Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Jihan Nadira
"Zat besi adalah salah satu mikronutrien penting dalam tumbuh kembang. Kekurangan asupan zat besi sering terjadi di kalangan remaja, hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak, salah satunya anemia defisiensi besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan zat besi pada remaja putri. Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder pada 106 Siswi SMAN 34 Jakarta kelas X dan XI. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah asupan zat besi dan variabel independen adalah pengetahuan gizi terkait anemia, frekuensi konsumsi makan utama, konsumsi lauk hewani, konsumsi lauk nabati, konsumsi sayur, konsumsi buah, uang saku, pendidikan ibu, dan pendidikan ayah. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil menunjukkan rata-rata asupan zat besi siswi SMAN 34 Jakarta sebesar 5.64±2.99 mg/hari. Analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan asupan zat besi yang signifikan berdasarkan frekuensi makan utama, konsumsi lauk hewani, dan konsumsi lauk nabati. Frekuensi makan utama yang baik dan konsumsi lauk hewani serta nabati yang cukup akan meningkatkan asupan zat besi.

Iron is an important micronutrient for growth and development. Lack of iron intake often occurs among adolescents and it can causes various impacts, such as iron deficiency anemia. This study aims to determine the factors associated with iron intake among female adolescents. The research design was cross-sectional using secondary data on 106 students of SMAN 34 Jakarta (10th and 11th grade). The dependent variable in this study was iron intake and the independent variables were knowledge of nutrition and anemia, allowance, father's education, mother's education, main meal frequency, consumption of vegetables, consumption of fruit, consumption of animal side dishes, and consumption of vegetable side dishes. Data were analyzed bivariately using the Mann-Whitney test. The results showed that the average iron intake of SMAN 34 Jakarta students was 5.64±2.99 mg/day. Analysis showed that there were significant differences in iron intake based on the frequency of main meals, consumption of animal side dishes, and consumption of vegetable side dishes. A good frequency of main meals and adequate consumption of animal and vegetable side dishes will increase iron intake."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girry Al Farisy
"Di Indonesia, prevalensi anemia di masyarakat sebesar 14,8%. Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki resiko tinggi terkena anemia sehingga dapat berdampak pada kemampuan siswa di sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan asupan zat besi pada anak usia sekolah (13-18 tahun). Data didapatkan dari 90 subyek yang merupakan santri pondok pesantren menggunakan kuesioner food records untuk mengetahui asupan zat besi dan skrining Hb menggunakan alat ukur Hb digital untuk mengetahui status anemia. Dari penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 33,33% dan 98,89% subyek dengan asupan zat besi kurang. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Fisher's Exact Test dan didapatkan p=1,00 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara status anemia dengan asupan zat besi.

In Indonesia, the prevalence of anemia in the community is 14.8%. School-age children is a group of community who are in high risk of anemia which may affect their ability in school. This study uses cross-sectional design to measure the prevalence of anemia and its relation with iron intake in school-age student (13-18 years old). Data were obtained from 90 subjects from an Islamic boarding school using food records questionnaires to measure the iron intake and hemoglobin screening using a digital measuring device to determine the status of anemia. The result shows that the prevalence of anemia was 33,33% while the amount of subject with lack of iron intake was 98,89%. Data were analyzed using Fisher's Exact Test test and obtained p = 1.00, which means there is no significant difference between anemia status and iron intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library