Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Widjaja
"ABSTRAK
Kebijakan jalan berbayar elektronik atau yang juga dikenal dengan
Electronic Road Pricing (ERP) merupakan salah satu bentuk kebijakan publik
yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna mengatasi persoalan
kemacetan lalu lintas. Pada skema jalan berbayar elektronik, pengendara mobil
pribadi diharapkan meninggalkan mobil pribadinya dan beralih menggunakan
angkutan umum massal guna memenuhi kebutuhan perjalanan. Penelitian ini
bertujuan menganalisis respons masyarakat yang berkantor di jalan Sudirman-
Thamrin, yang setiap harinya harus melewati jalan yang akan diterapkan kebijakan
ERP tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 74% pengendara mobil
pribadi yang berkantor di kawasan Sudirman sampai dengan MH. Thamrin Jakarta
bersedia melewati jalan berbayar elektronik pada besaran tarif awal per-sekali
jalan sampai dengan Rp. 35.000,-. Sementara itu, sebanyak 26% pengendara mobil
pribadi yang berkantor di kawasan ini tidak bersedia melewati jalan berbayar dan
memilih alternatif lain guna memenuhi kebutuhan mobilisasinya, antara lain:
beralih menggunakan angkutan umum massal sebagai alat transportasi (14%),
tetap menggunakan mobil pribadi namun melewati rute jalan alternatif di luar
kawasan jalan berbayar untuk perjalanan dari dan menuju lokasi tujuan (5%),
memarkirkan mobil pribadinya di lokasi-lokasi parkir diluar kawasan jalan
berbayar (2%), tetap menggunakan mobil pribadinya namun mengubah waktu
perjalanan (1%), mengubah lokasi tempat tinggal (1%), dan beralih menggunaan
kendaraan pribadi lain seperti sepeda roda dua dan sepeda motor.
Hasil analisis menggunakan metode logit juga menunjukkan adanya
beberapa faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi respons pengendara mobil
pribadi yang berkantor di jalan Sudirman-Thamrin Jakarta dalam menyikapi
kebijakan jalan berbayar, yaitu (1) jenis kelamin, dimana lebih banyak perempuan
yang cenderung memilih melewati jalan berbayar (2) jenis pekerjaan, dimana lebih
banyak pekerja swasta yang bersedia melewati jalan berbayar (3) pengetahuan
tentang jalan berbayar, dimana pengendara mobil pribadi yang mengetahui skema
kebijakan ini akan cenderung bersedia melewati jalan berbayar, serta (4) pengaruh
faktor penghasilan kurang dari Rp 9.999.000,- yang membuat pengendara mobil
cenderung untuk tidak bersedia melewati jalan berbayar

ABSTRACT
Electronic Road Pricing (ERP) policy is a public policy initiated by the
Provincial Government of Jakarta. It aims to overcome the problem of traffic
congestion. On its scheme, private vehicles are expected to release his personal car
for transportation and switching it to the use of public transportation. The research
aims to analyze the response of people who works at the area of Jenderal Sudirman
? MH. Thamrin and will have to drive their car through the road pricing area.
This study shows that in order to avoid the element of coercion, the
motorists initiate rational choices, which is also reflected as people?s response to
the new social norms or rules. The majority respondents response (74%) still
willing to crossing the road with the starting tariff at Rp.35.000,- as per one trip of
mobilization. Meanwhile, 26% respondent is refuse to use the road pricing and
would prefer using another options for the trips, such as: using public
transportation (14%), keep using personal car but will passing the alternative road
to avoid the road tariff (5%), parking their car at the parking lot outside the road
pricing area (2%), changing times for making trips (1%), change their residence
location (1%), and switching the car use to bicycle use or motorcycle.
Furthermore, the study found some socio-economic factors that would
influence people?s response to the road pricing policy, which are (1) gender; most
of female motorist would like passing the road pricing area (2) jobs; most of
private sector workers would like passing the road pricing area (3) knowledge
about ERP; most of motorists who are aware to the scheme of electronic road
pricing would prefer passing the road and pay the tariff (4) the income amount of
less than Rp 9.999.000,- influences motorists would not passing the road pricing"
2016
T45619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslihah Ananda Putri Pratiwi
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menerapkan Sistem Jalan Berbayar Elektronik (SJBE) sebagai strategi pengendalian lalu lintas untuk mengatasi masalah kemacetan melalui pembatasan kendaraan. Pembangunan SJBE menggunakan skema KPBU dengan melaksanakan tahap pelelangan. Namun, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan SJBE Provinsi DKI Jakarta (Panitia Lelang) melakukan pembatalan lelang, sebab menemukan kesalahan dalam dokumen pemilihan dan menerbitkan Surat Pengumuman Pembatalan Lelang tanggal 2 Agustus 2019. PT Bali Towerindo Sentra Tbk. merasa dirugikan atas pembatalan lelang tersebut, sehingga menggugat Panitia Lelang ke PTUN Jakarta dengan hasil putusan yaitu mengabulkan permohonan penundaan lelang ulang. Pada tahap banding, PTTUN Jakarta menguatkan putusan PTUN Jakarta. Namun, pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung (MA) membatalkan kedua putusan tersebut dan mengabulkan permohonan Panitia Lelang. Pembahasan dalam penelitian ini mengkhususkan kepada pembatalan lelang proyek pemerintahan terkait pembangunan SJBE pada kasus PT Bali Towerindo Sentra Tbk. sebagai perwakilan Konsorsium Smart ERP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif yang disusun secara deskriptif-analitis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Panitia Lelang memiliki kewenangan terhadap pembatalan lelang berdasarkan peraturan perundang-undangan. Lelang pembangunan SJBE dibatalkan sehingga Pemprov DKI Jakarta mengadakan lelang ulang dan PT Bali Towerindo Tbk. serta Konsorsium Smart ERP dapat berpartisipasi kembali dalam pelelangan ulang. Pengadaan Pembangunan SJBE menggunakan sumber dana non-APBD dengan menggunakan pendapatan dari pengoperasian SJBE. PT Bali Towerindo Sentra Tbk. sebaiknya lebih memperhatikan substansi peraturan perundang-undangan terkait pembatalan lelang. Selain itu, penulis berharap Panitia SJBE dapat lebih rinci dalam membuat ketentuan dan menyusun dokumen terkait lelang SJBE sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta menguraikan penyebab pembatalan lelang dalam surat keputusan.

The Provincial Government of DKI Jakarta wants to implement the Electronic Road Pricing (ERP) as a traffic control strategy to overcome congestion problems through vehicle restrictions. The construction of the ERP uses the PPP scheme by carrying out the auction stage. However, The Procurement Committee of Goods/Services for ERP Development of DKI Jakarta Province (Auction Committee) canceled the auction, because it found an error in the selected document and issued an Announcement of Cancellation of Auction on August 2, 2019. PT Bali Towerindo Sentra Tbk. felt aggrieved by the cancellation of the auction, so he sued the Auction Committee to the State Administrative Court of Jakarta with the result of the decision, namely granting the request for postponement of the re-auction. At the appeal stage, the State Administrative High Court Jakarta upheld the decision of the State Administrative Court of Jakarta. However, the Supreme Court overturned the two decisions at the cassation level and granted the Auction Committee request. The discussion in this research focuses on the cancellation of government project tenders related to the construction of the ERP in the case of PT Bali Towerindo Sentra Tbk. as a representative of the Smart ERP Consortium. This research uses a juridical-normative research method which is arranged in a descriptive-analytical manner. The result of this research is that the Auction Committee has the authority to cancel the auction based on the laws and regulations. The ERP construction auction was canceled so the DKI Jakarta Provincial Government held a re-tender and PT Bali Towerindo Tbk. and the Smart ERP Consortium can re-participate in the re-auction. The procurement of ERP development uses non-APBD funding sources by using the income from the operation of the ERP. PT Bali Towerindo Sentra Tbk. should pay more attention to the substance of the legislation related to auction cancellation. In addition, the author hopes that the SJBE Committee can be more detailed in making provisions and compiling documents related to the SJBE auction in accordance with applicable regulations, as well as outlining the reasons for canceling the auction in the decision letter."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library