Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susan Herawaty
"PT. "X" adalah salah satu Produsen vaksin hewan Indonesia yang menganut pola manajemen yang sederhana dan kekeluargaan. Produk yang dihasilkan adaìah vaksin untuk unggas, anjing dan hewan besar seperti sapi dan sebagainya. Adapun pemagaran produk PT. "X" adalah untuk konsumsi dalam negeri. Masih yang dihadapi oleh PT. "X" adaiah bagaimana pangsa pasar di dalam negeri dalam menghadapi persaingan yang tajam dengan produk-produk impor. Untuk mengatasi masalah yang ada harus segera dibentuk pola manajemen yang profesional.
PT. "X" dari sejak berdiri masih sangat tergantung pada pihak penyalur dana yaitu pihak perbankan dalam operasionalnya., berhubung dari hasil operasional belum dapat mengembalikan semua hutang-hutangnya, malah hutangnya bertambah terus. Perusahaan ini merencanakan program penyehatan perusahaan sekaligus dengan program peningkatan aktivitas pemasaran agar volume penjualan dapat meningkat dan mencapai tingkat di mana dengan laba yang diperoleh dapat membayar hutang-hutang, sehingga break even point dapat lekas tercapai.
Kebijakan uang ketat yang dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak tahun 1991 juga berpengaruh terhadap aektor peternakan. Akibatnya secara tidak langsung volume penjualan PT."X" juga ikut terpengaruh. Hal ini menjadi hambatan bagi pihak pemasaran untuk mendapatkan hal yang lebih balk. Berarti PT. "X" harus memiliki strategi bersaing yang unggul untuk menghadapi pesalng-pesaIngnya. Tekad untuk meningkatkan penjualan produk harus diimbangi dengan perbaikan di segala hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Ada beberapa metode analisis guna pengambilan keputusan untuk membentuk strategi bersaing dalam menghadapi pesaing. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis lingkungan remut, analisis industri, analisis internal perusahaan, analisis SWOT, analisis matriks BCG.
Dari analisis industri terlihat bahwa dari 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yang terutama berperanan besar terhadap PT.?X? adalah : persaingan antar perusahaan dalam industri, kekuatan tawar menawar pembeli dan ancaman pendatang baru. Persaingan antar perusahaan dalam industri, terutama dari perusahaan vaksin impor yang jumlahnya cukup banyak dan masing-masing mempunyai strategi pemasaran yang cukup berhasil merebut pangsa pasar tertentu.
Kekuatan tawar menawar pembeli dan golongan pembeli menengah ke atas
adalah cukup besar mengingat bahwa:
  • Produk vaksin merupakan produk yang termasuk relatif standar (diferensiasi tidak terlalu nyata).
  • Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil (kecuall bila terjadi wabah).
  • Pembeli seri gkali termasuk dalam suatu kelompok peruasahaan yang melakukan integresi vertikal, sehingga ada keterbataaan dalam memilih.
  • Produk yang akan digunakan, biasanya Iebih mengutamakan untuk memakai produk dari perusahaan yang termasuk kelompok sendiri. Integrasi vertikal dapat terdiri dari usaha peternakan, usaha pakan ternak, usaha impor dan distribusi obat hewan, termasuk vaksin.
    Ancaman pendatang baru perlu diantisipasi mengingat barrier to entry yang kecil dan kelompok perusahaan di Indonesia untuk melakukan integrasi vertikai maupun horizontal. dengan melihat bahwa persaingan dalam industri adalah cukup tajam dan dengan meflhat sifat?sifat produksi maka pilihan strategi generik bagi PT. "X" adalah strategi biaya rendah-pasar luas.
    Dari hasil analisis SWOT terlihat bahwasanya sekalipun PT. "X" menghadapi ancaman lingkungan yang tidak kecil, tapi peluangnya adalah cukup besar, sedangkan PT.?X? sendiri belum sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang yang ada berhubung dengan kelemahan internalnya yang perlu ditangani segera. Dengan demikian strategi yang sesuai adalah strategi turn around, yaitu dengan fokus perbaikan fungsional internal secara terkonsolidasi.
    Dari hasil analisis BCG dapat diambil kesimpulan bahwasanya PT."X" sebagai SBU harus berhati-hati, karena dilihat dari pertumbuhan pasar vaksin (yang relatif tumbuh rata-rata 15 %/tahun) dan pangsa pasar relatif PT.?X? terhadap para pesaingnya (rendah), waka PT. "X" dapat dikategorikan sebagai SBU question mark. SBU seperti ini mempunyai dua kemungkinan, yaltu tumbuh menjadi SBU star atau turun menjadi SBU dog. Bila PT.?X? berhasil membenahi kekuatan ínternalnya, dan perekonomlan Indonesia terus membaik, maka pertumbuhan pasar akan Ieblh dari 10 %, ini memberikan kesempatan kepada PT. "X" untuk tumbuh menjadi star.
    Dari segi pemasaran PT. "X" perlu memiliki strategi pemasaran yang kompetitif baik dalam menghadapl produk-produk impor maupun Lokal. Untuk menghadapi produk impor, PT. "X" pentu memperbaiki kualitas Produk-produknya baik dalam hal efektivitas maupun kenyamanan Pemakaiannya (misalnya : setelah vaksinasi tidak terjadi pembengkakarn di tempat penyuntikan). Selain itu yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah harga. PT. "X" harus dapat mencapai skala ekonomi dalam Produksinya, sehingga dari segi harga dapat Iebih kompetitif lagi. Hal ini mengingat akhir-akhir ini produk pesaing dapat menurunkan harganya hingga dapat menurunkan harga produk PT. "X", bahkan ada yang lebih murah dari harga PT. "X". Untuk menumbuhkan brand awareness dan brand image yang balk, promosi yang tepat guna sangat diperlukan. Dengan brand image yang baik akan mempermudah PT "X" dalam usaha memperbesar jumlah permintaan melindungi pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar. Sedangkan distribusi yang perlu diperhatikan adalah Indonesia bagian timur yang belum dicover dengan intensif. Jadi strategi pemasaran kompetitif yang dapat dijalankan antara lain : strategi mutu, efisiensi manufaktur, armada penjual yang agresif, promosi penjualan yang optimal dan efektif, distribusi yang Iuas. Strategi tersebut disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya perusahaan."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Widodo Prasetio
    "Pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis tension ditujukan untuk mengevaluasi kemampuan suatu perusahaan dalam mengatasi corporate cycle dengan mengukur batting average dan ketiga tension yaitu tension profitability versus growth, today versus tomorrow dan whole versus parts. Batting average secara umum mengukur seberapa sering perusahaan berhasil mengelola dua tension yang berlawanan pada saat yang bersamaan pada tahun yang sama. Pengelolaan profitabilitas diukur dengan melihat economic profit, pertumbuhan di ukur dan revenue growth yaitu pertumbuhan penjualan dikurangi dengan pertumbuhan GDP. Today performance di ukur dan earning growth sedangkan tomorrow performance di ukur dan cumulative economic profit untuk lima tahun ke depan. Kualitas pengelolaan tension whole and parts diestimasikan dan aktivitas perusahaan yang dapat memberikan keuntungan bagi sebagian satu unit bisnis dan perusahaan secara keseluruhan. Tulisan mi akan menganalisis kualitas pengelolaan masing - masing tension dan dua emiten di industri farmasi yaitu PT Kalbe Farma Tbk ( Kalbe) dan PT Tempo Scan Pacific Tbk (Tempo Scan) berdasarkan laporan tahunan teraudit dalam sepuluh tahun terakhir (1997 - 2006). Dari analisis tersebut akan dibandingkan perusahaan mana yang dapat mengelola ketiga tension tersebut dengan baik beserta korelasinya dengan total shareholder return (TSR) dan masing - masing perusahaan. Terdapat korelasi yang erat antara batting average dengan TSR sehingga batting average dari tiap tension dipercaya dapat dijadikan proxy yang akurat dan TSR sebuah perusahaan. Kalbe memiliki portofolio yang terintegrasi secara vertikal, yaitu divisi packaging, farmasi, makanan kesehatan dan distribusi sedangkan Tempo Scan memiliki portofolio usaha yang tidak terintegrasi (related linked diversfication) yaitu divisi faimasi, produk perawatan kesehatan dan kosmetika serta distribusi. Selama periode tersebut Kalbe mencatat skor batting average profitability versus growth sebesar 0,5 , today versus tomorrow 0,7 dan estimasi batting average whole and parts 0,3. Melalui tiga sumber strategi pertumbuhan yaitu pertumbuhan internal, merger dan akuisisi serta diversifikasi usaha, Kalbe sangat baik dalam mengelola tension today versus tomorrow sehingga memiliki sumber - sumber pertumbuhan untuk kinerja di masa yang akan datang. Pertumbuhan dengan customer benefit yang unik, peningkatan efisiensi operasional dan konsolidasi di antara portofolio usahanya membuat Kalbe dapat mengelola tension profitabilitas versus growth yang ditunjukkan dengan economic profit dan earning growth positif dalam lima tahun terakhir. Tempo Scan menerapkan strategi fokus pada core business dan konservatif dalam pengelolaan kapital maupun pengembangan usaha. Strategi tersebut membuat Tempo Scan rentan terhadap stabilitas pertumbuhan dan profitabilitas sehingga membuat Tempo Scan mengalami masalah dalam pengelolaan tension today tomorrow yang hanya mencatat skor batting average 0,3. Selama periode tersebut Tempo Scan masih dapat mengelola profitabilitas versus growth dengan skor batting average yang baik yaitu 0,6. Meski demikian level profitabilitas yang terus menurun dengan economic profit dan earning growth negatf dalam dua tahun terakhir mengindikasikan masalah dalam kontinyuitas profitabilitas perusahaan. Masalah dalam pengendalian tension today and tomorrow disebabkan oleh pengelolaan tension profitability versus growth. Tempo Scan perlu fokus pada business model perusahaan, yang melihat apa yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan value bagi konsumenriya dan bagaimana aktivitas perusahaan dikonfigurasikan untuk mencapai ha! tersebut. Dengan meningkatkan pertumbuhan customer benefit untuk produk dan jasa yang dihasilkan melalui strategi pertumbuhan yang tepat baik internal maupun akuisisi perusahaan lain, diharapkan Tempo Scan dapat kembali menjadi driver bagi pertumbuhan pasar dan memberikan profitabilitas yang menarik bagi Tempo Scan di industri farmasi yang terus bertumbuh.Analisis lebih lanjut dengan melihat slugging average juga membuktikan bahwa rata - rata profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan laba serta kesinambungan laba dan Kalbe Farma lebih baik dibandingkan Tempo Scan. Kalbe menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang lebih rendah dibanding Tempo Scan. Meskipun demikian, dari pengukuran TSR selama periode tersebut Kalbe mampu menghasilkan rata-rata TSR sebesar 152.14 % sedangkan Tempo Scan hanya mencatat TSR sebesar 146,00 %. Oleh karena itu dapat disimpulkan terdapat korelasi yang positif antara kualitas pengelolaan ketiga tension tersebut dengan TSR di PT Kalbe Farma Tbk dan PT Tempo Scan Pacific Tbk.

    Performance evaluation using tension analysis is being used to evaluate the ability of company to overcome corporate cycle by analyze batting average score from the three tension. Those tension are tension profitability versus growth, today versus tomorrow, and whole versus parts. Generally, batting average is a measure of how often a company is able to achieve two performance objective at the same times in any given year. Profitability is measured by economic profit, the growth is measured from revenue growth which is sales growth minus GDP growth. today performance is measured from earning growth, and tomorrow performance is measured from cumulative economic profit for the next five years. Tension whole and parts is the tension between improving the collection performance of the company as a whole and improving the individual performance of each unit. The quality of whole and parts tension management is estimated from company activities which improving performance of unit and whole company at the same year. This thesis will analyze management quality for each tension from two public companies in pharmacy industry. They are PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) and PT Tempo Scan Pacific Tbk (Tempo Scan). This analysis is based on audited annual report in the last ten years (1997-2006). According to that tension analysis, will compare which company that has a good management of each tensions and the correlation with total shareholder return (TSR) from each company because batting average correlate closely with TSR. Kalbe is a vertically integrated portfolio from packaging, pharmacy, healthy food, and distribution division. Meanwhile Tempo Scan has a related link portfolio which divided by pharmacy division, cosmetic and health product, and distribution. During the period, Kalbe has a high score on batting average profitability versus growth 0,5 and also on today versus tomorrow 0,7 and batting average estimate of whole and parts 0,3. Through three type of growth strategies : internal growth; merger and acquisition and business diversification,average profitability versus growth sebesar 0,5 , today versus tomorrow 0,7 dan estimasi batting average whole and parts 0,3. Melalui tiga sumber strategi pertumbuhan yaitu pertumbuhan internal, merger dan akuisisi serta diversifikasi usaha, Kalbe sangat baik dalam mengelola tension today versus tomorrow sehingga memiliki sumber - sumber pertumbuhan untuk kinerja di masa yang akan datang. Pertumbuhan dengan customer benefit yang unik, peningkatan efisiensi operasional dan konsolidasi di antara portofolio usahanya membuat Kalbe dapat mengelola tension profitabilitas versus growth yang ditunjukkan dengan economic profit dan earning growth positif dalam lima tahun terakhir. Tempo Scan menerapkan strategi fokus pada core business dan konservatif dalam pengelolaan kapital maupun pengembangan usaha. Strategi tersebut membuat Tempo Scan rentan terhadap stabilitas pertumbuhan dan profitabilitas sehingga membuat Tempo Scan mengalami masalah dalam pengelolaan tension today tomorrow yang hanya mencatat skor batting average 0,3. Selama periode tersebut Tempo Scan masih dapat mengelola profitabilitas versus growth dengan skor batting average yang baik yaitu 0,6. Meski demikian level profitabilitas yang terus menurun dengan economic profit dan earning growth negatf dalam dua tahun terakhir mengindikasikan masalah dalam kontinyuitas profitabilitas perusahaan. Masalah dalam pengendalian tension today and tomorrow disebabkan oleh pengelolaan tension profitability versus growth.

    Kalbe shows a good management in tension today versus tomorrow. That achievement cultivates many source of growth for tomorrow performance. Growth with unique customer benefit, increasing of operational efficiency, and consolidation among its business portfolio are some of the factors that make Kalbe can also manage tension profitability versus growth which is showed by positive economic profit and earning growth in the last five years. Tempo Scan strategy is focus on its core business and conservative in managing its capital and business development. Those strategy make Tempo Scan susceptible in sustainability of growth and profitability. This condition bring Tempo Scan face the problem with tension today versus tomorrow that represent by its low batting average score (0,3). During that period Tempo Scan can manage profitability versus growth with a good batting average score (0,6). Nevertheless, decreasing of profitability level with negative economic profit and earning growth in the last two years indicate problem in sustainability of company profitability. The problem in tension today and tomorrow management is caused by management of tension profitability versus growth. Tempo Scan need to focus on company business model in order to grow customer benefit and shrink bad costs and how the configuration of company activities is created to reach those purpose. By increasing the growth of customer benefit for product and services through correct growth strategy either internally or acquisition of other company in related business, hopefully Tempo Scan will be a driver for market growth and give interesting profitability in pharmacy industry. Further analysis using slugging average can indicate the average of profitability, sales growth and profit and also profit sustainability of Kalbe Farma is better than Tempo Scan has. Kalbe dividend payout ratio is lower than Tempo Scan. Nevertheless, from measurement of TSR during that period prove that Kalbe is able to achieve average TSR 152.14 %, meanwhile Tempo Scan only can make average TSR 146,00 %. In conclusion, there is a positive correlation between management quality of that three tensions and TSR in PT Kalbe Farma Tbk and PT Tempo Scan Pacific Tbk."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
    T23073
    UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
    cover
    Farah Nur Khalida
    "ABSTRAK
    Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT Novell Pharmaceutical Laboratories, Apotek Atrika, dan PT Enseval Putera Megatrading Periode Bulan Juli-Oktober 2019.

    ABSTRACT
    Internship at PT Novell Pharmaceutical Laboratories, Apotek Atrika, and PT Enseval Putera Megatrading Period July-October 2019
    "
    2019
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2008
    615.19 TEO
    Buku Teks  Universitas Indonesia Library
    cover
    Farah Salsabilah
    "Profesi apoteker mempunyai peran penting dalam pekerjaan kefarmasian. Salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk menjadi seorang apoteker profesional adalah berpartisipasi langsung dalam melakukan praktik kefarmasian. Maka dari itu, calon apoteker dituntut untuk menjalani prktik profesi sebagai bekal dan pengalaman untuk memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi sebelum memasuki dunia kerja. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT Mahakam Beta Farma periode Januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Jatikramat periode Maret 2022. Melalui proses PKPA di industri farmasi dan apotek tersebut, calon apoteker diharapkan mampu memperoleh wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang sesuai untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

    Pharmacists have important role in pharmacy practice. One of important things that must be done to become a professional pharmacist is participate directly in the practice of pharmacy. Therefore, prospective pharmacists are required to undergo professional practice as a provision and experience to understand the role of pharmacists and increase competence before entering the world of work. The Professional Practice of Pharmacist is held at PT Mahakam Beta Farma for January – February 2022 periode, and Apotek Roxy Jatikramat for March 2022 period. Through the activities in the pharmaceutical industry, distributor, and pharmacy, prospective pharmacists are expected to be able to obtain appropriate insight, knowledge, skills, and experience to perform pharmaceutical practice"
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Meilinda Shania
    "Profesi apoteker memiliki peran yang penting pada pekerjaan kefarmasiaan, baik dalam bidang industri farmasi, rumah sakit, pelayanan, maupun pemerintahan. Untuk menjadi seorang apoteker yang profesional, calon apoteker wajib melakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker. Hal ini bertujuan agar calon apoteker mendapatkan bekal dan pengamalaman untuk memahami peran serta meningkatkan kompetesi sebelum terjun ke dunia kerja. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Apotek Roxy Beringin periode Januari 2022 dan Daewoong Pharmaceutical, Co., Ltd., periode April-Juli 2022. Melalui proses Praktik Kerja Profesi Apoteker di apotek dan industri farmasi, calon apoteker diharapkan mendapatkan gambaran, wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman terkait pekerjaan kefarmasian yang akan dilakukan oleh seorang apoteker saat di dunia kerja.

    The pharmacist profession has an important role in pharmaceutical work, in the pharmaceutical industry, hospitals, services, and government. To become a professional pharmacist, pharmacist candidates are required to carry out Pharmacist Professional Work Practices. This is intended so that pharmacist candidates get the provision and experience to understand the role and improve competence before entering the world of work. Pharmacist Professional Work Practices are carried out at Roxy Beringin Pharmacy for the period of January 2022 and Daewoong Pharmaceutical, Co., Ltd., for the period of April-July 2022. Through the Pharmacist Professional Work Practice process in pharmacies and the pharmaceutical industry, pharmacist candidates are expected to get an overview, insight, knowledge, skills, and experience related to pharmaceutical work that a pharmacist will carry out while in the world of work."
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Ardhona Irani
    "Mutu obat dalam CPOB bergantung pada berbagai faktor, salah satunya yaitu bahan awal (Bahan aktif obat). Bahan aktif obat (BAO) sebelum digunakan sebagai produk obat harus dapat dipastikan telah memenuhi persyaratan mutu bahan zat aktif melalui suatu prosedur analisis. Salah satu atribut mutu bahan obat yang perlu diuji adalah kadar komponen utama yang terkandung dalam BAO harus memenuhi persyaratan kadar yang tercantum dalam Farmakope Indonesia (standar mutu) atau standar baku lainnya. Dalam hal ini, prosedur analisis penetapan kadar harus divalidasi sebelum digunakan untuk tujuan pengendalian mutu. Validasi metode analisa penetapan kadar deksametason merupakan salah satu pengujian validasi metode analisa bahan baku (bahan aktif obat) yang dilakukan di laboratorium Departemen Penelitian dan Pengembangan (R&D) PT Harsen Laboratories. Metode pengujian yang digunakan merujuk pada Farmakope Indonesia Edisi VI tahun 2020 dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Berdasarkan hasil dari pengujian validasi metode analisa penetapan kadar deksametason secara keseluruhan memenuhi persyaratan untuk parameter uji kesesuaian sistem, spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi, dan rentang, serta robustness.

    The quality of drugs in GMP depends on various factors, one of which is the starting material (active drug ingredient). The active drug substance before being used as a drug product must be ensured that it meets the quality requirements for the active ingredient through an analytical procedure. One of the attributes of the quality of medicinal ingredients that needs to be tested is that the levels of the main components contained in APIs must meet the content requirements listed in the Indonesian Pharmacopoeia (quality standards) or other standard standards. In this case, the analytical assay procedure must be validated before it is used for quality control purposes. Validation of the analytical method for determining dexamethasone levels is one of the validation tests for the raw material analysis method (active drug substance) carried out in the laboratory of the Research and Development Department (R&D) of PT Harsen Laboratories. The test method used refers to the Indonesian Pharmacopoeia VI Edition 2020 using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Based on the results of the validation test for the analytical method for determining dexamethasone levels as a whole meets the requirements for system suitability test parameters, specificity, linearity, accuracy, precision, and range, as well as robustness"
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Alfrina Irene
    "Untuk menghasilkan produk obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu, suatu industri farmasi di Indonesia harus mengikuti persyaratan dan regulasi yang ditegakkan oleh pemerintah Indonesia. Persyaratan ini diatur dalam Cara Pembuatan Obat yang Baik atau disingkat CPOB. Salah satu standar yang perlu perhatian khusus adalah pembuatan produk steril yang dijelaskan pada aneks 1 CPOB. PT Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan industri di bidang farmasi yang beroperasi di Indonesia dan juga memproduksi sediaan steril sehingga pedoman CPOB terutama aneks 1 harus diimplementasikan. Laporan ini dibuat agar calon apoteker mengerti tentang pembuatan produk steril yang baik yang diatur dalam CPOB dan dapat mengimplementasikannya. Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah dengan studi literatur melalui pedoman CPOB, materi Kua Lima Plus bab 1 mengenai produk steril dari Kalbe Learning Center, dan Standar Operasional Prosedur milik PT Kalbe Farma Tbk, serta peraturan perundang-undangan. Kesimpulan laporan ini adalah bahwa pedoman CPOB aneks 1 mengenai pembuatan produk steril mencakup persyaratan area pembuatan produk steril, penanganan produk steril, teknologi isolator, teknologi peniupan/pengisian/penyegelan, personil, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi, air, pengolahan, sterilisasi, filtrasi obat yang tidak dapat disterilkan dalam wadah akhirnya, indikator biologis dan kimiawi, penyelesaian produk steril, dan pengawasan mutu yang masing-masing memiliki persyaratan khusus dan spesifik dan tidak dapat dikesampingkan.

    To produce safe, efficacious and quality medicinal products, the pharmaceutical industry in Indonesia must follow the requirements and regulations enforced by the Indonesian government. These requirements are regulated in Cara Pembuatan Obat yang Baik or abbreviated as CPOB. A standard that requires special attention is the manufacture of sterile products which is described in annex 1 of the CPOB. PT Kalbe Farma Tbk is an industrial company in the pharmaceutical sector that operates in Indonesia and also produces sterile preparations so that the CPOB guidelines, especially annex 1, must be implemented. This report was created so that prospective pharmacists understand about producing good sterile products as regulated in CPOB and can implement them. The method used in this report is literature study through CPOB guidelines, Kua Lima Plus chapter 1 regarding sterile products from Kalbe Learning Center, and PT Kalbe Farma Tbk's Standard Operating Procedures, as well as statutory regulations. The conclusion of this report is that the CPOB annex 1 guidelines regarding Universitas Indonesia the manufacture of sterile products include requirements for the area for making sterile products, handling of sterile products, isolator technology, blowing/filling/sealing technology, personnel, buildings and facilities, equipment, sanitation, water, processing, sterilization, filtration of non-sterilizable drugs in their final containers, biological and chemical indicators, sterile product finishing, and respective quality control which each has specific requirements and cannot be waived."
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Haifa Nurmahliati
    "Dalam rantai pemasokan farmasi, obat-obatan yang dibuat dari produsen farmasi atau industri farmasi akan didistribusikan oleh distributor sampai di tangan konsumen melalui pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan, termasuk Apotek. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk untuk mengidentifikasi ketidakselarasan database vendor pada Quality Compliance dengan Approved Vendor List (AVL) di PT. Soho Industri Pharmasi selama periode Juli – Agustus 2021; mengkaji resep obat-obat pada pasien kardiovaskular di Apotek Roxy Cabang Biak periode September 2021, serta pembuatan pembatas antar batch berbeda dalam satu produk di PT Anugerah Phamrindo Lestari cabang Bogor. Pengambilan data diperoleh dari database vendor yang dimiliki oleh Quality Compliance dan Quality Assurance; pembuatan pembatas dilakukan dengan observasi langsung ke Gudang PT Pharmindo Lestari cabang Bogor; serta resep diperoleh dari pengunjung yang melakukan penebusan resep di Apotek Roxy Biak. Hasil penelitian diperoleh yakni kegiatan kefarmasian di PT. Soho Industri Pharmasi khususnya pada Quality Compliance bahwa terdapat gap pada database vendor di Quality Compliance dan AVL; distributor PT Anugerah Pharmindo Lestari memiliki pembatas untuk menghindari terjadinya kesalahan pengambilan produk dengan nomor batch yang berbeda; Apotek Roxy Biak melakukan pekerjaan kefarmasian yang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melalui pelaksanaan penyiapan dan pelayanan resep yang diawali dengan skrining resep secara administratif, farmasetik dan klinis, kemudian dilanjutkan dengan dispensing obat.

    In the pharmaceutical supply chain, medicines made from pharmaceutical manufacturers or the pharmaceutical industry will be distributed by distributors to consumers through pharmaceutical services at health facilities, including pharmacy or drugstore. This study has several objectives, there is to identify the inconsistency of the vendor database on Quality Compliance with the Approved Vendor List (AVL) at PT. Soho Industri Pharmasi during the period July – August 2021; studied the prescription of drugs for cardiovascular patients at the Roxy Pharmacy, Biak Branch for the period of September 2021, as well as the manufacture of barriers between different batches in one product at PT Anugerah Phamrindo Lestari, Bogor branch. Data retrieval is obtained from vendor databases owned by Quality Compliance and Quality Assurance; making the barrier is done by direct observation to the warehouse of PT Pharmindo Lestari Bogor branch; and recipes obtained from visitors who redeem prescriptions at the Roxy Biak Pharmacy. The results obtained are pharmaceutical activities at PT. Soho Industri Pharmasi especially on Quality Compliance that there is a gap in the vendor database in Quality Compliance and AVL; the distributor of PT Anugerah Pharmindo Lestari has a barrier to avoid the occurrence of errors in taking products with different batch numbers; Roxy Biak Pharmacy carries out pharmaceutical work in accordance with applicable laws and regulations, through the preparation and service of prescriptions, beginning with administrative, pharmaceutical and clinical prescription screening, followed by drug dispensing."
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
    TA-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    cover
    Firya Arnia Firdaus
    "Praktik kerja profesi apoteker merupakan suatu praktik profesi dimana seorang calon apoteker berkesempatan untuk berpartisipasi langsung untuk melakukan praktik kefarmasian dalam berbagai sarana kefarmasian seperti industri farmasi dan apotek. Melalui praktik kerja profesi apoteker, apoteker dapat menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan dari berbagai sarana kefarmasian sebelum kemudian memasuki dunia kerja. Praktik kerja profesi apoteker dilaksanakan di PT Finusolprima Farma Internasional pada periode januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Poltangan pada periode Maret 2022.  Melalui berbagai pengalaman yang didapat dari praktik kerja profesi ini, calon apoteker  diharapkan mendapatkan bekal yang cukup baik dari pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mengenai  peran apoteker diberbagai sarana kefarmasian.

    Pharmacist professional practice is a professional practice where a prospective pharmacist has the opportunity to participate and learn about professional pharmaceutical practice in various pharmaceutical facilities such as pharmaceutical industry and pharmacies. Through the pharmacist professional practice, prospective pharmacists can increase their knowledge about pharmacist role and skill from various pharmaceutical facilities. Pharmacist professional practice held at PT Finusolprima Farma International period january – February 2022 and Apotek Roxy Poltangan period March 2022.  Over the distinct experiences gained from pharmacist professional practice, prospective pharmacists are expected to get more in depth knowledge, experiences and skills regarding pharmacists role in various pharmaceutical facilities."
    Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
    PR-pdf
    UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
    <<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>