Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subarkah
"Keadaan sosial, ekonomi dan demografi merupakan tolak ukur kualitas rumah tangga. Karena keadaan tersebut erat kaitannya dengan ketahanan pangan, keadaan gizi, pendidikan dan kesehatan rumah tangga. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan tolak ukur yang sering digunakan dalam berbagai penelitian untuk menemukan hubungannya dengan banyak masalah kesehatan dan gizi. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kejadian BBLR, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor biologi dan lingkungan. Faktor tersebut berpengaruh melalui mekanisme yang bersifat langsung dan tidak langsung. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana faktor sosial, ekonomi dan demografi rumah tangga mempengarubi BBLR.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jumlah responden sebanyak 1694. Lokasi penelitian di dua kecamatan (Sliyeg dan Gabus Wetan), Kabupaten Indramayu. Pengolahan data dilakukan dengan sofware SPSS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensial dengan membuat model regresi logistik. Faktor sosial, ekonomi dan demografi rumah tangga dalam penelitian ini adalah variabel pendidikan, kondisi rumah, kepemilikan barang dan alat transportasi, pekerjaan, umur dan jumlah kehamilan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap bayi berat lahir rendah adalah faktor antara yang terdiri dan variabel pertambahan berat badan saat hamil, pemeriksaan ANC dan keterpaparan asap rokok. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah berat bayi saat lahir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial, ekonomi dan demografi rumah tangga tidak berpengaruh langsung terhadap BBLR. Melalui mekanisme biologis dan perilaku faktor tersebut mempunyai hubungan dengan variabel antara dalam mempengaruhi kejadian BBLR. Mekanisme biologis yang dimaksud adalah kejadian BBLR dipengaruhi oleh faktor pertambahan berat badan ibu saat hamil, sementara variabel tersebut erat kaitannya dengan faktor sosial, ekonomi dan demografi rumah tangga. Mekanisme hubungan perilaku mempengaruhi terjadinya BBLR melalui keterpaparan ibu terhadap asap rokok. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa sosial, ekonomi dan demografi rumah tangga mempunyai pengaruh terhadap variabel keterpaparan terhadap asap rokok. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penelitian ini menjadi pembuktian atas kejadian BBLR dan sekaligus menjadi alat rekonfirmasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya tentang pola hubungan sosial, ekonomi dan demografi rumah tangga melalui variabel antara dalam mempengaruhi BBLR.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilly Indrawati
"Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi bila di bandingkan dengan negara-negara Asean. Sekitar 40 % kematian bayi terjadi pada saat neonatal (bulan pertama kehidupan bayi). Tetanus nennatorum masih merupakan salah satu penyebab tersering kematian neonatal di Indonesia. Dari 126.000 kematian neonatal, sekitar 50.000 diantaranya meninggal karena tetanus neonatorum. Bangsa Indonesia telah bertekad untuk mengeliminasi tetanus neonatorum di pilau Jawa dan Bali pada akhir tahun 1995 dan di seluruh Indonesia pada tahun 2000.
Di Kotamadya DT. II Tangerang pada tahun 1994 - 1996 terdapat 20 kasus tetanus neonatorum ( laporan dari rurnah sakit ) sehingga masih dirasakan cukup sulit untuk mencapai eliminasi tetanus neonatonirn ( kejadian tetanus neonatorum setinggi-tingginya 1 per 10.000 kelahiran hidup ).
Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Kasus adalah pendataan tetanus neonatorum yang di dapat dari rumah sakit pada tahun 1994 - 1995 sebanyak 20 kasus, sedangkan kontrol adalah bayi yang tidak menderita tetanus neonatorum yang lahir pada tahun 1994 - 1995 yang bertempat tinggal yang sama dengan kasus sebanyak 40 kasus. Untuk mengetahui besarnya hubungan faktor-faktor yang berperan dengan kejadian tetanus neonatorum di lakukan perhitungan Odd Ratio.
Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara status imunisasi tetanus toksoid ibu hamil, tenaga penolong persalinan, sterilitas alat pemotong tali pusat, obat/bahan perwatan tali pusat dengan kejadian tetanus neonatarum.
Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan untuk dilakukan peningkatan kualitas imunisasi mulai dari perencanaan, pcngawasan mutu vaksin, cold chain, bimbingan dan supenisi ke tenaga pelaksana dii puskesmas serta meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektoral dengan rnembina peran serta masyarakat dan sektor swasta. Selain itu ditingkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan/ persalinan di dampingi oleh tenaga kesehatan, bekerjasama dengan bidan praktek swasta, komitmen dan dukungan politis perlu ditingkatkan dalam upaya akselerasi penuntnan tetanus neonatorum.

Among Asean countries, infant mortality rate in Indonesia is substantially high . Approximately 40 % of infant mortality occurred in the neonatal phase ( the first month of infant life ). Tetanus neonatorum still is one of the major causes of neonatal mortality in Indonesia. From 126,000 neonatal immortality 50,000 is approximately caused by tetanus neonatorum. The Government of Indonesia have targeted to eliminate tetanus noenatorum in Java and Bali at the end of 1995 and all over Indonesia in 2000.
During 1994 - 1996 there were 20 cases of neonatal tetanus observed in Tangerang district hospital ( based or: report from hospital ). Assuring near nor all cases with treated in the hospital phase may be more cases in the whole district.
Case control design was use in this research. A number of 20 eases of neonatal tetanus were identified base on tetanus neonatorum data from hospital in 1994 - 1996. The control were 40 infants with no tetanus neoantorum which were born in 1994 - 1996 and lived in the same area with the cases. To find facie rs suspected as related to tetanus neonatorum, odd ratio was calculated.
The result of the research demonstrated treat neonatal tetanus is related to ( 1 ) TT immunization of pregnant mother, (2) the help of midwives, (3 ) sterilization of equipment utilised in cutting the umbilical cord and ( 4 ) wormed care of the umbilical cord.
From this research writer recommended to improve the immunization quality starting from planning, control of vaccine quality, cold chain management, provision of guidance and supervision to staffs in puskesmas qually important is to improve cooperation among programs, among sectors, by building participation of the communities and private sector. The role of medical personnel to help delivery, also steamed be increased. This can be done by establishing cooperation with private midwives and enclosing political commitment and support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Walter Klwer , 2008
618.920 1 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Suksmadi Sutoyo
"Ibu memiliki peran utama di dalam manajemen terhadap sakit. Peran ini berkenaan dengan mencegah dan mengatasi peyebaran penyakit, dan terlibat dalam pengobatan preventif, deteksi awal terhadap gejala, membuat keputusan untuk mencari perawatan. Dan semua upaya tersebut menjadi perilaku kesehatan ibu. Upaya ibu tersebut mempunyai variasi sesuai alternatif penanganan pencegahan dan pengobatan terhadap sakit, yaitu sistem keprofesionalan, tradisional, dan kerumahtanggaan.
Penelitian ini mengacu pada konsep Green. Dan obyek penelitiannya adalah ibu-ibu yang mempunyai anak usia bawah lima tahun. Penelitian ini menggunakan analisa statistik pada penjelasan hubungan (tabulasi silang) dan korelasi antar variabel. Namun pada tahap deskripsi variabel dilengkapi dengan data kualitatif, hasil dari wawancara dengan responden.
Temuan penelitian menyatakan bahwa hubungan antara status ekonomi responden, pendidikan responden, sikap terhadap praktisi kesehatan, keterlibatan pada kegiatan sosial, dan pengetahuan terhadap penyakit dengan pencegahan terhadap penyakit dan mencari pengobatan menunjukkan hasil yang berarti. Artinya kesemua variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh terhadap kedua variabel tergantung .
Pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kecenderungan baik. Namun dalam mencari pengobatan menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung memanfaatkan home treatment (pengobatan kerumah tanggaan).
Hal yang perlu ditekankan dalam temuan penelitian ini adalah: l) Ternyata sumbangan yang paling dominan adalah pendidikan (enabling factor), kemudian secara berurutan sikap terhadap praktisi kesehatan (reinforcing factor), status ekonomi (enabling factor}, pengetahuan tentang kesehatan anak (predisposing factor), dan pengaruh terkecil dari keterlibatan pada kegiatan sosial (reinforcing factor). 2) Dari ketiga sistem medis yang ada, profesional, tradisional, dan kerumahtanggaan, ternyata berjalan berdampingan. Namun responden dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit dan mencari pengobatan masih menunjukkan kecederungan besar untuk memanfaatkan pengobatan kerumahtanggaan.
Dengan demikian penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh predisposing factor, enabling factor, dan reinforcing factor terhadap perilaku kesehatan (pencegahan terhadap penyakit dan mencari pengobatan)."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jensen, Margaret Duncan, 1921-
St Louis: C.V Mosby company, 1981
618.2 JEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Rizkianti
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran kejadian pneumonia pada balita 10-59 bulan yang dirawat inap di RSUP Persahabatan Jakarta tahun 2008 serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut, mencakup antara lain karakteristik balita (jenis kelamin, umur, status gizi, status imunisasi, dan riwayat BBLR), karakteristik ibu (tingkat pendidikan dan status pekerjaan), dan karakteristik pelayanan kesehatan (lama hari rawat). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kejadian pneumonia adalah sebesar 13,4%. Karakteristik balita, karakteristik ibu, dan karakteristik pelayanan kesehatan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kejadian. Akan tetapi, diketahui bahwa balita laki-laki (PR 1,25; 0,48-3,29), berumur 12-59 bulan (PR 0,82; 0,12-5,52), berstatus gizi baik (PR 0,68; 0,23-1,99), memiliki status imunisasi (DPT dan campak) yang tidak lengkap (PR 110; 0,36-3,37), memiliki riwayat lahir normal (PR 0,81; 0,78-1,37), dengan ibu yang tingkat pendidikannya tinggi (PR 0,95; 0,34-2,69), ibu yang bekerja (PR 1,42; 0,43-4,64), dan dirawat ≤5 hari (PR 0,90; 0,33-2,45) memiliki proporsi menderita pneumonia yang lebih tinggi.
Dari hasil tersebut, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor risiko pneumonia pada balita di rumah sakit sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan lebih dini terkait faktor-faktor risiko tersebut; penyuluhan kepada orang tua pasien mengenai gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit pneumonia juga perlu dilakukan sehingga penyakitnya tidak bertambah berat.

The aim of this study is to find out the occurrence of pneumonia among infant age 10-59 months hospitalized in Persahabatan Hospital Jakarta during 2008 and factors related to the occurrence, such as infant characteristics (sex, age, nutritional status, immunization status, and low-birth weight), mother characteristics (education and working status), and health service characteristic (length of stay). This study is a descriptive-quantitative study with cross-sectional design.
The result shows that the proportion of pneumonia within infant is 7%. Infant characteristics, mother characteristics, and health service characteristic is not correlated significantly to the occurrence of pneumonia. Other wise, male infant (PR 1,25; 0,48-3,29), age 12-59 months (PR 0,82; 0,12-5,52), has good nutritional status (PR 0,68; 0,23-1,99), has incomplete immunization (PR 110; 0,36-3,37), normal birth-weight (PR 0,81; 0,78-1,37), with mother in higher grade education (PR 0,95; 0,34-2,69), with mother who works (PR 1,42; 0,43-4,64), and hospitalized ≤5 days (PR 0,90; 0,33-2,45) increased risk of pneumonia.
Based on the results, it is necessary to conduct further study about the risk factors of infant pneumonia in the hospital so that prevention-due to those risk factors can be done earlier; giving the information about pneumonia symptoms to parents is needed in order to prevent disease becomes more severe."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hockenberry, Marilyn J.
Missouri: Mosby, Elsevier, 2007
618.920 023 1 HOC w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw Hill Education, 2014
618.924 PED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Roberton, N. R. C.
London: Edward Arnold , 1993
618.920 1 ROB m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Levene, Malcolm I.
Oxford: Blackwell science , 2000
618.920 1 LEV e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>