Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reed, Myril B.
Englewood Cliffs, N.J: Prentice-Hall, 1955
621.319 REE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kinariwala, Bharat
New York : John Wiley & Sons, 1973
621.319 KIN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad
Abstrak :
Jaringan listrik cerdas merupakan jaringan listrik yang secara cerdas mengintegrasikan teknologi komunikasi dan informasi komponen-komponen pada sistem tenaga listrik mulai dari pembangkit, perangkat transmisi, distribusi, serta pelanggan sehingga dapat menyalurkan tenaga listrik dengan lebih efisien, berkelanjutan, ekonomis, aman, dan berkeandalan tinggi. Beberapa teknologi terkait pada jaringan listrik cerdas seperti DAS pada sisi distribusi, AMI pada sisi pelanggan, dan integrasi dari pembangkit dengan sumber energi baru dan terbarukan EBT Namun, sebelum dilakukan penerapan jaringan listrik cerdas pada wilayah tertentu perlu dipertimbangkan beberapa aspek yang dianggap penting seperti aspek keteknikan, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek regulasi. Setelah dilakukan pemeringkatan untuk prioritas wilayah penerapan jaringan listrik cerdas, wilayah yang memiliki prioritas tertinggi akan diajukan teknologi jaringan listrik cerdas terkait dengan menyesuaikan dengan inisiatif yang telah dibuat oleh utilitas. Setelah dilakukan proses pemeringkatan, didapatkan prioritas tertinggi wilayah untuk sistem menengah yaitu GI Bitung dari PLN regional Sulutenggo dan pulau Selayar untuk sistem isolated dari PLN regional Sulselrabar.
Smart grid is an electrical network that intelligently integrates communications and information technology components in power systems ranging from power plant, transmission, distribution, and customers to deliver more efficient, sustainable, economical, safe electricity. Some technologies related to implement smart grid such as DAS on the distribution side, AMI on the customer side, and integration of renewable energy resources. However, prior to the implementation of smart grid in certain areas, it is necessary to consider several important aspects such as technical aspects, economic aspects, social aspects, and regulatory aspects. After ranking for the priority areas based on these aspects for smart grid application, the region with the highest priority will be proposed smart grid technology associated adjusting to the initiatives that have been made by the utility. Based on the data that has been processed, the priority for the medium system is GI Bitung which is located in PLN regional Suluttenggo and Selayar Island for the isolated system, which is located in PLN Regional Sulselrabar.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bruton, Leonard T.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1980
621.3815 BRU r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fathur Risyad
Abstrak :
Di dalam dunia industri sangat dibutuhkan adanya listrik karena proses industri tidak akan lepas dari mesin listrik yang cukup besar. Maka dari itu sangat penting untuk memperhatikan rugi-rugi pada sistem. Salah satu cara untuk mengurangi rugi adalah dengan rekonfigurasi jaringan. Rekonfigurasi merupakan perubahan pada sistem jaringan untuk mengurangi rugi-rugi pada sistem. Salah satu cara melakukan rekonfigurasi adalah dengan mengurangi transformator. Terdapat 2 konfigurasi, pertama konfigurasi existing yang berlaku sekarang dan konfigurasi baru yang merupakan rencana dari rekonfigurasi. Konfigurasi awal dengan menggunakan 21 transformator, sedangkan konfigurasi baru dengan 13 transformator. Dengan berkurangnya transformator, menyebabkan perbedaan rugi-rugi pada 2 konfigurasi tersebut. Konfigurasi dengan rugi sebesar 173 kW dan konfigurasi baru sebesar 161 kW, besar biaya rugi konfigurasi sebesar 69 juta dan konfigurasi baru sebesar 55 juta. Selisih rugi yang terjadi antara konfigurasi dan konfigurasi baru adalah 12 kW atau setara dengan 13 juta dalam rupiah, ini menandakan penghematan yang terjadi pada sistem sebesar 13 juta. Dengan penghematan 13 juta dan biaya investasi sebesar 1,2 Milyar, yang terjadi selama 97 bulan, ini menandakan perusahaan akan balik modal saat sudah 97 bulan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwa Garniwa M.K.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Irawati
Abstrak :
Saat ini pemanfaatan energi terbarukan ke dalam sistem ketenagalistrikan terus meningkat. Meningkatnya penetrasi energi terbarukan ke dalam sistem tenaga listrik skala kecil atau stand alone system, berpotensi menimbulkan gangguan pada kestabilan dan kualitas sistem. Hal ini terjadi karena karakteristik energi terbarukan yang intermittent atau tidak stabil, tidak dapat dikendalikan atau diatur, tergantung pada keadaan alam atau cuaca. Namun saat ini telah dikembangkan teknologi yang tepat untuk mengatasi masalah stabilitas dan keandalan, yaitu sistem Jaringan Listrik Mikro Cerdas. Sistem Jaringan Listrik Mikro Cerdas adalah suatu sistem pembangkitan, penyaluran, dan penggunaan energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan. Dalam penelitian ini dibahas tentang perancangan sistem Jaringan Listrik Mikro Cerdas dari energi matahari. Sistem ini terdiri dari 1,280 kWp modul PV, 12x75AhC10, PV Inverter, dan Bidirectional Inverter, dengan beban berupa simulasi dari Programmable RLC Load. Sistem ini diuji kinerjanya untuk kemudian dilakukan optimasi dengan menambahkan generator set sebagai sumber energi cadangan. Optimasi dari sistem Smart Microgrid terisolasi ini mampu meningkatkan stabilitas dan kualitas daya sistem. Untuk umur sistem 15 tahun, harga energi dari sistem ini berkisar Rp.2.934,-/kWh, lebih murah dari yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah (Rp.3.000,0/kWh). ...... Nowadays the used of renewable energy into power system continuously increase. The increasing penetration of renewable energy into the power system of small-scale or stand-alone systems, have the potential to cause disruption in the stability and quality of the system. This happens because the intermittent or unstable characteristics of renewable energy, its can not be controlled or regulated, depending on the nature or weather. But nowadays has developed technology that is appropriate to address the issues of stability and reliability, the system is Smart Microgrids. Smart microgrids system is a system of generation, distribution, and use of electrical energy from renewable energy sources. This study discussed the system design of Smart Microgrids from solar energy. This system consists of 1,280 kWp of PV modules, 12x75AhC10, PV Inverter, and Bidirectional Inverter, with the burden of the simulation of programmable RLC Load. The system was tested for its performance and then will be optimization by adding generator set as a backup energy source. Optimizing result of this Smart Microgrid isolated system is able to improve system stability and power quality. For systems lifetime 15 years, the cost of energy from this system ranged Rp.2.934, -/kWh, cheaper than government regulation cost (Rp.3.000,0/kwH).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Kalmin
Abstrak :
Sel surya merupakan teknologi yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik secara langsung. Sel surya inilah yang popular dikembangkan sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan penggunaan sumber energi dari bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi listrik dan pencemaran lingkungan yang diakibatkan penggunaan bahan bakar fosil. Untuk aplikasi yang sebenarnya, sel surya dalam jumlah yang banyak saling dihubungkan dan disatukan menjadi satu unit yang disebut sebagai modul surya. Modul surya yang beredar dipasaran memiliki spesifikasi tertentu. Spesifikasi tersebut dapat digunakan untuk pembuatan model modul surya dan memverifikasinya. Setelah dilakukan verifikasi, hasil menunjukkan bahwa model yang dibuat cukup bagus. Permasalahan yang muncul dalam penggunaan modul surya adalah kekontinyuan tegangan keluaran dari modul surya inilah yang menjadi masalah. Oleh karena itu, dibutuhkan simulasi untuk membuat tegangan keluaran dari modul surya menjadi kontinyu meskipun intensitas radiasi matahari berubah-ubah. Salah satunya dengan memakai konverter penaik tegangan. Dalam simulasi tegangan keluaran model modul surya yang dibuat memiliki nilai yang bervariasi yaitu diantara 13 sampai 18 volt. Sedangkan boost converter yang disimulasikan adalah konvertor yang menaikkan tegangan dari 12 volt ke 254 volt. Karena itu diperlukan pengatur tegangan yang dapat membuat tegangan keluaran dari modul surya menjadi 12 volt. Dengan adanya pengatur tegangan, boost converter memiliki tegangan keluaran yang konstan yaitu 254 volt meskipun tegangan keluaran dari modul surya yang merupakan masukan untuk boost converter berubah-ubah sebagai akibat pengaruh perubahan intensitas radiasi dan perubahan temperatur kerja. ......Solar cell is a technology that converts solar energy into electrical energy directly. This is a popular solar cell was developed as a solution to reduce dependence on the use of energy sources from fossil fuels to generate electrical energy and environmental pollution caused by fossil fuel use. For actual applications, solar cells in large numbers are connected each other and incorporated into one unit called a solar module. Solar modules on the market have certain specifications. These specifications can be used for the manufacture of solar modules model and verify it. After verification, the results indicate that the model is very good. The problems that arise in the use of solar module is continuity of output voltage of the solar modules. Therefore, simulation is necessary to make the output voltage of solar module to be continuous even though the intensity of solar radiation varies. One of them by using a voltage boost converter. In the simulation, output voltage of model of the solar module created has a value that varies between 13 to 18 volts. While the simulated boost converter is a 12 V to 254 V boost converter. Hence, a voltage regulator that can make the output voltage of the solar modules to 12 volts is needed. With the voltage regulator, boost converter has a constant output voltage is 254 volts even though the voltage input of boost converter varies due to the influence of changes in the intensity of radiation and work temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42093
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Nurshadiq
Abstrak :
Conservation Voltage Reduction (CVR) adalah metode untuk mengurangi konsumsi daya dan permintaan puncak. Ini bukan studi baru karena sudah banyak implementasi dan penelitian tentang CVR sebelumnya. CVR menyiratkan bahwa dengan mengurangi tegangan suatu perangkat atau sistem, daya yang dikonsumsi juga akan berkurang. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan persamaan daya listrik yang menyatakan bahwa daya sebanding dengan tegangan.
Sistem energi terbarukan sedang meningkat karena semakin murah dan lebih efisien. Daya yang dikeluarkan oleh sistem energi terbarukan tergantung pada faktor sumbernya, apakah itu radiasi atau kecepatan angin. CVR memungkinkan pengurangan konsumsi daya beban. Ini membantu mengurangi beban sistem karena mereka tidak harus menghasilkan lebih banyak daya daripada kebutuhan beban.
Sistem PV dan turbin angin mikro memiliki keluaran yang berbeda, tetapi keduanya perlu memasok beban yang sama dalam jaringan mikro. Kedua sistem pada akhirnya diubah menjadi daya AC untuk digunakan beban. Inverter digunakan di kedua sistem untuk membantu konversi. Inverter umum memiliki fluktuasi tegangan antara -20% dan +10% dari tegangan nominalnya. Sebuah sistem kontrol digunakan untuk mengatur tegangan keluaran inverter dan memastikan tidak mencapai kisaran tegangan maksimum. Sistem kontrol akan memungkinkan output inverter diatur lebih dekat ke tegangan nominal dan dengan demikian mengurangi tegangan berlebih.
Sistem energi terbarukan menghasilkan tegangan yang lebih rendah setelah sistem kontrol diterapkan untuk mengatur keluaran inverter. CVR telah dicapai dalam sistem ini. Sistem telah mengurangi konsumsi daya dan dengan demikian menurunkan beban sistem. Sistem tidak menghemat energi dengan menerapkan CVR. Perangkat yang bergantung pada voltase masih akan membutuhkan lebih banyak daya jika voltase perangkat dinaikkan. Sistem PV dan turbin angin mikro dengan CVR memungkinkan beban mendapatkan input tegangan yang lebih sehat sekaligus mengurangi konsumsi daya. ......Conservation voltage reduction (CVR) is a method to reduce power consumption and peak demand. It is not a new study as there have been plenty of implementations and research regarding CVR for a long time. CVR implies that by reducing the voltage of a device or system, the power consumed will also be reduced. This can be proven using the electrical power equation where it states that power is proportional to voltage. Renewable energy systems are on the rise as they are getting cheaper and more efficient. The power outputted by a renewable energy system depends on their source factor whether it is irradiance or wind speed. Conservation voltage reduction allows the reduction of power consumption of the load. This helps decrease the burden of the system as they do not have to generate more power than the load needs.
PV systems and micro wind turbines have different outputs, but both need to supply the same load in a micro-grid. Both systems are eventually converted to AC power for the load to use. An inverter is used in both systems to help with the conversion. A common inverter has a voltage fluctuation between -20% and +10% of its nominal voltage. A control system is used to regulate the inverter’s output voltage and make sure it does not reach the maximum voltage range. The control system will allow the output of the inverter to be regulated much closer to the nominal voltage and thus decreasing excess voltage. The renewable energy system outputs a lower voltage after a control system has been applied to regulate the output of the inverter. Conservation voltage reduction has been achieved in this system. The system has reduced power consumption and thus lowering the burden of the system. The system does not save energy by implementing conservation voltage reduction. A voltage-dependent device will still demand more power if the voltage of the device is increased. The PV and micro wind turbine system with CVR allows the load to benefit healthier voltage input while having reduced power consumption.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library