Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mohammad Reynalzi Yugo
Abstrak :
Kandidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Candida, dimana spesies yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Candida albicans. Saat ini insidens kandidiasis meningkat, terkait semakin luasnya penggunaan antibiotik spektrum luas dan semakin banyaknya infeksi HIV pada manusia. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pola kepekaan Candida albicans terhadap antijamur flukonazol dan itrakonazol secara in vitro dari bahan klinik yang masuk ke Laboratorium Mikologi Departemen Parasitologi FKUI periode 2010-2011. Uji kepekaan pada flukonazol menunjukkan dari 232 sampel Candida albicans didapatkan 226 sampel (97,42%) sensitif, tiga sampel (1,29%) SDD dan tiga sampel (1,29%) resisten. Sedangkan uji kepekaan terhadap itrakonazol menunjukkan dari 232 sampel tersebut, didapatkan 202 sampel (87,07%) sensitif, 20 sampel (8,62%) SDD, dan 10 sampel (4,31%) resisten. Berdasarkan uji kemaknaan statistik, didapatkan pola kepekaan Candida albicans terhadap obat antijamur flukonazol lebih baik dibandingkan itrakonazol secara in vitro.
Candidiasis is a fungal infection caused by Candida fungus, which species are most likely to cause infection is Candida albicans. Current increased incidence of candidiasis related to the wider use of broad-spectrum antibiotics and the increasing number of HIV infections in humans. The purpose of this study is to determine the susceptibility profile of antifungal sensitivity of Candida albicans to fluconazole and itraconazole in vitro of the clinical materials that were sent to the Mycology Laboratory of the Department of Parasitology Faculty of Medicine University of Indonesia 2010-2011 period. Test showed sensitivity to fluconazole obtained 232 samples of Candida albicans of which 226 samples (97.42%) sensitive, three samples (1.29%) SDD and three samples (1.29%) were resistant. While testing showed sensitivity to itraconazole of 232 samples, of which 202 samples (87.07%) sensitive, 20 samples (8.62%) SDD, and 10 samples (4.31%) were resistant. Based on the statistical significance test, Candida albicans susceptibility profile to the antifungal drug fluconazole better than itraconazole in vitro.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Rozaliyani
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian: Sejak awal 90an frekwensi kandidosis sistemik meningkat tajam, mortalitasnya mencapai 40-60%. C. albicans masih menjadi penyebab terbanyak, meskipun dilaporkan terjadinya pergeseran profil infeksi oleh spesies lain. Penelitian ini bertujuan mengetahui prevalensi dan profil infeksi, faktor risiko yang diduga berperan, prevalensi resistensi dan profil sensitivitas resistensi Candida spp yang diisolasi dari darah neonatus dengan dugaan kandidemia terhadap flukonazol dan itrakonazol, serta hubungan antara clinical outcome dengan hasil uji resistensi. Hasil penelitian bermanfaat dalam menentukan panduan pencegahan dan penanganan infeksi. Penelitian ini bersifat cross sectional. Sampel penelitian adalah 68 isolat berbagai spesies Candida dan Trichosporon dan darah 52 neonatus dengan kondisi sepsislberpotensi sepsis di Sub-bagian Perinatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSUPNCM dan merupakan koleksi Bagian Parasitologi FKUI yang telah diidentifikasi. Uji resistensi dilakukan dengan metode Etest. Hasil dan kesimpulan: Prevalensi kandidemia pada neonatus dengan kondisi sepsislberpotensi sepsis dalam penelitian ini mencapai 62,96%. Profit infeksi memperlihatkan C. tropicalis sebagai penyebab terbanyak (48,5%), diikuti T. variabile (19,1%), C. guilliermondii (14,7%), C. albicans (11,8%), C. glabrata (4,4%) dan C. lusitaniae (1,5%). Faktor risiko pasti kandidemia belum dapat dijawab dalam penelitian ini. Faktor risiko yang diduga berperan antara lain kelahiran prematur dan/BBLR, penggunaan kateter intravenalinfus, antibiotik sistemik, underlying diseases, kemungkinan infeksi dari petugas kesehatan dan adanya sumber infeksi dari berbagai peralatan kesehatanlperalatan penunjang lain. Prevalensi resistensi terhadap flukonazol lebih rendah (3,8%) dibandingkan terhadap itrakonazol (9,6%). Secara in vitro sensitivitas Candida spp terhadap flukonazol lebih baik dibandingkan terhadap itrakonazol. Clinical outcome dart hasil pemeriksaan resistensi Candida spp. Tidak menunjukkan hubungan bermakna.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library