Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Anggita Puspitasari Indradewi
"
ABSTRAKJalur pedestrian merupakan sarana yang berfungsi untuk membantu masyarakat terutama pejalan kaki untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya yang berdekatan. Untuk menjaga keberadaan jalur pedestrian agar tetap berfungsi sebagaimana mestinya, diperlukan pengelolaan dan koordinasi oleh instansi yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pelaksanaan koordinasi antar instansi yang terlibat dalam hal pengelolaan jalur pedestrian di Kota Depok khususnya di Jalan Margonda. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif melalui studi kepustakaan, wawancara mendalam, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan koordinasi dalam pengelolaan jalur pedestrian di Jalan Margonda yang dilaksanakan oleh instansi-instansi terkait bermula dari tahap pembangunan, pemeliharaan, dan pengawasan dengan koordinasi berdasarkan kewenangan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi. Namun, dalam pelaksanaannya masih ditemukan masalah seperti adanya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat, kurangnya sinergitas antar instansi dalam pemeliharaan dan belum efektifnya penegakan sanksi terhadap pelanggar.
ABSTRACTPedestrian path is a means which functions to support the society, particularly the pedestrians to travel from a place to another adjacent place. In order to maintain the existence of pedestrian path so that it still can function as how it should be, management and coordination from related institutes are required. This research aims to elaborate the implementation of coordination among the institutes involved in the management of pedestrian paths in Depok, particularly at Margonda Street. The approach used in this research is qualitative approach through library research, in-depth interview, and observation. The result of the research shows that the coordination implementation of the management in the pedestrian path at Margonda Street conducted by related institutes started from the stage of constructing, maintaining, and supervising with the coordination based on the authority according to the duties and functions of each institute. However, in its practice, there are still several problems found, for instance the offenders, lack of synergy among institutes in the maintenance, and the ineffective law enforcement on offenders."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Irzal Adji Pangestu
"Mulai beroperasinya MRT di Jakarta, akan mempengaruhi urban form pada jalur pedestrian di sekitar kawasan MRT. Urban form digunakan untuk mendeskripsikan karakter fisik sebuah kota. Yaitu, karakteristik yang membentuk daerah terbangun, termasuk bentuk, ukuran, kepadatan, dan konfigurasi permukiman. Skripsi ini ingin mengetahui dampak hadirnya MRT terhadap urban form pada jalur pedestrian saat sebelum dan sesudah MRT beroperasi karena akan menimbulkan perubahan pada karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian Kawasan MRT. Ada beberapa metode yang digunakan dalam skripsi ini studi literatur, wawancara, dan observasi berbagai elemen urban form (kepadatan, penggunaan lahan, akses dan infrastruktur, tata letak, dan karakteristik bangunan) pada jalur pedestrian di kawasan stasiun MRT Bundaran HI. Kesimpulan dari skripsi ini untuk mengetahui perubahan karakteristik dan kualitas urban form pada jalur pedestrian yang terbentuk di Kawasan MRT.
Starting the operation of the MRT in Jakarta will affect the urban form on pedestrian lanes around the MRT area. Urban form is used to describe the physical character of a city. Which is, the characteristics that builds the area, including the shape, size, density, and configuration of settlements. This thesis wants to find out the impact of the presence of MRT on urban forms on pedestrian lanes before and after the MRT operates because it will cause changes in the characteristics and quality of urban forms on the pedestrian lanes of the MRT Region. There are several methods used in this thesis, literature studies, interviews, and observations of various urban form elements (density, land use, access and infrastructure, layout, and building characteristics) on pedestrian lanes in the HI Bundaran HI MRT station area. The conclusion of this thesis is to find out the characteristics and quality changes of urban forms on pedestrian lanes formed in the MRT area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
R. Jachrizal Sumabrata
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Muhammad Egganaufar
"Kemacetan sudah menjadi hal yang lumrah bagi kalangan masyarakat di kota-kota besar, khususnya DKI Jakarta. Berbagai solusi dari pemerintah Jakarta untuk mengurangi jumlah kemacetan, mulai dari sistem Three in One hingga sistem ganjil-genap. Untuk itu, pemerintah Jakarta harus bergerak cepat untuk menemukan solusi dari kemacetan ini. Pemerintah daerah DKI Jakarta berencana membangun sistem transportasi massal yang saling terintegrasi. Rencana ini tertuang pada Pola Transportasi Makro PTM 2015 dan RTRW Jakarta 2030. Integrasi transportasi massal sendiri merupakan suatu interkoneksi antar moda transportasi massal yang terdiri dari MRT, Monorail, Busway , waterways dan KRL dengan total panjang jalur 275-300 km. Seluruh moda tersebut akan terintegrasi dengan baik satu dengan lainnya serta terintegrasi juga dengan moda transportasi konvensional yang telah ada sebelumnya seperti metro mini, mikrolet, ojek, bajaj dan taksi pada suatu titik lokasi tertentu berupa stasiun sentral di 4 titik yang salah satu lokasinya berada di Dukuh Atas.
Traffic congestion has become commonplace for people in big cities, especially DKI Jakarta. Various solutions from the Jakarta government to reduce the number of congestion, from ldquo Three in One rdquo system to ldquo ganjil genap rdquo system. Therefore, Jakarta government should move quickly to find solutions to this bottleneck. The local government of DKI Jakarta plans to build an integrated mass transportation system. This plan is embodied in Macro Transportation Pattern 2015 and RTRW Jakarta 2030. The integration of mass transportation itself is an interconnection between mass transportation modes consisting of MRT, Monorail, Busway, waterways and KRL with a total length of 275 300 km line. All modes will be integrated well with each other and also integrated with the existing conventional transportation modes such as mini metro, mikrolet, ojek, bajaj and taxi, which one of the locations are in Dukuh Atas areas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S67476
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jihan Afifah Rifdah
"Penelitian ini mengkaji tentang tingkat walkability pada jalur pedestrian di Kawasan Kota Tua dalam mewujudkan walkable city di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini tmenggunakan teori Global Walkabality Index sebagai teori utama. Teori Global Walkabality Index memiliki tiga dimensi, yaitu Keselamatan dan Keamanan, Kenyamanan dan Daya Tarik, serta Dukungan Kebijakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mixed method melalui survei dan wawancara mendalam. Teknik pengambilan sampel untuk survei adalah convenience sampling, sedangkan untuk wawancara mendalam menggunakan teknik purposive sampling Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang didapatkan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dan luring kepada pengguna jalur pedestrian di Kawasan Kota Tua Jakarta. Data yang diperoleh telah diolah menggunakan software SPSS versi 25 melalui ukuran pemusatan berupa modus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jalur pedestrian Kawasan Kota Tua Jakarta memiliki tingkat walkability yang tinggi berdasarkan persepsi masyarakat dengan persentase sebesar 84%. Tingginya tingkat walkability tersebut diperoleh dari komputasi tiga dimensi dalam penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran terkait bagaimana walkability pada jalur pedestrian di Kawasan Kota Tua dalam mewujudkan walkable city di Provinsi DKI Jakarta yang diukur dari persepsi masyarakat.
This study examines the level of walkability on pedestrian streets in the Kawasan Kota Tua in realizing a walkable city in Provinsi DKI Jakarta. This study uses the theory of the Global Walkability Index as the main theory. The Theory of the Global Walkabality Index has three dimensions, namely Safety and Security, Convenience and Attractiveness, and Policy Support. This study uses a quantitative approach with mixed method data collection techniques through surveys and interviews. The sampling technique for surveys is convenience sampling, while for interviews using purposive sampling techniques. The number of respondents in this study were 100 people who were obtained by distributing online and offline questionnaires to pedestrian path users in the Kawasan Kota Tua of Jakarta. The data obtained has been processed using SPSS version 25 software through a measure of concentration in the form of mode. The results of this study indicate that the pedestrian path in the Kawasan Kota Tua Jakarta has a high level of walkability based on public perception with a percentage of 84%. The high level of walkability is obtained from three-dimensional computing in this study. It is hoped that this research can provide an overview of how walkability on pedestrian paths in the Kawasan Kota Tua can create a walkable city in Provinsi DKI Jakarta as measured by public perception."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tofani Wahyu Saputro
"Aksesibilitas jalur pedestrian di kawasan transit merupakan faktor penting dalam mewujudkan sistem transportasi yang efisien dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas jalur pedestrian di kawasan transit terutama dalam pembangunan kawasan MRT Tahap 1. Dengan studi kasus kawasan transit Cipete Raya dan Dukuh Atas analisis dilakukan dengan tiga aspek penelitian aksesibilitas. Pertama aksesibilitas di analisis dari segi konfigurasi ruangnya, kedua aksesibilitas jalur pedestrian dinilai dari tingkat kepuasan pejalan kaki terhadap kondisi fisik jalur pedestriannya, dan yang ketiga analisis aksesibilitas diidentifikasi dari bagaimana pelayanan transportasi publik di kedua kawasan tersebut terhadap pejalan kaki. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung melalui survei pejalan kaki dan kuisioner. Untuk aksesibilitas konfigurasi ruang menggunakan space syntax analysis dengan bantuan software DepthmapX, penilaian tingkat kepuasan pejalan kaki dinilai berdasarkan penilaian sikap yang diolah dengan metode skala likert, sedangkan untuk aksesibilitas pelayanan transportasi publik menggunakan metode PTAL (Public Transport Accessibility Levels). Hasil menunjukkan bahwa adanya hubungan antara konektivitas dan integrasi ruang jalan pada aksesibilitas konfigurasi ruang yang dinamai dengan kejelasan ruang. Serta menurut responden kondisi fisik di kedua wilayah tersebut sudah mencapai penilaian baik dengan nilai >32,5, akan tetapi masih terdapat kekurangan mengenai variabel keamanan, dan kenyamanan, serta ukuran lebar jalan masih kurang dari standar yang ditetapkan. Sedangkan di kedua wilayah tersebut pelayanan transportasi bagi pejalan kaki masih harus ditingkatkan dengan kekurangannya pelayanan di wilayah bagian barat masih terdapat kesenjangan aksesibilitas.
The accessibility of pedestrian paths in transit areas is an important factor in realizing an efficient and sustainable transportation system. This study aims to analyze the accessibility of pedestrian paths in transit areas, particularly in the development of Phase 1 of the MRT. Using the case study of the Cipete Raya and Dukuh Atas transit areas, the analysis is conducted based on three aspects of accessibility research. Firstly, accessibility is analyzed in terms of spatial configuration. Secondly, the accessibility of pedestrian paths is evaluated based on the satisfaction level of pedestrians regarding the physical conditions of the pedestrian paths. Lastly, the analysis of accessibility is identified based on how public transportation services in both areas cater to pedestrians. Data collection methods involve direct observation through pedestrian surveys and questionnaires. For the analysis of spatial configuration accessibility, space syntax analysis is conducted using the DepthmapX software. The assessment of pedestrian satisfaction levels is based on attitude assessments processed using the Likert scale method. Furthermore, the accessibility of public transportation services is evaluated using the PTAL (Public Transport Accessibility Levels) method. The results show a relationship between connectivity and spatial integration of road networks in terms of spatial configuration accessibility, referred to as spatial clarity. According to respondents, the physical conditions in both areas have received satisfactory ratings, with scores above 32.5. However, there are still shortcomings regarding safety and comfort variables, as well as road width measurements that do not meet the established standards. Moreover, transportation services for pedestrians in both areas need to be improved, particularly in the western region where there are still accessibility gaps."
Depok:
2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library