Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Maudey Khalisha Setyakusuma
"Meningkatnya permintaan audiens jurnalisme olahraga atas produk digital mendorong jurnalis olahraga untuk beradaptasi dengan menerapkan konvergensi ruang redaksi. Pergeseran menuju jurnalisme online tidak luput dari penggunaan elemen multimedia, hyperteks dan interativitas sebagai elemen utama produksi berita, serta melibatkan media sosial. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana liga Formula 1 menerapkan elemen multimedia dalam penyajian jurnalisme online sebagai upaya adaptasi era digital. Liga formula 1 berhasil secara konsisten menerapkan tiga atau lebih elemen multimedia dalam setiap produksi berita jurnalisme online baik di website Formula1.com maupun di media sosial yang meliputi teks, video, foto, audio dan grafis.
The increase of demand by the sports audience for digital products encourages sports journalists to adapt by implementing newsroom convergence. The shift towards online journalism includes the use of multimedia elements, hypertexts, and interactivity as the main elements of news production, as well as adding social media into the equation. This journal aims to understand how the Formula 1 league applies multimedia elements in producing online journalism as an effort to adapt to the digital era. The Formula 1 league has succeeded in consistently implementing three or more multimedia elements in every online journalism news production in the Formula1.com website as well as in social media which includes teks, video, audio and graphic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sundari
"Melalui pendekatan ekonomi politik media, penelitian ini mengungkap bagaimana komodifikasi berita politik yang terjadi di proses produksi jurnalisme online. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkap alasan komodifikasi di jurnalisme online bisa menyebabkan persebaran berita palsu dan dampaknya bagi publik. Produksi berita di jurnalisme online merupakan kolaborasi gatekeeping dan gatewatching di ruang pemberitaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kasus produksi berita di Tribunnews.com yang menggunakan informasi dari media sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi politik menjadi komoditas yang ditawarkan media massa kepada publik. Komodifikasi terhadap informasi politik dari media sosial berpotensi pada penyebaran berita palsu atau hoaks. Penyebabnya ada dua. Pertama penjaga gawang ruang pemberitaan hanya melakukan verifikasi terhadap akun media sosial yang menyebarkan informasi bukan verifikasi terhadap informasi itu sendiri. Kedua, penjaga gawang ruang berita bisa disetir oleh aktor politik dibalik akun media sosial. Praktik komodifikasi ini menyebabkan berbagai masalah bagi publik seperti ruang publik yang semu, kehilangan informasi subtantif, sulit mengenal kecakapan kandidat yang akan dipilih, hingga merisak proses berdemokarasi di pemilihan umum.
Through the media political economy approach, this study reveals how the commodification taken place on processes online journalism. The aim of the study was to reveal the reasons for commodification in online journalism could cause the spread of false news and its impact on the public. News production in online journalism are collaboration between gatekeeping and gatewatching in news room. The research method that is used is case analysist news production by Tribunnews.com that is using information from social media. The result of the research showed that political information become commodity that is offered mass media to public. Commodification toward political information from social media have potential to be the distribution of fake news or hoax. There are two causes. First, First, the newsroom gatekeeper only verifies social media accounts that disseminate information rather than verifying the information itself. Second, newsroom gatekeeper can be driven by political actor behind social media account. This commodification practice causing some problems for public such as pseudo public sphere, lost of substantive information, hard to recognize the capability of the candidate that will be choosen, until disrupt the process of democratization in political elections."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53097
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library