Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Cognition, intelligence, and achievement is motivated by the work of the renowned Professor J. P. Das on the PASS (planning, attention, simultaneous and successive processing) theory of intelligence and CAS measures (cognitive assessment system) of cognitive processes. This book reviews current research using this and other frameworks in understanding the relationships among cognition, intelligence, and achievement. The assessment and diagnosis of learning disabilities, mental retardation, and ADHD are addressed, and the interrelationships among cognition, culture, neuropsychology, academic achievement, instruction, and remediation are examined. No other book has presented such an integrated view across these domains, from such a diverse array of internationally known and respected experts from psychology, education, and neuroscience."
London: Academic Press, 2015
e20426879
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim
"Various methods for interpreting and understanding religious texts have long been developed in Islam. The development of this tradition is intricately linked to the need to interpret Islam's holy book, the Qur’an. It is widely understood that the verses of the Qur’an have various dimensions, namely the muhkâm (clear) and mutasyâbih (ambiguous), ‘âmm (general), khash (specific), qath’i (definitive), and dhanniy (presumptive). To address this, ta’wil was developed as method of textual interpretation. Ibn ‘Arabi represents a significant figure in the history of Islamic philosophical Sufism. He believed that for everything that appears literal, external, or exoteric (zhâhir), there is always a connection to something hidden, spiritual, internal, or esoteric (bâthin). For Ibn ‘Arabi, ta’wil is an esoteric spiritual interpretation that understands all material data and facts as symbols to transmute and “return” them to what is being symbolized. Every manifestation, every exoteric meaning (zhâhir), always has an esoteric meaning (bâthin). In other words, ta’wil is a process of interpretation that involves delving into the furthest depths of symbols to uncover the spiritual secrets of the text. The creative imagination of the interpreter plays a significant role in the process of ta’wil, serving as a mediator between the hidden divine essence and the manifestation of the pluralities of nature, akin to the world of ideas, culminating in the concept of symbols. Symbols are reflections of exemplars (mitsâl) of the sensory world depicted within the hierarchy of presence (hadhrâh), namely the presence of essence (hadhrah al-dzât), the Divine presence (hadhrah al-ulûhiyyah), the presence of various Divine actions or deeds (hadhrah al-af’âl, hadhrah rubûbiyyah), the presence of shadows and active imagination (hadhrah al-mitsâl wa al-khayyâl), and the sensory and visible presence (hadhrah al-hiss wa al-musyâhadah). In this context, the creative imagination of the interpreter, generated through the ascent to a higher meaning, is a new creation that recurs (khalq jadîd), a divine manifestation (theophany), with the heart as the Divine Presence within the interpreter. For this reason, ta’wil (as a method of text interpretation) necessitates extensive knowledge, comprehension, a willingness to engage with the text’s substance, adherence to legitimate and authoritative sources, and an interpreter’s inventiveness. Ta’wil, therefore, represents a blend of empirical, rational, and intuitive methods, emphasizing the spiritual perspective of reason to achieve the truth."
Depok: UIII Press, 2024
297 ISR 3:2 (2024)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Munawir Yusuf
"Penelitian ini dilaksanakan atas dasar kenyataan bahwa hasil belajar yang tinggi merupakan dambaan bagi setiap anak lebih-lebih bagi orangtua. Karena itu tidak jarang terjadi orangtua yang kadang-kadang memaksakan anaknya untuk masuk ke sekolah tertentu dengan harapan prestasinya menjadi baik. Padahal kita tahu bahwa untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik atau tinggi, banyak faktor yang terkait, tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan harapan orangtua maupun kualitas sekolah. Masih banyak faktor lain yang berpengaruh dan harus diperhatikan, baik yang bersifat internal maupun eksternal, baik yang bersifat intelektif maupun non intelektif. Karena itu perlu ditelusuri sejauh mana peran faktor intelektif dan non intelektif terhadap hasil belajar pada siswa yang terbukti telah mampu mencapai prestasi unggul atau tinggi.
Duaratus siswa Kelas I SMP Negeri I Surakarta ditetapkan sebagai sampel penelitian dari sejumlah 355 siswa yang menjadi populasi penelitian. Mereka ini berdasarkan NEM SD yang diperoleh, termasuk golongan paling tinggi untuk wilayah Surakarta, yang berarti termasuk berprestasi Unggul. Dengan mengkhususkan pada variabel Inteligensi, dan Kreativitas (disebut faktor intelektif), serta Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar (disebut faktor non intelektif), dicari hubungannya dengan Prestasi Belajar yang dicapai siswa pada Catur Wulan Pertama 1995/1996 untuk beberapa mata pelajaran yang ditetapkan. Masing-masing variabel dicari hubungan atau korelasinya, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Dengan menggunakan analaisis Regresi Ganda dengan bantuan komputer Program Statistik SPS dari Sutrisno Hadi dan Sena Pamardiyanto Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1994), diperoleh hasil sebagai berikut:
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Inteligensi, Kreativitas, Pala Asuh Orangtua, dan Perilaku Belajar, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan Prestasi Belajar pada Siswa Berprestasi Unggul (F x.458 dengan P = 0.000).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Inteligensi dengan Prestasi Belajar Siswa Berprestasi Unggul setelah pengaruh Kreativitas, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar dikontrol (r = 0.185 dan p= 0.001).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Kreativitas dengan Prestasi Belajar Siswa Berprestasi Unggul setelah pengaruh Inteligensi, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar dikontrol (r = 0.0126 dan p = 0.011).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Pola Asuh Orangtua dengan Prestasi Belajar setelah pengaruh Inteligensi, Kreativitas dan Perilaku Belajar dikontrol (r = 0.172 dan p = 0.010).
- Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Perilaku Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Berprestasi Unggul setelah pengaruh Inteligensi, Kreativitas, dan Pola Asuh Orangtua dikontrol (r x.146 dan p = 0.027).
- Ada perbedaan besamya sumbangan efektif maupun relatif antara Inteligensi, Kreativitas, Pola Asuh Orangtua dan Perilaku Belajar terhadap Prestasi Belajar. Sumbangan efektifnya adalah 4,4% (Inteligensi), 2,2% (Kreativitas), 2,9% (Pola Asuh Orangtua) dan 2,1% (Perilaku Belajar). Sedangkan sumbangan relatifnya adalah Inteligensi (37,5%), Kreativitas (18,8%), Pola Asuh Orangtua (25,2%), dan Perilaku Belajar (18,3%).
Dengan demikian keenam hipotesis yang diajukan terbukti kebenarannya dengan tingkat signifikansi yang cukup tinggi (p = < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan prestasi tinggi yang dicapai pada NEM SD, secara umum dapat diterangkan melalui keempat variabel yang diteliti ini sebesar 11.7%. Walaupun besarnya sumbangan efektif tidak terlalu tinggi, namun secara statistik temuan ini sangat meyakinkan / signifikan.
Untuk penelitian lebih lanjut, kiranya dapat diajukan saran-saran antara lain sebagai berikut. (1) Mengenai sampel penelitian, hendaknya dapat diperluas tidak hanya satu sekolah tetapi dapat dicari beberapa sekolah yang memiliki karakteristik berbeda. (2) Mengenai variabel penelitian, juga dapat ditambah karena masih banyak faktor lain yang masih harus digali. (3) Mengenai skala pengukuran yang telah dikembangkan dapat dilakukan kalibrasi lagi untuk menampung perkembangan-perkembangan baru yang terjadi dalam masyarakat sehingga dapat ditambah butir-butir baru yang relevan. (4) Sementara itu dari hasil penelitian ini kiranya orangtua dan guru lebih memperhatikan dalam hal pembinaan kedisiplinan belajar pada anak didiknya, serta memacu perkembangan kreativitas anak, terutama menghadapi perkembangan yang penuh dengan tantangan dan pilihan-pilihan seperti sekarang Dengan demikian anak didik kita lebih memiliki kesiapan dalam memasuki era globalisasi di masa yang akan datang (mys)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ramadhan
"Hukum hanya diucapkan ketika ia bernafaskan keadilan. Ketika hukum tidak merekognisi keadilan, ia kehilangan substansinya. Dalam kondisi ini, hukum tidak memiliki alasan untuk diucapkan, apalagi diperdebatkan. Hukum hanya diucapkan untuk supremasi kehidupan, agama, harta, akal, dan keluarga. Lantas, hukum macam apa yang menjaga lima hal esensial ini? Jawabannya adalah hukum Islam, hukum Islam dalam pengertiannya yang sesungguhnya.

Law is only spell in the name of justice. When law does not recognize justice, it was meaningless. In this condition, law has no reason to spell, nor to debate. Law is only spell to supremize life, religion, property, intellect, and family. So, what kind of law that can protect this five essentials? The answer is Islamic law, Islamic law in its truly sense."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S83
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library