Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephanie
Abstrak :
Asam dokosaheksaenoat (DHA) sangat penting bagi pertumbuhan sistem saraf dan penglihatan bayi karena merupakan asam lemak utama dalam fosfolipid otak dan retina. Namun, manfaat penambahan DHA dalam susu formula bayi masih kontroversial. Pemberian DHA yang berlebihan pada bayi perlu diwaspadai mengingat kemungkinan terjadinya efek samping yang ditimbulkannya. Penelitian ini bertujuan memperoleh metode analisis DHA secara kromatografi gas (KG) yang valid yang akan diterapkan untuk menetapkan kadar DHA dalam susu formula. Sebelum disuntikkan ke alat KG, lemak susu diekstraksi dengan kloroform-metanol (1:2) dan kemudian dimetilasi dalam metanol-toluen (4:1) dengan asetil klorida. Kondisi KG yang digunakan yaitu: suhu injektor 230ºC, suhu detektor 250ºC, suhu oven terprogram dengan suhu awal 130ºC dinaikkan 2ºC/menit sampai 230ºC kemudian suhu ditahan selama 20 menit, laju alir helium 2,00 ml/menit, split 1:3. Metode ini telah memenuhi syarat uji presisi dan uji perolehan kembali. Hasil penetapan kadar DHA dari 5 sampel susu formula bayi dan anak yaitu (27,49 ± 0,62) mg/100 g, (31,14 ± 0,43) mg/100 g, (11,83 ± 0,38) mg/100 g, (19,34 ± 0,58) mg/ 100 g, dan (45,87 ± 0,42) mg/100 g.
Docosahexaenoic acid (DHA) is important for development of infant's nervous and visual system because it is a major fatty acid in brain and retina phospholipids. However, the benefit of DHA addition in infant formula is still controversial. The over intake of DHA should be an awareness because of its side effect. The aim of this study was to get a valid analysis method of DHA using gas chromatography (GC) which will be used to determine the concentration of DHA in infant formula. Before being injected to GC, the milk fat was extracted with chloroform-methanol (1:2) and then methylated in methanol-toluene (4:1) with acetyl chloride. The GC conditions were: injector temperature was 230ºC, detector temperature was 250ºC, oven temperature was programmed to increase from 130ºC to 230ºC by 2ºC/minute and held for 20 minutes, helium flow rate was 2.00 ml/minute, and split ratio was 1:3. This method had passed the precision and recovery evaluation. The results of DHA determination in 5 infant formula samples were (27.49 ± 0.62) mg/100 g, (31.14 ± 0.43) mg/100 g, (11.83 ± 0.38) mg/100 g, (19.34 ± 0.58) mg/ 100 g, and (45.87 ± 0.42) mg/100 g.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32475
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Apriyanti
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis yuridis pemberian dan promosi susu formula pada bayi baru lahir di rumah sakit. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pelaksanaan informed consent dalam hal pemberian susu formula pada bayi baru lahir oleh dokter dan perawat di rumah sakit dan bagaimana tanggung jawab dokter dan perawat dalam promosi susu formula dilihat dari segi etik dan hukum. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan yang bersifat yuridis-normatif dan tipe penelitian bersifat deskriptif. Kesimpulan atas permasalahan tersebut adalah bahwa setiap tindakan medis khususnya pemberian susu formula harus menggunakan informed consent dan adanya tanggung jawab dokter dan perawat dari segi etik dan hukum atas promosi susu formula pada bayi baru lahir di rumah sakit. Sehingga perlunya penegakan oleh pemerintah khususnya kementerian kesehatan untuk memberikan sanksi pada dokter dan perawat yang terbukti melakukan promosi susu formula pada bayi baru lahir di rumah sakit. Kementerian kesehatan perlu menegakan dan mengefisienkan waktu dalam proses pemberian sanksi terhadap dokter dan perawat dari teguran lisan hingga pencabutan izin praktik perawat.
ABSTRACT
This article discusses the juridical analysis of the provision and promotion of infant formula on new born baby in hospital. The problem examined in this article is about how the informed consent, in the case of formula feeding in new born by doctor and nurse in the hospital, is implemented, and how the doctor?s and nurse?s responsibility in promoting infant formula is conducted in terms of ethics and law. In this study, the author uses juridical-normative library research methods and descriptive type of research. The conclusion on the matter is that every medical act, particularly formula feeding, must use informed consent, and the presence of doctor?s and nurse?s responsibility in terms of ethics and law on infant formula promotion on new born in the hospital. Thus, there is the need for law enforcement by government, especially the Ministry of Health, to give sanction on doctors and nurses who are convicted in doing infant formula promotion on new born in hospital. The Ministry of Health needs to enforce and optimize the time in the process of giving sanction towards doctors and nurses from verbal warning to practice license revocation.
2017
S65952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library