Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Eva Yuli Andari
"Latar Belakang: Penentuan jenis kelamin merupakan hal yang penting dalam identifikasi forensik dan salah satu metodenya adalah melalui pengukuran gigi geligi. Tujuan: Mengetahui perbedaan ukuran gigi kaninus rahang bawah pada laki-laki dan perempuan serta mendapatkan nilai indeks standar untuk menentukan jenis kelamin. Metode: Dilakukan pengukuran mesiodistal kaninus rahang bawah dan jarak interkaninus, dihitung nilai indeks standar dengan rumus indeks standar kaninus rahang bawah. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) ukuran gigi kaninus rahang bawah antara laki-laki dan perempuan. Nilai indeks standar kaninus kanan 0.2546 mm, kaninus kiri 0.2456 mm. Kesimpulan: Gigi kaninus rahang bawah dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin individu.
Background: Sex determination is important in forensic identification and one of the methods is teeth measurement. Objectives: To obtain the differences of mandibular canine size between males and females and to get mandibular canine index standard (MCIs) for sex determination. Methods: Measured mesiodistal width and intercanine distance of mandibular canine, index standard value is calculated with MCIs formula. Results: There was a highly significant differences is mandibular canine size between males and females (p value<0.05). MCIs value for right canine is 0.2546 mm, for left canine is 0.2456 mm. Conclusion: Mandibular canine can be used for sex determination."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marcos Fung
"Latar Belakang: Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. Penelitian mengenai hubungan status gizi dengan lebar lengkung gigi sulung di Indonesia masih sedikit ditemukan. Lebar lengkung gigi dapat dilihat dari jarak interkaninus dan intermolar.
Tujuan: Memperoleh hubungan status gizi terhadap jarak interkaninus dan intermolar 5-7 tahun.
Metode: Studi observasional melalui rekam medik dan model studi pasien usia 5-7 tahun dari Rumah Sakit Kedokteran Gigi dan Mulut (RSKGM FKG UI).
Hasil: Terdapat 45 subjek yang telah diukur jarak interkaninus dan intermolar dengan status gizi yang berbeda yakni 2 subjek dalam kategori kurus, 31 subjek dalam kategori normal, dan 12 subjek dalam kategori gemuk. Tidak ada perbedaan bermakna (p<0,05) jarak interkaninus dan intermolar antara kategori normal dan gemuk. Uji korelasi menunjukkan adanya korelasi antara status gizi dengan jarak interkaninus dan intermolar namun tidak bermakna serta berbanding terbalik terhadap jarak interkaninus.
Kesimpulan: Status gizi memiliki hubungan terhadap jarak interkaninus dan intermolar namun tidak bermakna.
Background: Nutrition is one of the contributing factors in the growth and development of an individual. There has been little research on the relationship between nutritional status towards dental arch width in Indonesia. Dental arch width is measured from intercanine and intermolar distance. Objective: Analyse the relationship between nutritional status towards dental arch width. Method: An observational study using models and medical records of subjects age 5 to 7 from Rumah Sakit Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (RSKGM FKG UI). Result: There are 45 subjects in which the distance of intercanine and intermolar are calculated with varying nutrition levels where 2 are in underweight category, 31 are in normal category, and 12 are in overweight category. There were no significant differences (p<0,05) on intercanine and intermolar distance between normal and overweight. Correlation test shows corelation between nutrition towards intercanine and intermolar distance but insignificant and inverted correlation with the intercanine. Conclusion: Nutrition has no significant correlation towards intercanine and intermolar distance."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library