Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Chairunnisa B
Abstrak :
Kualitas udara di dalam rumah perlu diperhatikan karena manusia menghirup udara sekitar 10 m3 setiap harinya dan menghabiskan waktu sekitar 80-95% di dalam ruangan. Adapun indikator pencemar mikrobiologis udara adalah bakteri dan jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi bakteri dan jamur pada kelompok rumah kecil, sedang, dan besar, serta mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi konsentrasi bakteri dan jamur. Penelitian ini berlokasi di Perumahan Griya Rahmani 2 Depok dengan jumlah sampel sebanyak 25 rumah yang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel acak berstrata. Lokasi pengambilan sampel bakteri dan jamur di udara adalah di ruang keluarga dengan menggunakan alat EMS 6 Bioaerosol Sampler dengan media kultur TSA dan PDA. Uji analisis yang digunakan adalah uji Anova oneway dengan taraf signifikansi sebesar 10%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri dan jamur dipengaruhi oleh kelompok rumah yang digolongkan berdasarkan luas bangunan. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri dan jamur pada kelompok rumah kecil lebih besar daripada kelompok rumah sedang dan besar. Konsentrasi rata-rata bakteri pada rumah kecil sebesar 862 CFU/m3, rumah sedang sebesar 372 CFU/m3, dan rumah besar sebesar 102 CFU/m3, sedangkan konsentrasi rata-rata jamur pada rumah kecil sebesar 760 CFU/m3, rumah sedang sebesar 453 CFU/m3, dan rumah besar sebesar 194 CFU/m3. Ventilasi dan jumlah penghuni memiliki pengaruh yang besar terhadap bakteri dan jamur, diikuti oleh suhu, kelembaban, dan aktivitas penghuni. Sehingga rekomendasi untuk mengurangi konsentrasi bakteri dan jamur adalah dengan menambahkan exhaust fan dengan kapasitas minimal 67,5 m3/jam untuk kamar mandi kelompok rumah kecil dan sedang, serta exhaust fan dengan kapasitas minimal 270 m3/jam untuk ruang tamu kelompok rumah kecil dan 405 m3/jam untuk ruang tamu kelompok rumah sedang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S65715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Putri Komarudin
Abstrak :
Udara bersih merupakan kebutuhan utama manusia, namun kualitas udara dalam ruang menunjukkan bahwa tingkat polutan biologis di dalam ruangan jumlahnya cukup tinggi. Pada penelitian ini dilakukan rekayasa alat purifikasi udara dengan menggunakan multi teknologi, berupa HEPA filter, UV-C, plasma ion, dan fotokatalis berupa komposit Cu/g-C3N4/WO3. Kombinasi dilakukan untuk mengoptimasi proses disinfeksi dan meningkatkan waktu disinfeksi. Karakterisasi hasil sintensis katalis dilakukan dengan menggunakan teknik Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), X-Ray Diffraction (XRD), Photoluminescene, dan Ultaviolet-Visible Diffuse Refelectance Spectroscopy (UV-Vis DRS). Penelitian ini dilakukan dengan sintesis katalis Cu/g-C3N4/WO3 dengan variasi dopan Cu (1, 2, dan 3%) dengan metode impregnasi basah. Komposisi katalis terbaik diuji dengan menggunakan uji dekolorisasi metilen biru dan uji disinfeksi bakteri pada fasa cair. 2% Cu/g-C3N4/WO3 yang merupakan katalis terbaik di lapiskan ke permukaan filter dan dilakukan pengujian disinfeksi bakteri dan jamur pada fasa udara dengan menggunakan alat purifikasi multi teknologi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode aktif menggunakan alat sampling udara dan didapatkan kombinasi teknologi HEPA filter, UVC, plasma ion, dan fotokatalis merupakan kombinasi teknologi optimum yang dapat mendisinfeksi hingga 100% dalam waktu dua jam bakteri dan jamur di udara. ......Clean air is a fundamental human necessity, yet indoor air quality shows that the level of biological pollutants indoors is quite high. This research involves the engineering of an air purification device using multiple technologies, including a HEPA filter, UV-C, plasma ion, and a photocatalyst composite of Cu/g-C₃N₄/WO₃. The combination aims to optimize the disinfection process and enhance the disinfection time. The catalyst synthesis results were characterized using techniques such as Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), X-Ray Diffraction (XRD), Photoluminescence, and Ultraviolet-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS). The study synthesized the Cu/g-C₃N₄/WO₃ catalyst with varying Cu dopant levels (1%, 2%, and 3%) using the wet impregnation method. The best catalyst composition was tested using methylene blue decolorization and bacterial disinfection tests in the liquid phase. The best catalyst, 2% Cu/g-C₃N₄/WO₃, was then coated onto the filter surface and subjected to bacterial and fungal disinfection tests in the air phase using the multi-technology purification device. Testing was conducted using active air sampling methods, and the results showed that the combination of HEPA filter, UV-C, plasma ion, and photocatalyst was the optimal technology combination that could disinfect up to 100% of bacteria and fungi in the air within two hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Basir
Abstrak :
Prevalensi infeksi jamur sistemik (mikosis sistemik) dilaporkan semakin meningkat serta mengakibatkan morbiditas dan mortalitas tinggi, terutama pada pasien dengan gangguan sistem imun. Mikosis sistemik dapat disebabkan oleh jamur yang berada di lingkungan masyarakat maupun rumah sakit, termasuk ruang perawatan intensif (ICU). Pada umumnya jamur kontaminan tersebut masuk ke dalam tubuh pasien melalui saluran napas (inhalasi) maupun kontaminasi peralatan di lingkungan perawatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil jamur yang diisolasi dari udara pada ruang perawatan intensif di beberapa rumah sakit di Jakarta. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian multisenter tentang aspergilosis invasif di ICU beberapa RS di Jakarta. Metode penelitian ini berdisain potong lintang dan pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif pada ruang rawat intensif di empat RS. Sampel jamur diisolasi menggunakan cawan petri mengandung media agar saboraud dekstrosa yang dibiarkan terbuka selama 15 menit di ruang perawatan, selanjutnya dilakukan proses inkubasi dan identifikasi jamur di laboratorium mikologi untuk mengetahui profil jamur yang diisolasi dari ruang perawatan tersebut. Jamur yang berhasil diisolasi dari ruang perawatan intensif pada penelitian ini umumnya terdiri atas beberapa spesies, yaitu Aspergillus niger (42%), Aspergillus fumigatus (33%), Penicillium sp. (30%), Rhodotorulla (27%), Dematiaceae (24%), Mycelia sterilia (12%), dan Candida sp. (3%). Profil spesies jamur A. niger, A. fumigatus dan Dematiaceae ditemukan di empat rumah sakit, sedangkan Rhodotorulla dan Mycelia sterilia di temukan di tiga rumah sakit. Adapun Penicillium sp. dan Candida sp. hanya ditemukan di satu rumah sakit. Kesimpulannya, profil spesies jamur udara di ruang perawatan intensif pada penelitian ini terdiri atas Aspergillus niger (42%), Aspergillus fumigatus (33%), Penicillium sp. (30%), Rhodotorulla (27%), Dematiaceae (24%), Mycelia sterilia (12%), dan Candida sp. (3%). ......The prevalence of systemic fungal infection (systemic mycosis) is increasing, and cause high number of mortality and morbidity, especially for immunocopromised patients. Systemic mycosis can be cause by fungal species found in either community or hospital environment, including intensive care unit (ICU). Generally, this fungal contaminants infect the patient's body through the respiratory tract (inhalation) as well as contamination of equipment in patient's environment. This study aims to find out the profile of airborne fungal species that isolated from the air in intensive care unit at several hospitals in Jakarta. This study is part of a multicenter study on invasive aspergillosis in ICU at several hospitals in Jakarta. The cross-sectional study was conducted with consecutive samplings taken from ICU in four hospitals. The sample taken using petri dish containing dextrose saboraud agar that placed about 1m height and open to air for 15 minutes. Then, the process of incubation and fungal identification done in mycology laboratory to know the profile of airborne fungal species isolated from ICU. The fungal species that were isolated from the intensive care unit were consist of several species, which were Aspergillus niger (42%), Aspergillus fumigatus (33%), Penicillium sp. (30%), Rhodotorulla (27%), Dematiaceae (24%), Mycelia sterilia (12%), and Candida sp. (3%). The fungal species profile of A.niger, A.fumigatus and Dematiaceae were found in all four hospitals, while Rhodotorulla and Mycelia sterilia were found in three hospitals and Penicillium sp. and Candida sp. were only found in one hospital. In conclusion, the profile of airborne fungal species in intensive care unit in this study consisted of Aspergillus niger (42%), Aspergillus fumigatus (33%), Penicillium sp. (30%), Rhodotorulla (27%), Dematiaceae (24%), Mycelia sterilia (12%), and Candida sp. (3%).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Winarno
Abstrak :
Infeksi jamur nosokomial di rumah sakit terhadap pasien dengan kondisi imun yang rendah dapat memberikan dampak yang mengancam nyawa. Beberapa penelitian melaporkan kecenderungan infeksi jamur nosokomial oleh jamur udara semakin meningkat. Keterbatasan data profil jamur udara di lingkungan rumah sakit dapat menghambat pencegahan dan penatalaksanaan infeksi jamur nosokomial karena sumber infeksi tidak teridentifikasi. Penelitian ini menyelidiki keberadaan dan profil jamur udara di lingkungan luar empat rumah sakit di Jakarta, serta merupakan bagian dari penelitian multisenter aspergilosis invasif di ICU rumah sakit di Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan cawan petri berisi agar saboraud yang dibiarkan terpajan udara selama 15 menit. Proses identifikasi dilakukan setelah masa inkubasi untuk melihat profil jamur yang diisolasi: Aspergillus sp, Candida sp, Penicillium sp, Rhodotorula sp, Scedosporium sp, Paecilomyses sp, Fusarium sp, Dematiaceae sp, Mycelia sterilia, Cylindrocarpon sp, dan Curvularia sp. Profil jamur yang diisolasi pada dua cawan medium atau lebih di Rumah Sakit Persahabatan: Dematiaceae dan Aspergillus fumigatus; Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo: Dematiaceae, Aspergillus niger, A. fumigatus, dan Penicillium; Rumah Sakit UKI: Dematiaceae, Penicillium, Mycelia sterilia, Rhodotorula, Aspergillus flavus dan Candida tropicalis; sedangkan di Rumah Sakit Sulianti Saroso: Aspergillus niger, Dematiaceae, Mycelia sterilia, Aspergillus fumigatus, Cylindrocarpon, dan Aspergillus flavus. ......Nosocomial fungal infections in immunocompromised patients may pose a serious threat in mortality. Evidence suggests that the trend of nosocomial fungal outbreak in hospitals were increasing with almost all nosocomial fungal outbreak was caused by airborne fungi. However, the limited knowledge regarding airborne fungi profile rendering hospitals unable to identify the source of infections and hindering hospitals to provide optimal prevention and management towards nosocomial fungal infections. This study explored the presence and profile of airborne fungi in the outdoor environment of four hospitals in Jakarta and is a part of multicenter study on invasive aspergillosis in ICU patients at several hospitals in Jakarta. In each hospital, air samples were collected via saboraud agar in petri dish opened for 15 minutes. Identification process was carried in Mycology laboratory after incubation period to identify the isolated airborne fungal profiles which are Aspergillus sp, Candida sp, Penicillium sp, Rhodotorula sp, Scedosporium sp, Paecilomyses sp, Fusarium sp, Dematiaceae sp, Mycelia sterilia, Cylindrocarpon sp. and Curvularia sp. The profile of airborne fungal species isolated on two or more media plates at Persahabatan Hospital were Dematiaceae and Aspergillus fumigatus Cipto Mangunkusumo Hospital were Dematiaceae, Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus, and Penicillium UKI Hospital were Dematiaceaeas, Penicillium, Mycelia sterilia, Rhodotorula, Aspergillus flavus and Candida tropicalis while at Soelianto Saroso Hospital were Aspergillus niger, Dematiaceae, Mycelia sterilia, Aspergillus fumigatus, Cylindrocarpon, and Aspergillus flavus.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S70450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Adhiaty Ratna Pratiwi
Abstrak :
Penyakit infeksi masih menjadi masalah serius pada seperempat populasi manusia di seluruh dunia. Berbagai mikroorganisme penyebab infeksi berperan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pada pasien berisiko tinggi diantaranya pasien dengan gangguan imunitas dan atau kondisi sakit berat. Jamur merupakan mikroorganisme penyebab berbagai penyakit mulai dari alergi, hipersensitivitas saluran napas atau asma, maupun infeksi sistemik yang mengancam jiwa, misalnya kandidiasis sistemik, aspergilosis sistemik, serta infeksi jamur lain. Transmisi infeksi jamur sistemik biasanya melalui inhalasi spora maupun kontaminasi elemen jamur di lingkungan sekitar pasien. Keberadaan jamur di lingkungan sekitar pasien penting mendapat perhatian mengingat potensinya sebagai sumber infeksi, termasuk di lingkungan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman spesies jamur yang diisolasi dari lingkungan rumah sakit, dan merupakan bagian dari penelitian multisenter aspergilosis invasif pada pasien sakit berat di beberapa rumah sakit di Jakarta. Mengingat neonatus merupakan salah satu kelompok pasien berisiko tinggi mengalami infeksi jamur sistemik di rumah sakit, maka lokasi penelitian ini difokuskan pada lingkungan ruang perawatan intensif neonatus NICU. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif pada lingkungan NICU di dua rumah sakit, baik di bagian dalam maupun luar NICU. Sampel udara diambil menggunakan cawan petri berisi agar Saboraud dekstrosa selama 15 menit pada ketinggian 100-150 cm, setelah itu dilakukan inkubasi dan pengamatan selama tujuh hari di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan jenis jamur yang diisolasi dari lingkungan NICU, yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Candida sp., Dematiceae sp., Mycelia sterilia, Paecilomyces sp., Penicillium sp., and Trichosporon sp. Spesies jamur yang paling sering ditemukan adalah Mycelia sterilia dan Aspergillus fumigatus. ......Infectious diseases are still a serious problem affecting a quarter of the human population worldwide. Numerous microorganisms causing infection served to increase morbidity and mortality rate in high risk patients, including immunocompromised and or critically ill patients. Fungi are microorganisms that cause a variety of diseases ranging from allergies, hypersensitivity respiratory or asthma, as well as life threatening systemic infections, such as systemic candidiasis, systemic aspergillosis, and other fungal infections. Transmission of systemic fungal infection is usually through inhalation of the spores or fungal elements contamination in the environment around the patient. The presence of fungi in the environment around the patient extremely needs attention considering its potency as a source of infection, including in a hospital environment. This study aims to identify the diversity of fungal species isolated from the hospital environment, and is part of a multicentre study of invasive aspergillosis in patients with serious illness at several hospitals in Jakarta. Considering neonate is one group of patients at high risk of systemic fungal infections in the hospital, subsequently the location of this research is focused on the environment of neonatal intensive care unit NICU . The sample was taken consecutively in the NICU environment at two hospitals, both indoor and outdoor of the NICU. Air samples were taken using a petri dish containing Saboroud rsquo s dextrose agar for 15 minutes at a height of 100 150 cm, after it conducted incubation and observation for seven days in the laboratory. The results showed there are eight types of fungi isolated from the NICU environment, including Aspergillus flavus, Aspergillus fumigatus, Candida sp., Dematiceae sp., Mycelia sterilia, Paecilomyces sp., Penicillium sp., and Trichosporon sp. The most commonly fungal species found are Mycelia sterilia and Aspergillus fumigatus.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library