Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susan Herawaty
Abstrak :
PT. "X" adalah salah satu Produsen vaksin hewan Indonesia yang menganut pola manajemen yang sederhana dan kekeluargaan. Produk yang dihasilkan adaìah vaksin untuk unggas, anjing dan hewan besar seperti sapi dan sebagainya. Adapun pemagaran produk PT. "X" adalah untuk konsumsi dalam negeri. Masih yang dihadapi oleh PT. "X" adaiah bagaimana pangsa pasar di dalam negeri dalam menghadapi persaingan yang tajam dengan produk-produk impor. Untuk mengatasi masalah yang ada harus segera dibentuk pola manajemen yang profesional. PT. "X" dari sejak berdiri masih sangat tergantung pada pihak penyalur dana yaitu pihak perbankan dalam operasionalnya., berhubung dari hasil operasional belum dapat mengembalikan semua hutang-hutangnya, malah hutangnya bertambah terus. Perusahaan ini merencanakan program penyehatan perusahaan sekaligus dengan program peningkatan aktivitas pemasaran agar volume penjualan dapat meningkat dan mencapai tingkat di mana dengan laba yang diperoleh dapat membayar hutang-hutang, sehingga break even point dapat lekas tercapai. Kebijakan uang ketat yang dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak tahun 1991 juga berpengaruh terhadap aektor peternakan. Akibatnya secara tidak langsung volume penjualan PT."X" juga ikut terpengaruh. Hal ini menjadi hambatan bagi pihak pemasaran untuk mendapatkan hal yang lebih balk. Berarti PT. "X" harus memiliki strategi bersaing yang unggul untuk menghadapi pesalng-pesaIngnya. Tekad untuk meningkatkan penjualan produk harus diimbangi dengan perbaikan di segala hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Ada beberapa metode analisis guna pengambilan keputusan untuk membentuk strategi bersaing dalam menghadapi pesaing. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis lingkungan remut, analisis industri, analisis internal perusahaan, analisis SWOT, analisis matriks BCG. Dari analisis industri terlihat bahwa dari 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yang terutama berperanan besar terhadap PT.?X? adalah : persaingan antar perusahaan dalam industri, kekuatan tawar menawar pembeli dan ancaman pendatang baru. Persaingan antar perusahaan dalam industri, terutama dari perusahaan vaksin impor yang jumlahnya cukup banyak dan masing-masing mempunyai strategi pemasaran yang cukup berhasil merebut pangsa pasar tertentu. Kekuatan tawar menawar pembeli dan golongan pembeli menengah ke atas adalah cukup besar mengingat bahwa:
  • Produk vaksin merupakan produk yang termasuk relatif standar (diferensiasi tidak terlalu nyata).
  • Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil (kecuall bila terjadi wabah).
  • Pembeli seri gkali termasuk dalam suatu kelompok peruasahaan yang melakukan integresi vertikal, sehingga ada keterbataaan dalam memilih.
  • Produk yang akan digunakan, biasanya Iebih mengutamakan untuk memakai produk dari perusahaan yang termasuk kelompok sendiri. Integrasi vertikal dapat terdiri dari usaha peternakan, usaha pakan ternak, usaha impor dan distribusi obat hewan, termasuk vaksin. Ancaman pendatang baru perlu diantisipasi mengingat barrier to entry yang kecil dan kelompok perusahaan di Indonesia untuk melakukan integrasi vertikai maupun horizontal. dengan melihat bahwa persaingan dalam industri adalah cukup tajam dan dengan meflhat sifat?sifat produksi maka pilihan strategi generik bagi PT. "X" adalah strategi biaya rendah-pasar luas. Dari hasil analisis SWOT terlihat bahwasanya sekalipun PT. "X" menghadapi ancaman lingkungan yang tidak kecil, tapi peluangnya adalah cukup besar, sedangkan PT.?X? sendiri belum sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang yang ada berhubung dengan kelemahan internalnya yang perlu ditangani segera. Dengan demikian strategi yang sesuai adalah strategi turn around, yaitu dengan fokus perbaikan fungsional internal secara terkonsolidasi. Dari hasil analisis BCG dapat diambil kesimpulan bahwasanya PT."X" sebagai SBU harus berhati-hati, karena dilihat dari pertumbuhan pasar vaksin (yang relatif tumbuh rata-rata 15 %/tahun) dan pangsa pasar relatif PT.?X? terhadap para pesaingnya (rendah), waka PT. "X" dapat dikategorikan sebagai SBU question mark. SBU seperti ini mempunyai dua kemungkinan, yaltu tumbuh menjadi SBU star atau turun menjadi SBU dog. Bila PT.?X? berhasil membenahi kekuatan ínternalnya, dan perekonomlan Indonesia terus membaik, maka pertumbuhan pasar akan Ieblh dari 10 %, ini memberikan kesempatan kepada PT. "X" untuk tumbuh menjadi star. Dari segi pemasaran PT. "X" perlu memiliki strategi pemasaran yang kompetitif baik dalam menghadapl produk-produk impor maupun Lokal. Untuk menghadapi produk impor, PT. "X" pentu memperbaiki kualitas Produk-produknya baik dalam hal efektivitas maupun kenyamanan Pemakaiannya (misalnya : setelah vaksinasi tidak terjadi pembengkakarn di tempat penyuntikan). Selain itu yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah harga. PT. "X" harus dapat mencapai skala ekonomi dalam Produksinya, sehingga dari segi harga dapat Iebih kompetitif lagi. Hal ini mengingat akhir-akhir ini produk pesaing dapat menurunkan harganya hingga dapat menurunkan harga produk PT. "X", bahkan ada yang lebih murah dari harga PT. "X". Untuk menumbuhkan brand awareness dan brand image yang balk, promosi yang tepat guna sangat diperlukan. Dengan brand image yang baik akan mempermudah PT "X" dalam usaha memperbesar jumlah permintaan melindungi pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar. Sedangkan distribusi yang perlu diperhatikan adalah Indonesia bagian timur yang belum dicover dengan intensif. Jadi strategi pemasaran kompetitif yang dapat dijalankan antara lain : strategi mutu, efisiensi manufaktur, armada penjual yang agresif, promosi penjualan yang optimal dan efektif, distribusi yang Iuas. Strategi tersebut disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya perusahaan.
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2008
    615.19 TEO
    Buku Teks  Universitas Indonesia Library
    cover
    Meilinda Shania
    Abstrak :
    Profesi apoteker memiliki peran yang penting pada pekerjaan kefarmasiaan, baik dalam bidang industri farmasi, rumah sakit, pelayanan, maupun pemerintahan. Untuk menjadi seorang apoteker yang profesional, calon apoteker wajib melakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker. Hal ini bertujuan agar calon apoteker mendapatkan bekal dan pengamalaman untuk memahami peran serta meningkatkan kompetesi sebelum terjun ke dunia kerja. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Apotek Roxy Beringin periode Januari 2022 dan Daewoong Pharmaceutical, Co., Ltd., periode April-Juli 2022. Melalui proses Praktik Kerja Profesi Apoteker di apotek dan industri farmasi, calon apoteker diharapkan mendapatkan gambaran, wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman terkait pekerjaan kefarmasian yang akan dilakukan oleh seorang apoteker saat di dunia kerja. ......The pharmacist profession has an important role in pharmaceutical work, in the pharmaceutical industry, hospitals, services, and government. To become a professional pharmacist, pharmacist candidates are required to carry out Pharmacist Professional Work Practices. This is intended so that pharmacist candidates get the provision and experience to understand the role and improve competence before entering the world of work. Pharmacist Professional Work Practices are carried out at Roxy Beringin Pharmacy for the period of January 2022 and Daewoong Pharmaceutical, Co., Ltd., for the period of April-July 2022. Through the Pharmacist Professional Work Practice process in pharmacies and the pharmaceutical industry, pharmacist candidates are expected to get an overview, insight, knowledge, skills, and experience related to pharmaceutical work that a pharmacist will carry out while in the world of work.
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Haifa Nurmahliati
    Abstrak :
    Dalam rantai pemasokan farmasi, obat-obatan yang dibuat dari produsen farmasi atau industri farmasi akan didistribusikan oleh distributor sampai di tangan konsumen melalui pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan, termasuk Apotek. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk untuk mengidentifikasi ketidakselarasan database vendor pada Quality Compliance dengan Approved Vendor List (AVL) di PT. Soho Industri Pharmasi selama periode Juli – Agustus 2021; mengkaji resep obat-obat pada pasien kardiovaskular di Apotek Roxy Cabang Biak periode September 2021, serta pembuatan pembatas antar batch berbeda dalam satu produk di PT Anugerah Phamrindo Lestari cabang Bogor. Pengambilan data diperoleh dari database vendor yang dimiliki oleh Quality Compliance dan Quality Assurance; pembuatan pembatas dilakukan dengan observasi langsung ke Gudang PT Pharmindo Lestari cabang Bogor; serta resep diperoleh dari pengunjung yang melakukan penebusan resep di Apotek Roxy Biak. Hasil penelitian diperoleh yakni kegiatan kefarmasian di PT. Soho Industri Pharmasi khususnya pada Quality Compliance bahwa terdapat gap pada database vendor di Quality Compliance dan AVL; distributor PT Anugerah Pharmindo Lestari memiliki pembatas untuk menghindari terjadinya kesalahan pengambilan produk dengan nomor batch yang berbeda; Apotek Roxy Biak melakukan pekerjaan kefarmasian yang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melalui pelaksanaan penyiapan dan pelayanan resep yang diawali dengan skrining resep secara administratif, farmasetik dan klinis, kemudian dilanjutkan dengan dispensing obat. ......In the pharmaceutical supply chain, medicines made from pharmaceutical manufacturers or the pharmaceutical industry will be distributed by distributors to consumers through pharmaceutical services at health facilities, including pharmacy or drugstore. This study has several objectives, there is to identify the inconsistency of the vendor database on Quality Compliance with the Approved Vendor List (AVL) at PT. Soho Industri Pharmasi during the period July – August 2021; studied the prescription of drugs for cardiovascular patients at the Roxy Pharmacy, Biak Branch for the period of September 2021, as well as the manufacture of barriers between different batches in one product at PT Anugerah Phamrindo Lestari, Bogor branch. Data retrieval is obtained from vendor databases owned by Quality Compliance and Quality Assurance; making the barrier is done by direct observation to the warehouse of PT Pharmindo Lestari Bogor branch; and recipes obtained from visitors who redeem prescriptions at the Roxy Biak Pharmacy. The results obtained are pharmaceutical activities at PT. Soho Industri Pharmasi especially on Quality Compliance that there is a gap in the vendor database in Quality Compliance and AVL; the distributor of PT Anugerah Pharmindo Lestari has a barrier to avoid the occurrence of errors in taking products with different batch numbers; Roxy Biak Pharmacy carries out pharmaceutical work in accordance with applicable laws and regulations, through the preparation and service of prescriptions, beginning with administrative, pharmaceutical and clinical prescription screening, followed by drug dispensing.
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
    TA-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Firya Arnia Firdaus
    Abstrak :
    Praktik kerja profesi apoteker merupakan suatu praktik profesi dimana seorang calon apoteker berkesempatan untuk berpartisipasi langsung untuk melakukan praktik kefarmasian dalam berbagai sarana kefarmasian seperti industri farmasi dan apotek. Melalui praktik kerja profesi apoteker, apoteker dapat menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan dari berbagai sarana kefarmasian sebelum kemudian memasuki dunia kerja. Praktik kerja profesi apoteker dilaksanakan di PT Finusolprima Farma Internasional pada periode januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Poltangan pada periode Maret 2022.  Melalui berbagai pengalaman yang didapat dari praktik kerja profesi ini, calon apoteker  diharapkan mendapatkan bekal yang cukup baik dari pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mengenai  peran apoteker diberbagai sarana kefarmasian. ...... Pharmacist professional practice is a professional practice where a prospective pharmacist has the opportunity to participate and learn about professional pharmaceutical practice in various pharmaceutical facilities such as pharmaceutical industry and pharmacies. Through the pharmacist professional practice, prospective pharmacists can increase their knowledge about pharmacist role and skill from various pharmaceutical facilities. Pharmacist professional practice held at PT Finusolprima Farma International period january – February 2022 and Apotek Roxy Poltangan period March 2022.  Over the distinct experiences gained from pharmacist professional practice, prospective pharmacists are expected to get more in depth knowledge, experiences and skills regarding pharmacists role in various pharmaceutical facilities.
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Abiyyu Ghulam
    Abstrak :
    Profesi apoteker memiliki peran penting dalam bidang industri farmasi, rumah sakit, pelayanan, dan pemerintahan. Untuk menjadi apoteker yang profesional, seorang calon apoteker harus melakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker agar mendapatkan bekal dan pengalaman yang diperlukan untuk memasuki dunia pekerjaan. Praktik Kerja Profesi Apoteker kali ini dilaksanakan di PT. Guardian Pharmatama periode Januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Poltangan periode April 2022. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi dan apotek, calon apoteker diharapakan mendapatkan pengalaman dan gambaran mengenai pekerjaan yang akan dilakukan oleh seorang apoteker di dunia kerja terlebih di bidang industri farmasi dan pelayanan di apotek. ..... The pharmacist profession has an important role in the pharmaceutical industry, hospitals, services, and government. To become a professional pharmacist, a pharmacist candidate must carry out the Pharmacist Professional Practice to gain the skills and experience needed to enter the world of work. This time the Pharmacist Professional Work Practice was held at PT. Guardian Pharmatama for the period January – February 2022 and the Roxy Poltangan Pharmacy for the period April 2022. With the implementation of the Pharmacist Professional Work Practice in the pharmaceutical and pharmacy industry, pharmacists candidate are expected to gain experience and an overview of the work that will be carried out by a pharmacist in the world of work, especially in the pharmaceutical industry and services in pharmacies.
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Simanjuntak, Melva Retta Ruby
    Abstrak :
    Industri farmasi memiliki izin untuk melakukan kegiatan produksi obat dan penyaluran obat. Obat termasuk salah satu sediaan farmasi. Pada dasarnya sediaan farmasi haruslah aman. Sedangkan, pada praktiknya saat ini, terdapat industri farmasi yang memproduksi obat sirup dengan kandungan etilen glikol dan dietilen glikol yang menyebabkan Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (“GGAPA”) dan mengakibatkan kematian bagi 326 anak. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang menggunakan metode studi kepustakaan. Data penelitian dikumpulkan melalui metode studi kepustakaan terhadap data sekunder meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan interpretasi sistematis yang bertujuan untuk menjelaskan pengaturan mengenai obat sirup, menjelaskan pengaturan mengenai industri farmasi, menganalisis pertanggungjawaban industri farmasi dalam kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak akibat cemaran etilen glikol dan dietilen glikol dalam kandungan obat sirup. Proses produksi sediaan farmasi wajib mematuhi seluruh ketentuan dalam Peraturan BPOM Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik guna memastikan mutu obat sesuai dengan persyaratan serta tujuan penggunaan serta dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar apabila telah memenuhi persyaratan objektivitas, memenuhi kelengkapan, dan tidak menyesatkan. Dalam kasus GGAPA, industri farmasi telah melanggar ketentuan dalam Farmakope Indonesia Edisi VI halaman 1446-1447 terkait dengan PG yang menyatakan bahwa Dietilen glikol dan Etilen glikol masing-masing tidak lebih dari 0,10%. Hal tersebut juga turut membuktikan bahwa industri farmasi tidak mematuhi ketentuan dalam CPOB terkait dengan pengawasan mutu, produksi, dan pemastian mutu. Maka dari itu, industri farmasi dapat dimintai pertanggungjawaban yang meliputi pertanggungjawaban pidana, pertanggungjawaban perdata, pertanggungjawaban administratif, dan pertanggungjawaban dalam aspek perlindungan konsumen. ......The pharmaceutical industry has a permit to carry out drug production and drug distribution activities. Drugs are one of the pharmaceutical preparations. Basically pharmaceutical preparations must be safe. Meanwhile, in current practice, there is a pharmaceutical industry that produces syrup drugs containing ethylene glycol and diethylene glycol which cause Atypical Progressive Acute Renal Failure (“GGAPA”) and result in death for 326 children. This research is a normative legal research using library research method. Research data was collected through the method of literature study on secondary data including primary, secondary and tertiary legal materials. The analysis used is descriptive qualitative with systematic interpretation which aims to explain the regulation regarding children's syrup, explain the regulation regarding the pharmaceutical industry, analyze the responsibility of the pharmaceutical industry in cases of atypical progressive acute kidney failure in children due to ethylene glycol and diethylene glycol contamination in the syrup drug content. The production process for pharmaceutical preparations must comply with all provisions in BPOM Regulation Number 34 of 2018 concerning Guidelines for Good Drug Manufacturing Practices to ensure that the quality of the drugs complies with the requirements and intended use and can be distributed after obtaining a distribution permit if they meet the requirements for objectivity, completeness, and not misleading. In the GGAPA case, the pharmaceutical industry has violated the provisions in the Indonesian Pharmacopoeia Edition VI pages 1446-1447 related to PG which states that Diethylene glycol and Ethylene glycol are not more than 0.10% each. This also proves that the pharmaceutical industry does not comply with the provisions in GMP regarding quality control, production and quality assurance. Therefore, the pharmaceutical industry can be held accountable which includes criminal liability, civil liability, administrative responsibility, and accountability in the aspect of consumer protection.
    Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
    S-pdf
    UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Sutanto D. Gunawan
    Abstrak :
    Industri pharmasi adalah industri obat yang memproduksi obat obatan melalui pengolah secara kimia. Pengertian ini penting disebutkan karena untuk membedakannya dari industri obat tradisional yang lebih dikenal dengan industri jamu. Kalau industri jamu telah dikenal hampir seabad lalu tetapi kalau industri pharmasi masih relatip baru untuk Indonesia. Sejak Pemerintah mengundanga uu No 1/67 tentang penanaman modal asing, mulailah industri pharmasi asing menanamkan modalnya dalam bidang ini. Sampai dengan tahun 1990 tercatat sejumlah 40 buah pabrik pharmasi asing/joint ventures (PMA) yang beroperasi di Indonesia. Peluang untuk berusaha dibidang pharmasi juga tidak disia siakan para pemilik modal dalam negeri, lebih lebih setelah adanya UU PMDN sehingga bermunculanlah pabrik pabrik pharmasi dalam negeri (PMDN). Jumlah pabrik PMA dan PMDN akhirnya mencapai 285 buah. Dengan makin banyaknya pabrik pharmasi maka persairigan untuk mendapatkan pangsa pasar menjadi semakin sengit. Hal ini disebabkan pertumbuhan daya beli masyarakat tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah pabrik obat. PT Dumex Indonesia (PTDI) yang diamati dalam karya akhir ini adalah salah satu perusahaan pharmasi yang pertama kali menanamkan modalnya sejak UU No 1/67 diundangkan sehingga menjadi perusahaan pharmasi asing tertua di Indonesia. Perusahaan ini pernah mencapai rekor sebagai perusahaan nomor satu dalam jumlah penjualan di Indonesia ditahun 1974. Departemen Kesehatan dalam hal ini diwakili oleh Direktorat jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM) sejak akhir tahun 70an mulai melaksanakan kebijaksanaan dimana untuk PMA menjadi sulit untuk membuat obat baru. Karena obat baru yang formulasinya sederhana adalah untuk perusahaan PMDN. Hal ini menyebabkan tidak adanya produk baru yang dapat diperkenalkan untuk nienggantikan produk yang telah habis daur hidupnya. untuk menghadapi hal tersebut dìataslah perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dengan menerapkan strategi yang tepat supaya perusahaan tidak sampai merugi karena tidak tercapainya jumlah penjualan yang diperlukan. Dengan keadaan dimana pangsa pasar PTDI terus merosot dan kedudukan nomor satu pada tahun 1974 menjadi nomor dua puluh lima saat ini perlu diterangkan apa yang telah dilakukan PTDI selama ini. Sasaran yang dikejar adalah keuntungan jangka pendek. Dengan sasaran ini berarti bahwa apabila target penjualan tidak tercapai mengakibatkan target pendapatan yang telah direncanakanpun tidak akan tercapai, pimpinan memutuskan untuk mengurangi biaya promosi. Padahal dalam keadaan penjualan yang tidak menggembira kan justru promosi perlu lebih ditingkatkan, apabila perusahaan berpikiran untuk meraih pangsa pasar jangka panjang. Kecenderungan untuk meraih keuntungan jangka pendek telah berjalan agak lama disebabkan tekanan dan kantor pusat, hal ini menyebabkan terbatasnya biaya promosi dan berakibat alat promosi yang berupa hadiah (gimmick) yang dibagikan kepada para dokter bermutu rendah. Dengan hadiah yang bermutu rendah dikhawatirkan para dokter menganggap mutu produk PTDI pun rendah. Sedangkan Strategi yang seharusnya diterapkan PTDI adalah differensiasi. Telah pula dilakukan differerisiasi produk dengan memasuki bidang makanan untuk bayi (susu bayi) dan hal ini kembali terbentur pada sasaran keuntungan jangka pendek tersebut dimana produk baru ini tidak memperoleh persetujuan dalam mendapatkan jatah promosi yang layak. Akibatnya sulit melawan persaingan di pasar sehingga pangsa pasar produk ini juga terus menurun. Dapat disimpulkan bahwa: (1) PTDI tidak menerapkan strategi generik sesuai teori Porter dengan differensiasi melalui mutu yang tinggi secara konsisten. (2) PTDI menghadapi kendala dalam mendapatkan ijin memasarkan obat baru. (3) Untuk menghindari kerugian PTDI terjebak dalam keadaan meraih keuntungan jangka pendek. Untuk mengatasi hal yang telah disimpulkan, disarankan agar PTDI perlu melaksanakan perencanaan strategi secara resmi agar semua bagian mengetahui strategi apa yang dianut. Merubah status PMA menjadi PMDN dengan menjual sahamnya kepada investor dalam negeri sehingga menghilangkan kendala untuk memasarkan produk baru. Secara sungguh sungguh menerapkan sasaran jangka panjang dengan tujuan merebut kembali pangsa pasar dibandingkan dengan sasaran keuntungan jangka pendek.
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Fiona Yoanita
    Abstrak :
    Skripsi ini membahas tentang implementasi registrasi obat Impor yang diatur dalam Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1120 Tahun 2008 juncto Pasal 10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1010 Tahun 2008 dimana terdapat regulasi baru mengenai subjek pemohon dan ketentuan mengenai pengalihan teknologi Subjek pemohon hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi dan harus memuat ketentuan mengenai alih teknologi dalam waktu lima tahun Penelitian ini menjelaskan secara deskriptif mengenai implementasi yang dilakukan oleh PT. XYZ dalam melakukan penyesuaian dengan peraturan ini Hasil penelitian menyarankan bahwa pengaturan mengenai alih teknologi harus dijelaskan lebih lanjut melalui peraturan pelaksana yang memuat tentang prosedur dan ketentuan mengenai alih teknologi. ......This thesis discusses about the implementation of Imported Drug Registration Based on Article 10 Regulation of The Minister of Health Number 1120 Year 2008 juncto Article 10 Regulation of The Minister of Health Number 1010 Year 2008 Regarding Drug Registration that there are new regulation about subject of the applicant and regulation about transfer technology Subject of the applicant must from pharmaceutical industry and must contain provisions on transfer technology within five years This research describe with description method about adjustment of this regulation by PT XYZ This research result suggested that the regulation about transfer technology needs to be clarified through the implementation regulation that contains provisions regarding procedures and technology transfer.
    Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
    S44986
    UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Akhidatul Solekhah
    Abstrak :
    Studi ini bertujuan menganalisis dampak COVID-19 terhadap perdagangan (ekspor dan impor) pada industri farmasi di negara anggota ASEAN. Dengan menggunakan metode Pseudo Poisson Maximum Likelihood (PPML) serta data jumlah kasus kumulatif COVID-19 dan data nilai ekspor dan impor industri farmasi selama periode Januari 2019 sampai Desember 2020, hasil estimasi menunjukkan bahwa jumlah kasus terinfeksi pada negara anggota ASEAN tidak berpengaruh terhadap nilai ekspor produk farmasi negara anggota ASEAN. Adapun di sisi impor, jumlah kasus terinfeksi COVID19 kumulatif pada negara ASEAN berdampak secara positif signifikan terhadap nilai impor produk farmasi negara anggota ASEAN. ......This study aims to analysis the impact of COVID-19 on trade (exports and imports) in the pharmaceutical industry in ASEAN member countries. By using the Pseudo Poisson Maximum Likelihood (PPML) method as well as data on the cumulative number of COVID-19 cases and data on exports and imports of the pharmaceutical industry during the period January 2019 to December 2020, the estimation results show that the number of infected cases in ASEAN member countries has no effect on export value. pharmaceutical products of ASEAN member countries. On the import side, the number of cumulative COVID-19 infected cases in ASEAN countries has a significant positive impact on the import value of pharmaceutical products from ASEAN member countries.
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
    S-pdf
    UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
    <<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>