and bed net using custom. Potential effect analysis shows that bed net using custom reduce malaria incidence as much as 67.1%. Covered floor/wall as much as 48.4%, nutrition status as much as 43.95%, raising big cattle as much as 39.1%.
The research concludes that under-five years children with poor nutrition status_ big cattle absence, holed home wall/floor construction and bed net unusing custom are riskier to the malaria infection than those in the contrary condition. Based on the research results, there are several suggestions. First. Kambaniru PHC informs the society the malaria illness and its prevention, such as bed net usage, proof mosquito house construction, nutrition status improvement and big cattle rising. Second, district health office should focus on malaria prevention based on potential impact analysis and conduct entomology survey. Third, inter sectoral offices should be involved actively in malaria prevention and eradication."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniar Widya Larasati
"Evaluasi kinerja bangunan hijau diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan operasional sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja bangunan hijau di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja bangunan hijau dalam aspek ekonomi, sosial & lingkungan. Metode analisis yang digunakan statistik deskriptif, uji trend, uji regresi dan analisis SWOT kuantitatif. Hasil penelitian pada aspek ekonomi biaya operasional bangunan hijau cenderung stabil dalam 3 tahun terakhir, memiliki IKE dengan kategori sangat efisien, hasil kualitas lingkungan dalam ruangan sesuai dengan standard NAB kecuali parameter pencahayaan dan hasil kualitas lingkungan dalam ruang memiliki pengaruh terhadap kepuasan penghuni, strategi menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang. Kesimpulan penelitian ini biaya operasional, IKE & kepuasan penghuni memiliki hasil yang baik. Namun, perlu adanya perbaikan dalam kualitas lingkungan dalam ruang terutama pada parameter pencahayaan. Strategi kinerja bangunan hijau & kepuasan penghuni adalah strategi kekuatan- peluang dimana teknologi dan inovasi mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja bangunan hijau.

Green building performance evaluation is needed to identify operational problems so that green building performance can be improved and improved in the future. The aim of this research is to evaluate the performance of green buildings in economic, social & environmental aspects. The analytical methods used are descriptive statistics, trend tests, regression tests and quantitative SWOT analysis. The results of research on the economic aspects of green building operational costs tend to be stable in the last 3 years, having an EUI in the very efficient category, indoor environmental quality results in accordance with Threshold Value except for lighting parameters and indoor environmental quality results have an influence on occupant satisfaction, strategies for using strengths internally to take advantage of opportunities. The conclusion of this research is that operational costs, EUI & occupant satisfaction have good results, but there is a need for improvements in the quality of the indoor environment, especially in lighting parameters. The green building performance & occupant satisfaction strategy is a strength-opportunity strategy where technology and innovation have an important role in improving green building performance."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library