Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Septianty Magdalena
Abstrak :
ABSTRACT
Saat ini pengolahan limbah menjadi pemanfaatan lain sedang gencar dilaksanakan. Pektin dapat diisolasi dari limbah kulit pisang menggunakan metode ekstraksi dengan asam. Pada penelitian ini, Pektin dekstraksi dari limbah kulit pisang menggunakan asam klorida HCl . Pektin hasil ekstraksi kemudian dikarakterisasi secara kualitatif menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red FTIR dan parameter lain seperti bobot pektin, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar galakturonat dan derajat esterifikasi. Dari hasil analisa didapat pektin yang optimum didapat dari variabel waktu ekstraksi 90 menit. Pektin hasil ekstraksi tersebut kemudian digunakan sebagai adsorben ion Lanthanum III dan Erbium III . Adsorpsi pada ion La III dan Er III memiliki suhu dan waktu kontak optimum yang berbeda. Tetapi dari hasil pengujian isoterm adsorpsi, kedua ion logam ini baik ion La III dan Er III mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi ion La III sebesar 4,404 , jauh lebih tinggi dibandingkan ion Er III dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1,5798.

ABSTRACT
In this era, waste treatments to other uses are being aggressively implemented. Pectin can be isolated from banana peel waste using the extraction method with acid. In this study, pectin had been extracted from waste banana skin using hydrochloric acid HCl . The results from extraction then characterized qualitatively using Fourier Transform Infra Red spectroscopy FTIR and other parameters such as yield pectin, equivalent weight, levels of methoxyl, levels of galacturonate and also degree of esterification. From the analysis results, we obtained the optimum pectin is the variable extraction time of 90 minutes. Pectin from extraction results is used as an adsorbent of ion Lanthanum III and erbium III . Adsorption of ion La III and Er III has the different optimum temperature and contact time. But from the result of examination of adsorption isotherms, both ion La III and Er III are following the Freundlich adsorption isotherms with adsorption capacity of ion La III is 4,404 much higher than ion Er III with the adsorption capacity around 1,5798.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arif Darmawan
Abstrak :
ABSTRAK
Pencemaran logam berat seperti besi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Metode yang sedang banyak dilakukan adalah adsorpsi logam berat dengan adsorben baik bio-sorben dan adsorben sintesis. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi besi III dengan sorbitan dan perbandingannya terhadap pektin. Sintesis sorbitan oleat diawali dengan dehidrasi sorbitol untuk mendapatkan sorbitan dan esterifikasi sorbitan dengan asam oleat untuk membentuk sorbitan oleat. Sorbitan dan sorbitan oleat hasil sintesis dikarakterisasi dengan FTIR. Semakin besar waktu sintesis, maka nilai angka asam semakin kecil serta memiliki spektrum sorbitan oleat yang lebih mirip dengan sorbitan oleat komersial. Adsorpsi ion besi III dengan sorbitan oleat dan pektin dilakukan dengan optimasi suhu, waktu dan pH. Isoterm adsorpsi ion besi III dengan sorbitan oleat dan pektin keduanya mengikuti isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi besi III dengan sorbitan oleat dan pektin masing-masing adalah 1,193 dan 0,8304. Interaksi ion besi III dengan sorbitan oleat memiliki interaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan pektin. Senyawa Kompleks antara Fe III dengan sorbitan oleat adalah [Fe2 Sorbitan Oleat 3]6 .
ABSTRACT
Pollution of heavy metal such as iron is harmful to the environment and the health of living thigs. The method used in heavy metal adsorption was adsorbent such as bio sorbents and synthethic adsorbents. In this study, sorbitan oleate was used as an iron III adsorben which aims to determine the adsorption capacity of iron III with sorbitan oleate and its ratio to pectin. The synthesis of of sorbitan oleate begins with dehydration of sorbitol to obtain sorbitan and esterification of sorbitan with oleic acid to form sorbitan oleate. Sorbitan and sorbitan oleates synthesized are characterized by FTIR. The greater the synthesis time, the smaller the acid number and the spectrum of sorbitan oleate which is more similar to the commercial oleic sorbitan. Adsorption of iron III ions with sorbitan oleate and pectin is done by temperature, time and pH optimization. Adsorption isotherms iron III with sorbitan oleate and pectin both follow Freundlich adsorption isotherms with adsorption capacity of iron III with sorbitan oleate and pectin respectively are 1.193 and 0.8304. The interaction of iron III ions with sorbitan oleate has a stronger interaction than pectin. Complex Compound between Fe III with sorbitan oleate is Fe2 Sorbitan Oleate 3 6 .
2017
S701106
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Elia
Abstrak :
Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali. ......Adsorben untuk ion logam berat dengan gugus pengkelat amina telah dibuat dengan memodifikasi serat rayon terikat silang N,N’-Metilenbisakrilamida (NBA) tercangkok Glisidil Metakrilat (GMA), R-NBA-g-GMA, dengan Dietilentriamin (DETA). Kondisi optimum reaksi modifikasi ini yaitu pada suhu 70 °C, waktu reaksi 8 jam, dengan konsentrasi DETA 25% dalam pelarut 1,4-dioksan. Adsorben terfungsionalisasi DETA (R-NBA-g-GMA-DETA) kemudian dilakukan pengujian untuk adsorpsi ion Cu(II), Pb(II) dan Cd(II) pada berbagai pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki koefisien distribusi dan selektivitas tertinggi untuk ion Cu(II) pada pH 5. Proses adsorpsi cenderung mengikuti model kinetika orde dua semu dan model isoterm Langmuir dengan kapasitas maksimum teoritis sebesar 1,45 mmol/gram adsorben. Studi desorpsi dan regenerasi menunjukkan bahwa adsorben ini memiliki laju desorpsi yang tinggi dan dapat diregenerasi untuk digunakan kembali.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butar Butar, Brigita Cicilia
Abstrak :
Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dalam kehidupan yang semakin meningkat, maka perkembangan dunia industri pun semakin pesat pula. Salah satu perkembangan industri yang sangat pesat di Indonesia adalah insutri tekstil yang banyak menimbulkan limbah zat warna, seperti methylene blue yang merupakan zat warna kationik. Banyak cara yang ditawarkan untuk mengurangi limbah zat warna tersebut, baik secara fisik maupun kimia. Salah satu cara yang ditawarkan adalah adsorpsi dan diperlukan pemilihan adsorben yang baik agar proses adsorpsi dapat berjalan dengan baik pila. Dalam penelitian ini, akan disintesis Metal Organic Framework (MOF) dengan menggunakan asam suksinat sebagai ligan, kobalt dan besi sebagai logamnya, serta menggunakan pelarut N,N-Dimethylformamide (DMF) dengan metode solvothermal. MOF dipilih sebagai adsorben karena merupakan material berpori dan sifat permukaannya dapat diatur. MOF hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, SEM, dan BET. Aplikasi adsorpsi oleh kedua MOF mengikuti pemodelan isoterm adsorpsi Langmuir dengan kapasitas adsorpsi maksimum (Qm) untuk Co-Suksinat MOF sebesar 3,9494 mg/g dan Fe-Suksinat MOF sebesar 4,6685 mg/g. ......Along with the increasing of necessity in life, the world industrial has also increased. One of the very rapid industrial developments in Indonesia is textile industry that contain a lot of dyes, such as methylene blue which is a cationic dye. Many ways are offered to reduce these dyes, both physically and chemically. One of the methods offered is adsorption and good adsorbent is needed so the adsorption process can run well. In this research, Metal-Organic Framework (MOF) will be synthesized using succinic acid as a ligand, cobalt and iron as the metal, and using N,N-Dimethylformamide (DMF) solvent with a solvothermal method. MOF was chosen as an adsorbent because it is a porous material and its surface properties can be regulated. MOF will be characterized using FTIR, XRD, SEM, and BET. The adsorption by both MOF are taking Langmuir adsorption isotherm modeling with maximum adsorption capacity (Qm) for Co-Succinate MOF is 3,9494 mg/g and Fe-Succinate MOF is 4,6685 mg/g
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library