Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Sandy Sulistyo
"Passenger boarding merupakan proses masuknya para penumpang ke dalam pesawat. Passenger boarding perlu dikendalikan oleh maskapai penerbangan supaya interferences yang terjadi ketika passenger boarding berlangsung tidak semakin banyak. Interferences didefinisikan sebagai gangguan yang terjadi akibat adanya penumpang yang terhalang oleh penumpang lainnya ketika ia ingin mencapai tempat duduknya. Strategi terbaik dibutuhkan untuk dapat mengurangi interferences yang terjadi sehingga passenger boarding lebih terkendali. Strategi dilakukan dengan mengelompokkan penumpang ke dalam beberapa grup dan masing-masing grup akan masuk ke dalam pesawat dengan urutan tertentu.
Pada skripsi ini masalah penentuan strategi passenger boarding akan dimodelkan ke dalam pemrograman non linier bilangan bulat campuran dan diselesaikan melalui algoritma genetik. Pesawat yang digunakan dalam skripsi ini adalah Airbus-320. Sementara untuk menerapkan algoritma genetik sebagai penyelesaian masalah ini digunakan metode seleksi deterministik, metode one cut point crossover dan metode mutasi dengan penggantian gen secara acak.
Pada akhirnya diperoleh bahwa strategi terbaik adalah strategi dengan total interferences minimum berdasarkan nilai, dimana direpresentasikan sebagai persentase penumpang penyebab interferences yang berasal dari grup sebelumnya. Ketika nilai kecil, strategi cenderung mendekati strategi window to aisle. Sementara ketika nilai besar, strategi cenderung mendekati strategi back to front.
Passenger boarding is a process when the passengers get access to airplane. Passenger boarding have to be controlled by an airline company so that interferences of passenger boarding won't increased. Interferences are defined as an instance of passenger blocking another passenger's access to his (or her) seat. The best strategy is needed to reduce the interferences which happened so passenger boarding will be more controlled. The strategy is apllied by grouping the passenger in specific order to get access the airplane. This skripsi tells about problem on how to choose a passenger boarding strategy will be represented as a model of mixed integer non linear programming and solved by genetic algorithm. Airbus-320 will be used in this skripsi. Deterministic selection, one cut point crossover and random gen replacement mutation will be used in genetic algorithm. In conclusion, the best strategy is a strategy that has minimum number of total interferences based on, which is represented as a percentage of passenger who caused interferences from the previous group. When has a large value, the strategy aprroach to "window to aisle strategy". Meanwhile has a low value, the strategy approach to "back to front strategy"."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53302
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mohamad Ichsana Nur
"Bandung menjadi salah satu role model kota ekonomi kreatif di Indonesia dan di Dunia. Capaian baik tersebut adalah hasil dari usaha stakeholders yang berasal dari unsur masyarakat, bisnis, entitas sosial dan pemerintah entitas politik melalui peran strategisnya dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Walaupun demikian, sebenarnya potensi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bandung ini bisa jauh lebih besar dari pada hasil yang telah dicapai, namun hal tersebut tidak terjadi karena interaksi yang dilakukan oleh ketiga entitas tersebut belum optimal baik itu secara terpisah maupun bersama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi interferences, interplays, dan interventions yang dilakukan para pemangku kepentingan pada kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivis dengan jenis penelitian deskriptif, dan penelitian ini juga menggunakan wawancara dan studi dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konsep societal governance ini secara prinsip sesuai dengan apa yang dilakukan Kota Bandung dalam mengembangkan ekonomi kreatifnya, ada sub-variabel yang bisa berjalan dengan baik tetapi ada juga belum. Pertama, bahwa Bandung Creative City Forum BCCF sebagai representasi entitas sosial, dapat menjalankan sejumlah aktivismenya secara otonom dengan cara membuat sejumlah prototipe solusi kreatif perkotaan, baik itu yang bersifat internal maupun eksternal, kedua bahwa ada sebuah kolaborasi yang tampak diantara para pemangku kepentingan melalui program Design Action Bandung, namun dalam pelaksanaanya masih ada diantara entitas yang terkesan powerless padahal kekuasaan dan kewenangannya cukup besar untuk bisa ikut mengatur dan mengurus program tersebut, walaupun demikian program ini berhasil memberikan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah agar bisa dijalankan melalui sejumlah program yang akan dibuat kemudian, ketiga bahwa saat ini pemerintah sebagai entitas politik dapat menggunakan kewenangannya untuk membuat kebijakan dan program yang mendukung namun dalam aplikasinya masih ada yang perlu ditingkatkan, serta kontrol dan sanksi yang juga belum sepenuhnya dilakukan dengn baik, hal tersebut karena terbatasnya dukungan jajaran SKPD kota yang masih dalam proses memahami ekonomi kreatif itu sendiri.
Bandung serves as a pilot project for creative economy implementation in Indonesia and abroad. It has been recognized that this achievement was made possible with a collaboration between stakeholders, including the government and society, through their strategic roles in creative economy development in the city of Bandung. Nevertheless, the potentials of creative economy in the city of Bandung are in fact much more significant in comparison to what has been actualized, but it does not happen because the interactions between the three entities are not optimal either separately or concurrently. This research aims to analyze the interactions of interferences, interplays, and interventions run among hose stakeholders on the policy of creative economy development in Bandung. This research is descriptive research and employed post positivist approach. In depth interviews and document study were carried out for the purpose of data collection. Present research results showed that the use of the concept of societal governance is in principle has accordance with the Bandung City in developing its creative economy, there are sub variables that could go well but there are also yet. First, the Bandung Creative City Forum BCCF as a representation of the social entity, can run a number activism autonomously by making several prototype creative solutions to urban areas, both internal and external. Secondly, there is a collaboration that appeared among stakeholders through the Design Action Bandung program, but in the implementation, there are still entities who give powerless impression even though the power and authority are large enough to be able to organize and manage the program. However, the program succeeded in providing recommendations for the government to be run through programs that will be made later. Thirdly, nowadays the government as the political entity should be able to use its authority by making supported policies and programs but in its application, it still needs to be improved also the control and sanction which also not fully done well. This is due to the limited support of SKPD of the Bandung City that still in the process of understanding the creative economy itself. "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
T51419
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Agba, Basile L.
"This book consists of the identification, characterization, and modeling of electromagnetic interferences in substations for the deployment of wireless sensor networks. The authors present in chapter 3 the measurement setup to record sequences of impulsive noise samples in the ISM band of interest. The setup can measure substation impulsive noise, in wide band, with enough samples per time window and enough precision to allow a statistical study of the noise. During the measurement campaign, the authors recorded around 120 noise sequences in different substations and for four ranges of equipment voltage, which are 25 kV, 230 kV, 315 kV and 735 kV. A characterization process is proposed, by which physical characteristics of partial discharge can be measured in terms of first- and second-order statistics. From the measurement campaign, the authors infer the characteristics of substation impulsive noise as a function of the substation equipment voltage, and can provide representative parameters for the four voltage ranges and for several existing impulsive noise models."
Switzerland: Springer Cham, 2019
e20501294
eBooks Universitas Indonesia Library