Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 341 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lieke E. Malonda Waluyo
Abstrak :
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai jenis ruang dimana masing-masing ruang mempunyai batas. Jarak dalam tiap ruang dapat terdiri dari Jarak Intim, Jarak Pribadi, Jarak Sosial dan Jarak Umum (Tillman and Tillman, 1992). Menurut Sommers (1969), berbagai jenis ruang ada dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kepribadian dan kebudayaan, sedangkan Stokhols dan Altman mengatakan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita (1987) dalam menghadapi jarak. Juga bahwa tergantung dari siapa yang sedang dihadapi dan dalam situasi apa kejadian serta kenteksnya. Pengukuran dilakukan terhadap kelompok mahasiswa yang sudah lama tinggal di Jakarta, kelompok Profesi yang sudah lama tinggal di Jakarta, kelompok mahasiswa yang baru sate setengah bulan tinggal di Jakarta dan kelompok pelajar SMU di Tanjung Pinang. Dengan menggabungkan maka diperoleh Gabungan kelompok Jakarta dan Gabungan Kelompok Luar Jakarta. Pengukuran dilakukan dari depan dan belakang, sampin kanan dengan menggunakan gambar sebesar manusia yang didekatkan. Responden dihadapkan dengan gambar orang yang berlawanan jenis. Pengukuran untuk keempat jenis jarak, dengan pengukuran dari depan maupun dari belakang, samping kanan pada semua kelompok menunjukkan bahwa secara umum terdapat kenaikan dalam jarak sesuai urutan Jarak Intim, Jarak Pribadi, Jarak Sosial dan Jarak Umum dan antara tiap jenis jarak terdapat perbedaan yang signifikan. Jarak Intim dalam perbandingan diantara semua kelompok., dengan pengukuran dari depan maupun belakang samping kanan, berbeda secara signifikan, terkecuali antara Jakarta Mahasiswa dengan SMU Tanjung Pinang. Jarak Pribadi, Jarak Sosial, Jarak Umum pada pengukuran dari depan maupun dari belakang, juga berbeda secara signifikan. Ada kemungkinan bahwa faktor usia, budaya, lokasi tempat tinggal dan pekerjaan berpengaruh pada perbedaan-perbedaan yang ada. Pada semua kelompok, untuk tiap jenis jarak juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita, walaupun ada perbedaan dalam besar kecilnya jarak. Kelompok US menampilkan jarak yang secara umum lebih kecil untuk Jarak Intim dan lebih besar untuk Jarak Umum dalam perbandingannya dengan kelompokkelompok Indonesia. Perbedaaa yang tidak signifikan ini mungkin disebabkan karena sampel kelompok Indonesia tidak besar. Disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, hingga perbedaan menampilkan signifikansi, dan melihat pada hubungannya dengan faktor usia, budaya, lokasi tempat tinggal dan pekerjaan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suryana. author
Abstrak :
Penambahan fasilitas pendiclikan menunjukkan upaya peningkatan kualitas proses clan hasil pendidikan. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dad segi proses jika proses belajar-mengajar berlangsung secara efektif, clan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna clan ditunjang oleh sumber daya (manusia, clana, sarana, clan prasarana) yang memadai. Sementara Ru peserta diclik tersebar di lokas! yang sangat beragam mulai dari daerah terpencil sampai kota metropolitan. Kondisi geografis yang sedemikian luas clan terpencar, clan tingkat perkembangan pembangunan yang beragam, mengakibatkan masih rendahnya efisiensi dalam pengelolaan pendidikan. Masalah dalarn penelitian in! adalah : Bagaimana hubungan faktor jarak dengan kelengkapan fasilitas Sekolah Dasar di Kabupaten Tasikmalaya ? Kelengkapan fasilitas Sekolah Dasar yang dimaksud dalarn penelitian ini adalah rata-rata banyaknya sekolah, guru, ruang kelas, clan mudd sekolah dasar di setiap desa, yang clihitung berclasarkan rasio guru terha6p ruang kelas (RGk), rasio guru terhadap sekolah (RGs), rasio kelas terhadap sekolah (RKs) clan rasio murid terhadap kelas (RIVIk). Wilayah penelitian adalah desa - desa yang terclapat di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat (ticlak termasuk Kota Administratif Tasikmalaya). Wilayah penelitian dibagi menjacli 3 wilayah jarak dengan ketentuan yaitu : Wilayah I dengan jarak < 20 Krn dad pusat kota, Wilayah 11 : dengan jarak antara 20-40 Km clad pusat kota, clan Wilayah III : dengan jarak > 40 Krn dad pusat kota. Hasilnya adalah peta wilayah penelitian berclasarkan jarak dad pusat kota. Dad hasil penelitian di ketahui : Semakin dekat ke pusat kota, persentase banyaknya desa yang memiliki variabel-variabel kelengkapan fasilitas SID tinggi semakin bertambah kecuali rasio murid terhadap kelas (RMk), sedangkan persentase banyaknya desa yang memiliki variabel-variabel kelengkapan fasilitas SD renclah semakin berkurang. Semakin dekat ke pusat kota, persentase banyaknya desa yang memiliki tingkat kelengkapan fasilitas SD baik semakin bertambah, clan yang buruk semakin berkurang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Anissa Suciati
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian lanjutan dari studi Maglio, Trope, dan Liberman (2013b) mengenai pengaruh jarak spasial dalam mengurangi sensitivitas terhadap jarak sosial (studi 5). Penelitian lanjutan ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana faktor emosi yang diatribusikan pada jarak sosial yang jauh dapat memengaruhi efek jarak spasial terhadap jarak sosial, mengingat penilaian jarak sosial pasti melibatkan emosi yang dirasakan individu terhadap objek penilaian. Penelitian ini terdiri dari dua studi yang melibatkan 186 mahasiswa S1 psikologi UI sebagai partisipan. Studi pertama yang merupakan replikasi dari studi 5 Maglio, dkk (2013b) menunjukkan hasil serupa dengan penelitian acuan, yaitu kelompok dengan manipulasi jarak spasial jauh merasakan jarak sosial yang lebih dekat dibandingkan kelompok partisipan dengan manipulasi jarak spasial dekat, F(1, 59,6)= 5,12, p=0,04, ?2= 0,06. Studi kedua mengungkap bahwa terdapat interaksi antara jarak spasial dengan emosi, ?R2= 0,023, F(2,186)= 3,40, p= 0,03. Secara lebih detail, pemberian manipulasi emosi negatif pada jarak sosial jauh dapat menguatkan pengaruh jarak spasial terhadap jarak sosial, b=-13122,58, t= -2,46, p= 0,01 jika dibandingkan dengan kelompok tanpa manipulasi emosi, b= -11357,81,t= -2,17, p= 0,03. Sebaliknya, pemberian manipulasi emosi positif pada jarak sosial jauh membuat manipulasi jarak spasial tidak signifikan dalam mengurangi sensitivitas terhadap jarak sosial, b= 4866,67, t= 0,89, p= 0,37. Oleh karena itu, emosi dapat menjadi moderator antara pengaruh jarak spasil terhadap jarak sosial. ......This research is the continuation of Maglio, Trope and Liberman (2013b) study about the influence of spatial distance in reducing sensitivity of social distance (study 5). This continuation study was conducted to discover how emotional factors that are attributed toward social distance can influence the effect of spatial distance toward social distance, considering how social distance perception must involves emotion felt by individual concerning perceived object. This research involves two studies with 186 undergraduate psychology UI students as the participants. The first study is a replication from Maglio, et al.(2013b) study 5, which resulted on similar result with the original study, whereas the group with far spatial distance manipulation perceive closer social distance compared to the group with near spatial distance manipulation, F(1,59,6)= 5,12, p= 0,04, ?2= 0,06. The second study reveal that there is an interaction between spatial distance and emotion, ?R2= 0,023, F(2,186)= 3,40, p= 0,03. On more specific note, negative emotion manipulation on far social distance can enhance the influence of spatial distance toward social distance, b=-13122,58, t= - 2,46, p= 0,01 compared to the group with no emotional manipulation, b= -11357,81, t= -2,17, p= 0,03. In contrast, positive emotion manipulation on social distance makes spatial distance manipulation insignificant in reducing sensitivity toward social distance, b= 4866,67, t= 0,89, p= 0,37. In summary, emotion can be a moderator between the influence of spatial distance toward social distance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Matulimah
Abstrak :
Algoritma propagasi balik merupakan algoritma yang memiliki akurasi yang cukup bagus dalam sistem klasifikasi. Akurasi yang cukup bagus pada algoritma propagasi balik dalam batasan data yang menjadi data masukan adalah data yang ideal, dalam artian tidak ada outlier didalamnya. Outlier adalah data yang muncul dan memiliki karakteristik unik yang jauh berbeda dari data observasi-observasi lainnya dan memiliki nilai ekstrim. JIka terdapat outliers dalam data ujicoba maka akurasi algoritma propagasi balik akan menurun. Dalam penelitian ini dikembangkan metode untuk menentukan outlier pada algoritma propagasi balik sehingga dapat mengurangi kelemahan algoritma propagasi balik dalam menentukan data outlier. Metode yang dikembangkan adalah mahalanobis distance outliers determination (MDOD) yaitu motode untuk menentukan outlier pada algoritma propagasi balik dengan menggunakan perhitungan jarak mahalanobis dan fuzzy distance outliers determination (FDOD) yaitu metode untuk menentukan oulier berdasarkan perhitungan jarak fuzzy. Dari percobaan dalam penelitian ini menujukkan sistem penentu outlier mampu meningkatkan akurasi pengenalan algoritma proagasi balik yang mengunakan data uji meliputi data outlier hingga mencapai dua kali dari pengenalan propagasi balik biasa. FDOD memiliki akurasi yang cukup bagus dibandingkan dengan MDOD dengan data set yang sama FDOD memiliki akurasi sebesar 84.64% sedangkan MDOD memiliki akurasi sebesar 78.21%.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Daru Anggraeni
Abstrak :
ABSTRAK
Kebijakan tata ruang dan wilayah Kabupaten Badung membagi pengembangan wilayah menjadi beberapa wilayah yaitu Wilayah Badung Utara dan Wilayah Badung Tengah dengan fungsi utama pertanian, sedangkan Wilayah Badung Selatan dengan fungsi utama kepariwisataan. Kegiatan pariwisata di Wilayah Badung Selatan terpusat pada kawasan pariwisata Kuta, Tuban, dan Nusa Dua. Kondisi ini menyebabkan perbedaan nilai lahan pada seluruh wilayah Badung, dimana lahan di kawasan pariwisata dan sekitarnya memiliki nilai yang lebih tinggi daripada di lokasi lainnya. Tulisan ini bertujuan mengamati pengaruh antara jarak dari kawasan pariwisata terhadap nilai tanah di seluruh Kabupaten Badung. Asumsi yang digunakan adalah jarak memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai tanah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tanah yang besumber dari Kantor Pertanahan Kabupaten Badung yang terdiri dari 245 bidang tanah. Hasil analisis secara signifikan menunjukkan hubungan negatif antara jarak ke kawasan pariwisata dan nilai tanah. Kondisi infrastruktur juga digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi nilai tanah. Hasilnya, infrastruktur jalan secara signifikan berpengaruh terhadap nilai tanah.
ABSTRACT
Urban land use policies of Badung Regency divide the development of the region into several areas called North Badung and Central Badung Region which is the main function as agriculture area, while South Badung Region is focused as tourism area. Tourism activities in South Badung Region are mainly centered on Kuta, Tuban, and Nusa Dua. The difference activities between those area, leads to the difference land value in all areas of Badung, where the land value in or near the tourism area are higher than other location. This paper aims to observe the effect of distance from tourism area to land value in all Badung Regency. The assumption is that dictance has a negative effect and significant to land value. This study was using data source from Land Office of Badung Regency which consist of 245 land plots. The result of the analysis, distance from tourism area have negative relation and significant to the land value. Infrastructure is also used as factor that affects land value. The result shows that road infrastructure is significant in affecting the land value.
2018
T49648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
Abstrak :
[ABSTRAK
Panji Angreni merupakan karya sastra yang disalin pada tahun Jawa 1723 atau 1795 dari suatu teks abad ke-17 yang?sayang?tidak diketahui teks induknya, pada masa ?budaya lisan kedua?. Teks dibingkai dengan sekar macapat, terdiri atas 48 pupuh ?bab? dan meliputi 1.983 pada ?bait?. Jarak budaya menimbulkan pertanyaan: bagaimana ?cara membaca? PA bagi pembaca masa kini. Dalam hal ini ?cara membaca? merujuk pada pemaknaan, karena bagaimanapun makna sastra lama dapat dipahami jika ada keakraban antara pembaca dan konvensi pada zamannya. Analisis menunjukkan bahwa PA, sebagai teks tulis, menujukkan ciriciri kelisanan melalui formula/formulaik. Keberpautan antara kelisanan dan keberaksaraan ditunjukkan oleh macapat sebagai bingkai teks: membaca teks yang dibingkai macapat harus dinyanyikan karena aturan formal pembaitan macapat sekaligus bertautan dengan tata susun nada. Pembacaan teks dengan cara ditembangkan seturut tata susun nada akan menghasilkan makna secara padu? baik tekstual maupun keindahan: kisahan, leksikal, tematik dan bunyi (segmentalsuprasegmental- musikal). Membaca PA seyogianya juga memahami pakeliran ?pergelaran wayang? kerena adanya tapak-tapak pakeliran pada PA.;
ABSTRACT
Panji Angreni is a literature work which was copied in the Javanese year of 1723 or 1795 AD from 17th century text in the era of ?secondary oral culture? that? unfortunately?was not known for its first hand manuscript. The text of Panji Angreni is framed by macapat?s songs that consist of 48 cantos ?chapters? and cover 1,983 couplets ?stanzas?. A cultural distance raises a questions on ?how ?to read? Panji Angreni to current readers?? The ?how to read? phrase refers to the meaning, because an old literature meaning can be understood if there is a familiarity between a reader and conventions text era. Analysis showed that Panji Angreni, as written text, has literacy characteristic through formula/formulaic. An interlocking between orality and literacy is shown by macapat as atext frame; wheres reading a text that is framed by macapat should be sung because formal rules in macapat?s stanzas are engaged to tone row order. Reading the text by singing it in accordance to tone row order will result in coherent meaning, both textual an beauty meaning, particulary in narratives, lexical, thematic and sound (segmental-suprasegmantal-musical). Moreover, those who reading Panji Angreni should also understand pakeliran ?leather puppet performance story? because there are many tracs of pakeliran in Panji Angreni.;Panji Angreni is a literature work which was copied in the Javanese year of 1723 or 1795 AD from 17th century text in the era of ?secondary oral culture? that? unfortunately?was not known for its first hand manuscript. The text of Panji Angreni is framed by macapat?s songs that consist of 48 cantos ?chapters? and cover 1,983 couplets ?stanzas?. A cultural distance raises a questions on ?how ?to read? Panji Angreni to current readers?? The ?how to read? phrase refers to the meaning, because an old literature meaning can be understood if there is a familiarity between a reader and conventions text era. Analysis showed that Panji Angreni, as written text, has literacy characteristic through formula/formulaic. An interlocking between orality and literacy is shown by macapat as atext frame; wheres reading a text that is framed by macapat should be sung because formal rules in macapat?s stanzas are engaged to tone row order. Reading the text by singing it in accordance to tone row order will result in coherent meaning, both textual an beauty meaning, particulary in narratives, lexical, thematic and sound (segmental-suprasegmantal-musical). Moreover, those who reading Panji Angreni should also understand pakeliran ?leather puppet performance story? because there are many tracs of pakeliran in Panji Angreni., Panji Angreni is a literature work which was copied in the Javanese year of 1723 or 1795 AD from 17th century text in the era of “secondary oral culture” that— unfortunately—was not known for its first hand manuscript. The text of Panji Angreni is framed by macapat’s songs that consist of 48 cantos ‘chapters’ and cover 1,983 couplets ‘stanzas’. A cultural distance raises a questions on ‘how “to read” Panji Angreni to current readers?’ The “how to read” phrase refers to the meaning, because an old literature meaning can be understood if there is a familiarity between a reader and conventions text era. Analysis showed that Panji Angreni, as written text, has literacy characteristic through formula/formulaic. An interlocking between orality and literacy is shown by macapat as atext frame; wheres reading a text that is framed by macapat should be sung because formal rules in macapat’s stanzas are engaged to tone row order. Reading the text by singing it in accordance to tone row order will result in coherent meaning, both textual an beauty meaning, particulary in narratives, lexical, thematic and sound (segmental-suprasegmantal-musical). Moreover, those who reading Panji Angreni should also understand pakeliran ‘leather puppet performance story’ because there are many tracs of pakeliran in Panji Angreni.]
2015
D2056
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gerak mobilitas penduduk dari suatu daerah ke daerah lain timbul akibat adanya perbedaan antar dua atau lebih propinsi yang terjadi secara alami maupun karena aktivitas manusia seperti lingkungan alam, sosial, kemajuan ekonomi, tingkat kesejahteraan, keamanan dan sebagainya. Sejak masa Kemerdekaan hingga tahun 2005, DKI Jakarta merupakan merupakan daerah penerima migran masuk terbesar di Indonesia. Daya tarik DKI Jakarta sebagai tujuan migrasi tidak terlepas dari faktor sosial ekonomi Berkaitan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dikemukakan adalah kecenderungan migrasi masuk ke Provinsi DKI Jakarta dilihat dari faktor pendorong daerah asal. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dengan membuat peta tiap variabel kemudian mengkorelasi informasi pada peta arus migrasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa presentase individu cenderung tinggi menuju Provinsi DKI Jakarta terlihat pada daerah asal yang memiliki memiliki jarak yang semakin dekat, kepadatan penduduk tinggi, kepadatan penduduk petani tinggi, kesempatan kerja rendah, tingkat pengangguran rendah, tingkat industrialisasi rendah dan PDRB Per Kapita rendah. Selain itu juga memperlihatkan lebih tingginya penduduk perempuan yang melakukan migrasi. Kata Kunci : migrasi, jarak, faktor pendorong. Ix+66 halaman;3 gambar;6 grafik;8 peta;13 tabel;11 lampiran Bibliografi :29 ( 1981-2006)
Universitas Indonesia, 2007
S34026
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasril Panin Datuk Labuan
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Fitrianto
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi yang pesat memberikan banyak alternatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Sistem belajar jarak jauh (distance learning) memberikan kemudahan bagi pelajar untuk tidak perlu lagi hadir dalam kelas tetapi proses belajar-mengajar dapat dilakukan di mana saja dengan mcnggunakan alat bantu komunikasi. Sistem pendidikan berbasiskan web, atau dikenal sebagai Web-Based Education System ( WBE ), menjadi pilihan yang menarik untuk melaksanakan distance learning dengan memanfaatkan fasilitas jaringan internet yang berkembang luas dalam masyarakat. Sistem testing, yang bersifat selftest, dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan sistem evaluasi berbasiskan web asinkron yang reliable mampu memberikan analisa terhadap hasil belajar pelajar. Sistem testing online dibuat dengan menggunakan bahasa PHP, HTML, dan javascript serta database MySQL untuk penyimpanan datanya. Sistem testing fersebut tersusun atas tiga buah subsistem yang memillki fungsi rnasing-masing yaitu sistem administrator, sistem pengajar dan sistem pelajar. Sistem administrator memiliki kemampuan untuk melakukan administrasi user. Sistem pengajar memihki akses untuk melakukan administrasi mala kuliah serta materi testing yang berhubungan dengan ma1a kuliah tersebut Sedangkan sistem pelajar merupakan peserta dari testing ini sendiri. Untuk tahap penilaian terhadap hasil testing pelajar digunakan pendekatkan model Gwo Jen Hwang sebagai kerangka pikir dalam membentuk sistem evaluasi. Evaluasi dilakukan per soal yang menjadi pertanyaan pada saat testing. Setiap soal yang berhasil dijawab oleh pelajar akan menambah poin yang diperoleh pelajar tersebut, namun dengan model Gwo Jen Hwang ini kontribusi masing-masing soal tersebut mcnjadJ berbeda-beda. Setlap soal didefinisikan bobot kontribusinya, bukan hanya bobotnya tcrhadap keseluruhan mata kuliah yang bersangkutan secara umum, namun mendetil sampai bobotnya terbadap setiap materi-materi yang menyusun mata kuliah itu. Selain itu, dengan digunakannya metodc aturan fuzzy, untuk menentukan hasil akhir evaluasi, dapat diperoleh hasil evaluasi yang mendekati kemampuan nyata dari pelajar.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinurat, Res Roberto
Abstrak :
Tugas Akhir ini akan merancang sistem komurukasi Data Gelombang Radio Line Of Sight Komunikasi data ini bertujuan untuk pengontroianiarak jauh antara Plant-plant yang mempunyai frekuensi radio yang sama pada Lokasi VYCO Kalimantan. Dalam perencanaan ini akan dihitung mulai dari tinggi antena serta parameter-parameter yang akan diperlukan dalam mendisain Komunikasi Data Gelombang Radio Line Of Sight. Juga akan dihitung days minimum yang harus dipancarkan dari sebuah pemancar. Dalam perhitungan ini akan mengambil lokasi pada Semberah 14,Semberah 13 serta Badak sebagai Pusat pengontrolan seluruhnya. Dalam togas akhir ini juga dihitung berbagai alternatif yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang Optimal serta ekonomis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>