Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: American Heritage Publishing, 1960
926 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schils, Rene
Abstrak :
This book celebrates the lesser-known inventions of such versatile innovators as James Watt, Alexander Graham Bell and Edmond Halley. Includes detailed illustrations and much more. James Watt, is known for inventing the steam engine, yet most people do not know that he also invented the copier. Alexander Graham Bell of course invented the telephone, but only few know that he invented artificial breathing equipment, a prototype of the ‘iron lung’. Edmond Halley, whose name is associated with the comet that visits earth every 75 years, produced the first mortality tables, used for life insurances.
New York: [Springer, ], 2012
e20425200
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Burns, Russell W.
Abstrak :
This is a balanced biography of one of the 20th Century's outstanding inventors, published to coincide with the 75th anniversary of Baird's first public demonstration of a rudimentary television system. The book is based on primary source documents although many personal recollections are included to add humour and colour. Much material regarding Baird's business in the early 1920s has only recently become available and is covered here for the first time. Although Baird is credited in the UK as the inventor of television, the book considers many interesting areas such as comparing Baird's technical strategy with the work undertaken in industrial laboratories, how his policy compared with the development of wireless by Marconi, and the impact of his business partnerships (despite his patents he did not die wealthy).
London: Institution of Engineering and Technology, 2000
e20452546
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Vance, Ashlee
Abstrak :
Elon Musk, the entrepreneur and innovator behind SpaceX, Tesla, and SolarCity, sold one of his internet companies, PayPal, for $1.5 billion. Ashlee Vance captures the full spectacle and arc of the genius' life and work, from his tumultuous upbringing in South Africa and flight to the United States to his dramatic technical innovations and entrepreneurial pursuits. Vance uses Musk's story to explore one of the pressing questions of our age: can the nation of inventors and creators who led the modern world for a century still compete in an age of fierce global competition? He argues that Musk is an amalgam of legendary inventors and industrialists including Thomas Edison, Henry Ford, Howard Hughes, and Steve Jobs. More than any other entrepreneur today, Musk has dedicated his energies and his own vast fortune to inventing a future that is as rich and far-reaching as the visionaries of the golden age of science-fiction fantasy.
Bandung: Kaifa, 2017
338.7 VAN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syafruddin
Abstrak :
Tujuan penerapan sistim paten adalah: (a) untuk memberikan imbalan yang layak kepada penemu, (b) untuk mendorong kegiatan-kegiatan penelitian yang dapat menghasilkan formula-formula atau produk baru, (c) untuk mendorong para penemu agar mau mengungkapkan rahasia penemuannya kepada masyarakat, sehingga menambah khasanah pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan secara nasional. Untuk melaksanakan sistim paten dimaksud dalam usaha pemberdayaan masyarakat dan menciptakan budaya inovasi dan kompetitif, maka kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan menegakkan prinsip-prinsip good governance merupakan suatu keharusan. Untuk membangun budaya inovasi dan kompetitif melalui sistim paten maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1). Bagaimana pengaruh praktek "good governance" terhadap kualitas pelayanan pemberian paten ? (2). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi praktek "good governance" dan kualitas pelayanan pemberian paten ? (3). Bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi "good governance" dan kualitas pelayanan pemberian paten ? Lembaga Adiministrasi Negara mendefinisikan Good Governance sebagai: "penyelenggaraan negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif di antara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat" (Dwidjowijoto 2003;221). Dari pengertian dimaksud dan sesuai dengan permasalahan penelitian tersebut diatas digunakan indikator good governance sebagai berikut: efisiensi, akuntabilitas publik, transparansi dan partispasi. Sedangkan Kualitas Pelayanan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaian layanan untuk mengimbangi harapan pelanggan (pemohon paten). Parasuraman dkk., dalam Tjiptono 2000; 70) menentukan lima dimensi pokok kualitas pelayanan sebagai berikut: tangibelity, reliability, responsiveness, Assurance/Jaminan, dan Empathy. Penelitian dilakukan pada Pemohon Paten melalui 10 pemohon paten perorangan, 20 konsultan paten, dan 10 sentra HKI. Rancangan penelitian bersifat deskriptif kualitatif, dengan analisis deskriptif dan regresi untuk menjawab pertanyaan penelitian 1 dan 2, dan analisis korelasi untuk menjawab pertanyaan penelitian 3 dengan mengetahui frekuensi distribusi dari setiap faktor. Sehingga disimpulkan bahwa: Terdapat pengaruh nyata antara good governance dengan kualitas pelayanan. Pengaruh yang paling dominan dari good governance terhadap kualitas pelayanan pemberian paten adalah efisiensi. Yakni efisien penggunaan peralatan kerja, prosedur (tata kerja) dan penggunaan Sumber Daya Manusia. Konstribusi praktek good governance dalam mempengaruhi kualitas pelayanan sebesar 11,42%, sisanya 88,58% dipengaruhi variabel lainnya, seperti kepemimpinan, struktur organisasi, strategi, dan sistim. Hubungan antar unsur yang mempengaruhi praktek good governance dalam pemberian paten sebagai berikut: Unsur efisiensi mendapat nilai cukup baik dengan dukungan penggunaan peralatan kerja, prosedur (tata kerja), dan penggunaan Sumber Daya Manusia; Unsur akuntabilitas publik mendapat nilai cukup baik dengan dukungan tertinggi pada prosedural dan peningkatan kualitas dan kuantitas pemberian paten, akan tetapi kurang didukung dalam pemanfaatan waktu dan adminstrasi serta pelaporan; Unsur transparansi mendapat nilai kurang baik dengan dukungan akses informasi publikasi dan pejabat pemberi putusan, akan tetapi kurang didukung akses informasi prosedural dan data acuan pemberian paten; Unsur partisipasi mendapat nilai cukup baik dengan dukungan sosialisasi, forum komunikasi dan kasus-kasus pemberian paten, akan tetapi kurang di dukung oposisi terhadap publikasi paten. Unsur-unsur yang mempengaruhi praktek kualitas pelayanan pemberian paten. Tangibility, mendapat nilai cukup baik dengan dukungan kelengkapan alat kerja dan kebersihan, akan tetapi kurang didukung oleh kerapihan ruang Direktorat Paten. Reliability, mendapat nilai cukup baik dengan dukungan ketepatan waktu, keandalan pegawai, dan kesesualan janji, akan tetapi kurang di dukung oleh kesigapan pegawai Direktorat Paten. Responsiveness, mendapat nilai cukup baik dengan dukungan keandalan, kemampuan, kemauan dan keyakinan pemohon terhadap pegawai Direktorat Paten. Assurance/Jaminan, mendapat nilai kurang baik dengan dukungan rasa percaya diri, keseriusan dan profesionalisme pegawai Direktorat Paten. Empathy, mendapat nilai cukup baik dengan dukungan pada keramahan dan kesopanan pegawai Direktorat Paten, akan tetapi kurang di dukung oleh perhatian individu terhadap permasalahan pemohon paten. Dengan memperhatikan beberapa temuan pada analisis dengan kenyataan dilapangan, peneliti mengajukan saran untuk mempraktekkan good governance terhadap kualitas pelayanan pemberian paten adalah sebagai berikut: Good governance, pada praktek yang cukup baik, akan tetapi perlu peningkatan pada: akuntabilitas publik terhadap pemanfaatan waktu, administrasi dan pelaporan; transparansi prosedural dan data acuan pemberian paten; dan partisipasi masyarakat terhadap oposisi publikasi paten. Kualitas Pelayanan, pada praktek yang cukup baik, akan tetapi perlu peningkatan pada: Tangibelity terhadap kerapihan ruang Direktorat Paten; Reliability terhadap kesigapan pegawai Direktorat Paten untuk membantu memecahkan masalah pemohon paten; dan Empathy terhadap perhatian individu pada permasalahan pemohon paten.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam, Mike
Abstrak :
The life-long inventor, Lee de Forest invented the three-element vacuum tube used between 1906 and 1916 as a detector, amplifier, and oscillator of radio waves. Beginning in 1918 he began to develop a light valve, a device for writing and reading sound using light patterns. While he received many patents for his process, he was initially ignored by the film industry. In order to promote and demonstrate his process he made several hundred sound short films, he rented space for their showing; he sold the tickets and did the publicity to gain audiences for his invention. Lee de Forest officially brought sound to film in 1919. Lee De Forest: King of Radio, Television, and Film is about both invention and early film making; de Forest as the scientist and producer, director, and writer of the content. This book tells the story of de Forest’s contribution in changing the history of film through the incorporation of sound. The text includes primary source historical material, U.S. patents and richly-illustrated photos of Lee de Forest’s experiments. Readers will greatly benefit from an understanding of the transition from silent to audio motion pictures, the impact this had on the scientific community and the popular culture, as well as the economics of the entertainment industry.
New York : Springer, 2012
e20425849
eBooks  Universitas Indonesia Library