Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Idik Djumhali
"Perkembangan rumah sakit di Indonesia berjalan dengan pesat, terutama setelah adanya deregulasi dibidang perumah sakitan, seperti rumah sakit pemerintah menjadi rumah sakit swadana (Kepres 38/1991), pendirian rumah sakit profit oleh badan hukum yang berbentuk PT (Permenkes 84/1990) dan dalam rangka menyongsong era globalisasi. Pertumbuhan ini mengakibatkan persaingan antar rumah sakit menjadi lebih ketat, baik swasta dengan swasta maupun swasta dengan rumah sakit pemerintah,hal ini menyebabkan pentingnya pemasaran agar rumah sakit tetap dapat bertahan.
Rumah sakit umum Cibabat Cimahi adalah rumah sakit kelas C milik pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bandung, yang berlokasi di kota Administratif Cimahi, mempunyai 126 tempat tidur dengan 22 dokter spesialis dan 11 dokter umum, dan telah menjadi unit swadana sejak Agustus 1996. Pemanfaatan tempat tidur (BOR) RSUD Cibabat masih rendah terutama kelas I, oleh karena itu perlu upaya untuk meningkatkan pemasarannya melalui analisis pelayanan rawat inap kelas I, yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara pelayanan saat ini dengan keinginan pasien atau konsumen. Untuk itu telah dilaksanakan survei konsumen dengan teknik kualitatif, dimana data diperoleh melalui pengisian kuesioner yang berisi tangapan pasien yang dirawat lebih 3 hari terhadap kegiatan rawat inap kelas I, serta wawancara mendalam antara 15 April sampai dengan 15 Juni 1997.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa segmen pasar rawat inap kelas I adalah segmen pasar menengah kebawah, sedangkan penilaian terhadap pelayanan rawat inap kelas I masih adanya, kesenjangan baik sarana ruang perawatan maupun pelayanan oleh dokter, perawat, pelayanan obat, pelayanan administrasi, pelayanan makanan,serta kebersihan umum rumah sakit. Agar supaya pemanfaatan rawat inap kelas I (BOR) meningkat, maka perbaikan pelayanan baik sarana maupun sumber daya manusianya harus segera dilaksanakan yang disesuaikan dengan keinginan pasien yang dikemukakan dalam kuesioner dan wawancara mendalam dan berpedoman pada SK Dirlen Yan medik Dep Kes RI No 0159/1987 tentang standar fasilitas ruang perawatan.

The Marketing Development through the First Class Inpatient Service AnalysisThe development of hospital in Indonesia take the place quickly, it had been, most important after the existence of the regulation in hospitalization field, such as government hospital had became the hospital as an profit oriented organization with take from in company with shares (P.T) as the legal body and in frame of opposed the globalization era. This growth had been resulted the competition among hospital to be more firm, bath among private hospitals and, between private hospital and government hospital, those had caused the importance of marketing in order of the hospital can hold survival.
The General Hospital of Cibabat , Cimahi is a C class of hospital that owned by level II regional government of Bandung Regency, which have location in Cimahi Administrative city, that had installed of 126 bad-room and assigned 22 medical specialist and of 11 general physician. The General Hospital of Cibabat had became the unit of self-funding hospital, since of august 1996. In order to increase the utility and coverage of inpatient service that most important in first class, that had been conducted the analysis for lodged-treatment of first class, which have objective to obtain the understand about discrepancy of among desired. For that reason, it had carried out the survey to consumer and employed a qualitative technique, which most data had obtained thoroughly fill in a questionnaire that had filled with the response of many patients for the activity of first class inpatient, and deeply interview to many patients were nursing in first class in "RSUD Cibabat" that it's period from April 15`h to June 15`h , 1997.
From the results of research can concluded that market segment of first class inpatient is involve middle and downward segment, where as at the base of evaluation for first class inpatient service, there needs to increase, both facility of treatment room or treatment service by doctors or physicians, nurses, medicine service, administration service, dietary service, and cleanliness. In order of occupation of first class inpatient (BOR) to be increased, those services improved must be carry out immediately that suitable with patients or consumen desired that had proposed in questionnaire and deeply interviews.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T1405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Swisniawati Hidayat
"ABSTRAK
Penilaian kepuasan pasien dengan menggunakan kuesioner adalah salah satu cara untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan pelayanan yang diberikan nunah sakit, sehingga rumah sakit dapat segera melakukan perbaikan yang diperlukan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan, guna mengantisipasi tuntutan masyarakat yang terus meningkat dan mengatasi persaingan antar rumah sakit yang kian ketat.
Dalam usia yang masih muda, RS "Usada Insani" Tangerang sudah mencapai BOR yang cukup tinggi narnun pada tahun 1996 telah terjadi penurunan BOR. Hal ini diduga karena terjadi peningkatan tempat tidur dan ketidakpuasan pasien. RS "Usada Insani" Tangerang belum pernah melakukan penilaian kepuasan pasien sehingga penulis tertarik untuk melakukannya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kepuasan pasien dan keluarganya terhadap pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan "Cross Sectional". Data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh 90 responden dan sekunder dari laporan yang dianalisa secara univariat (deskriptif) & Bivariat (Chi Square).
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pasien sebagian besar puas dengan pelayanan RS "Usada Insani" Tangerang. Pasien yang tidak puas dikarenakan dokter tidak memeriksa tiap hari dan kalau memeriksa terburu-buru, masih adanya hambatan pada waktu pengurusan pembayaran biaya, infarmasi yang diberikan petugas penerimaan pasien masih ada yang tidak jelas, lingkungan fisik paviliun Unggas belum memadai, pelayanan perawat yang kurang komunikatif dan menu makanan baik rasa manpun variasinya masih kurang baik Dengan uji chi square temyata dari tujuh variabel yang diteliti empat variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan pasien yaitu: pelayanan di bagian penerimaan pasienlinformasi, pelayanan perawat, fasilitas medik & penunjang medik dan pelayanan administrasi/keuangan.
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rawat inap RS "Usada Insani" Tangerang kiranya perlu langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: Pelayanan bagian penerimaan pasien/informasi sebaiknya dipisahkan dengan pelayanan administrasi/keuangan, mengoptimalkan sistem komputerisasi, pelatihan teknik komunikasi untuk perawat, pertemuan dengan kontraktor makanan pasien untuk perbaikan menu, memfungsikan komite medik, memperbaiki lingkungan fisik paviliun Unggas, meningkatkan pemasaran kepada pihak ke tiga (perusahaan, Asuransi) serta melakukan penilaian kepuasan pasien secara berkala.
Dengan langkah-langkah perbaikan ini diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan RS"Usada Insani" Tangerang.

ABSTRACT
Quality Improvement of Inpatient Services Through the Assessment of Patient and the Family Satisfaction in "Usada Insani" Tangerang HospitalAssessment of patient satisfaction using questionnaire is one of the methods to find out the weakness and short coming of the hospital services, so that the board of hospital manager could promptly perform correction and improve the quality of services, in order to anticipate the increasing demands of the society and to survive in increasing type competition among hospitals.
Even though it still in young ages, "Usada Insani" Tangerang Hospital has reach a high BOR. However, since 1996 the BOR has decreased. It is probably due to addition of bed, and also unsatisfied patient "Usada Insani" Tangerang Hospital has never performed the assessment of patient satisfaction, so writer is interested in making a research about this topic.
The purpose of this research is to find out the patient and his family satisfaction upon hospital's services. This research is based on Cross Sectional study of primary data obtained from 90 respondent's questionnaire, and of secondary data obtained from reports which was analyzed univariatly (descriptive) and bivariatly (CM square).
The result of this research shows that most of the patients satisfied with the hospital's services. The unsatisfied patient cause of doctors do not visit them everyday and also the doctors examine patients in a hurry; there are some obstacles when the patient pay the bill; the front officer give inadequate information; the environment of Unggas Pavilion is quiet unpleasant the nurses are not communicative; and the taste and variation of food is still
On Chi Square test, four of seven variables mentioned above have significant correlation with the patient satisfaction, i.e. the services of front office, the nurses' professionalism, medical facility and equipment, and the hospital administration services.
Some effort have to be performed in order to improve the quality of inpatient services of " Usada Insani" Tangerang Hospital, Le. front office services and the hospital administration services have to be separated; optimal computer system; training in communication skill for the nurses; meeting with the patient food provider to revise the menu; functioning the medical committee; restoring the environment of Unggas Pavillion; widening hospital market to the third party (company, insurance); performing assessment of patient satisfaction periodically.
It is hope that the effort of the correction will improve the quality of performance of "Usada Insani" Tangerang Hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Handiarti Effendi
"Kondisi persaingan dalam dunia perumahsakitan saat ini semakin meningkat dengan adanya peraturan dan kebijakan yang membuka luas usaha di bidang ini oleh pihak swasta serta datangnya era globalissasi. Untuk itu rumah sakit yang telah ada dituntut untuk menerapkan suatu strategi agar bisa tetap bertahan hidup dan tidak tenggelam dalam arus globalisasi tersebut.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Lestari merupakan rumah sakit khusus swasta yang berada di daerah Cirendeu, Ciputat dan telah berdiri sejak tahun 1992. Dalam perjalanan pelayanannya, tampak bahwa kinerja rawat inap masih di bawah standar dan masih kalah dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan makin ketatnya persaingan di dunia perumahsakitan, dipandang perlu untuk membuat perencanaan pemasaran untuk layanan rawat inap kebidanan, selain itu juga karena rumah sakit ini belum mempunyai program pemasaran yang terintegrasi.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif; dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui observasi dan wawancara mendalam serta mengumpulkan data sekunder dengan penelusuran dokumen yang mendukung. Dilakukan pula FGD (Focus Group Discussion) dalam tahap awal dan tahap keputusan.
Dengan menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal rumah sakit dapat dipilah-pilah mana faktor yang merupakan peluang dan ancaman serta mana yang menjadi kekuatan dan kelemahan organisasi. Kemudian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap layanan rawat inap digunakan untuk penyusunan Matriks EFE dan IFE kemudian dianalisa dengan menggunakan matriks TOWS dan matriks IE.
Pada tahap ini didapatkan strategi pengembangan produk sebagai strategi terpilih dengan alternatif program : 1. meningkatkan penjualan dengan perbaikan mutu layanan, 2. memodifikasi produk dengan membuat paket persalinan, 3. membuat produk baru yaitu senam hamil, 4. paket antenatal care dan 5. mengembangkan penelitian pemasaran.
Melalui FGD, dilakukan penentuan prioritas program yang akan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu Quantitative Strategic Plannning Matrix, dan terpilih program peningkatan mutu layanan melalui peningkatan kualitas SDM, perbaikan sarana dan prasarana serta penambahan dokter spesialis kebidanan/kandungan tetap.

The 2003 Marketing Strategic Plan of Inpatient Service In Lestari Hospital, Ciputat, TangerangThe competition among hospitals keeps on increasing due to the open policy and the effect of globalization that allow private sectors to join in the business. For that reason, it is necessary for hospitals to implement a certain strategy to survive.
Lestari Hospital, which specialized in delivering service for mothers and children, has been established since 1992. Along the way, the performance of its inpatient service is still below standard and positioned it self below other competitors. Facing tight competition and it?s a necessity to organize a marketing strategic plan for maternity inpatient service. Besides that, the hospital is doesn't have an integrated marketing program.
A qualitative research was conducted by gathering primary data through observation and in-depth interview while checking the related documents was done to gather secondary data. Focus Group Discussion (FGD) was carried out during the initial and decision making stage.
By analyzing external and internal factors, factors that were considered opportunities and threats as well as strength and weaknesses can be determined. The influencing factors for inpatient service were used in EFE and IFE Matrix. TOWS and IE matrix were used in the analyzing process.
In this stage, product diversification came out as the chosen strategy with 5 alternatives: increasing sales by improving the service quality; product modification with maternity package; developing new products such as maternity exercise; antenatal care package; and marketing research.
Through FGD, the prioritized program was set using Quantitative Strategic Planning Matrix with the following result: improving service quality through human resource development, improving the facilities and adding more permanent gynecologist."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10925
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iphigenia Margaretha Ganap
"Bergulirnya era persaingan global berimbas pada sektor jasa kesehatan, termasuk industri perumahsakitan. Rumah Sakit dituntut mempunyai Jaya saing tinggi dalam menangkap peluang pasar. Di sisi lain, tuntutan pasien sebagai konsumen Rurnah Sakit juga meningkat, yang harus diimbangi dengan pelayanan yang bermutu. Keputusan pasien untuk memilihan jenis layanan dengan faktor-faktor yang melatar belakanginya merupakan informasi yang penting untuk menunjang pemasaran Rumah Sakit.
Rumah Sakit Bhakti Yudha sudah lama eksis di kota Depok dan telah melakukan kegiatan pemasaran Rumah Sakit, tetapi dirasakan masih belum optimal. Tingkat hunian pelayanan rawat inap kelas I dan VIP masih belum tinggi. Upaya pemasaran perlu menjaring informasi mengenai perilaku pembelian pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien pada kelas 1 dan VIP, faktor-faktor psikologis dan social yang berhubungan dengan keputusan pemilihan kelas perawatan, dan faktor yang berhubungan yang dominan. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien pengguna rang rawat imp kelas 1 dan VIP mayoritas adalah laki-laki (72,4%), 50% pasien berumur lebih dari 45 tahun, 55,1% berpendidikan diploma dan sarjana, 52% bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan 54,1% pengeluarannya di atas Rp 2.000.000,00. Analisis menunjukkan bahwa karakteristik pasien tidak berhubungan dengan keputusan pemilihan kelas pelayanan.
Analisis faktor sosial dan psikologis menunjukkan hubungan yang bermakna. Faktor sosial yang terdiri dari dorongan keluarga dan pengeluaran keluarga, berhubungan dengan keputusan dalam pemilihan perawatan kelas 1 dan VIP. Faktor psikologis pasien terdiri dari persepsi, sikap, motivasi pemilihan kelas dan motivasi pemilihan Rumah Sakit berhubungan dengan keputusan pemilihan kelas perawatan. Diantara faktor-faktor yang berhubungan tersebut, yang paling dominan dalam keputusan pemilihan adalah motivasi pemilihan kelas dan pengeluaran keluarga untuk kesehatan.
Saran yang diusulkan adalah pengembangan relationship marketing baik dengan pasien ataupun dengan pihak yang berpotensi mengirim pasien, pengembangan data base pasien, peningkatan kualitas dan jumlah dakter spesialis.

Globalization era has impact on the health service sector, wherein hospital industry. Hospitals which have the competitive advantage will able to seize the opportunities. On the other side, the demand of patient as the hospital consumer must be balanced with the quality service. The decision's of patients to choose the hospital services and the background factors are the important information in developing the hospital marketing.
Bhakti Yudha Hospital has been giving services in Depok for a long time. The occupancy of the service rooms of VIP and I class is low. The marketing program has been done, unfortunately isn't optimum yet. They don't investigate the patient purchasing behavior.
The purpose of this research is to reveal the characteristic description of patients of VVIP,VIP and I class inpatient service, psychological and social factors which related to the decision in choosing service class and the dominant factors. The research type is quantitative, descriptive analytic, while use the cross sectional approach.
This research result shows that most patients (72,4), using the VIP and I class, are male. 50% of patient's age are more than 45 years, 55,1% have high education (diploma and degree), 52% as civil servant, and 54,1% patient's expenditure is more than Rp 2.000.000,00.
The related factors to the decision in choosing the service VIP and I class are the family expenditure, attitude, perception, motivation in class choosing, motivation in hospital choosing and the family urging. The patient's characteristics aren't related to service class class choosing. Among that related factors, the dominant factor in class choosing are Health expenditure and motivation in class choosing.
The suggestions are to develop the relationship marketing with patients and the potential parties, to develop the adequate database, as will as to increase the number and quality of specialist.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiyono
"ABSTRAK
Sebagaimana kebanyakan rumah sakit di Indonesia, rumah sakit kepolisian pusat RS. Sukanto Jakarta, yang disebut juga Rumkit Polpus, saat ini tengah menghadapi masalah kekurangan tanaga, khususnya tenaga perawat. Usulan guna menambah tenaga tersebut tidak pernah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, sehingga masalah ini menjadi kronis namun tetap faktual.
Penelitian ini bertnjuan mencari penyelesaian terbaik dalam menghadapi masalah di atas dengan jalan menganalisa tingkat produktivitas waktu asuhan keperawatan pada unit rawat inap interna, yaitu besarnya prosentase pemanfaatan waktu kerja yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung. Dengan mengetahui tingkat produktivitas ini, kita dapat mengetahui apakah masalah tadi masih memungkinkan untuk diselesaikan tanpa penambahan tenaga, tapi cukup dengan melakukan efisiensi terhadap penggunaan tenaga yang ada atau dengan kata lain meningkatkan produktivitas waktu kerjanya.
Penelitian didisain secara deskriptif analitis, untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu produktivitas waktu asuhan keperawatan sebagai variabel terikat dan karakteristik perawat, ruang perawatan serta shift kerja sebagai variabel bebas. Teknik pengumpulan data secara cross sectional menggunakan metoda work sampling terhadap semua perawat yang bertugas di ruang rawat inap interna Rumkit Polpus sebagai responden. Selanjutnya analisa bivariate dilakukan menggunakan uji t dan / atau uji F (Uji Anova) dengan memakai bantuan komputer, yaitu program minitab.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa produktivitas waktu asuhan keperawatan di unit rawat inap interna hanya 56.36 %. Hal ini cukup rendah dibandingkan standar yang diharapkan. Dari bhsil uji statistik, produktivitas tersebut berhubungan dengan shift kerja, status perkawinan, kepangkatan, masa kerja, status ketenagaan dan pendidikan tambahan dari pada perawat yang bersangkutan.
Perawat-perawat yang mempunyai jabatan atruktural, yang umurnya makin tinggi, yang mempunyai masa kerja lebih lama dan yang telah mendapatkan pendidikan tambahan ternyata lebih jarang melaksanakan kegiatan langsung. Waktu kerja mereka pada umumnya lebih banyak digunakan untuk kegiatan tidak langsung atau kegiatan non fungsional yang merupakan tuntutan organisasi. Dengan demikian penulis menyarankan bahwa untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga di Rumkit Polpus adalah dengan jalan, antara lain :
1. Mengingat produktivitas perawat pada unit rawat inap interna Rumkit Polpus masih di bawah standar, maka dalam jangka pendek until mengatasi masalah tersebut adalah dengan jalan meningkatkan produktivitas yang ada Hal ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pengetaluan / keterampilan, partisipasi dalam seminar / diskusi, meningkatkan motivasi kerja dan menanamkan rasa sense of belonging.
2. Melatih tenaga non medis agar dapat membantu melaksanakan kegiatan asuhan keperawatan yang sederbana dan memanfaatkan alumni SPK / Akper mink menjalani masa wajib kerja terlebih dahulu di Rumkit Polpus sebelum diangkat menjadi pegawai negeri atau bekerja pada instansi kesehatan swasta
3. Menambah jumlah perawat yang bertugas setiap hari serta mengubah proporsi perawat tersebut ke dalam dinas masing-masing shift kerja yang disesuaikan dengan beban kerja
Daftar Pustaka : 40 (1975 - 1995 )

ABSTRACT
Productivity Related Factors Of Nursing-Care-Time At "Interna" Ward Unit Of Central Police Hospital RS. Sukanto Jakarta As most of Indonesian hospitals, The Central Police Hospital RS. Sukanto in Jakarta, which is used to be named Rumkit Polpus, currently facing a problem of lacking of labor-force, especially nurses. A proposition to recruit more nurses is just never happened to fulfill the urgent need, so the problem is getting worse but still factual.
This observation is to seek the appropriate solution to handle that problem through analyzing the productivity level of nursing-care-time at interior ward unit of the hospital, that is the percentage of working-time utilization to run direct and indirect activities. By recognizing the productivity level, we could figure out whether the problem could still be accomplished without any additional nurse or would it be enough to optimize the nursing activities by using the existing nurses, or in the other word, we could improve their working time productivity.
The observation was designed in descriptive-analytical approach to find out the interconnection between two variables, those are nursing-care-time productivity as a dependent variable and nurse characteristic, caring room ( ward) and also working-shift as independent variables. Data collecting techniques in cross-sectional way, using work sampling method to measure all nurses which are stationed at the interna ward unit of Rumkit Polpus as respondents. Father more, with a support of computer assistance, which is to be called minicab program, bivariate analysis is run through t-test and I or F-test (Anova test ).
From the final outcome we could know that the productivity of nursing-care-time is only 56.36 %. 'This result is just so poor if compared toward the expected standard From the statistical analysis, the productivity was related with working-shin, marital status, job level, working time related experience, status of employment and additional courses of the nurses.
The nurses with structural positions, older age, longer working period and nurses with additional courses showed that they seldom did direct activities. Most of them spent their work-time for indirect and I or non-functional activities, that used to be a request of the organization (Rumkit Polpus ).
Facing that truth, the author recommends that if we want to handle the problem of lacking of nurses at Rumkit Polpus, we could do some actions, such as :
1. Recognize that the productivity of the nurses in interna ward unit is still under the standard, so the only effective way to solve the problem is by improving the existing productivity for now. This way could be run through improving the knowledges / skills, working motivation, attending seminars / discussions and giving a sense of belonging to the nurses.
2. Training the non-medic staff in order to enhance their capability to do simple nursing-care activities and utilizing alumni of Nursery School / Academy to do a mandatory work at Rumkit Polpus before being inaugurated to be state-employee or working at private hospital / health care institution.
3. Adding more nurses to work on daily base and changing the proportion of the nurses into their own working shift, balanced with their work load.
Bibliography : 40 ( 1975 - 1995 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library