Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dubrow, Terry J
New York: Warner Books, 2003
616.5 DUB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Entin Sutini
Abstrak :
ABSTRAK
Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, termasuk kota Depok. Penduduknya banyak ditemukan pada usia muda berdasarkan piramida penduduk. Masa remaja dikenal dengan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa transisi ini membuat remaja digolongkan sebagai kelompok berisiko. Perilaku berisiko remaja dapat terjadi dari faktor biologi, perilaku dan lingkungan, sehingga mempengaruhi kesehatan khususnya kesehatan jerawat. Perilaku remaja dalam menangani jerawat cenderung negatif, seperti kurang memperdulikan kebersihan wajahnya. Tujuan penulisan ini ialah memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan remaja yang memiliki masalah dengan jerawat. Setelah dilakukan intervensi dengan menjaga perawatan kebersihan wajah melalui evaluasi, remaja merasa jerawat yang dimiliki tidak bertambah dan perlahan berkurang. Mencapai keberhasilan dukungan sangat berperan dalam mendukung remaja secara dukungan informasi maupun material. Demikian keluarga mampu membantu remaja dalam pengambilan keputusan dalam penanganan mengatasi masalah kesehatan dengan jerawat.
ABSTRACT
Population in Indonesia each year has increased, including Depok city. The population is found at a young age based on the population pyramid. Adolescence as the transition from childhood to adulthood. This transition period as group a risk. The risk behavior of adolescents can occur from biological factors, behavior and environment, so that particularly affect health acne. The behavior of adolescents in dealing with acne tend to be negative, such as caring less about facial hygiene. The purpose of this paper is to provide an image of family nursing care with adolescents who have problems with acne. After intervention by maintaining facial hygiene treatment through evaluation, adolescents feel that acne does not increase and slowly decreases. Achieving successful support is instrumental in supporting adolescents with both information and material support. Thus the family is able to help teenagers in decision making in handling health problems with acne.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Sutono
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi kasus jerawat (acne vulgaris) 75-85% pada orang dewasa, terutama pada usia remaja, dan sering menjadi kronis. Etiopatologis jerawat multi-faktorial, antara lain disebabkan oleh stres oksidatif dan pengaruh hormon serta pola makan. Tujuan dari penelitian adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L) yang mengandung senyawa aktif xanthones dengan aktivitas anti-oksidan, anti-bakteria dan anti-inflamasi, dapat menunjang terapi medis untuk jerawat. Uji klinis dilakukan secara acak, berpembanding dan tersamar ganda selama 3 minggu pada 94 subyek berjerawat ringan dan sedang, berumur 18-30 tahun yang tinggal di asrama agar relatif homogen. Parameter penelitian adalah derajat keparahan jerawat menurut kriteria Lehman dan kadar malondialdehid (MDA) di dalam darah subyek. Perlakuan dengan pemberian 400 mg ekstrak 3 kali sehari, bersamaan terapi standar dengan krim topikal asam retinoat 0,025% pada lesi jerawat di wajah pada malam hari. Keparahan jerawat berkurang tidak bermakna (p > 0.2) dan penurunan kadar MDA dalam plasma darah tidak bermakna (p = 0.49).
ABSTRACT
The prevalence of acne (acne vulgaris) is 75-85% in adults, especially in adolescence, and often becomes chronic. Etiopatology of acne is multi-factorial, partly due to the oxidative stress and the influence of hormones and diet. The purpose of this study is to prove that the ethanol extract of mangosteen rind (Garcinia mangostana L) containing xanthones with properties of anti-oxidant, anti-bacterial and anti-inflammatory, can support medical therapy for acne. A randomized, double-blind and controlled clinical trial done for 3 weeks in 94 subjects with mild and moderate acne, aged 18-30 years living in a dorm which is relatively homogeneous. Parameters of the study are the degree of severity of acne according to Lehman criteria and the levels of malondialdehyde (MDA) in the blood of the subjects. Intervention by administering 400 mg extract 3 times a day, along with standard therapy with topical cream of 0.025% retinoic acid applied in acne lesions on the face at night. Improvement of acne severity was not significant (p > 0.2) and decreased levels of MDA in blood plasma was not significant (p = 0.49).
2013
T32616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
Abstrak :
ABSTRAK Remaja mengalami masa pubertas dan mengalami perubahan fisik. Hampir seluruh remaja mengalami kondisi kulit berjerawat saat masa pubertas yang dipicu oleh aktivitas hormonal. Penampilan wajah merupakan bagian dari penampilan fisik yang dapat memengaruhi persepsi citra tubuh. Citra tubuh merupakan penilaian seseorang terhadap tubuhnya, jika seseorang memiliki ideal diri yang tinggi mengenai penampilannya dan ideal diri tidak terpenuhi maka berisiko akan munculnya harga diri rendah yang dapat menggangu tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra tubuh dengan harga diri pada remaja berjerawat di SMAN 2 Cibinong. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 173 siswa SMA yang didapatkan melalui screening.Instrument yang digunakan untuk mengukur citra tubuh ialah Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearrance Scale dan instrument untuk mengukur harga diri ialah Coppersmith Self-Esteem Inventory yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia No.132/UN2.F12.D/HKP.02.04/2019.Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji chi squaremenunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi citra tubuh dan harga diri (p : 0,000). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk membimbing kesehatan mental remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan dan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang remaja khususnya dalam pertumbuhan fisik remaja dan membantu remaja membangun aspek aspek positif yang dimiliki, sehingga remaja mampu mengevaluasi kemampuannya dengan baik dan memiliki harga diri tinggi.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Bahar
Abstrak :
ABSTRAK
Jerawat merupakan gangguan estetika pada kulit yang umumnya terjadi pada usia remaja dengan gambaran klinis berupa adanya komedo, papul, pustul, dan nodul. Salah satu tanaman rimpang yang dapat digunakan sebagai obat jerawat adalah rimpang kencur (Kaempferia galanga L) karena mempunyai khasiat sebagai anti bakteri dan anti inflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ektrak rimpang kencur terhadap bakteri P.acne, mengetahui kestabilan fisik sediaan gel ektrak rimpang kencur, keamanannya, dan manfaatnya sebagai gel anti jerawat derajat ringan dan sedang. Ekstraksi yang digunakan dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%. Uji aktifitas anti bakteri diamati pada konsentrasi 0,75; 1,25; 1,75; 2,25%. Konsentrasi 0,75% mempunyai diameter zona hambat 11,5 mm pada media Brucella. Berdasarkan uji kestabilan fisik gel ekstrak rimpang kencur mempunyai stabilitas fisik yang baik pada akhir penelitian, pH mengalami sedikit penurunan,uji viskositas dan konsistensi tidak banyak mengalami perubahan, dan uji keamanan pada 12 orang tidak mengalami alergi dan iritasi. Uji manfaat dilakukan pada 60 orang berjerawat ringan dan sedang dengan jenis lesi; komedo, papul, pustul, nodul. Perlakuan terhadap 30 orang yang diberi gel ekstrak etanol rimpang kencur dan gel klindamisin 1,2% diberikan pada 30 orang sebagai kontrol positip. Setelah dievaluasi selama 3 minggu, gel ekstrak etanol rimpang kencur memberikan perbaikan signifikan (p<0,01) pada jerawat derajat ringan dan sedang.
ABSTRACT
Acne is a skin disorder that generally aesthetic occurs in adolescence with clinical features such as the presence of comedones, papules, pustules, and nodules. One of the rhizomes of plants that can be used as an acne medication is kencur rhizome (Kaempferia galanga.L) because it has peculiar properties as an anti bacterial and anti inflammatory. The purpose of this study was to know about the anti bacterial activity of kencur rhizome extract the P acne bacteria,knowing the physical stability from the preparation of kencur rhizome extract gel,safety,and benefits as an anti acne gel in mild and moderate level. Extraction was maceration using 96% ethanol.Antibacterial activity test performed at concentrations 0,75; 1,25; 1,75; 2,25%. Concentration of 0,75% has 11,5 mm in the inhibition zone of Brucella media. Based on the physical stability test, kencur rhizome extract gel has good physical stability at the end of the study. The level of pH as a slight decrease,viscosity and consistency test has not the changed much of the gel safety testing in 12 peoples do not showed allergies and irritation. The benefit test conducted on 60 people with mild and moderate acne lesion types of comedones, papules, pustules, nodules. The gel contain 0,75% extract of rhizome kencur and 1,2% clindamycin gel was applied in each 30 peoples who severe acne at face showed, after 3 week evaluation the result showed that extract of rhizome kencur provide a significan improvement (p<0,01) in mild and moderate acne.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
Abstrak :
Nerium oleander Linn. telah banyak digunakan secara tradisional sebagai kardiotonik. Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan adanya aktivitas antiinflamasi dan antibakteri pada ekstrak metanol dan etanol dari akar, daun dan bunga N. oleander Linn. terhadap beberapa bakteri secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak daun N. oleander Linn. yang memiliki khasiat antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat. Digunakan empat macam ekstrak untuk ditentukan aktivitas antibakterinya. Ekstrak-ekstrak tersebut adalah ekstrak n-heksana, ekstrak diklorometana, ekstrak etanol dan ekstrak air. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode dilusi untuk menentukan Kadar Hambat Minimal secara penipisan lempeng agar dan metode difusi (Kirby-Bauer) dengan mengukur diameter zona hambatan di sekeliling silinder. Digunakan juga pembanding tetrasiklin HCl sebagai antibiotik standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan air memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Propionibacterium acnes meskipun jauh lebih rendah dibandingkan dengan aktivitas antibakteri tetrasiklin HCl terhadap kedua bakteri tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Jonathan Yahya
Abstrak :
Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Obat jerawat yang beredar mengandung antibiotik yang dapat menyebabkan efek samping. Alternatif agen antibakteri dapat diperoleh dari makanan fermentasi seperti tape ketan hitam. Penelitian yang dilakukan oleh Rais (2022) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri isolat laktobasil dari tape ketan hitam terhadap bakteri patogen umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terhadap bakteri jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Sebanyak empat isolat laktobasil (TM1, TM2, TM3, dan TM4) dilakukan penapisan menggunakan uji plug. Hasil uji plug menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri jerawat. Kemudian berdasarkan nilai Indeks Aktivitas (IA), dipilih dua isolat terbaik (TM2 dan TM4) untuk dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis menggunakan filtrat isolat terpilih menunjukkan isolat TM2 memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan puncak aktivitas pada fermentasi hari ke-3. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap pH dan total asam filtrat. Hasil pengukuran pH dan total asam bervariasi dan tidak memiliki korelasi dengan hasil uji antibiosis. Berdasarkan hasil uji pH dan total asam, disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri diduga disebabkan oleh produksi bakteriosin. Aplikasi bakteriosin pada produk kecantikan dapat diteliti lebih lanjut. ......Acne is an inflammation that occurs on the skin that can be caused by bacterial infections such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Acne medications available in the market often contain antibiotics that can cause side effects. Alternative antibacterial agents can be obtained from fermented foods such as black glutinous rice. Research conducted by Rais (2022) showed the presence of antibacterial activity of lactobacilli isolate from black glutinous rice against common pathogenic bacteria. This study aimed to test the antibacterial activity of lactobacilli isolates against the acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. A total of four lactobacilli isolates (TM1, TM2, TM3, and TM4) were screened using agar plug test. The plug test results showed all isolates had antibacterial activity against acne bacteria. Based on the Activity Index (IA) value, two best isolates (TM2 and TM4) were selected for antibiosis testing. Results of antibiosis test using selected isolate filtrates showed TM2 isolate had the best antibacterial activity with peak activity on fermentation day 3. In addition, pH and total acid were also measured. Results of pH and total acid measurements were vary and have no correlation with antibiosis test results. Based on the results of pH and total acid tests, it was concluded that antibacterial activity is suspected to be caused by the production of bacteriocin. The application of bacteriocin in cosmetics can be further studied.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Fitria Apriani
Abstrak :
Asam azelat adalah obat anti jerawat yang bekerja dengan cara menghambat enzim thioredoxin reduktase dari Propionibacterium acnes P.acnes yang mempengaruhi penghambatan sintesis DNA bakteri yang terjadi di sitoplasma. Untuk dapat menjalankan aksinya, asam azelat harus menembus melalui stratum korneum ke jaringan sebasea dan masuk ke sitoplasma bakteri dengan melewati peptidoglikan P. acnes yang tebal. Dengan demikian asam azelat perlu diformulasikan dalam vesikel lipid bilayer seperti etosom. Penelitian ini menggunakan metode hidrasi lapisan tipis untuk membentuk suspensi etosomal dengan variasi konsentrasi etanol 30 , 35 dan 40 . Aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cair untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum KHM dan Konsentrasi Bunuh Minimum KBM . Aktivitas krim etosom asam azelat dibandingkan dengan krim Z. Etosom asam azelat dengan etanol 35 memberikan hasil terbaik dengan efisiensi penjerapan EE sebesar 94,48 0,14 . Aktivitas antibakteri terhadap P. acnes menunjukkan bahwa krim etosom asam azelat memberikan aktivitas lebih baik daripada krim Z. Nilai KHM dan KBM krim etosom asam azelat adalah 250 ?g/ml sedangkan krim Z memiliki KHM 250 ?g/ml dan KBM 500 ?g/ml.
Azelaic acid is an anti acne drug by inhibiting thioredoxin reductase enzyme of Propionibacterium acnes P.acnes that affects the inhibition of bacterial DNA synthesis which occurs in the cytoplasm. So, azelaic acid must be penetrate through the stratum corneum to the sebaceous tissue and into the cytoplasm by passing through the thick peptydoglican of P. acnes. Thus, it is necessary to increase the penetration of azelaic acid that formulated based ethosome. This study using thin layer hydration method to form an ethosomal suspension with variations concentration ethanol 30 , 35 and 40 . Antibacterial activity were conducted using broth dilution method to determine Minimum Inhibitory Concentration MIC and Minimum Bactericidal Concentration MBC . The antibacterial activity of azelaic acid based ethosome were compared with the Z cream. Azelaic acid ethosome with 35 ethanol has given best result with Entrapment Efficiency EE of 94.48 0.14 . Antibacterial activity to P. acnes shown that the azelaic acid cream based ethosome given better activity than Z cream. The value of MIC and MBC of azelaic acid cream based ethosome was 250 g ml while the Z cream were shown MIC of 250 g ml and MBC of 500 g ml. This study proved that the azelaic acid cream based ethosome given better antibacterial activity.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofiyyah Taqiyyah
Abstrak :
ABSTRAK
Permasalahan yang sering terjadi pada kulit salah satunya jerawat dan eritema atau kulit terbakar karena paparan sinar UV. Jerawat disebabkan oleh adanya aktivitas bakteri Propionibacterium acnes. Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan krim anti jerawat dan tabir surya dengan teknologi fotokatalisis. Krim anti jerawat dan tabir surya dibuat dengan melakukan sintesis bahan aktf katalis Ag/TiO2. Katalis yang telah disintesis dikarakterisasi dengan XRD, TEM, EDX, dan UV-Vis DRS. Untuk membuat krim anti jerawat dan tabir surya, bahan aktif katalis Ag/TiO2 dicampur dengan air dan pengemulsi alami yaitu carboxymethyl cellulose (CMC). Hasil pengujian disinfeksi bakteri Propionibacterium acnes dengan bahan aktif katalis Ag/TiO2 menunjukkan bakteri dapat dihilangkan hingga 99,7% dalam waktu 2 jam. Penambahan CMC dengan konsentrasi 0,3% menghasilkan krim yang baik dari parameter bau, homogenitas, kekentalan, dan kelembutan krim. Berdasarkan pengukuran, krim memiliki nilai pH 7 dan stabilitas di atas 95%. Sebagai tabir surya, krim memiliki kemampuan perlindungan sedang di bawah sinar UV dengan nilai SPF 21,53-22,48.
ABSTRAK
Several problems that often occur on the skin are acne and erythema or sunburn due to UV exposure. Acne is caused by the activity of bacteria Propionibacterium acnes. The study that has been carried out is the development of anti-acne creams and sunscreens with photocatalytic technology. Anti-acne creams and sunscreens are made by catalyst Ag/TiO2 as active ingredient. Catalyst which has been synthesized is characterized by XRD, TEM, EDX, and UV-Vis DRS. To make anti-acne creams and sunscreens, the catalyst Ag/TiO2 as active ingredient is mixed with water and carboxymethyl cellulose (CMC) as natural emulsifier. The result of testing the disinfection of bacteria Propionibacterium acnes by catalyst Ag/TiO2 showed the bacteria can be eliminated up to 99.7% within 2 hours. The addition of CMC with a concentration of 0.3% produces the good creams of parameters odor, homogeneity, viscosity, and the softness of the cream. Based on the measurements, creams have a pH value of 7 and stability above 95%. As sunscreens, creams have the ability to moderate protection under UV rays with SPF values ​​from 21.53 to 22.48.
2016
S63124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Priestly Magdalena Syeba
Abstrak :
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang mempengaruhi penampilan seseorang. Penggunaan skincare secara rutin dan tepat merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan kulit. Sekarang ini, produk kecantikan berbahan alami mulai diminati konsumen karena aman digunakan. Salah satu bahan alami yang berpotensi adalah jamur pangan (edible mushroom). Telah banyak penelitian yang menunjukkan kemampuan antimikroba terhadap bakteri pemicu jerawat, Cutibacterium acnes, dan antioksidan dalam mengatasi radikal    bebas penyebab penuaan dini. Aktivitas antimikroba jamur pangan terhadap C. acnes diuji menggunakan metode disc diffusion dan broth macrodilution. Selain itu, jamur pangan dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl2picrylhydrazil). Sebanyak 4 dari 23 jamur yang diuji pada penelitian ini menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan C, acnes. Jamur Hypsizygus marmoreus (kode: Buna - KS) menunjukkan aktivitas antimikroba terbaik terhadap C. acnes dengan LC50 sebesar 292,5 mg/mL. Jamur pangan pada penelitian ini seluruhnya menunjukkan aktivitas antioksidan yang beragam dimana 11 dari 23 jamur pangan (200 mg/mL) memberikan inhibisi sebesar > 50%. Dengan metode DPPH untuk uji aktivitas antioksidan, nilai IC50 terbaik dihasilkan oleh jamur Calocybe indica (kode: JS(KJ) - KS) sebesar 1,6 × 103 ppm. Selanjutnya, analisis metabolomik dengan metode GC-MS (Gas Chromatography – Mass Spectrophotometry) dilakukan untuk jamur tertentu dengan aktivitas antimikroba terhadap C. acnes dan aktivitas antioksidan terbaik. Senyawa asam tartarat dan asam laktat ditemukan dari hasil analisis GC-MS. Kedua senyawa kelompok asam organik tersebut diketahui mempengaruhi kemampuan antimikroba jamur terhadap C. acnes. Senyawa metabolit silanol dan asam butirat yang diketahui mempengaruhi aktivitas antioksidan agen biologis tertentu juga ditemukan dari esktrak jamur tertentu yang dianalisis. Oleh karena itu, senyawa metabolit potensial tertentu berhubungan dengan kemampuan jamur sebagai agen antimikroba terhadap C. acnes dan agen antioksidan. ......Skin is the outermost part of human body that affects a person’s look. Regular and proper use of skincare is an among way to maintain skin’s health. Nowadays, natural-based material skincare began to interest the society due to its safety. An among potensial natural material for skincare is edible mushroom. There had been numerous research prove edible mushroom’s antimicrobial ability against acne-causing bacteria, Cutibacterium acnes, and antioxidant ability in overcoming free radicals that cause premature aging. Antimicrobial against C. acnes activity was tested using the disc diffusion and the broth macrodilution method. Moreover, edible mushrooms were tested for antioxidant activity by the DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) method. There were 4 of 23 edible mushrooms terted in this study showed growth inhibition of C. acnes. Hypsizygus marmoreus (code: Buna - KS) gave the best antimicrobial activity against C. acnes with LC50 was 292,5 mg/mL. All of edible mushroomns used in this study showed various antioxidant activity that 11 of 23 mushrooms (200 mg/mL) gave more than 50% inhibition. Using DPPH method for antioxidant activity test, the best IC50 was given by Calocybe indica (kode: JS(KJ)-KS) reached 1,6 × 103 ppm. Moreover, metabolomic analysis using GC-MS (Gas Chromatography - Mass Spectrophotometry) method was tested to certain mushrooms with great antimicrobial and antioxidant activites. Tartaric acid and lactic acid were identified from the results of GC-MS analysis. These organic acid compounds have been reported to affect the mushroom’s antimicrobial ability against C. acnes. Metabolite compounds of silanol and butyric acid that are known to affect the antioxidant activity of certain biological agents was also found from the extracts of certain mushroom analyzed. Therefore, certain potential metabolite compounds related to the ability of mushroom as antimicrobial agent against C. acnes and antioxidant agent.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>