Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marwansyah
Abstrak :
Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi melalui sejumlah peran atau tugas,para manajer memerlukan kekuasaan dan pengaruh. Jika kekuaeaan dipandang sebagai potensi, maka manifestasinya tampak daiam Qara-cara yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Sejumlah ahli mengatakan bahwa salah satu determinan yang paling penting dari efektivitas manajenal adalah keberhasilan dalam mempengaruhi bawahan, rekan kerja, dan atasan (Kipnis et al., 1980; Yuki & Falbe, 1990). Carafnra mempengaruhi orang lain disebut sebagai taktik-mempengaruhi (influence tactics). Berdasarkan hasil pene1itian eksploratoris yang mereka lakukan, IGpnis et al.(1980) menyimpulkan bahwa para manajer cenderung menggunakan taktik yang berbeda dan memiliki tujuan yang agak berbeda, bergantung pada arah pengaruh. Sebagaimana lazimnya, temuan-temuan dari penelitian ekploratoris perlu diveririkasi. Pertanyaan penelitian dalam kajian ini adalah: (1) apakah penelitian ini dapat menghasilkan faktor-faktor yang sama dengan penelitian Kipnis et al.?, (2) apakah ada perbedaan taktik-mempengaruhi yang digunakan oleh para manajer madya kepada bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka?, dan (3) tujuan/alasan (influence objectives) apa yang sering digunakan oleh para manajer madya ketika mempengaruhi bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka, dan (4) apakah taktik-mempengaruhi berhubungan dengan tujuan mempengaruhi. Subyek dalam penelitian ini adalah 194 manajer madya yang bekerja pada organisasi swasta, BUMN/BUMD, dan lembaga pemerintah. Pengukuran ter- hadap taktik-mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan, yang dikonstruksikan oleh Kipnis et al. (1980). Dahar pertanyaan ini memuat 58 item dengan respons yang berbentuk skala 5 point Pada bagian yang terplsah,pengukuran terhadap tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan menggunakan skala yang dikembangkan oleh Yuki dan Falbe (1990). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan teknik agentse/#report Untuk mengungkapkan taktik-mempengaruhi, dilakukan confirmatory factor analysis Untuk menjawab pertanyaan tentang apakah ada perbedaan peng- gunaan taktik-mempengaruhi kepada atasan, rekan kerja, dan bawahan, digunakan meteda within-subjiects atau repeated measures ANOVA dan F last Serta pairwse comparsion antar status sasaran. Analisis terhadap tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan metoda deskriptif dan within-subjects ANOVA dan F test ANOVA dan pairwise comparison juga digunakan untuk mengui perbedaan mean tujuan-mempengaruhi berdasarkan status sasaran. Sementara itu, analisis terhadap hubungan antara taktik dan tujuan-mempengaruhi dilakukan dengan stepwise multiple regression 806/§/SE. Penelitian ini menemukan bahwa hanya sebagian hasii penelitian Kipnis et al. yang dapat direplikasikan. Dengan kata lain, hanya sebagian struktur faktor yang sama atau mendekati sama dengan struktur faktor dalam studi Kpnis et al. Analisis faktor terhadap seluruh sampel menghasilkan enam faktor yang dapat diinteprestasikan, yang dapat menjelaskan 38,7% varians seluruh Item. Keenam faktor ini adalah assertiveness; coalitions; blocking, sanctions; rationalitty,dan dimensi baru yang diberi nama friendliness Penelitian ini menyimpulkan pula bahwa ada perbedaan taktik-mempengaruhi yang digunakan oleh para manajer madya kepada bawahan, rekan kerja, dan atasan mereka. Dengan kata Iain, frekuensi penggunaan taktik-mempengaruhi tertentu berhubungan dengan status sasaran yang ingin dipengaruhi. Rationality paling sering digunakan sementara sanctions paling jarang digunakan, baik ketika mempengaruhi atasan, rekan kerja, maupun bawahan. Permintaan untuk melakukan suatu tugas/proyek baru dan permintaan untuk meningkatkan unjuk-kerja paling sering diajukan dalam upaya mempengaruhi bawahan dan paling jarang diajukan kepada atasan. Permintaan untuk melakukan penambahan rencana dan prosedur paling sering diajukan kepada bawahan dan paling jarang diajukan kepada atasan. Permintaan sumber daya tambahan (dana, fasilitas, pekérja), paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan. Demikian pula, permintaan untuk memberikan persetujuan finnal atau menandatangani proposal paling sering diajukan kepada atasan dan paling jarang diajukan kepada bawahan. Permintaan untuk mendukung sebuah usul paling sering diajukan kepada rekan kerja dan atasan dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p < 0,01). Dalam penelitian ini, ditemukan pula bahwa permintaan bantuan paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p < 0,05). Pemmintaan informasi paling sering diajukan kepada atasan dan rekan kerja dan paling jarang diajukan kepada bawahan (p< 0,05). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa pada semua jenjang status sasaran, pilihan responden atas taktik-mempengaruhi bevariasi sesuai dengan tujuan responden untuk mempengaruhi. Dengan kata lain, penggunaan taktik-mempengaruhi tertentu berhubungan dengan tujuan/alasan agen dalam mempengaruhi sasarannya. Penggunaan taktik yang lebih bervariasi ditemukan pada saat responden meminta perubahan rencana, kebijakan, atau prosedur tertentu. Temuan lain yang menarik adalah bahwa taktik frindliness ditemukan pada semua tujuan-mempengaruhi, khususnya ketika responden berupaya mempengaruhi rekan kerja dan atasan mereka.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ovila Nanci Septiawan
Abstrak :
Berdasarkan penggalian data awal, iklim keselamatan kerja di PT XYZ belum terbentuk secara optimal, khususnya di Divisi Project Management (PM) dan Equipment Management (EM). Salah satu aspek penting yang diperlukan untuk membentuk iklim keselamatan kerja adalah peran dari manajemen atau pada perusahaan ini yaitu Divisi Safety, Health, and Environment (SHE). Diagnosa berikutnya menunjukkan para personil Divisi SHE memerlukan keterampilan taktik memengaruhi. Hasil ini menjadi acuan dalam penelitian untuk melihat hubungan antara taktik memengaruhi dan iklim keselamatan kerja, dengan menggunakan alat ukur influence tactics scale (Clarke & Ward, 2006) dan safety climate scale (Cheyne, Cox, Oliver, & Tomas, 1998). Influence tactic scale (tiga dimensi) memiliki koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) sebesar .650 hingga .835 dan validitas (Corrected Item-Total Correlation) sebesar .247 hingga .708. Safety climate scale memiliki koefisien reliabilitas (Cronbach's Alpha) sebesar .862 dan validitas (Corrected Item-Total Correlation) sebesar .174 hingga .697. Hasil uji Kendall's Tau (τ) dari 28 orang partisipan teknisi di Divisi PM dan EM, menunjukkan salah satu dari tiga dimensi taktik memengaruhi (soft influence tactics) terbukti berkorelasi positif secara signifikan terhadap iklim keselamatan kerja (τ = .376, p < .05). Artinya, peningkatan perilaku taktik memengaruhi dapat mendorong peningkatan iklim keselamatan kerja. Selanjutnya, intervensi dilakukan melalui workshop 'effective influence communication'. Hasil uji evaluasi pengetahuan program workshop menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dari sembilan orang peserta, menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada para personil Divisi SHE setelah diberikan workshop 'effective influence communication' (Z = -2.536, p < .05). ...... Based on the initial diagnosis, safety climate in PT XYZ has not been established optimally, especially in the Division of Project Management (PM) and Equipment Management (EM). One of the important aspects required to establish a safety climate is the role of management, or in this company is the Division of Safety, Health, and Environment (SHE). Subsequent diagnosis showed that influence tactics skills is required for the SHE Division personnel. This result is a reference in the study to see the relationship between influence tactics and safety climate, using influence tactics scale (Clarke & Ward, 2006) and safety climate scale (Cheyne, Cox, Oliver, & Thomas, 1998). Influence tactic scale (three dimensions) has reliability coefficient (Cronbach's Alpha) from .650 to .835 and validity coefficient (Corrected Item-Total Correlation) from .247 to .708. The safety climate scale used in this study has a reliability coefficient (Cronbach’s Alpha) of .862 and a validity coefficient (Corrected Item-Total Correlation) from .174 to .697. Correlation test was conducted using Kendall's Tau (τ) on 28 technicians of PM and EM Division, showing that one of the three dimensions in influence tactics (soft influence tactics), is positively and significantly correlated to the safety climate (τ = .376, p <.05). That is, an increase in influence tactics behavior can boost safety climate. Furthermore, intervention was conducted in the form of "effective influence communication" workshop. Knowledge evaluation result of the workshop program using Wilcoxon Signed Rank Test from nine participant showed a significant increase in knowledge among SHE Division personnel after the "effective influence communication” workshop was given (Z = -2.536, p < .05).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library