Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yurry Mohammad Razy
"'Makerspace' adalah ruang komunitas untuk kreatifitas, kolaborasi, belajar dengan membuat dan pendidikan sains informal. Makerspace tumbuh dalam jumlah banyak di amerika dan menyebar ke seluruh dunia seperti pergerakan.
Makalah ini mengesplorasi bagaimana Makedonia dari yang hanya menawarkan ruang 'bekerja-bersama' diproyeksikan untuk mengadaptasi budaya makerspace dengan ruang lingkungan bengkel, fasilitas membuat prototype dengan cepat, aktivitas sains informal untuk 'innovasi bersama' dan 'Komersialisasi bersama' dengan jaringan komunitas 'makerspace' dan 'Crowd Innovation'.
Makalah ini merekonstruksi element model bisnis menggunakan 'Menemukan ulang model bisnis' yang dikembangkan oleh Johnson Christensen dan Kagermann. Beberapa element adalah keterkaitan antara 'customer value proposition' dari 'makerspace', proses penting dari rekrutmen anggota, sumber daya penting manusia dan peralatan teknologi serta rumusan profit.

Maker space is open community workshop bench for creativity, collaborative learning by making and informal science of education. Maker space grows in a huge number in America and spread worldwide make like a movement.
This paper explore on how Makedonia from offering the co-working space projected to adopt the maker space culture with the workshop environment space, rapid prototyping facility, informal science activities for co-development and cocommercialization with networking the maker space community and crowd innovation.
This paper re-constructs the business model the elements of business model using Reinventing business model develop by Johnson Christensen and Kagermann. The elements are interconnected the dot of customer value proposition of maker space, key process of recruiting member , key resources of people and technological equipment needed and profit formula
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samudra Sukardi
"Pada 11 Maret 2020, pandemi global menyebabkan turbulensi besar yang berdampak signifikan pada industri penerbangan. Sejarah industri ini belum pernah mengalami penurunan jumlah penumpang sebesar ini, menyebabkan seluruh maskapai mengalami penurunan signifikan dalam jumlah penerbangan. Baik faktor eksternal maupun internal perusahaan penerbangan masih mengalami kesulitan dalam menentukan solusi tepat untuk memulihkan operasional. Upaya pemulihan sangat bergantung pada level manajemen tertinggi atau kewirausahaan di maskapai. Tindakan para pelaku kewirausahaan maskapai dapat meningkatkan tingkat inovasi dan memperkuat keunggulan kompetitif yang berkelanjutan menjadi ketahanan kompetitif. Dengan penerapan inovasi triple series secara berurutan—organisasi, kolaborasi, dan model bisnis—baik di internal maupun eksternal maskapai penerbangan, tidak hanya tercipta keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, tetapi juga ketahanan kompetitif. Penumpang masa kini cenderung merekam pengalamannya sebagai rujukan untuk perjalanan di masa mendatang. Dengan pemanfaatan big data, data pengalaman perjalanan dapat dioptimalkan dan pengetahuan digital dapat terus dibagikan. Melalui komersialisasi kewirausahaan dan inovasi, sumber pertumbuhan baru dapat diciptakan untuk bertahan di situasi krisis. Oleh sebab itu, kewirausahaan dengan inovasi radikal menjadi tema utama penelitian ini: “The Role of Entrepreneurship and Triple Series Innovation in Building Airline Resilience.” Transformasi digital melalui aplikasi ponsel memungkinkan maskapai berfungsi sebagai ritel dengan proses personalisasi sebelum, selama, dan sesudah penerbangan, membentuk sistem aktivitas tanpa sentuhan yang menjadi dasar kompetitif berketahanan. Kemampuan kewirausahaan melalui inovasi triple series dapat menjadi referensi empiris bagi kelangsungan perusahaan penerbangan pasca pandemi global 2019.

Abstract March 11, 2020, marked the onset of a global pandemic with a profound impact on the airline industry. Historically, the industry had never predicted such a drastic decline in passenger numbers, leading to widespread flight reductions. It is challenging to accurately anticipate how both external and internal factors, including entrepreneurship, will affect airline recovery and survival. Entrepreneurial action within airlines increases innovation and, consequently, enhances sustainable competitive advantage, leading to competitive resilience. Triple-level innovation—organizational, collaborative, and business model—applied internally and externally, can foster not only sustainable competitive advantage but also competitive resilience. In the years ahead, passengers will shape experiences based on habits and preferences, aligning with evolving travel expectations. Utilizing big data to optimize prior customer experience, offer exchange opportunities, and acquire digital knowledge continually, entrepreneurship and innovation can establish new growth avenues for survival in critical situations.Thus, entrepreneurship coupled with radical innovation forms the central theme of this research: The role of entrepreneurship and triple-series innovation in building airline resilience. The most effective survival strategy is to embrace digital transformation, particularly through mobile applications that allow airlines to act as retailers and personalize the passenger journey from pre-flight to post-flight. This touchless activity system underpins resilient competitiveness. This research fills gaps in the literature by focusing on entrepreneurship through triple-series innovation and may serve as an empirical reference for airline survival post-global pandemic 2019."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library