Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reams, Bernard D.
Buffalo, New York: William S. Hein & Co, 1989
345.026 8 REA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syprianus Aristeus
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2011
332.6 SYP p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gusmayanti
"Informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam berinvestasi di pasar modal, karena dengan informasi, investor dapat memutuskan apakah akan membeli, menjual atau menahan saham-saham dan/atau efek-efek lain yang dimilikinya. Oleh karena itu pihak-pihak yang mempunyai hubungan khusus dengan emiten atau perusahaan publik (orang dalam atau insider) dilarang melakukan transaksi efek dengan menggunakan informasi orang dalam tersebut (insider trading). Tesis ini membahas perbandingan penegakan hukum insider trading antara di Indonesia dan Singapura. Penulis menggunakan metode perbandingan hukum, yaitu suatu metode studi dan penelitian dimana hukum-hukum dan lembaga-lembaga hukum dari dua negara dibandingkan. Peraturan insider trading di Indonesia menggunakan pendekatan fiduciary duty yang hanya dapat menjerat insider atau orang dalam perusahaan saja sedangkan di Singapura menggunakan pendekatan information connectedness approach yang membebankan tanggung jawab kepada seseorang baik itu merupakan orang dalam perusahaan maupun bukan, yang memiliki informasi material perusahaan yang belum diungkapakan kepada publik. Penegakan hukum atas kasus insider trading di Singapura sudah ada yang diputus oleh pengadilan. Hal tersebut terlihat dari putusan kasus Lew Chee Fai Kevin v MAS pada tahun 2012, yang merupakan putusan pengadilan perdata pertama di Singapura untuk pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan mengenai insider trading dalam SFA. Sehingga putusan tersebut dapat memberikan panduan yang penting tentang bagaimana ketentuan-ketentuan insider trading dalam SFA akan ditafsirkan dan diterapkan. Sedangkan di Indonesia, belum ada satu kasus insider trading yang diputus pengadilan, dan hanya pemberian sanksi oleh Bapepam-LK (sekarang OJK), antara lain kasus insider trading PT Bank Mashill Utama Tbk.

Information is one of the most important things of investing in capital markets, because with information, investors can decide whether to buy, sell or hold shares and / or other securities owned. Therefore, parties with a special relationship with the issuer or public company (insider) are prohibited to conduct securities transactions using insider information (insider trading). This thesis discusses the comparison of insider trading law enforcement between Indonesia and Singapore. The author uses a comparative method of law which is a method of study and research where the laws and legal institutions of two countries are compared. The insider trading regulations in Indonesia use the fiduciary duty approach which can only convict the insider of the company while in Singapore using the approach of information connectedness approach which imposes responsibility to someone whether it is a insider of the company or not, who has material information of the company that has not been revealed to the public. Law enforcement of insider trading cases in Singapore already exists that is decided by the court. This can be seen from the verdict of the case of Lew Chee Fai Kevin v MAS in 2012, which is the first civil court ruling in Singapore for violation of the terms of insider trading in SFA. So the verdict can provide an important guide on how the insider trading regulations in the SFA will be interpreted and applied. While in Indonesia, there has not been a case of insider trading decided by the court, and only sanctioned by Bapepam-LK (now OJK), among others case of PT Bank of Mashill Utama Tbk."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
T49897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fibria Indriati Dwi Liestiawati
"Terpisahnya kepemilikan (ownership) dan manajemen (control) yang merupakan fenomena dewasa ini seringkali memunculkan masalah, karena kepentingan antara pemilik dan manajer tidak selalu sejalan. Perbedaan kepentingan ini menimbulkan konflik kepentingan. Adanya konflik kepentingan antara prinsipal (pemilik) dan agen (manajemen)- yang secara tradisional dianggap sebagai sumber yang paling penting yang dapat mengakibatkan ketidakefisienan dalam proses pembuatan keputusan - telah menarik perhatian sejumlah peneliti untuk melakukan penelitian empiris yang berkaitan dengan struktur kepemilikan, hutang dan dividen sebagai mekanisme kontrol dari biaya agensi yang efektif dalam mengurangi informasi asimetris antara perusahaan dan investor potensial.
Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa di dalam teori agensi, antara insider ownership, kebijakan hutang dan kebijakan dividen dapat dihubungkan secara langsung dan terkait bukan saja dengan atribut-atribut spesifik perusahaan yang sama, tetapi secara langsung dengan satu sama lain. Untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan langsung dan tidak langsung inilah, maka penelitian ini dilakukan. Penelitian mencoba untuk menguji hubungan simultan antara insider ownership, kebijakan hutang dan dividen yang dipengaruhi oleh beberapa karakteristik operasional perusahaan. Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan model persamaan simultan two stage least square (TSLS). Model persamaan simultan yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model yang dikemukakan oleh Jensen, et.al (1992), yaitu:
INSIDER =f (DEBTit, DIVit, RISKit, lnSIZEit)
DEBT = f (INSIDit,DIVit,RISKit,PROFITit)
DIVIDEN =f (INSIDit,DEBTit,PROFITit,GROWTHit)
Hasil analisis didasarkan pada ouput yang dikeluarkan oleh SPSS 12.0 dan Eviews 5.0 dimana output dari SPSS 12.0 digunakan untuk mendeskripsikan sampel yang diamati dan ouput dari E.Views 5.0 digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara insider ownership dan kebijakan keuangan perusahaan. Walaupun hubungan yang terjadi pada ketiga variabel endogen signifikan, kesimpulan dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasi, sebab menurut Nupikso (2001:10), variabel keagenan modal kurang dapat digeneralisir di Indonesia, hal ini disebabkan karena struktur kepemilikannya yang didominasi oleh manajemen keluarga
(pemilik merangkap pengelola). Arah dari ketiga persamaan tersebut searah maka penelitian ini menerima H1a yang berarti terdapat hubungan saling ketergantungan antara variabel endogen yaitu insider ownership, kebijakan hutang dan kebijakan dividen.

The separation of ownership and management (control} often brings trouble, because the owners and managers do not necessarily have matching interests. The dissimilar interest arouses a conflict of interest. The existence of a conflict of interest between principal (the owners} and the agent (management} - traditionally is assumed to be the crucial reason of inefficiency in making decisions - has drawn
attention of many researchers to do an empirical research concerning ownership structure, debt and dividend as control mechanism from an effective agency cost reducing asymmetric information between firm and potential investors.
Earlier researches have shown that in agency theory, insider ownership, debt policy and dividend policy could have direct relationship and not only connected by the same specific firm's attributes, but directly related between each other. This research is carried out in the course of understanding and explaining these relationships.
The research is trying to test a simultaneous relationship among insider ownership, debt policy and dividend policy that are affected by a number of operational characteristics of a firm. To test the research hypothesis, a two stage least square (TSLS) simultaneous equation model is employed. This model is taken from Jensen, et.al (1992) and holds:
INSIDER =f (DEBTit, DIVit, RISKit, lnSIZEit)
DEBT =f (INSIDit,DIVit,RISKit,PROFITit)
DIVIDEN = f (INSIDit,DEBTit,PROFITit,GROWTHit)
The result of this research is based on SPSS 12.0 output to describe the observed samples and E.Views 5.0 to show any significant relationship between insider ownership and the firm's financial policies. Although the relationship among the three variables is significant, the conclusion of this research can not be generalized, because according to Nupikso (2001: 10), capital agent variable cannot be generalized in Indonesia. The reason for this is because of the family dominating ownership structure (owners are also managers). These three equations are in one direction, and therefore supporting H1a which predicted an interdependent relationship among endogen variables (insider ownership, debt policy, and dividend policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ama Galiana Ramadhani
"Makalah ilmiah akhir ini membahas dilema identitas saya sebagai mahasiswa magang dalam program Receh-Coreng yang berdampak pada bagaimana posisi mahasiswa dengan latar belakang jurusan Antropologi ditempatkan oleh warga setempat. Tulisan ini memperlihatkan bagaimana metode penelitian etnografi dengan berfokus pada isu positioning dan isu identitas diaplikasikan dalam melihat realita di lapangan. Program Receh-Coreng yang terintegrasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), melibatkan peran aktif mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan untuk berkontribusi secara langsung melakukan pengumpulan data penelitian di Kampung Kota. Dalam proses adaptasi di Kampung Tembok Bolong, saya menemukan konflik internal antara pengurus koperasi dengan warga yang semakin memperlihatkan dilema posisi saya sebagai insider dan outsider. Di satu sisi, posisi mahasiswa magang ditempatkan sebagai insider oleh pengurus koperasi yang memberikan ekspektasi kepada saya untuk berpihak kepada koperasi, membantu menyuarakan permasalahan ke pemerintah dan memberikan bantuan sembako kepada warga. Di sisi lain, posisi mahasiswa magang ditempatkan sebagai outsider oleh warga, sejalan dengan asumsi negatif warga yang menganggap saya sebagai “antek-antek koperasi”. Dilema posisi yang dialami mahasiswa magang disertai munculnya tantangan, mempengaruhi keterlambatan dalam proses pengumpulan data untuk keperluan program Receh-Coreng.

This final scientific paper discusses my identity dilemma as an intern student in the Receh-Coreng program which has an impact on how students with a background majoring in Anthropology are positioned by local residents. This article shows how ethnographic research methods focusing on positioning issues and identity issues are applied in looking at reality in the field. The Receh-Coreng program, which is integrated with the Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program, involves the active role of students in developing skills to contribute directly to collecting research data in Kampung Kota. During the adaptation process in Walling Bolong Village, I discovered an internal conflict between the cooperative management and the residents which increasingly showed the dilemma of my position as an insider and outsider. On the one hand, the student intern position was placed as an insider by the cooperative management which gave me expectations to side with the cooperative, help voice problems to the government and provide basic food assistance to residents. On the other hand, the position of the intern was placed as an outsider by the residents, in line with the negative assumptions of the residents who considered me a "cooperative lackey". The positional dilemma experienced by intern students is accompanied by the emergence of challenges, affecting delays in the data collection process for the Receh-Coreng program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffry K. Setiawan
"Prinsip keterbukaan informasi merupakan inti dan jiwa dari pasar modal itu sendiri. Sebab itu, hukum pasar modal mewajibkan setiap emiten atau perusahaan publik untuk menyampaikan setiap peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek dari emiten atau perusahaan publik tersebut kepada masyarakat. Adanya keterbukaan informasi mengenai keadaan perusahaan dari emiten atau perusahaan publik maka investor mempunyai bahan pertimbangan secara rasional untuk dapat mengambil keputusan melakukan pembelian atau penjualan atas efek tersebut. Tetapi prinsip keterbukaan informasi yang diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Juncto Peraturan Bapepam Nomor X. K.1 sering dilanggar oleh emiten atau perusahaan publik dan anggota direksinya. Bermula dari pelanggaran prinsip keterbukaan informasi maka dapat menimbulkan praktek kejahatan di pasar modal. Salah satunya adalah praktek insider trading atas suatu transaksi efek di bursa efek. Dugaan praktek insider trading atas perdagangan saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pun telah terdeteksi oleh otoritas pasar modal. Tentunya yang menderita kerugian dari praktek insider trading adalah masyarakat investor pasar modal. Perlu untuk diketahui indikasi-indikasi praktek insider trading telah terjadi dan kategori suatu prinsip keterbukaan informasi telah dilanggar dan kendala-kendala yang terjadi dalam melakukan upaya penegakan hukum pasar modal merupakan pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis ini.
Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian eksplanatoris. Kategori adanya pelanggaran prinsip keterbukaan yaitu apabila informasi material yang disampaikan oleh emiten atau perusahaan publik kepada masyarakat tidak disampaikan secara lengkap dan akurat. Apabila pelanggaran tersebut menimbulkan praktek insider trading maka diharapkan bentuk perlindungan hukum yang diberikan oleh Bapepam-LK kepada investor pasar modal tidak hanya dalam bentuk sanksi administratif saja melainkan memberikan sanksi pidana agar memberikan efek jera dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Sedangkan kendala pembuktian mengenai informasi elektronik maka sekarang sudah tidak menjadi hambatan berarti untuk membawa data/informasi elektronik tersebut ke dalam persidangan karena sejak diundangkannya Undang- Undang No. 11 Tahun 2008, informasi elektronik dapat dijadikan alat bukti yang sah di sidang pengadilan.

Disclosure Information Principle is the backbone and soul in capital markets its self. Therefore the capital market regulations have made it compulsory for every listed company to disclose any material information's that can influence the price of the stock to the public. With the disclosure of the company information's, public has relevant information to make a rational decision to buy or to sell the company stocks. The provision regarding disclosure of information in Law Number 8 Year 1995 jo Indonesia Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency Regulation Number X.K.1. is often breached by public companies and their directors. It starts from a breach of information disclosure then can escalate to a crime in capital market. An example is the insider trading in a trade in capital market. An Indication of insider trading in stocks trading for PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk has been spotted by the supervisory agency. Its the public who will bear the loss from the practice of insider trading. It should be noted that indication of insider trading practice has been spotted and disclosure information principle has been breached and the obstacles in enforcing the capital market law will be discussed in this thesis.
This Thesis is researched with juridical normative approach and with explanatory type of research. a category for a breach of disclosure information principle is if there was a material information that has not been disclosed accurately and properly. If that breach escalated in form of insider trading practice, therefore it's hoped that the supervisory agency should give some sort of legal protection for the investor not only in form of administrative sanction but also in form of criminal sanction to give a sense of justice and to give a chasten effect for public. The obstacle in proofing with electronic proofs is no longer an obstacle since the enacted of Law Number 11 Year 2008, all electronic information can be a valid source of proof in court of law.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
T25263
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Hapsari
"Skripsi ini membahas mengenai perbandingan kejahatan perdagangan orang dalam Insider Trading yang terjadi di Indonesia dan di Amerika Serikat. Pengaturan Insider Trading di Amerika Serikat lebih luas daripada di Indonesia, di Indonesia belum diatur mengenai Tippees. Upaya yang dilakukan SEC selaku Badan Pengawas Pasar Modal Amerika dalam menangani insider terdiri dari tindakan preventif dan tindakan represif. Adanya pembahasan kasus Raj Rajaratnam dimana Rajaratnam merupakan Tippees,apabila kasus tersebut terjadi di Indonesia, Rajaratnam tidak akan terjerat hukum karena Tippees tidak diatur dalam UUPM Indonesia. Dalam penyelidikan dugaan insider trading, pembuktian oleh Bapepam sangat sulit dilakukan karena UUPM yang sudah ketingggalan zaman dan ketentuan pembuktian yang tidak ada pada UU tertulis. Serta Metode Penelitan yang dilakukan dalam skripsi ini adalah Metode Kepustakaan.

The Focus to this study is to analyze the comparison between Insider Trading in Indonesia and in The United States of America. Regulation on Insider Trading in The United States of America is more comprehensive than in Indonesia, in Indonesia, regulation of Tippee still not regulated. SEC?s Effort of handling insider trading consist of preventive and represive action. This study also analyze Raj Rajaratnam Case which Rajaratnam is considered being Tippees. If that case is happened in Indonesia, Rajaratnam will be out of law because Tippe is not regulated in Indonesia Securites Law. Bapepam when investigation in allegation of insider trading will be too hard for proofing insider trading. Since our Securities Act is outdated and rule of proofing doesn?t based on written rules. This study using literature methods for research."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S42013
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Safitri
"Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang membahas mengenai praktek perdagangan orang dalam (insider trading) di pasar modal Indonesia. Perdagangan orang dalam adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan,yang didasarkan pada pelanggaran terhadap asas keterbukaan atau adanya informasi material yang belum dipublikasikan. Berdasarkan hasil penelitian, suatu perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai insider trading terdiri dari beberapa unsur yaitu adanya orang dalam, informasi tersebut belum terbuka untuk umum, adanya transaksi perdagangan yang dimotivasi oleh informasi tersebut, dan motivasi untuk memperoleh keuntungan yang tidak layak sebagai hasil dari transaksi perdagangan tersebut. Dugaan insider trading pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. terjadi karena adanya harga saham yang relatif murah dan terjadinya pelanggaran atas transaksi ganda yang dilakukan oleh penjamin emisi efek (underwriter) sehingga Bapepam-LK memberikan sanksi kepada 8 (delapan) penjamin emisi efek, dimana tindakan transaksi ganda ini merupakan bukti permulaan yang mengarah kepada tindakan insider trading.

This study is a literature research that discussed the practice of insider trading in the Indonesian capital market. Insider trading is a securities trading done by people within the company, which is based on aviolation to the principle of openness or any material information that has not been published. Based on this research, an act which can be categorized as insider trading consists of several elements, namely the existence of an insider, the information is not yet open to the public, the existence of trade transactions that are motivated by such information, and motivation to gain improper advantageas a result of such trade transactions. Allegations of insider trading at PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.occurs because of the relatively cheap stock prices and the violation occurrences of the multiple transactions performed by securities underwriters, that Bapepam-LK gave sanction to the 8 (eight) underwriter, this double transaction became the initial evidence that leads to action of insider trading. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S1593
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Febryna
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh insider ownership serta konsentrasi kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2013 yang memiliki laba positif dan laporan keuangan yang lengkap. Sampel penelitian terdiri dari 61 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2010-2013 atau 244 observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi data panel dengan bantuan program software EViews versi 7.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insider ownership memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, namun penelitian ini tidak berhasil menguji pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap nilai perusahaan.

The purpose of this research is to analyze the influence of insider ownership and ownership concentration on firm value. The study population is all manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) period 2010-2013 which has a positive profit and complete financial statements. The sample of this research is 61 manufacturing companies listed on the IDX period 2010-2013 or 244 observations. Data analysis was done by regression analysis of panel data with the help of software program EViews version 7.0. The results show that insider ownership has a significant positive influence on firm value, but this research did not successfully test the effect of ownership concentration on firm value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>