Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Casamassa, Jack V.
New York NY: McGraw-Hill, 1965
629.134 35 CAS j (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Istiqomah Hapsari
Abstrak :
82 jenis konfigurasi liquid jet flow telah diujikan dengan proses adsorpsi karbon aktif dan absorbsi oleh NaOH. Gas CO2 berasal dari tabung dengan konsentrasi 96,60% dan laju alir 5 L/min. Untuk konfigurasi terbaik diperoleh nilai hold-up... ......82 types of liquid jet flow configurations had been tested with active carbon adsorption and absorption using NaOH. CO2 gas is taken from storage box with 96.60% of concentration and 5 L/min of rate. Best configurations had 0.55-0.6 of gas hold-up...
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51731
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karnanim
Abstrak :
Saat ini, dunia sedang mengalami krisis energi dan lingkungan akibat menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan polutan yang dihasilkan pembakaran bahan bakar fosil. Oleh karena itu diperlukan energi alternatif dari bahan terbarukan. Biodiesel dari minyak sawit sangat potensial dikembangkan di Indonesia. Namun selama ini proses sintesis biodiesel cukup rumit dan mahal karena memerlukan reaktor berpengaduk dan pemanas. Suhu reaksi yang digunakan mendekati titik didih metanol sehingga rawan terjadinya penguapan reaktan metanol. Reaktor jet bubble column ini dikembangkan untuk membuat proses sintesis biodiesel menjadi lebih sederhana. Reaktor ini tidak memerlukan pengaduk karena adanya pengadukan otomatis akibat arus eddy yang timbul dalam reaktor. Selain itu, suhu operasi reaksi berlangsung dalam keadaan ambient sehingga tidak memerlukan pemanas dan menghilangkan risiko kehilangan metanol akibat penguapan. Reaksi dilakukan dalam variasi rasio mol metanol minyak 6:1 hingga 3:1 dan variasi penggunaan katalis dan tanpa katalis. Hasil reaksi katalitik memberikan keadaan optimal setelah reaksi berlangsung 30 menit pada rasio mol 6:1 dengan yield biodiesel sebesar 85%. Sedangkan hasil reaksi non-katalitik memberikan hasil optimal pada rasio mol 6:1 setelah reaksi berlangsung selama 50 menit dengan yield biodiesel sebesar 73%. ......Today, the world is experiencing an energy and environmental crisis as a consequence of fossil fuel reserve depletion and pollutants produced by combustion of fossil fuels. Therefore, we need alternative energy from renewable materials. In Indonesia, biodiesel that produced from palm oil is very potential to be developed. However, the biodiesel synthesis process is quite complicated and expensive because it requires stirred reactor and heating. Furthermore, reaction temperature that is used in commercial process is very close to the boiling point of methanol, so the evaporation of methanol is very likely to occur. Jet bubble column reactor was developed to make a much simpler biodiesel synthesis process. This reactor doesn't need a mixer because of the automatic mixing that is caused by eddy currents that arise inside it. In addition, the reaction takes place in ambient operating temperature, thus ths reactor doesn't require heating and the risk of loss of methanol due to evaporation can be eliminated. In this research, the reaction was carried out with ratio variations of methanol to oil from 6:1 to 3:1 and variation of catalyst and without catalyst. The experiment shows that catalytic reactions provide optimal result after the reaction lasted for 30 minutes at a ratio of 6:1 at a yield of 85% biodiesel. Meanwhile, the non-catalytic reaction provides optimal result in 6:1 ratio after the reaction lasted for 50 minutes at a yield of 73% biodiesel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Novan Sugiono
Abstrak :
Perkembangan bisnis antar wilayah atau pulau mendorong kebutuhan akan alat transportasi penunjang yang cepat dan dapat menjangkau banyak wilayah, dan transportasi udara dinilai sebagai jenis transportasi tercepat. Sewa pesawat jet pribadi telah menjadi pilihan beberapa perusahaan di Indonesia dalam menjalankan aktivitas bisnis antar pulau mereka, khususnya untuk level eksekutif perusahaan. Pada akhir tahun 2019, PT Pelita Air Service akan membuat rencana proyek pengembangan Corporate Air Transport Services (CATS), dan berencana untuk membeli satu unit pesawat jet baru. Terdapat empat jenis pesawat jet yang dipertimbangkan, yaitu Embraer Legacy 650, Dassault Falcon 2000LX, Bombardier Challenger 605, dan Gulfstream G650. Untuk itu, penelitian ini berfokus pada pemilihan pesawat jet untuk menunjang bisnis sewa pesawat yang melayani kebutuhan transportasi bisnis perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan studi kasus pada PT Pelita Air Service. Peneliti mencoba  menganalisis beberapa kriteria dan subkriteria apa saja yang dapat mempengaruhi pemilihan beberapa alternatif pesawat jet untuk PT Pelita Air Service dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dan kemudian melakukan pemilihan dan pemeringkatan alternatif pesawat dengan metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil perhitungan AHP menunjukkan bahwa terdapat 4 kriteria dan 20 subkriteria terpilih. Selanjutnya, metode TOPSIS menunjukkan bahwa pesawat jet yang terpilih adalah Embraer Legacy 650.
Business expansion and development in Indonesia has driven the need of business transportation that can reach many regions and islands, and air transportation is considered as the fastest type of transportation in order to support business development in Indonesia. Jet aircraft charter service has become alternative transportation of several companies to support their inter-island business activities in Indonesia, especially among of company executives. In the end of year 2019, PT Pelita Air Services will make a business project for Corporate Air Transport Services (CATS), and plans to buy a new jet aircraft unit. There are four types of ajets which are considered as an option for CATS, namely Embraer Legacy 650, Dassault Falcon 2000LX, Bombardier Challenger 605, and Gulfstream G650. For this reason, this research only focuses on the selection of jet aircraft to support the aircraft charter for corporate business transportation of companies in Indonesia with a case study at PT Pelita Air Services. The researcher tries to analyze some criteria and subcriteria which affect the selection of several alternative jet aircraft for PT Pelita Air Service with Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The researcher not only select but also rank the alternative aircraft with Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) method. AHP calculation results show that there are 4 criteria and 20 sub-criteria selected. Furthermore, the TOPSIS method shows that the chosen jet is the Embraer Legacy 650.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Wicaksono
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agum Gumelar Soinandi
Abstrak :
Biodiesel merupakan salah satu sumber energi masa depan yang berasal dari campuran antara trigliserida dan alkohol melalui reaksi tansesterifikasi. Indonesia diprediksi menjadi salah satu negara utama penghasil biodiesel masa depan. Namun, masih terdapat inefisiensi pada reaksi transesterifikasi yang dilakukan selama ini dalam memproduksi biodiesel secara komersial. Inefisiensi tersebut terdapat pada proses pencampuran antara trigliserida yang memiliki viskositas tinggi dan alkohol yang memiliki viskositas rendah dan ketidaklarutan antara keduanya. Jet column merupakan salah satu alat yang mampu mencampurkan dua fluida dengan karakter viskositas yang jauh berbeda dengan menciptakan entrainment pada aliran fluida tersebut. Campuran reaksi disirkulasi melalui nosel, ditembakkan ke bawah untuk membentuk jet. Adanya shear stress ini dapat memaksimalkan reaksi dengan memanfaatkan mekanika fluida dari proses tersebut. Nozzle akan mempengaruhi pencampuran secara pasif dengan membentuk sebuah profil aliran yang memanfaatkan shear stress antara fluida statis dan yang keluar dari jet. Pada penelitian kali ini, akan didapat konversi dan yield metil ester dari tipe nozzle yang digunakan. Variasi nozzle yang digunakan adalah v-major notched nozzle dan circular nozzle. V-major notched nozzle menghasilkan konversi tertinggi pada rasio 161:1 dengan nilai 74,49% pada menit ke 60, dan circular nozzle menghasilkan konversi tertinggi dengan rasio 1:611 dengan nilai 50,52%. Untuk yield v-major notched nozzle terbaik pada rasio 161:1 sebesar 71,24% pada menit 60 dan circular nozzle sebesar 33,374%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan v-major notched nozzle dapat meningkatkan konversi dan yield dari trigliserida menjadi metil ester dibanding circular nozzle.
Biodiesel is a future energy resources from blend procesing betweeen trigliceride and alcohol passed through transesterification reaction. Indonesia predicted become the one of main country of producing biodiesel. Yet, there is still an indication of inefficiency to transesterification reaction that has been done recently in producing biodiesel commercially. There is inefficiency in transesterification reaction between trigliceride with high viscosity and alcohol with low viscosity. Jet column is an instrument that used to mix up two quite far difference viscosity of fluids with producing entrainment around the reactions. Reactions fluids will be circulated from nozzle, then mixed highly to form jet fluids. Nozzle will affect the blending pasively with forming turbulent flow by creating shear stress between the static fluid and the fluid that comes out of the jet. The existence of this shear stress can maximize the reaction by utilizing the fluid mechanics of the process. In this experiment, will be obtained conversions and yield of methyl ester with difference type of nozzle. Variant of nozzle used is v-major notched nozzle and circular nozzle. V-major notched nozzle produce the highest conversion ratio of 161 : 1 with a value of 74,49 % at 60th minute, and the circular nozzle produces the highest conversion ratio of 161 : 1 with a value of 50,517 %. The best yield is achieved by v-major notched nozzle at a ratio of 161 : 1 at 71,24 % on 60th minutes and 33,374 % by the circular nozzle. This shows that the use of v-major notched nozzle can increase conversions and yield of triglycerides into methyl esters than circular nozzle.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Pindonta
Abstrak :
Penggunaan zeolit sebagai katalis terutama ZSM-5 telah banyak diterapkan di hampir semua industri. Namun, hingga saat ini Indonesia belum mampu memproduksi dan memenuhi sendiri kebutuhan akan katalis. Suatu kerugian yang begitu besar dimana nilai kebutuhan katalis di Indonesia mencapai USD 300juta, sedangkan dilain pihak perkembangan industri petrokimia di Indonesia mengalami kemajuan sangat signifikan. Pengembangan akan sintesis ZSM-5 terus dilakukan. Hasil yang pernah diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu antara lain tahap nukleasi yang menghasilkan material zeolit dalam bentuk sol gel masih kurang efisien yakni memerlukan waktu aging lama (5 hari), dan pengamatan terhadap gel yang terbentuk yakni komposisi Si/Al, perolehan (yield), morfologi belum optimal dilakukan. Tahap gel aging yang begitu lama mengakibatkan proses sintesis ZSM-5 kurang efektif. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan menitikberatkan pada pembentukan sol gel dengan menggunakan peralatan jet bubble column sehingga diharapkan laju pembentukan sol gel lebih cepat, kualitas sol gel lebih homogen, dan perolehan yield yang setinggi-tingginya (ion lerhidrat sisa seminimal mungkin). Pengujian karakterisasi terhadap sol gel pada sintesis zeolit ini dilakukan menggunakan XRF, AAS, SEM-EDK, FTIR, dan XRD.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Gutami
Abstrak :
Sistem jet pump jenis annular telah banyak digunakan di dalam aplikasi-aplikasi industri. Dimana dalam memprediksi pergerakkan aliran di dalam model jet pump akan dicermati dan dianalisis secara eksperimental maupun simulasi numerik. Peralatan pengujian dibuat sedemikian rupa sehingga fenomena dari sistem aliran didalam jet pump dapat terlihat jelas. Pengujian eksperimental dilakukan dengan tehnik visualisasi aliran menggunakan zat pewarna yang direkam kedalam video camera, sedangkan simulasi numerik dilakukan dengan bantuan paket program CFD yaitu PHOENICS dan Pre-BFC. Hasil simulasi numerik menunjukkan kecenderungan yang sesuai dengan hasil visualilasi eksperimental dengan memperlihatkan pola pergerakkan aliran fluids dari suction tube menuju ke mixing tube dan terbentuk daerah resirkulasi (eddy) pada dinding suction nozzle. Pala pergerakkan aliran tersebut disebabkan karena tekanan yang terjadi sangat rendah (vacum) pada hilir driving nozzle yang mana diakibatkan oleh aliran jet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai efisiensi maksimum yang dicapai pada peralatan jet pump sebesar 18 %. Besarnya daerah resirkulasi sangat berpengaruh terhadap rasio momentum dan rasio laju aliran. Awal timbulnya daerah resirkulasi terjadi jika rasio momentum (J) ≥ 0,9838 atau pada rasio laju aliran (Qs/Qj) 0,1252.
This tesis reports the dynamics motion of flow in jet pump model that observed and analyzed by experimental method and numerical simulation. Experimental device was built in such that phenomenon of flow sistem in jet pump can be observed clearly. Experimental work was focused on flow visualization in order to obtain the flow patern and simulation was performed by numerical solution of Navier-Stokes equation. Results of numerical simulation semm to have good egreements with experimental results in terms of the flow structure in suction region and mixing tube. Recirculation zone formed in the suction nozzle wall conforms the experimental results.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Siti Azizah
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara penelitian : Jet lag adalah sekumpulan gejala-gejala yang dihubungkan dengan zona waktu dan irama sirkadian, dan berdampak lugs terhadap fisik,mental dan emosional. Masalah jet lag dan kaitannya dengan produktivitas belum terungkap secara jelas, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang insidensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan jet lag. Penelitian untuk mengetahui insidensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan jet lag dilakukan secara kohort prospektif terhadap 62 orang karyawan PT ` P' yang melakukan perjalanan ibadah haji tahun 1998. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan pengisian kuisioner. Hasil dan kesimpulan : Insidensi jet lag setelah penerbangan Timur-Barat sebesar 88,71% sedangkan insidensi jet lag setelah penerbangan Barat-Timur 93,55%. Setelah penerbangan Barat-Timur insidensi jet lag berhubungan bermakna secara statistik dengan faktor pra penerbangan (umur, jenis pekerjaan), dan pada penerbangan Timur-Barat faktor yang berhubungan sangat bermakna secara statistik adalah faktor selama penerbangan (aktivitas ringan di pesawat). Insidensi pada kelompok yang tidak berolah raga adalah sebesar 96% yang lebih besar bila dibandingkan dengan insidensi jet lag pada kelompok yang berolah raga dalam hal ini 83,78 %. Derajat jet lag pada penelitian ini hanya ditemukan derajat ringan dan sedang. Pada penerbangan Timur-Barat derajat ringan 77,42%, derajat sedang 11,29%, sedangkan setelah penerbangan Barat-Timur derajat ringan 87,10%, derajat sedang hanya 6,45%. Dengan diketahuinya faktor yang dapat mempengaruhi turunnya insidensi jet lag dapat dilakukan upaya penurunan insidensi jet lag.
Scope and method of study: Jet lag is a group of symptoms relation with time zone and circadian rhythm. Jet lag affects our physic, mental and emotional. Relationship of jet lag and productivity hasn't been conclusive yet. A Cohort prospective study was conducted in order to know the incidence of jet lag and its related factors, among 62 PT' P `employees who did the pilgrimage to Mecca in 1998. Data was collected with physical examination, environmental measurement and using questionnaire. Result and conclusion: The jet lag incidence after East-West flight is 88,71%, and after West-East is 93,55 % incidence. After West-East flight, incidence of jet lag is related significant with pre flight factors, such as age and kind of job. After East-West flight, the factor that influence is in flight factor such as light activity. The jet lag incidence of the pilgrims who regularly do physical exercise there is 83,78% while jet lag incidence of who do not physical exercise regularly is 96%. There are only light degree and middle degree of jet lag severity in this study. After East-West flight light degree is 11,29%, middle degree is 77,42%. After West-East flight, light degree jet lag is 6,45% and middle degree jet lag is 87,10%. The result of this study concerning the jet lag incidence and its related factors can be used to control and prevent the jet lag.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>