Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Baqi
Abstrak :
Kapal isap timah adalah kapal yang dioperasikan untuk masyarakat pertambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Dalam penelitian ini, tiga bentuk alternatif yaitu lambung, lingkaran, persegi panjang, dan oval dengan variasi jarak antar lambung (setengah lambung pemisahan, S/L) yaitu 0,14, 0,16, dan 0,18 dianalisis intact stability pada gelombang laut. Meskipun di antara bentuk-bentuk yang dianggap memenuhi persyaratan desain, sedikit perbedaan dalam dimensi berat dan utama yang ditemukan dapat dihindari karena karakteristik intrinsik dari bentuk-bentuk yang spesifik. Tujuan dari penelitian ini adalah terkonsentrasi pada efek bentuk lambung dan variasi jarak antar lambung (setengah lambung pemisahan, S/L) melalui penentuan kualitas Intact Stability konvensional sebagai standar keselamatan dan kenyamanan untuk operasi kapal di laut. Variasi kondisi pembebanan diperhitungkan untuk menganalisis dampaknya. Model skala alternatif bentuk lambung kapal yang digunakan 1: 4 dalam penelitian ini. Pengujian stabilitas kapal dengan menggunakan tes kemiringan dalam tangki percobaan dengan mengacu pada prosedur ICAS 2004. Perbandingan hasil dtampilkan dalam bentuk grafik yang menggambarkan karakteristik bentuk lambung kapal. ......Small dredger catamaran is a vessel of tin suction is operated for tin mining community in Bangka Belitung Islands, Indonesia. In this paper, three alternative hull form namely, circular, rectangular, and oval with variuos combinations of demi-hulls separations (S/L) i.e. 0,14 , 0,16, and 0,18 have been comparatively analyzed in term of intact stability in beam waves. Although among the hull forms which are considered to comply with design requirements, slight differences in displacement and principle dimensions are found to be inevitable due to the intrinsic characteristics of the spesific forms. The purpose of this study is concentrated on the effect of hull forms and demi-hulls separations (S/L) on determining the quality of conventional intact stability as minimum standard for safety and convenience to operate the ship at sea. Various combinations of loading conditions are taken into account to analyze the effects of them. The scale model ship alternative hull forms are used 1 : 4 in this study. The stability experiment using a inclining test in basin with refers to ICAS 2004 procedure. Comparative results are shown in graphical form illustrating the characteristics of hull forms.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T29532
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ryanka Putraraharja
Abstrak :
Moda transportasi yang umum digunakan untuk mendistribusikan minyak antar pulau adalah kapal tanker. Namun, dikarenakan ukurannya yang besar, kapal tanker tidak dapat menjangkau daerah-daerah yang berada di perairan dangkal sehingga digunakan oil barge untuk mendistribusikannya. Self-propelled oil barge adalah kapal tongkang pengangkut minyak yang dilengkapi dengan sistem propulsi sehingga tidak membutuhkan kapal tunda untuk dapat beroperasi dan dapat berlayar dengan kecepatan yang lebih cepat dari kapal tongkang. Studi ini bertujuan untuk mendesain rencana umum kapal self-propelled oil barge dengan kapasitas 1100 kL dan menganalisis stabilitasnya. Hasil dari studi ini berupa gambar rencana umum atau general arrangement kapal self-propelled oil barge dan analisis stabilitas berdasarkan kriteria IMO dan ClassNK. ......One kind of transportations that commonly used to distribute oil between island is tanker. But, due to its large size, tanker can not reach areas that are in shallow waters, so oil barge is used to distribute the oil. Self-propelled oil barge is a barge used to carry oil that comes with its own propulsion system. Selfpropelled oil barge does not required tugs to operate and has faster speed compared to oil barge. Those two facts prove that self-propelled oil barge is more efficient and reliable. This study aimed to design a general arrangement of the self-propelled oil barge with 1100 kL cargo capacity and analyze the stability. The results of this study are the general arrangement drawing and stability analysis based on the IMO criteria and ClassNK.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63735
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jafar Jaysyurrahman
Abstrak :
Para nelayan di Indonesia menghadapi tantangan utama dalam hal keselamatan ketika mereka pergi melaut. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kapal, langkah yang dapat diambil adalah mendesain dan memperhitungkan stabilitas kapal dengan baik. Pada desain kapal ikan semi trimaran 5 GT, diperlukan kajian stabilitas untuk memastikan kestabilannya. Pengujian stabilitas dilakukan untuk mengevaluasi stabilitas kapal ikan semi trimaran 5 GT. Pada penelitian ini, fokusnya akan pada kajian stabilitas statis dari desain kapal ikan semi trimaran 5 GT. Dengan mengacu standar IMO MSC.267(85) IS Code 2008, semua kondisi pemuatan kapal ikan semi trimaran 5 GT model A telah lolos dan mematuhi semua kriteria IMO untuk stabilitas statis. Hasil uji ini menunjukkan kapal ikan semi trimaran 5 GT memiliki stabilitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk pengujian stabilitas lainnya. ......Fishermen in Indonesia face significant safety challenges during their fishing expeditions, emphasizing the need to prioritize vessel stability to mitigate the risk of ship accidents. This scientific study focuses on the stability analysis of the semi trimaran 5 GT fishing vessel design. The objective is to assess the vessel's static stability through experimental and simulation methods. By adhering to the standards set by the International Maritime Organization (IMO) MSC.267(85) IS Code 2008, the intact stability criteria were used as a benchmark to evaluate the compliance of the semi trimaran 5 GT fishing vessel model A under various loading conditions. The findings of this study demonstrate that the vessel successfully meets all the IMO stability criteria, indicating its overall good stability. Consequently, the vessel can proceed with further stability testing to ensure safe and reliable operations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Naufal Putra Dhaniwijaya
Abstrak :

Perhitungan stabilitas pada kapal memiliki peran yang penting dalam menjaga keselamatan operasional di laut. Saat ini, IMO telah mengembangkan Second Generation Intact Stability Criteria (SGISc) sebagai tambahan dari First Generation Intact Stability Criteria (IS Code 2008) dengan tiga tingkat pemeriksaan dalam lima mode kegagalan. Dalam pemenuhan kriteria Second Generation Intact Stability Criteria (SGISc) untuk mode kegagalan dead ship condition, area operasi diduga memiliki pengaruh terhadap parameter pemenuhan kriteria tersebut. Penelitian ini berhasil mengembangkan aplikasi dengan integrasi Maxsurf dan bahasa pemrograman Visual Basic untuk melakukan otomasi sehingga meningkatkan efisiensi perhitungan kriteria dead ship condition. Aplikasi yang sudah dirancang kemudian akan digunakan untuk analisis lanjutan terkait pengaruh area operasi terhadap pemenuhan kriteria ini pada kapal peti kemas berbendera Indonesia. Analisis area operasi dilakukan dengan variasi nilai tekanan angin berdasarkan notasi range of service pada Peraturan Teknik PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) untuk level 1 serta variasi wilayah perairan untuk data wave scatter pada level 2. Fungsi effective wave slope diestimasi menggunakan station simplified method. Nilai koefisien roll damping diperoleh melalui simplified Ikeda method. Kapal yang dianalisis tidak mengalami kegagalan di semua variasi yang diuji di level 1, namun mengalami kegagalan di semua variasi pada level 2. Variasi dari area operasi akan berpengaruh terhadap parameter pemenuhan kriteria level 1 dead ship condition. Variasi wave scatter wilayah perairan pada level 2 tidak menghasilkan perbedaan nilai yang signifikan, baik itu secara pemenuhan kriteria maupun analisis dari tiap komponennya. ......Stability calculation of ships plays a crucial role in ensuring operational safety at sea. Currently, International Maritime Organization (IMO) has developed the Second Generation Intact Stability Criteria (SGISc) as an extension of the First Generation Intact Stability Criteria (IS Code 2008), incorporating three levels of examination across five failure modes. In fulfilling the Second Generation Intact Stability Criteria for the dead ship condition failure mode, it is hypothesized that the operational area influences the criteria compliance parameters. This research has successfully developed an application that integrates Maxsurf and Visual Basic programming language to automate and enhance the efficiency of dead ship condition criteria calculations. The designed application is then utilized for further analysis concerning the influence of operational area on the criteria compliance for Indonesian-flagged container ships. Operational area analysis is conducted by varying wind pressure values based on the range of service notation in the Technical Regulations of Indonesian Classification Bureau (BKI) for level 1, along with variations in waterway regions for wave scatter data at level 2. The effective wave slope function is estimated using the station simplified method. The coefficient of roll damping is obtained through the simplified Ikeda method. The analyzed vessel did not experience failures in all tested variations at level 1 but encountered failures in all variations at level 2. Variations in the operational area affect the criteria compliance parameters for level 1 dead ship conditions. Variations in wave scatter within waterway regions at level 2 did not result in significant differences in values, whether in terms of criteria compliance or the analysis of each component.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lee, Byung Suk
Abstrak :
This book addresses the hydrostatics and stability of ships and other floating marine structures - a fundamental aspect of naval architecture and offshore engineering for naval architects and marine engineers. It starts from the most basic concepts, assuming that the reader has no prior knowledge of the subject. By presenting the topic in a methodical and step-by-step manner, the book helps students to enhance their understanding, while also providing valuable guidelines for lecturers teaching related courses.
Singapore: Springer Singapore, 2019
e20502866
eBooks  Universitas Indonesia Library