Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfi Alfiandri
"Isatin (indoline-2,3-dione atau indole -1H-2,3-dione merupakan produk alami yang
banyak ditemukan pada tanaman yang bergenus Isatis dan pada Couropita
guiananci aub. Isatin dan senyawa turunannya memiliki berbagai aktivitas biologis
seperti senyawa anti kanker, anti jamur, anti oksidan, anti diabetes, anti HIV,
pelindung saraf, anti inflamasi, analgesik. Pada penelitian ini, dilakukan proses
sintesis dari senyawa turunan isatin dengan berbagai variasi prekusor dan
penggunaan MgCl2 sebagai katalis. Prekusor utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Isatin dan Lawson (1,4 naphtoquinon) serta variasi
prekusornya berupa malononitril, hidrazin, fenil hidrazin, dan etil asetoasetat. Hasil
sintesis dari masing-masing variasi diisolasi untuk mendapatkan produk murni dan
dilakukan karakterisasi FT-IR. Untuk karakterisasi NMR dilakukan hanya untuk
produk variasi 1 dan variasi 3. Massa produk yang didapatkan setelah diisolasi
yakni variasi 1 sebesar 0.0378 gram; variasi 2 sebesar 0.0232 gram; variasi 3
sebesar 0.0494 gram; variasi 4 sebesar 0.0266 gram. Berdasarkan hasil NMR yang
dilakukan, produk variasi 1 dan variasi 3 bukan merupakan produk yang
diharapkan. Prediksi struktur dari produk variasi 1 memiliki rumus molekul
C11H7N3O dengan m/z 197

Isatin (indoline-2,3-dione or indole -1H-2,3-dione) is a natural product which is
found in many plants with the genus name of Isatis and in Couropita guiananci
aub. Isatin and its derivatives have various biological activities such as anti-cancer,
anti-fungi, anti-oxidants, anti-diabetes, anti-HIV, neuroprotective, antiinflammatory,
and analgesic. In this study, the synthesis process of isatin
derivatives with various precursors was carried out and the use of MgCl2 as a
catalyst. The main precursors used in this study were Isatin and Lawson (1,4
naphtoquinone) and its precursor variations in the form of malononitrile, hydrazine,
phenyl hydrazine, and ethyl acetoacetate. The synthesis results of each variation
were isolated to obtain a pure product and performed FT-IR characterization. and
variation 3. The mass of the product obtained after being isolated for variation 1 is
0.0378 grams; variation 2 is 0.0232 grams; variation 3 is 0.0494 grams; and
variation 4 is 0.0266 grams. Based on the results of the NMR, the product of
variation 1 and variation 3 was not the expected product. The predicted structure of
the product variation 1 has the molecular formula C11H7N3O with m / z 197
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Karlina Wulandari Fauzan
"Senyawa derivat tiazol berbasis isatin ini telah banyak diteliti memiliki berbagai bioaktivitas, seperti antioksidan, antimikroba, antikanker, antivirus, dan antituberkulosis. Sintesis derivat senyawa isatin tiazol pada penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan senyawa derivat tiazol, dengan variasi aldehid aromatik berupa sinamaldehida, benzaldehida, dan 4-hidroksi benzaldehida melalui pembentukan intermediet berupa Isatin Thiosemicarbazone. Hasil sintesis senyawa Isatin Tiazolidin-4-on Sinamaldehida menghasilkan nilai persen yield sebesar 46,73%, senyawa Isatin Tiazolidin-4-on 4-Hidroksi Benzaldehida menghasilkan persen yield sebesar 34,58%, dan untuk senyawa Isatin Tiazolidin-4-on Benzaldehida menghasilkan persen yield sebesar 34,27%. Keberhasilan sintesis pembentukkan senyawa derivat isatin tiazol dibuktikan dengan identifikasi kromatografi lapis tipis serta karakterisasi berdasarkan UV-Vis, FTIR, dan LC-MS. Hasil dari pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada senyawa yang dihasilkan mendapatkan nilai IC50 untuk senyawa Isatin Tiazolidin-4-on Sinamaldehida sebesar 1686,70 ppm, Isatin Tiazolidin-4-on 4-Hidroksi Benzaldehida sebesar 1580,85 ppm, dan Isatin Tiazolidin-4-on Benzaldehida memperoleh nilai sebesar 1900,48 ppm.

Isatin-based thiazole derivative compound has been several studied for its various bioactivities, such as antioxidant, antimicrobial, anticancer, antiviral, and antituberculosis. Synthesis of isatin thiazole derivatives in this study, thiazole will be reacted with a variety of aromatic aldehydes such as cinnamaldehyde, benzaldehyde, and 4-hydroxy benzaldehyde through the formation of an intermediate in the form of Isatin Thiosemicarbazone. The %yield obtained from Isatin Thiazolidine-4-one Cinnamaldehyde compounds was 46.73%, Isatin Thiazolidin-4-on 4-Hydroxy Benzaldehyde compound was 34.58%, and for Isatin Thiazolidine-4-one Benzaldehyde compounds produced 34.27%. The product of thiazole isatin derivatives was proven by identification of thin layer chromatography and characterization based on UV-Vis, FTIR, and LC-MS. The results of testing the antioxidant activity with the DPPH method on the resulting compound obtained IC50 values ​​for Isatin Thiazolidine-4-one Cinnamaldehyde was 1686.70 ppm, Isatin Thiazolidine-4-one 4-Hydroxy Benzaldehyde was 1580.85 ppm, and Isatin Thiazolidine- 4-on Benzaldehyde obtained IC50 value 1900.48 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devin Halim
"Kuinolin adalah senyawa heterosiklik yang derivatnya memiliki berbagai aktivitas biologis seperti antibakteri dan antioksidan. Struktur kuinolin telah dibentuk dari prekursor isatin dan etil asetoasetat melalui reaksi Pfitzinger pada suasana asam. Dari turunan kuinolin tersebut dibentuk struktur kuinolin benzimidazol melalui reaksi tanpa pelarut dengan o-fenilendiamin. Selain itu, dibentuk senyawa turunan kuinolin hidrazon melalui reaksi dengan hidrazin hidrat diikuti aldehid aromatik. Sebagai variasi digunakan tiga jenis aldehid aromatik yaitu: benzaldehid, 4-hidroksibenzaldehid, dan trans-sinamaldehid. Keempat senyawa yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), uji titik leleh, FTIR, LC-MS, dan spektrofotometri UV-Vis. Uji aktivitas antioksidan dan antimikroba dilakukan untuk mengetahui bioaktivitas senyawa yang telah disintesis. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH sedangkan uji aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji antioksidan menunjukkan aktivitas antioksidan yang lemah pada semua senyawa bila dibandingkan dengan asam askorbat. Senyawa 3, yang disintesis dari 4-hidroksibenzaldehid, memiliki aktivitas antioksidan paling baik dengan nilai IC50 sebesar 843,52 ppm. Nilai IC50 senyawa 1, 2, dan 4 berturut-turut adalah 4784,66; 4343,97; dan 3612,62 ppm. Uji antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa semua senyawa yang disintesis tidak memiliki aktivitas antimikroba pada rentang konsentrasi uji 75–1000 ppm.

Quinoline and its derivatives are known to possess various biological activities such as antibacterial and antioxidant activity. In this work, quinoline moiety was formed from isatin and ethyl acetoacetate by Pfitzinger reaction under acidic conditions. Quinoline benzimidazole derivative was synthesized from quinoline derivative and o-phenylenediamine via solvent-less reaction. In addition, quinoline hydrazone derivatives were formed by the reaction of quinoline derivative with hydrazine hydrate and aromatic aldehyde. Benzaldehyde, 4-hydroxybenzaldehyde, and trans-cinnamaldehyde were used separately as aromatic aldehyde in this experiment. The four compounds formed were characterized by thin-layer chromatography (TLC), melting point measurement, FTIR, LC-MS, and UV-Vis spectrophotometry. The synthesized compounds were evaluated for their antimicrobial and antioxidant activity. Antioxidant and Antimicrobial activity were evaluated by DPPH assay and disc diffusion method, respectively. All compounds showed weak antioxidant activity compared to ascorbic acid. Compound 3 showed the best antioxidant activity (IC50 = 843.52 ppm). The IC50 values ​​for compounds 1, 2, and 4 were 4784.66, 4343.97, and 3612.62 ppm, respectively. All synthesized compounds did not have any antimicrobial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus in a concentration range of 75–1000 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Liliana Intan Danar Saputri
"Isatin (1H-indole-2,3-dione) merupakan senyawa heterosiklis alami yang diekstraksi dari berbagai tumbuhan dan memiliki aktifitas biologi sebagai agen antikanker. Chalcone dengan penambahan beberapa gugus fungsional (hydroxyl, carboxyl, phenyl, etc) memungkinkan menjadi template yang berguna bagi pengembangan agen antikanker yang baru. Seiring perkembangan jaman, isatin dan chalcone sudah sering dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan obat-obatan antikanker, bahkan dalam proses pembuatannya menggunakan teknologi bersifat nano yang jauh lebih efisien dan efektif. Dalam penelitian ini, kami telah mensintesis nanopartikel Cu/NiO dengan metode sol-gel yang melibatkan ekstrak daun Annona muricata L. Nanopartikel Cu/NiO digunakan sebagai katalis untuk sintesis isatin-based chalcone dan senyawa ini akan diaplikasikan sebagai agen antikanker terhadap sel kanker MCF-7. Nanopartikel Cu/NiO yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan FT-IR, XRD, FESEM-EDS. Menurut hasil karakterisasi, ukuran kristal untuk nanopartikel Cu/NiO sebesar 5,4566 nm dan ukuran partikel sebesar 25,081 ± 8,422 nm dengan bentuk bulat tidak beraturan. Sintesis senyawa isatin-based chalcone melalui metode refluks mengikuti mekanisme reaksi kondensasi claisen schmidt menggunakan 5% mmol nanopartikel Cu/NiO menghasilkan yield untuk masing-masing produk sebesar 50% (produk 1), 32,37% (produk 2), 24,29% (produk 3), 32,35% (produk 4), 50.86% (produk 5), dan 69.88% (produk 6). Efektivitas keenam produk terhadap sel kanker MCF-7 terlihat dari nilai IC50 sebagai berikut Produk 1 (IC50 = 0,00157 μg/ml), Produk 2 (IC50 = 100,897 μg/ml), Produk 3 (IC50 = 81,991 μg/ml), Produk 4 (IC50 = 8107,54 μg/ml), Produk 5 (IC50 = 77,9291 μg/ml), Produk 6 (IC50 = 25,4521 μg/ml). Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh menunjukkan bahwa Produk 1 dan Produk 6 memiliki aktivitas yang kuat jika dibandingkan dengan Produk 3 dan Produk 5 yang kemampuan aktivitasnya termasuk sedang. Namun, produk 2 dan produk 4 tidak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker MCF-7.

Isatin (1H-indole-2,3-dione) is a natural heterocyclic compound extracted from various plants and has biological activity as an anticancer agent. Chalcones with the addition of several functional groups (hydroxyl, carboxyl, phenyl, etc.) may become useful templates for the development of new anticancer agents. Along with the times, isatin and chalcone have often been used as precursors in the manufacture of anticancer drugs, even in the manufacturing process using nanotechnology which is much more efficient and effective. In this study, we have synthesized Cu/NiO nanoparticles using the sol-gel method involving Annona muricata L leaf extract. Cu/NiO nanoparticles are used as catalysts for the synthesis of isatin-based chalcone and these compounds will be applied as anticancer agents against MCF-cancer cells. 7. The Cu/NiO nanoparticles obtained were characterized using FT-IR, XRD, FESEM-EDS. According to the characterization results, the crystal size for Cu/NiO nanoparticles was 5.4566 nm and the particle size was 25.081 ± 8.422 nm with irregular spherical shapes. The synthesis of isatin based on chalcone using the reflux method refers to the Claisen Schmidt condensation reaction using 5% mmol Cu/NiO nanoparticles resulting in yields for each product of 50% (product 1), 32.37% (product 2), 24.29% (product 3), 32.35% (product 4), 50.86% (product 5), and 69.88% (product 6). The effectiveness of the six products against MCF-7 cancer cells can be seen from the IC50 values as follows Product 1 (IC50 = 0.00157 μg/ml), Product 2 (IC50 = 100.897 μg/ml), Product 3 (IC50 = 81.991 μg/ml), Product 4 (IC50 = 8107.54 μg/ml), Product 5 (IC50 = 77.9291 μg/ml), Product 6 (IC50 = 25.4521 μg/ml). Based on the IC50 value obtained, it shows that Product 1 and Product 6 have strong activity when compared to Product 3 and Product 5, which have moderate activity capabilities. However, product 2 and product 4 did not have anticancer activity against MCF-7 cancer cells."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vieny Annisa
"Isatin (1H-indole-2,3-dione) merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki bioaktivitas beragam. Senyawa spiro merupakan senyawa bisiklik yang terikat dengan satu atom yang sama dan memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] berbasis isatin dan 5-kloroisatin yang diharapkan memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] disintesis dari isatin dan 5-kloroisatin dengan variasi amina aromatik primer membentuk senyawa intermediet basa Schiff yang direaksikan dengan asam kloroasetat dan trietilamina dengan kehadiran katalis nanopartikel K2CO3. Nanopartikel K2CO3 disintesis dari K2CO3 anhidrat dengan etanol dan asam laurat yang dikarakterisasi menggunakan XRD, BET, dan SEM. Didapatkan nanopartikel K2CO3 memiliki ukuran kristal rata-rata sebesar 31,49 nm. Senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] diidentifikasi menggunakan KLT serta dikarakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis, dan LC-MS. Didapatkan senyawa basa Schiff 1, 2, 3, dan 4 dengan persen yield masing-masing sebesar 18,21%, 10,06%, 21,13%, dan 7,39%. Didapatkan persen yield dari senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebesar 20,46%, 16,77%, 62,87%, dan 45,56%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan nilai IC50 untuk senyawa turunan spiro[indol-azetidinon] 1, 2, 3, dan 4 masing-masing sebesar 503,34 ppm, 586,52 ppm, 763,15 ppm, dan 933,22 ppm.

Isatin (1H-indole-2,3-dione) is heterocyclic compound which has various bioactivities. Spiro compounds are bicyclic compounds that bound to the same atom and have bioactivity as antioxidants. In this research, synthesis of spiro[indole-azetidinone] derivatives based on isatin and 5-chloroisatin was carried out that expected to have antioxidant activity. Spiro[indole-azetidinone] derivatives were synthesized from isatin and 5-chloroisatin with a variety of primary aromatic amines formed Schiff base intermediate compounds that reacted with chloroacetic acid and triethylamine in the presence of K2CO3 nanoparticles catalyst. K2CO3 nanoparticles were synthesized from anhydrous K2CO3 with ethanol and lauric acid that characterized using XRD, BET, and SEM. It was found that K2CO3 nanoparticles had an average crystal size of 31.49 nm. Spiro[indole-azetidinone] derivatives were identified using TLC and characterized using FTIR, UV-Vis, and LC-MS. The Schiff base compounds 1, 2, 3, and 4 were obtained with yield percents of 18.21%, 10.06%, 21.13%, and 7.39%, respectively. The percent yield of spiro[indole-azetidinone] 1, 2, 3, and 4 derivatives were 20.46%, 16.77%, 62.87%, and 45.56%, respectively. The results of antioxidant activity tests using DPPH method showed the IC50 values ​​for spiro[indole-azetidinone] 1, 2, 3, and 4 derivatives were 503.34 ppm, 586.52 ppm, 763.15 ppm, and 933.22 ppm, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anugrah Pratama
"Senyawa turunan hidrazon merupakan senyawa monoterpen heterosiklis yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antioksidan. Penelitian ini menggunakan variasi isatin yang akan dilakukan modifikasi dengan menambahkan senyawa klor ke dalam cincin aromatik. Senyawa yang terbentuk dari reaksi klorinasi adalah 5-kloroisatin yang akan direaksikan dengan isoniazid dan kampor dengan hidrazin hidrat dan isoniazid untuk membentuk turunan senyawa hidrazon. Hasil sintesis senyawa 5-kloroisatin (90,25%), isatin isoniazid (metode jurnal = 92,99%; metode baru = 93,28%), 5-kloroisatin isoniazid (metode refluks = 66,13%; metode panas = 75,61%), kampor isoniazid (43,99%), dan kampor hidrazon (0,35%). Keberhasilan dari sintesis turunan senyawa hidrazon ini akan dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer Ultraviolet-Visible (UV-Vis), Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), dan Liqiuid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS). Untuk pengujian antioksidan digunakan metode DPPH dengan nilai IC50 diantara 11-17 ppm.

Hydrazone-derivates are heterocyclic monoterpene that has several biological activities, such as antioxidant. This research uses variation of isatin which will be modified by adding chlorine into the aromatic ring. The products formed from the reaction are 5-chloroisatin which will be reacted with isoniazid and camphor with hydrazine hydrate and isoniazid to form hydrazonederivates. The result of products synthesis are 5-chloroisatin (90,25%), isatin isoniazid (journal method = 92,99%; new method = 93,28%), 5-chloroisatin isoniazid (reflux method = 66,13%; hot plate method = 75,61%), camphor isoniazid (43,99%), and camphor hydrazon (0,35%) The success of the synthesis of hydrazone derivates will be characterized using Ultraviolet-Visible (UV-Vis) spectrophotometer, Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), and Liquid Chromatography Mass Spectrometry (LC-MS). The DPPH method is used for antioxidant testing gave the IC50 number between 11-17 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fathul Ilmi
"Senyawa turunan quinoxaline merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antimikroba. Penelitian ini menggunakan variasi senyawa isatin. Isatin dilakukan modifikasi dengan menambahkan klor kedalam cincin benzena. Klorinasi isatin yang dihasilkan adalah senyawa 5-kloroisatin dan 5,7-dikloroisatin dengan massa masing-masing sebesar 1,692 dan 1,905 gram. Senyawa hasil klorinasi isatin telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT serta uji titik leleh, dan telah dikarakterisasi menggunakan instrumentasi FTIR dan UV-Vis. Senyawa hasil klorinasi digunakan kembali untuk direaksikan melalui reaksi kondensasi dengan o-fenilindiamin untuk membentuk senyawa turunan quinoxaline. Pada penelitian ini juga menggunakan nanopartikel TiO2 sebagai katalis yang dapat meningkatkan yield produk yang terbentuk. Nanopartikel TiO2 disintesis secara hidrotermal dari serbuk TiO2. Nanopartikel TiO2 yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan karakterisasi menggunakan XRD, TEM dan FTIR. Produk turunan quinoxaline yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT dan uji titik leleh serta karakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis dan LCMS. Massa yang dihasilkan dari senyawa turunan quinoxaline 1 sebesar 0,0834 gram, senyawa turunan quinoxaline 2 sebesar 0,0626 gram dan senyawa turunan quinoxaline 3 sebesar 0,036 gram. Pada penelitian ini juga telah diuji aktivitas antimikroba dari senyawa turunan quinoxaline yang dihasilkan. Pengujian aktivitas antimikroba digunakan metode difusi dengan menggunakan bakteri S.aureus dan E.coli, Senyawa turunan quinoxaline memiliki sifat antimikroba yang baik.

Quinoxaline derivatives are heterocyclic compounds that have several biological activities such as antimicrobials. This study uses a variety of isatin compounds. Isatin was modified by adding chlorine to the benzene ring. The chlorinated isatin produced was 5-chloroisatin and 5,7-dichloroisatin with a mass of 1.692 and 1.905 grams, respectively. The compounds resulting from isatin chlorination have been confirmed by identification using TLC and melting point test and have been characterized using FTIR and UV-Vis instrumentation. The chlorinated compounds were reused to be reacted by condensation reactions with o-phenylindiamine to form quinoxaline derivatives. This research also uses TiO2 nanoparticles as a catalyst that can increase the yield of the product formed. TiO2 nanoparticles were hydrothermally synthesized from TiO2 powder. The compound TiO2 nanoparticles formed were confirmed by characterization using XRD, TEM and FTIR. The compound quinoxaline derivatives formed were confirmed by identification using TLC and melting point test and characterization using FTIR, UV-Vis and LCMS. The mass of the quinoxaline 1 derivative was 0.0834 gram, the quinoxaline 2 derivative was 0.0626 gram and the quinoxaline 3 derivative was 0.036 gram. In this study, the antimicrobial activity of the quinoxaline derivative compounds produced was also tested. The antimicrobial activity test used the diffusion method using S. aureus and E. coli bacteria. Quinoxaline derivative compounds have good antimicrobial properties."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Fathul Ilmi
"Senyawa turunan quinoxaline merupakan senyawa heterosiklik yang memiliki beberapa aktivitas biologis seperti antimikroba. Penelitian ini menggunakan variasi senyawa isatin. Isatin dilakukan modifikasi dengan menambahkan klor kedalam cincin benzena. Klorinasi isatin yang dihasilkan adalah senyawa 5-kloroisatin dan 5,7-dikloroisatin dengan massa masing-masing sebesar 1,692 dan 1,905 gram. Senyawa hasil klorinasi isatin telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT serta uji titik leleh, dan telah dikarakterisasi menggunakan instrumentasi FTIR dan UV-Vis. Senyawa hasil klorinasi digunakan kembali untuk direaksikan melalui reaksi kondensasi dengan o-fenilindiamin untuk membentuk senyawa turunan quinoxaline. Pada penelitian ini juga menggunakan nanopartikel TiO2 sebagai katalis yang dapat meningkatkan yield produk yang terbentuk. Nanopartikel TiO2 disintesis secara hidrotermal dari serbuk TiO2. Nanopartikel TiO2 yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan karakterisasi menggunakan XRD, TEM dan FTIR. Produk turunan quinoxaline yang terbentuk telah dikonfirmasi senyawanya dengan identifikasi menggunakan KLT dan uji titik leleh serta karakterisasi menggunakan FTIR, UV-Vis dan LCMS. Massa yang dihasilkan dari senyawa turunan quinoxaline 1 sebesar 0,0834 gram, senyawa turunan quinoxaline 2 sebesar 0,0626 gram dan senyawa turunan quinoxaline 3 sebesar 0,036 gram. Pada penelitian ini juga telah diuji aktivitas antimikroba dari senyawa turunan quinoxaline yang dihasilkan. Pengujian aktivitas antimikroba digunakan metode difusi dengan menggunakan bakteri S.aureus dan E.coli, Senyawa turunan quinoxaline memiliki sifat antimikroba yang baik.

Quinoxaline derivatives are heterocyclic compounds that have several biological activities such as antimicrobials. This study uses a variety of isatin compounds. Isatin was modified by adding chlorine to the benzene ring. The chlorinated isatin produced was 5-chloroisatin and 5,7-dichloroisatin with a mass of 1.692 and 1.905 grams, respectively. The compounds resulting from isatin chlorination have been confirmed by identification using TLC and melting point test and have been characterized using FTIR and UV-Vis instrumentation. The chlorinated compounds were reused to be reacted by condensation reactions with o-phenylindiamine to form quinoxaline derivatives. This research also uses TiO2 nanoparticles as a catalyst that can increase the yield of the product formed. TiO2 nanoparticles were hydrothermally synthesized from TiO2 powder. The compound TiO2 nanoparticles formed were confirmed by characterization using XRD, TEM and FTIR. The compound quinoxaline derivatives formed were confirmed by identification using TLC and melting point test and characterization using FTIR, UV-Vis and LCMS. The mass of the quinoxaline 1 derivative was 0.0834 gram, the quinoxaline 2 derivative was 0.0626 gram and the quinoxaline 3 derivative was 0.036 gram. In this study, the antimicrobial activity of the quinoxaline derivative compounds produced was also tested. The antimicrobial activity test used the diffusion method using S. aureus and E. coli bacteria. Quinoxaline derivative compounds have good antimicrobial properties."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianti Hayu Grimonia
"Senyawa turunan indol dan tiazolidin memiliki bioaktivitas yang luas. Salah satunya adalah aktivitas antioksidan. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis senyawa turunan spiro[indol-tiazolidinon] menggunakan amina primer, asam tioglikolat, serta asam oksalat sebagai katalis. Reaksi ini dilakukan dengan metode one-pot synthesis dengan cara Multi Component Reaction (MCR) dan menggunakan variasi amina primer, yaitu anilin, 4-nitroanilin, dan 4-aminofenol untuk masing-masing senyawa turunan spiro[indol-tiazolidinon] 1, 2, dan 3. Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), uji titik leleh, serta analisis menggunakan Ultra Violet-Visible Spectroscopy (UV-Vis), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Liquid Chromatography–Mass Spectrometry (LC-MS). Didapatkan senyawa spiro[indol-tiazolidinon] 1, 2, dan 3 dengan persen yield masing-masing sebesar 15,64%; 12,179%; 19,36%. Kemudian produk yang disintesis dilakukan uji antioksidan menggunakan metode 1,1-difenil-2-pikrihidazil (DPPH). Hasil uji menunjukkan bahwa seluruh senyawa turunan spiro[indol-tiazolidinon] memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 senyawa spiro[indol-tiazolidinon] 1, 2, dan 3 masing-masing sebesar 692,90; 683,88; dan 667,32 ppm.

Indole and thiazolidine derivatives have diverse bioactivities, one of them is an antioxidant. In this research, spiro[indole-thiazolidinone] derivatives were prepared by a one-pot synthesis method. This Multi-Component Reaction (MCR) consisted of isatin, primary amine, and thioglycolic acid, with the addition of oxalic acid as a catalyst. Aniline, 4-nitroaniline, and 4-aminophenol were used as the variation of primary amine for the preparation of spiro[indole-thiazolidinone] 1, 2, and 3 respectively. After preparation, spiro[indole-thiazolidinone] derivatives were identified using Thin-Layer Chromatography (TLC), melting point, and were analyzed using Ultra Violet-Visible Spectroscopy (UV-Vis), Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), dan Liquid Chromatography–Mass Spectrometry (LC-MS). Percent yield of spiro[indole-thiazolidinone] 1, 2, and 3 were 15.64%; 12.179%; and 19.36% respectively. The antioxidant activity of the compounds was tested using DPPH method. IC50 value of spiro[indole-thiazolidinone] 1, 2, and 3 respectively were 692.90; 683.88; and 667.32 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library